Anda di halaman 1dari 20

PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL

PRAKTIKUM 1
LARGE VOLUME PARENTERAL (LVP)

Nama : Mega Fitriyana

NIM : 33178K20052

Hari/Tanggal Praktikum : Senin/11 Oktober 2021

Tanggal Laporan : 15 Oktober 2021

Kelompok/Kelas : Kel.8/D3 B

Minggu ke : Ke 1

LABORATORIUM
TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL

PROGRAM STUDI D-3 FARMASI


STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN
TAHUN 2021
PRAKTIKUM 1
LARGE VOLUME PARENTERAL (LVP)

I. TUJUAN
Mahasiswa dapat :
1. Melakukan perhitungan dan penimbangan bahan aktif dan bahan tambahan untuk
membuat sediaan injeksi voulme besar.
2. Menuliskan perhitungan tonisitas dan osmolaritas sediaan injeksi volume besar.
3. Menuliskan prosedur pembuatan injeksi volume besar.
4. Melakukan pembuatan sediaan injeksi volume besar.
5. Melakukan evaluasi sediaan injeksi voulem besar.

II. PRINSIP

a) Sediaan (dapat berupa larutan/emulsi) harus steril (FI IV, hlm 855)

b) Injeksi harus memenuhi syarat Uji Sterilitas yang tertera pada Uji Keamanan Hayati.

c) Bebas pirogen (FI IV, hlm 908)

d) Untuk sediaan lebih dari 10 ml, memenuhi syarat Uji Pirogenitas yang tertera pada Uji
Keamanan Hayati.

e) Isotonis (sebisa mungkin)

f) Isohidris

g) Larutan untuk infus intravena harus jernih dan praktis bebas partikel

h) Infus intravena tidak mengandung bakterisida dan zat dapar

i) Penyimpanan dalam wadah dosis tunggal.

j) Volume netto/volume terukur tidak kurang dari nilai nominal

i) Memenuhi persyaratan lain yang tertera pada injeksi. Kecuali dinyatakan lain, syarat
injeksi meliputi:

 Keseragaman volume

 Keseragaman bobot

 Pirogenitas
 Sterilitas

 Penyimpanan dalam wadah dosis tunggal

 Penandaan: etiket menyatakan konsentrasi mosmol total dalam satuan mosmol/L

III. TEORI

Produk steril adalah sediaan teurapetis dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari
mikroorganisme hidup. Pada prinsipnya ini termasuk sediaan parenteral,mata dan
irigasi. Sediaan parenteral ini merupakan sediaan yang unik diantara bentuk obat
terbagi-bagi,karena sediaan ini disuntikkan mellaui kulit atau membran sel atau
membran mukosa kebagian dakam tubuh. Karena sediaan ini mengelakkan garis
pertahanan perama dari tubuh yang paling efisien,yakni membran kulit
danmukosa,sediaan tersebut harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari
komponen toksik dan harus memiliki tingkat kemurnian tinggi atau luar biasa. Semua
komponen dan proses yang terlibat dalamproses penyediaan produk ini harus dipilih
dan dirancang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi dari segi
fisik,kimia,maupun mikrobiologi.

Sediaan untuk mata meskipun tidak dimasukkan ke dalam rongga bagian dalam
tubuh,ditempatkan berhubungan dengan jaringan-jaringan yang sangat peka terhadap
kontaminais. Oleh karena itu dibutuhkan standar sejenis untuk sediaan obat mata.

Larutan irigasi juga harus memiliki standar yang sama dengan larutan
parenteral,karena selama pemberian secara irigasi,sejumlah zat dari larutan dapat
memasuki aliran darah secara langsung melalui pembuluh darah luka yang terbuka
atau membran mukosa yang lecet.

Injeksi terbagi menjadi dua jenis,yaitu larutan injeksi voulem besar (Large Voulme
Parenteral) dan volume kecil (Small Volime Parenteral). Larutan injeksi volume
besar digunakan untuk intravena dengan dosis tunggal dan dikemas dalam wadah
bertanda volume lebih dari 200ml. Larutan injeksi volume kecil adalah sediaan
parenteral voulme kecil yang dikemas dalam wadah bertanda volume 100 ml atau
kurang dan biasa disebut dengan injeksi (Departemen Kesehatan RI, 1995).

Obat-obat injeksi yang digunakan melalui rute parenteral merupakan obat-obatan


yang paling banyak dipakai pada pasien rawat inap. Pasien rawat inap umumnya
mendapatkan beberapa sediaan parenteral yang harus diberikan dalam waktu yang
hampir bersamaan.
Terapi Intra Vena (I.V) adalah menempatkan cairan steril mengandung elektrolit
(Na,Ca₂,K⁺),nutrient (glukosa),vitamin atau obat (Brunner & Sudarth, 2002).

Pemberian obat melalui intravena langsung masuk ke dalam jalur peredaran darah.
Pemberian obat dilakukan secara kontinu dengan kecepatan yang lambat dan
terkontrol.

Menurut Perry dan Potter (2006) cairan intravena dibedakan menjadi beberapa
tipe,yaitu cairan hipotonis,isotonis dan hipertonis.
1. Cairan hipotonis mempunyai osmolaritas yang lebih rendah dibandingkan serum.
Cairan akan ditarik dari dalam pembuluh darah ke jaringan sekitarnya sampai
akhirnya mengisi sel-sel yang dituju dan menyebabkan pembenhkakan sel hingga
hemodialisis. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
2. Cairan isotonis mempunyai osmolaritas mendekati serum,sehingga terus berada di
dalam pembuluh darah. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL) dan di
normalsaline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
3. Cairan hipertonis mempunyai osmolaritas lebih tinggi dibandingkan
serum,sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam
pembuluh darah dan mengakibatkan penyusutan sel. Contohnya adalah Dextrose
5%, NaCl 45% hipertonik,Dextrose 5% + Ringer Laktat,Dextrose 5% + NaCl
0,9%.

Kemampuan membuat sediaan obat steril injeksi volume besar penting untuk
dimiliki jika anda bekerja di industri farmasi khususnya pada divisi riset dan
pengembangan sediaan steril atau dibagian produksi sediaan obat steril. Untuk dapat
mencapai tujuan praktikum,amaka anda disarankan untuk mmebaca terlebih dahulu
modul Teori Pembuatan Sediaan Injeksi Volume Besar.

Paraktikum 1. Pembuatan Sediaan Infus

Pembuatan sediaan obat selalu diawali dengan prefomulasi bahan aktif arinya data mengenai
bahan aktif dicari selengkap mungkim,antara lain: Pemerian,kelarutan,stabilitas terhadap
cahaya,pH,air hidrolisis dan udara/oksidasi. Dengan demikian anda dapat merancang
permasalahan dan penyelesaian sediaan berdasarkan data-data prefomulasi bahan aktif untuk
menjamin keberhasilan pembuatan sediaan.

Sediaan obat yang akan dibuat adalah infus. Infus adalah sediaan steril,dapat berupa larutan
atau emulsi,ebbas pirogen,sedapat mungkin isotonis dengan darah,disunyikkan langsung ke
dalam vena dalam volume yang relatif besar. Infus intravena harus jernih dan praktis bebas
partikel (The Departement of Health,Social Service and Public Safety, 2002). Kecuali dinyatakan
lain,infus intravena tidak boleh mengandung bakterisida atau dapar (Lachman, 1993).

Persyaratn yang harus dipenuhi dalam pembuatan infus intravena, yaitu:

1. Sediaan steril berupa larutan atau emulsi


2. Bebas pirogen
3. Sedapat mungkin dibuat isotonis dan isohidris terhadap darah
4. Infus intravena tidak mengandung bakterisida dan zat dapar
5. Lrutan untuk infus intravena harus jernih dan praktis bebas partikel
6. Volume netto/volume terukur tidak kurang dari nilai yg ada pada etiket sediaan.
7. Memenuhi persyaratan lain yang tertera pada injeksi. Kecuali dinyatakan lain, Syarat
injeksi meliputi :
 Keseragaman volume
 Keseragaman bobot
 Pirogenitas
 Sterilitas
 Prnyimpanan dalam wadah dosis tunggal
 Penandaan : etiket menyatakan konsentrasi mosmol totdal dalam satuan mosmol/L

IV. Alat dan Bahan


Alat :
1. Botol infus flakon 50 ml
2. Kaca arloji
3. Batang pengaduk
4. Gelas ukur
5. Corong
6. Erlenmeyer
7. Kertas saring
8. Pipet tetes
9. Kaki tiga
10. Spirtus
Bahan :

1. Kacl
2. CaCl₂
3. NaCl
4. Aqua P.I
5. Carbo Adsorben

V. Prosedur pembuatan sediaan infus


Ruang Kelas Prosedur/Cara Pembuatan
D Melakukan sterilisasi alat-alat yang akan diapakai
D 1. Siapkan alat dan bahan
D 2. Tara timbangan
A 3. Aqua P.I bebas CO2 dibuat dengan memanskan
aquades sampai mendidih kemudian dibiarkan
mendidih sampai selama 40 menit.
4. Zat aktif KCl ditimbang dan dilebihkan sebanyak
2%
5. Zat aktif dimasukkan ke beaker glass yg telah di
kalibrasi
6. Aqua P.I dimasukkan ke beaker glass untuk
melarutkan zat aktif
7. Karbon aktif 0,1% dimasukkan ke dalam larutan b
C 8. Larutan dihangatkan hingga suhu 100˚C selama 15
menit sambil sesekali diaduk
9. Gunakan kertas sarig ganda yg dilipat dan dibasahi
oleh Aqua P.I dan diletakkan pada corong dan
corong diletakkan pada gelas ukur.
10. Larutan disaring ke dalam gelas ukur
11. Setelah dirasa pas sesuai dengan volume botol yg
akan digunakan,larutan dimasukkan ke dalam
botol.
12. Ditutup dan diikat sampul champaigne
13. Beri etiket dan label
14. Masukkan ke dalam kemasan.
VI. Data percobaan
1). Formula Dasar

No. Nama Bahan Jumlah Fungsi


1. KCl 382,5 gr Sebagai zat aktif
2. CaCl 6,12 gr Untuk membantu distribusi air
3. NaCl 10,96 gr Mengatur jumlah air
4. Aqua P.I 50 ml Sebagai pelarut
5. Carbo adsorben 0,05 gr Untuk menghilangkan pirogen

2). Preformulasi zat aktif


Nama zat aktif : Kalium Klorida
BM : 74,55

Pemerian Hablur berbentyuk kubus,tidak berwarna,serbuk putih,tidak


berbau,rasa asin,mantap di udara.
Kelarutan Larut dalam 3 bagian air,sangat larut dalam air mendidih.
Stabilitas
-Panas
-Hidrolisis/
Oksidasi
-Cahaya
Kesimpulan

Bentuk zat aktif yang digunakan : asam/basa/ester/garam


Bentuk sediaan :
larutan/suspensi/emulsi/larutan/rekonstitusi/semisolid/OTM/OTT/OTH

Cara sterilisasi alat : Dalam oven 170˚C selama 1 jam


Kemasan Primer : Botol Flakon
Kemasan sekunder : Kardus botol

3). Preformulasi bahan tambahan


1. Nama zat : NaCl
Pemerian Hablur heksahedral,tidak berwarna atau serbuk hablur putih,tidak
berbau,rasa asin.
Kelarutam Larutan dalam 2,8 bagian air,sukar alrut dalam etanol (95%).
Kegunaan Sumber ion klorida dan ion natrium
Dosis
Daftar obat Daftar obat :
Sediaan :
Sediaan obat
OTT Besi,perak,garam raksa dan antimikroba
PH 4,5 – 7
2. Nama zat : CaCl
Pemerian Hablur tidak berwarna,tidak berbau,rasa agak pahit,melelh basah.
Kelarutam Lrut dalam 0,2 bagian air,mudah larut dalam etanol.
Kegunaan Sumber ion kalsium
Dosis Dosis lazim :
Dosis maksimum : 1x : 2gr
1h : 8 gr
Daftar obat Daftar obat :
Sediaan :
Sediaan obat
OTT Karbonat,fosfat,sulfat
PH 4,5 – 9,2 (5% larutan air)
3. Nama zat : Aqua P.I
Pemerian Keasaman –
kebasaan,amonium,besi,tembaga,timbal,kalsium,klorida
nitrat,sulfat,zat teroksidasi memenuhi syarat yg tertera.
Kelarutam -
Kegunaan Untuk pembuatan injeksi
Dosis
Daftar obat Daftar obat :
Sediaan :
Sediaan obat
OTT Dalam sediaan farmasi air dapat bereaksi dengan obat dan zat
tambahan.
PH
4. Nama zat : Carbo Adsorben
Pemerian Serbuk sangat halus,bebas dari butiran,hitam,tidak berbau,tidak
berasa.
Kelarutam Praktis tidak larut dlaam air dan dalam etanol (95%).
Kegunaan
Dosis
Daftar obat Daftar obat :
Sediaan :
Sediaan obat
OTT Alkaloid,garam-garam alakloid tidak boleh digerus.
PH

4). Perhitungan
 Tonisitas
Rumus white vincent
V = W X E X 111,1
1. KCl = 0,076 x 0,76 x 111,1
= 6,41

2. NaCl = 2,193 x 1 x 111,1


= 243,6
3. CaCl2 = 1,22 x 0,7 x 111,1
= 94,87
Total V = 6,41+243,6+94,87
= 344,88 (Sedikit Hipertonis)
 Osmolaritas
BM KCl = 74,55 gr/L
bobot zat
x 1000 xJumlah Ion
mOms/L = L
BM zat Terlarut
0,076
x 1000 x 2
= 0,25
74,55
608
= = 8,15 mOms/L (Hipotonis)
74,55

 Perhitugan Bahan

Nama Bahan Satuan dasar (51 Vol Produksi 5


ml) vial/255 ml
KCl 382,5 gr 0,076 gr
NaCl 10,965 gr 2,193 gr
CaCl2 6,12 gr 1,22 gr
Carbo Adsorben 0,05 gr 0,255 gr
0,1%
Aqua Pro 50 ml 255 ml
Injection
VII. Pembahasan

Infus merupakan sediaan steril, berupa larutan atau emulsi dengan air sebagai fase
kontinu; biasanya dibuat isotonis dengan darah. Prinsipnya infus dimaksudkan untuk
pemberian dalam volume yang besar. Infus tidak mengandung tambahan berupa
pengawet antimikroba.
     Larutan untuk infus, diperiksa secara visible pada kondisi yang sesuai, adalah
jernih dan praktis  bebas partikel-partikel. Emulsi pada infus tidak menujukkan
adanya pemisahan fase.
Pada praktikum kali ini pembuatan infus KCl 75 mg sebanyak 50 ml,sediaan ini
sering digunakan karena hypochoraemic alkalosis yg sering terjadipada pasien
kekurangan kalium (hipokalemia) dapat diatasi dengan ion klorida dari sediaan ini.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV. larutan intravena volume besar adalah
injeksi dosis tunggal untuk intravena dan dikemas dalam wadah bertanda volume
lebih dari 100 mL. Dalam Farmakope Indonesia Edisi III dijelaskan bahwa Infus
intravena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen, dan sedapat
mungkin dibuat isotonis terhadap darah. disuntikkan langsung ke dalam vena dalam
volume relatif banyak. Kecuali dinyatakan lain, infus intravena tidak diperbolehkan
mengandung bakterisida dan zat dapar. Larutan untuk infus intravena harus jernih dan
praktis bebas partikel. Volume terukur tidak kurang dari nilai nominal, memenuh
syarat injeksi yang tertera dalam injeksi, dan disimpan dalam wadah dosis tunggal.

Keuntungan sediaan infus yaitu


 Obat memiliki onset (mula kerja) yang cepat
 Efek obat dapat diramalkan dengan pasti
 Biovaibilitas obat dalam traktus gastrointenstinalis dapat dihindarkan
 Obat dapat diberikan kepada penderita sakit keras atau dalam keadaan koma.
 Kerusakan obat dalam tractus gastrointestinal dapat dihindarkan.

Kerugian infus yaitu :


 Rasa nyeri saat disuntikkan apalagi kalau harus diberikan berulang kali
 Memberikan efek fisikologis pada penderita yang takut suntik
 Kekeliruan pemberian obat atau dosis hapir tidak mungkin diperbaiki terutama
sesudah pemberian intravena
 Obat hanya dapat diberikan kepada penderita dirumah sakit atau ditempat praktek
dokter oleh perawat yang kompeten
 Lebih mahal dari bentuk sediaan non steril dikarenakan ketatnya persyaratan yang
harus dipenuhi (steril, bebas pirogen, jernih, praktis dan bebas partikel)
Sediaan infus KCl 75 mg dibuat dengan menimbang 382,5 gr KCl;10,96 gr
NaCl;6,12 CaCl;Carbo adsorben sebanyak 0,05 gr kemudia buat Aqua P.I dengan
cara memanaskan aquades sampai mendidih lalu biarkan aquades mendidih selama 40
menit. Larutkan zat aktif dan zat tambahan lainnya kecuali carbo adsorben dengan
sedikit aqua p.i yg sudah dibuat aduk hingga larut,selanjutnya biarkan larutan dingin
lalu cek pH zat aktif dengan cara mencelupkan secukupnya kertas lakmus pada
larutan dan pH yg dihasilkan oleh larutan yg dibuat adalah 7 = Ph netral. Kemduian
larutkan carbo adsorben juga dengan sedikit aqua p.i aduk hingga larut dan panaskan
carbo adsorben yg sudah dilarutkan. Setelah zat aktif dirasa larut tambahkan larutan
carbo adsorben dan sisa aqua p.i laluu panaskan sembari sesekali diaduk. Lalu ukur
suhu larutan yang sedang dipanaskan jika sudah memenuhi ketentuan yaitu panasnya
hingga 100˚C maka matikan api spiritus.
Siapkan kertas saring ganda yang sudah dilipat dan letakkan pada corong dan
corong diletakkan pada gelas ukur,selagi panas larutan disaring hingga meghasilkan
larutan yang bening dan jernih. Lalu pnaskan kembali larutan selama 15 menit,jika
sudah selama 15 menit larutan dimasukkan kedalam botol flakon 50 ml.
Sediaan steril KCl 75 mg harus memiliki sifat isotonis yaitu konsentrasi larutan
sama dengan konsentrasi sel darah merah sehingga tidak terjadi pertukaran cairan
antara di plasma dan sel darah. Tetapi pada perhitungan tonisitas praktikum kali ini
ada kekeliruan dikarenakan hasilnya tidak menunjukan bahwa larutan yg dibuat
bersifat isotonis. KCl dan CaCl yang digunakan harus disetarakan dengan larutan
NaCl 0,9%. Penyuntikan larutan yang tidak isotonis ke dalam tubuh dapat
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Bila larutan hipotonis terhadap cairan
tubuh, maka air akan diserap masuk ke dalam sel-sel tubuh yang akhirnya
mengembang dan dapat pecah. Pada larutan hipertonis terhadap cairan-cairan tubuh,
air dalam sel akan ditarik keluar, yang mengakibatkan mengerutnya sel. Selain
bersifat isotonis, sediaan steril infus juga harus bersifat isohidris yaitu mempunyai pH
yang sama dengan pH darah atau cairan tubuh yang lain dimana sediaan tersebut akan
dimasukkan.
Sediaan infus harus bebas pirogen. Pirogen adalah senyawa kompleks polisakarida
yang mengandung radikal yang ada unsur N dan P. Selama radikal masih terikat,
selama itu dapat menimbulkan demam dan pirogen bersifat termostabil. Untuk
menghilangkan pirogen dapat digunakan norit. Norit merupakan salah satu karbon
aktif (carboadsorben) yang digunakan untuk menyerap pirogen yang ada pada sediaan
yang kemungkinan terbawa oleh partikel atau komponen bahan maupun alat yang
digunakan,tetapi pada praktikum kali ini menggunakan carbo adsorben bukan norit.
Bahan berupa carbon aktif harus dipanaskan pada suhu 70°C - 80°C selama 10 menit
untuk meningkatkan aktivitas atau kemampuan mengabsorbsi pirogen.
Hal ini diharapkan bahwa sediaan akan semakin berkurang jumlah pirogennya
karena dilewatkan pada kertas saring yang mengandung carbo adsorben dan untuk
menahan carbo adsorben yang mengabsorbsi pirogen. Hal ini bertujuan untuk
menghilangkan carbo adsorben total sehingga sediaan terbebas dari carbo adsorben.
Carbo adsorbe harus dihilangkan dari sediaan infus karena akan menjadi toksik
bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) serta dapat menyerap bahan stenlis infus
KCI yang dibuat dan ketika berada dalam sirkulasi sistemik organik. termasuk
glukosa. Pelaru yang diguanakan pada pembuatan sediaan steril infus intravena
adalah aqua steril bebas pirogen, karena sediaan ini akan langsung masuk ke dalam
sirkulasi sistemik dalam waktu lama. Apabila pirogen sampai masuk ke dalam
sirkulasi sistemik maka sel-sel imun di dalam darah akan memberikan respon berupa
demam.
Berdasarkan hasil pengujian sediaan secara organoleptis, sediaan berwarna putih
jernih. Hasil tersebut sesuai dengan persyaratan sediaan infus yaitu jernih dan tidak
berwarna kecuali bahan aktif obat yang berwarna. Evaluasi sediaan larutan ini
menghasilkan pH pad angka 7 yaitu netral,sediaan tidak bocor tetapi sediaan ini
terdapat pirogen yang artinya sediaan pada praktikum kali ini tidak memenuhi
persyaratan yang sudah ditentukan. Adanya pirogen pad asediaan bisa disebabkan
oleh alat yang digunakan kurang bersih,aquades yang kurang bersih atau pada saat
pembuatan sediaan ini larutan tidak disaring sebanyakan 3x yang seharusnya disaring
terus sampai bening dan sangat jernih tidak terdapat partikel yang kasat mata.

Persyaratan sediaan infus adalah steril. Steril adalah kondisi sediaan yang terbebas
dari partikel asing, tidak terdapat mikroorganisme serta memenuhi persyaratan yang
menyatakan sediaan tersebut steril. Agar sediaan yang dibuat steril. maka perlu
dilakukan proses sterilisasi dengan cara sterilisasi akhir menggunakan panas basah di
dalam autoklaf pada suhu 121°C. Panas basah sangat efektif meskipun pada suhu
yang tidak terlalu tinggi, dikarenakan adanya uap air yang berkondensasi pada bahan-
bahan yang disterilkan. Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah
kerena terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial organisme
tersebut.
VIII. Kesimpulan

Infus adalah larutan intravena volume besar yang digunakan untuk menggantikan
cairan tubuh yang hilang dan menyeimbangkan elektrolit tubuh yang diberikan dalam
jangka waktu lama secara kontinyu. 10.2 Persyaratan infus intravena antara lain steril,
bebas pirogen, isotonis,isohidris, tidak diperbolehkan mengandung bakterisida dan
zat dapar, harus jernih dan praktis bebas partikel, dan disimpan dalam wadah dosis
tunggal.
Sediaan steril infus KCI 75 mg banyak digunakan untuk terapi hypochoraemic
alkalosis yang sering terjadi pada pasien kekurangan kalium (hypokalemia).
Berdasarkan hasil pengujian pH,kebocoran,kejernihan,pirogen dan organoleptis,
sediaan steril infus KCI 75 mg tidak memenuhi persyaratan karena terdapat pirogen
pada sediaan tetapi untuk uji pH menghasilkan pH pada angka 7 yaitu netral,sediaan
tidak bocor dan sediaan menghasilkan larutan yang jernih.
Daftar Pustaka

http://haiyulfadhli.blogspot.com/2016/02/infus.html

https://id.scribd.com/document/382177814/Laporan-Praktikum-Teknologi-
Sediaan-Steril-Infus

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Praktikum-
Teknologi-Sediaan-Steril-Komprehensif.pdf
Lampiran

Keterangan Gambar
1. Sterilisasi alat

2. Bahan yang digunakan

3. Penimbangan KCl
4. Penimbangan CaCl

5. Penimbangan NaCl

6. Penimbangan Carbo adsorben

7. Membuat aqua p.i


8. Melarutkan zat aktif

9. Hasil uji pH

10.Melarutkan Carbo adsorben

11. Memanaskan Carbo adsorben


12. Mencampurkan zat aktif
dengan larutan carbo adsorben

13. Menyaring larutan dengan


kertas saring ganda

14. Memasukan larutan kedalam


botol flakon 50 ml

15. Kemasan untuk Botol Flakon


50 ml
16. Etiket sediaan

17. Label

18. Sediaan sudah diberi etiket dan


label

Anda mungkin juga menyukai