PENDAHULUAN
Injeksi infus ini didefenisikan sebagai sediaan steril untuk penggunaan parenteral.
Sediaan ini dibuat atau diracik dengan melarutkan, mengemulsi, atau mensuspensikan
sejumlah obat ke dalam pelarut atau dengan menggunakan bahan atau zat yang isotonis,
atau mempunyai tekanan yang sama dengan darah dan cairan tubuh yang lain dengan
menggunakan Aqua Pro Injeksi sebagai zat pembawanya.
Pembuatan infus dilakukan dengan tujuan diberikan pada pasien yang tidak dapat
menelan obat, dan biasanya dilakukan untuk intravena. selain itu, juga bertujuan agar
seorang farmasis dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan sediaan steril infus.
2.1. PRAFORMULASI
4. Cara Penggunaan
Larutan Infus NaCl 0,9% digunakan dengan cara parenteral dengan diberikan
dibawah kulit secara intravena. ( Anonim. 1979 )
Infus adalah larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 100 mL yang
diberikan melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok.
(Anief , 1997)
Air yang digunakan untuk infus biasanya Aqua Pro injeksi, A.P.I. ini dibuat
dengan menyuling kembali air suling segar dengan alat gelas netral atau wadah logam
yang cocok dengan label. Hasil sulingan pertama dibuang dan sulingan selanjutnya di
tampung dan segera digunakan.
Dalam pembuatan infus atau cairan intravena dikemas dalam bentuk dosis tunggal
dalam wadah plastik atau gelas, steril, bebas pirogen serta bebas partikel-partikel lain.
Walaupun cairan infus intravena yang diinginkan adalah larutan yang isotonis untuk
menetralisir trauma pada pembuluh darah. Namun cairan Hipotonis maupun Hipertonis
dapat digunakan untuk meminimalisir pembuluh darah, larutan hipertonis diberikan
dalam kecepatan yang lambat. (Anief, 1993).
1. Rasa nyeri saat disuntikkan apalagi kalau harus diberikan berulang kali
2. Memberikan efek fisikologis pada penderita yang takut suntik
3. Kekeliruan pemberian obat atau dosis hapir tidak mungkin diperbaiki terutama
sesudah pemberian intravena
4. Obat hanya dapat diberikan kepada penderita dirumah sakit atau ditempat praktek
dokter oleh perawat yang kompeten
5. Lebih mahal dari bentuk sediaan non steril dikarenakanketatnya persyaratan yang
harus dipenuhi (steril, bebas pirogen, jernih, praktis dan bebas partikel)
B. Sterilisasi alat – alat dengan autoclave pada suhu 1100C selama 30 menit
Tahap – tahap sterilisasi adalah sebagai berikut :
a. Waktu pemanasan : pk. 17.30 – 18.04 (34 menit)
b. Waktu pengeluaran udara : pk. `
c. Waktu menaik : pk.18.04 – 18.13 (9 menit)
d. Waktu kesetimbangan : pk.18.13 – 18.18 (5 menit)
e. Waktu pembinasaan : pk.18.18 – 18.33 (15 menit)
f. Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk.18.33 – 18.40 (7 menit)
g. Waktu menurun : pk.18.40 – 18.47 (7 menit)
h. Waktu pendinginan : pk.18.47 – 18.57 (10 menit)
Proses sterilisasi berlangsung dari : pk. 17.30 – 18.57 (127 menit)
Pada praktikum ini membuat sediaan infus, infus yang dibuat harus dilakukan dengan
hati-hati untuk menghindari kontaminasi atau adanya bahan asing. Cara pembuatan obat yang
baik ( CPOB) mempersyaratkan tiap wadah akhir infus harus diamati secara fisik dan tiap
wadah yang menunjukkan pencemaran bahan asing yang terlihat secara visual harus ditolak.
Syarat sediaan infus harus bebas pirogen dimana bebas pirogen diartikan bahwa sediaan yang
bebas dari cemaran mikroorganisme yang dapat menyebabkan terjadi panas atau demam.
Sebelum pembuatan infus, alat dan bahan harus disterilkan terlebih dahulu , menimbang
bahan yang digunakan, kalibrasi botol, lalu mencampurkan infus yang akan dibuat . Pada
praktikum ini infus yang dibuat adalah infus NaCl . NaCl digunakan sebagai larutan
pengisotonis agar sediaan infua setara dengan tekanan osmosis cairan tubuh yaitu 0,9% yang
merupakan tekanan osmosis NaCl . Pelarut yang digunakan adalah aqua pro injeksi dimana
merupakan pelarut yang dibuat steril untuk injeksi.
Setelah infus selesai dibuat dilakukan pengujian yaitu pengujian kebocoran , sebelum
disterilkan di autoclaf infus tidak mengalami kebocoran dan setelah di autoclaf tidak juga
mengalami kebocoran, untuk pengujian volume terpindahkan volome yang didapat 103 ml
sedangkan yang dibuat adalah 102 ml dengan ini infus yang kami buat lebih 1 ml
dikarenakan kesalahan pada saat praktikum atau tidak sesuai memasukkan larutan sesuai
dengan batas kalibrasi. Infus yang dibuat bebas pirogen , Ph yang didapat yaitu 7 sesuai
dengan Ph fisiologis tubuh.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Drs. H.A. Syamsuni, 2006, Ilmu Resep, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Moh.Anief, 2010, Ilmu Meracik Obat, Gajah Mada University Prees, Yogyakarta
Drs.TAN HOAN TJAY DKK, 2017. OBAT-OBAT PENTING Edisi ke enam . Jakarta:
PT Alex media komputindo kelompok kompas-gramedia.
Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
GAMBAR KETERANGAN