OLEH :
KELOMPOK II :
HAMKA NINSYAH DYANI ILYAS
FAHRUN AL RASYIK SUTRISNAWATI
SIRMAWATI MINARWATI
DEWI ASTUTI RATIH PURWANTI
2. Jelaskan pentingnya disolusi obat pada cairan lakrimal, hubungkan dengan teori
yang dikemukakan oleh kinsey! Proses apa yang terjadi?
Jawab :
Banyak obat mata adalah basa lemah dimana bentuk garamnya digunakan pada
mata dalam larutan berair. Karena kemampuan netralisasi dari air mata, pH dari
tetes mata dengan cepat dirubah menjadi pH fisiologis. Tergantung dari sifat
disosiasi dari alkaloida, sebagian dari garam akan dirubah menjadi basa bebas
biasanya lebih larut lemak sehingga ion ebihmudah ditransfer dalam sel epitel
kedalam subtantia propia ( stroma ). Lapisan stroma ini berlapis-lapis, kurang
mengandung lipid dan kaya akan air. Obat yang berpenetrasi sebagian akan
dirubah menjadi bentuk terprotonisasi tergantung pada pH lingkungan berair pada
stroma. Pada saat melewati lapisan lemak endothelium, obat masuk kedalam
cairan humo dimana obat akan terdifusi dengan cepat kedalam iris dan badan
siliar yaitu tempat dimana obat mempunyai aksi farmoklogi.
3. Berikan pendapat anda yang didukung oleh pustaka tentang pendaparan sediaan
tetes mata ! Apakah suatu sediaan tetes mata harus didapar ? Jenis dapar apa yang
umum dipilih ? Apakah dapar dengan kapasitas dapar besar atau kecil ? jelaskan
dengan alasan dan pustaka yang mendukung ?
Jawab :
Sistem dapar dipilih harus mempunyai kapasitas memadai untuk menjaga pH
dalam rentang stabilitas selama penyimpanan produk. Oleh karena itu sistem
dapar harus dipilih sedekat mungkin dengan pH fisiologis yaitu 7,4 dan tidak
menyebabkan pengendapan obat atau mempercepat kerusakan obat. Dapar yang
ditambahkkan mempunyai kapasitas dapar yang rendah untuk membantu
pelepasan obat dari sediaan. Digunakan pendaparan suatu larutan untuk mata
karena salah satu atau semua alasan sebagai berikut :
1. Untuk mengurangi ketidak nyamanan pasien
2. Untuk menjamin kestabilan obat
3. Untuk mengawasi aktivitas terapeutik bahan obat, sehingga suatu sediaan
tetes mata harus didaparkan ( Ansel, H.C., 1985 )
4. Carilah prosedur yang benar tentang cara penggunaan tetes mata yang benar!
Buatlah contoh brosur obat dengan formula standar tetes mata pilokarpin yang
anda ketahui!
Jawab :
Cara penggunaan obat tetes mata (UPT Pelayanan Kesehatan ITB, 2017)
1. Cucilah tangan menggunakan air dan sabun
2. Pastikan kondisi ujung botol tetes tidak rusak
3. Condongkan kepala kebelakang, tarik kelopak bawa mata, menggunakan jari
telunjuk sehingga kelopak mata membentuk kantung
4. Pegang botol tetes dengan menggunakan tangan yang lainnya sedekat
mungkin dengan kelopak mata tanpa menyentuhnya. Tekan botol tetes secara
perlahan sampai jumlah tetes cairan yang dibutuhkan masuk kedalam kantung
kelopak bawa mata. Jangan mengedip
5. Tutup mata selama 2-3 menit. Bersihakan cairan berlebih pada wajah
menggunakan tissu
6. Jangan menyeka atau membilas ujung botol tetes
7. Pasang kembali tutup botol tetes mata dengan rapat.
8. Cucilah tangan menggunakan air dan sabun untuk membersihkan sisa obat
yang mungkin menempel.
Pilokarp ®
Tetes Mata
Pilokarpin HCL 2%
Benzalkonium klorida 0,01%
Na2 – EDTA 0,02%
Mekanisme kerja :
Menurunkan tekanan intraokular, kontraksi sfinker iris dan otot iris sehingga
kontriksi pupil
Indikasi :
Midriasis karena Atropin, glaukoma dan sebelum pembedahan glaucoma
sudut terbuka.
Kontraindikasi :
Pasien resiko retinal detachment
Efek samping :
Iritasi dan efek miosis awal
Penyimpanan :
Simpan pada suhu kamar, terlindung dari cahaya, ruang bersih dan kering
Kemasan :
Tiap dus berisi satu wadah @ 10 ml
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
PT Van laboratoria
No. Reg : DKL0200501007A 1
No. Batch : 63367
Tgl. Kadaluarsa : November 2004
5. Jika pilokarpin akan diformulasi menjadi suatu sediaan mata, jelaskan tentang
:
a. Pada pH berapa sebaiknya formula dibuat, pHkestabilan bahan paling baik
atau pH fisoligis cairan lakrimal? Yang mana yang paling efektif?
Jawab: zat aktif pilokarpin hanya stabil pada rentang pH yang sempit
yakni pada 5.12. sehingga saat membuat sediaan dengan zat aktif
pilokarpin harus mendekati rentang pH 5.12.
b. Jenis dapar yang anda pilih?
Jawab : Tidak memakai pendapar karena dari suatu percobaan dengan
menggunakan pengawet benzalkoinum diketahui bahwa benzalkoinum
klorida pada konsentrasi 0,01% menstabilkan larutan pilokarpin
hidroksida yang tidak didapar terhadap hidrolisis, dibandingkan dengan
larutan yang didapar. (stabilitas Kimiawi Sediaan Farmasi, hal. 565)
c. Apa yang harus diperhatikan pengawetan persediaan? Jelaskan bahan
pengawet yang anda pilih dan alasan yang jelas mengenai pemilihannya?
Jawab : Pengawet dalam OTM harus memenuhi syarat efektif dan efisien
( harus aktif terhadap Pseudomonas aeruginosa ). Tidak berinteraksi
terhadap zat aktif dan eksipien lain, tidak iritan terhadap mata dan toksik.
Dipilih Benzalkonium klorida karena efektif dalam dosis rendah ( dalam
OTM = 0,01 – 0,02% ). Sangat aktif terhadap Pseudomonas aeruginosa,
reaksi anti mikrobanya cepat dan stabilitas tinggi pada rentang pH lebar,
tetapi masih kompatibel dengan zat aktif dan eksipien lain. Pada OTM ini
dipilih konsentrasi 0,01%.
d. Apakah formula di atas membutuhkan tambahan pengisotonis? Buatlah
cntoh perhitungan tonisitas menggunakan bahan-bahan yang anda pilih
dalam formula tetes mata pilokarpin tersebut !
Jawab : Tonisitas sediaan =0,9% NaCL, sudah termasuk di dalam batas
toleransi normal mata yaitu 0,7 – 1,5% (TPC,p.163). maka iritasi mata dan
konsekuensi hipotonis atau lisis sel-sel jaringan mata tidak terjadi. Tetapi
bisa juga ditambahkan NaCL sebagai pengisitonis.
MATERI PENDUKUNG
1. Teori awal mengenai sterilitas, tonisitas dan osmolaritas dan lainnya
Menurut Stefanus Lukas, Formulasi Steril
- Sterilitas merupakan karateristik yang disyaratkan untuk sediaan farmasetik
bebas dari mikroorganisme hidup karena metode, wadah atau rute pemakaian.
- Tonisitas adalah konsentrasi tekanan osmosa antara dua cairan yang
dipisahkan oleh membrane semipermiabel.
- Osmolaritas adalah ukuran konsentrasi partikel zat terlarut dalam suatu
larutan. Dimana, semakin tinggi osmolaritas semakin tinggi konsentrasi
solute atau semakin rendah konsentrasi air dalam larutan tersebut. Air akan
berpindah dengan cara osmosis dari area yang konsentrasi solutnya lebih
rendah (konsentrasi air lebih tinggi) ke area yang konsentrasi solutnya lebih
tinggi (knsentrasi air lebih rendah ).