II. TEORI
A. Pengertian
Steril. steril adalah suatu keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba
hidup, baik yang patogen (menimbulkan penyakit) maupun apatogen/non
patogen (tidak menimbulkan
menimbulkan penyakit), baik dalam bentuk ve
vegetatif
getatif (siap
untuk berkembang biak) maupun dalam bentuk spora (dalam keadaan
statis, tidak dapat berkembang biak, tetapi melindungi diri dengan lapisan
pelindung yang kuat).
kuat).
Tidak semua
semua mikroba dapat merugikan, misalnya mikroba
mikroba yang terdapat
dalam usus yang dapat membusukkan sisa makanan yang tidak terserap
oleh tubuh. Mikroba patogen misal nya salmonella typhosa yang
menyebabkan
menyebabkan penyakit typus, ecoli yang menyebabkan penyakit perut.
Zat pembawa mengandung air. Air sebagai zat pembawa injeksi, harus
memenuhi uji pirogen, uji endotoksin bakteri seperti yang tertera dalam
monografi. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi, pada umumnya
digunakan air untuk injeksi sebagai zat pembawa. Natrium klorida dapat
ditambahkan dalam jumlah sesuai untuk memperoleh larutan isotonik.
(c) Serbuk untuk injeksi : volume pelarut atau zat pembawa yang
diperlukan dan jika akan digunakan dilarutkan dalam pelarut atau
zat pembawa yang tertera pada etiket dan harus segera digunakan
Sediaan farmasi yang perlu disterilkan adalah obat suntik / injeksi, tablet,
implant, tablet hipodermik dan sediaan untuk mata/ guttae ophth,cuci
mata / collyrium dan salep mata/ oculenta.
1. Cara A (pemanasan secara basah; otoklaf pada suhu 115 ᴼ -116 ᴼ
selama 30 menit dengan uap air panas).
2. Cara B (dengan penambahan bakterisida)
3. Cara C (dengan penyaring bakteri steril).
4. Cara D (pemanasan secara kering; oven pada suhu 150 ᴼ selama
1 jam dengan udara panas.
5. Cara Aseptik (mencegah dan menghindari lingkungan dari
cemaran bakteri seminimal mungkin).
A. Stabilitas; sifat kimia, sifat fisika, khasiat, serat, struktur bahan
obat tidak boleh mengalami
mengalami perubahan setelah proses sterilisasi.
B. Efektivitas; cara sterilisasi yang dipilih akan memberikan hasil
maksimal dengan proses yang sederhana, cepat dan biaya murah.
C. Waktu; lamanya penyeterilan ditentukan oleh bentuk zat, jenis
zat,sifat zat, dan kecepatan tercapainya suhu penyeterilan yang
merata.
Dalam darah pun vitamin B1 sangat bermanfaat yaitu menjaga jumlah sel
darah merah, menjaga sirkulasinya dan juga membantu kulit tetap sehat.
Mengurangi kelelahan, mencegah terjadinya gagal jantung, hingga
mencegah penuaan dini dan kepikunan. Sehingga manfaat thiamin atau
vitamin B1 ini sangat banyak sekali bagi manusia. Kebutuhan harian
vitamin B1 erat kaitannya dengan dosis.
(a) Dosis
Dosis lazim : 10-100 mg untuk terapi, 5-10 mg untuk
Profilaksis (IM,IV) (FI III, hal
hal 991)
Dosis maksimum :-
Perhitungan dosis :-
Natrii Chloridum
Rumus molekul : NaCl
Pemerian : hablur heksa hedral tidak berwarna /
Serbuk hablur putih, tidak berbau
Rasa asin.
Kelarutan : larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7
Bagian air mendidih, ±10 bagian
Gliserol p
Penyimpanan
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
( FI III, hal 403 ).