Anda di halaman 1dari 26

Formulasi dan Teknologi

Sediaan Steril
Parenteral Volume Besar
(Infus IV)

Kelompok 3
TUGAS
PENDAHULUAN
1. Jelaskan tentang perbedaan injeksi
tipe bolus dan injeksi tipe infus !
– Menurut Panduan Cara Pemberian Cairan dan Obat IV
IV push (IV bolus), adalah memberikan obat dari jarum suntik secara langsung kedalam
saluran/jalan infus.
Terapi Intravena (infus) adalah menempatkan cairan steril melalui jarum langsung ke
vena pasien. Biasanya cairan steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium, kalium), nutrient
(biasanya glukosa), vitamin atau obat
– Menurut Menurut Buku Pedoman Pencampuran Obat Suntik dan Penanganan Sediaan
Sitostatika
 Injeksi bolus
Injeksi bolus volumenya kecil ≤ 10 ml, biasanya diberikan dalam waktu 3-5 menit kecuali
ditentukan lain untuk obat-obatan tertentu.
 Infus
Infus dapat diberikan secara singkat (intermittent) atau terus-menerus (continuous).
2. Jelaskan tentang jenis-jenis terapi infus !

– Menurut Panduan Icra Pemberian Cairan Dan Obat IV


1. Tipe-tipe Pemberian Terapi Intravena (Infus)
2. IV push (IV bolus) adalah memberikan obat dari jarum suntik secara
langsung kedalam saluran/jalan infus.
3. Continous Infusion (infus berlanjut) Continoius Infusion dapat diberikan
secara tradisional melalui cairan yang digantung, dengan atau tanpa
pengatur kecepatan aliran. Infus melalui intravena, intra arteri, dan intra
thecal (spinal) dapat dilengkapi dengan menggunakan pompa khusus yang
ditanam maupun eksternal.
4. Intermitten Infusion (Infus Sementara) Infus sementara dapat diberikan
melalui heparin lock, “piggy bag” untuk infus yang kontiniu, atau untuk
terapi jangka panjang melalui perangkat infus
– Menurut Buku Pedoman Pencampuran Obat Suntik Dan Penanganan
Sediaan Sitostatika
• Infus singkat (intermittent infusion) Infus singkat diberikan selama
10 menit atau lebih lama. Waktu pemberiaan infus singkat
sesungguhnya jarang lebih dari 6 jam per dosis.
• Infus kontinu (continuous infusion) Infus kontinu diberikan selama
24 jam. Volume infus dapat beragam mulai dari volume infus kecil
diberikan secara subkutan dengan pompa suntik (syringe pump),
misalnya 1 ml per jam, hingga 3 liter atau lebih selama 24 jam,
misalnya nutrisi parenteral.
3. Jelaskan tentang komplikasi yang dapat
terjadi saat pemberian intravena !
− Menurut Menurut Panduan Cara Pemberian Cairan Dan Obat IV
a. Komplikasi Terapi Intravena (Infus) Beberapa komplikasi yang dapat terjadi dalam
pemasangan infus:
 Hematoma, yakni darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh darah
arteri vena, atau kapiler, terjadi akibat penekanan yang kurang tepat saat memasukkan jarum,
atau “tusukan” berulang pada pembuluh darah
 Infiltrasi, yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan pembuluh darah), terjadi
akibat ujung jarum infus melewati pembuluh darah.
 Tromboflebitis, atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena, terjadi akibat infus yang
dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar
 Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah, terjadi akibat masuknya udara
yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh darah
b. Komplikasi yang dapat terjadi dalam pemberian cairan melalui infus:
 Rasa perih/sakit
 Reaksi alergi
— Menurut skripsi, 2014, GAMBARAN PELAKSANAAN PEMASANGAN INFUSE YANG TIDAK SESUAI SOP TERHADAP
KEJADIAN FLEBILITIS Di RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI, hal:45
Komplikasi pemasangan infus
Terapi intravena diberikan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama tentunya akan
meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi. Komplikasi dari pemasangan infus yaitu flebitis,
hematoma, infiltrasi, tromboflebitis, emboli udara (Hinlay, 2006)
• Flebitis
Inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik. Kondisi ini di karakteristik dengan
adanya daerah yang memerah dan hangat di sekitar daerah insersi/penusukan atau sepanjang vena,
nyeriatau rasa lunak pada area insersi atau sepanjang vena dan pembengkakan.
• Infiltrasi
Infiltrasi terjadi ketika cairan IV memasuki ruang subkutan di sekeliling tempat fungsi vena.. infiltrasi
ditunjukkan dengan adanya pembengkakan (akibat peningkatan cairan dijaringan), palor (disebabkan oleh
sirkulasi yang menurun)di sekitar area insersi, ketidaknyamanan dan penurunan kecepatan aliran secara
nyata.
• Hematoma
Hematoba terjadi sebagai akibat kebocoran darah kejaringan disekitar area insersi. Hal ini disebabkan
oleh pecahnya dinding vena dan tekanan yang tidak sesuai yang diberikan ketemapat penusukansetelah
jarum atau kateter dilepaskan.
• Tromboflebitis
Tromboflebitis menggambarkan adanya bekuan ditambah peradangan dalam vena.
4. Jelaskan tentang intraveus admixture !

– Menurut Maharani.2014 Jurnal “Kompatibilitas Pencampuran Sediaan


Parenteral di Bangsal Bedah Saraf RSUD Prof. Dr Margono Soekarjo”
Pencampuran sediaan parenteral (intraveus admixture) yaitu kombinasi
penggunaan dua jenis obat atau lebih.
– Menurut Dewi.2018 Jurnal “Kontaminasi Bakteri pada Sediaan Campuran
Intravena di Bangsal Perawatan Rumah Sakit”
Pencampuran intravena (IV admixture) adalah rangkaian perbuhan
bentuk obat dari kondisi semula menjadi produk baru dengan proses pelarutan
atau penambahan bahan lain yang dilakukan secara aseptik oleh apoteker di
sarana pelayanan kesehatan.
5. Jika suatu infus diberikan secara piggyback, jelaskan
jenis sediaan apa yang umumnya diberikan dengan
metode tersebut! Jelaskan pula jenis larutan infus
apa saja yang digunakan sebagai pengencernya !
– Jenis sediaan yang diberikan dengan metode piggyback
• Menurut Remington The Science and Practice of Pharmacy (Gennaro,
2000 :811-812)
Sediaan yang diberikan metode piggyback adalah larutan
parenteral volume besar intravena yaitu infus intravena
• Menurut Ansel’s Pharmaceutical Dosage forms and Drug Delivery System
(Allen.2011 : 453)
Sediaan yang umumnya diberikan adalah sediaan yang dikemas dalam
plastik kecil tas dalam administrasi IV.
Jenis larutan infus yang dapat digunakan sebagai pengencer dalam metode piggyback
• Menurut. Formulasi steril (Lukas, 2011:73-83)
Jenis larutan infus yang digunakan dalam pengenceran ialah
• Infus elektrolit adalah larutan yang digunakan untuk mengatasa perbedaan ion atau penyimpanan
jumlah normal elektrolit dalam darah
• Infus karbohidrat adalah sediaan infus berisi larutan glukosa atau dextrosa yang cocok untuk
donor kalori
• Infus elektrolit dan karbohidrat
• Infus plasma expander adalah suatu sediaan larutan steril yang digunakan untuk menggantikan
plasma darah akibat pendarahan, luka bakar, operasi, dan lain-lain.
• Larutan gelatin adalah larutan yang cocok untuk ekspander karena strukturnya terdiri atas protein
sehingga dapat memberikan efek osmotik yang sama
• Larutan dextran adalah suatu senyawa polisakarida dengan satuan glukosa dengan komponen
monomer yang terikat secara glikosidik pada posisi alpha 1,6
• Infus protein (asam amino) adalah larutan yang diinfuskan dalam tubuh jika tubuh mengalami
kekurangan protein
6. Mengapa sediaan parenteral volume
besar tidak diberikan dalam dosis ganda ?

– Menurut Allen.2014 “Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms Delivery System 10th


Edition” : 559
Karena ditujukan untuk penggunaan IV yang dikemas dalam wadah berlabel 100
mL atau lebih, dimana sebuah kombinasi yang menghasilkan formasi yang tidak larut
materi dapat mempengaruhi kemanjuran atau potensi dari agen terapeutik
kendaraan tidak diterima.
– Menurut Swarbick .2007 “Enchyclopedia of Pharmaceutics Technology 3rd “ : 1004
Sediaan parenteral volume besar (LVP) dimaksudkan untuk digunakan secara
intravena sebagai suntikan dosis tunggal dan mengandung lebih dari 100 ml larutan.
7. Jika Dextrose 10% akan diformulasi menjadi suatu
sediaan IV infus, jelaskan tentang :
a. laju pemberian infusnya, jelaskan hubungannya
dengan tonisitas cairan infus tersebut !
– -Menurut Howard c. Ansel. Ansels pharmaciutical dosage from and drug delivery sistem
Edisi G. Hal : 449
– Karena pemberian air secara intravena dapat menimbulkan termolisis sel darah merah, dan
karena penderita yang menerima air umumnya memiiki nutrisi dan atau elektrolit maka
pemberian air secara parenteral umumnya sevagai larutan mempunyai tonisitas yang cukup
(ikuivalen dengan Nacl) untuk mencegah sel dara merah pecah (hermolisis).
o Kebutuhan elektrolit kalium adalah kation utama intrasel khususnya penting untuk fungsi normal
jantung dan otot polos pemberian 3-5 gr Nacl (51,85 Mia) setiap arinya akan mencegah imbangan
negatif Na walaupun elektrolit dan mineral lain seperti kalsium, magnesium, dan besi silang(
dikeluarkan) dari tubuh tetapi umumnya mineral mineral tsb tidak dibutuhkan selama terapi
parenteral jangka pendeek.
o Kebutuan kalori umumnya penderita yang memerlukan cairan parenteral dekstrosa 5% untuk
memperkecil kekurangan kalori yang bisa terjadi pada penderita yang menjalani terapi pengganti
dan pemeliharaan penggunaan dekstrosa juga mengurangi katosis dan kerusakan protein.
Hiperalimentasi parenteral ini adalah infus yang mengandung dextrosa kadar tinggi ( kurang lebih
20%) elektrolit, vitamin dan pada beberapa keadaan mengandung insulin.
-Menurut Allen, 2011
Injeksi dekstrosa mengandung tidak lebih dari 0,5 USP EU Per ml sediaan injeksi yang
mengandung tidak kurang dari 5% dekstrosa dan tidak lebih dari 10,0 USP EU per ml untuk
sediaan injeksi yang mengandung 5%-70% dekstrosa.
Selain itu cara yang umum untuk menghilangkan pirogen adalah dengan mengoksidasi
pirogen menjadi gas yang mudah dieliminasi atau menjadi baan padat yang tidak muda
menguap yang keduanya muda dipisahkan dari air dengan destilasi fraksi kalium
permanganat umumnya digunakan sebagai bahan pengolsidasi dengan efisien kalium
permanganat yang meningkat oleh penambaan sejumla kecil barium idroksida untuk
memberikan suasana basa pada larutan dan membentuk garam barium yang tidak muda
menguap dari senyawa senyawa asam apapun yang ada didalam larutan. Dua pereaksi ini
ditambakan pada air yang tela didestilasi beberapa kali dan didestilasi ulang destilasi yang
bebas baan kimia dikumpulkan pada kondisi aseptik yang tepat. Apabila dilakukan dengan
tepat metode ini mengasilkan air yang sangan murni, steril bebas pirogen.
c) Pada pH berapa larutan diformulasikan?
Bagaimana pendapat anda tentang penggunaan
dapar sediaan IV tipe infus!

– Nilai pH cairan tubuH terletak dalam daeraH al sistem alkali pada pH 7,4 sistem dapar
tubuH sendiri (dapar Hidrogen karbonat/karbondioksida dapar putiH telur). Pada
sediaan intravena tipe infus larutan dapar tidak bole digunakan dimana jika pH
stabilitas sediaan menyimpang jauH dari pH dara kurang lebiH 7,4 pengganti dapar
tidak dianjurkan karena cairan tubuH memiliki kapasitas dapar yang besar untuk
suntikan intravena volume besar (infus)
MATERI
PENDUKUNG
1. Teori awal mengenai sterilisasi, tonisitas,
osmolaritas dan lainnya ?

a. Sterilitas
– Menurut swarbick halaman 1270
Sterilitas adalah keadaan kebebasan mutlak dari kontaminasi mikroba. Yang menarik, kata
steril pada label produk steril memiliki makna historis bahwa sampel produk banyak lulus uji
komparatif untuk kemandulan. Hari ini, untuk mengklaim bahwa produk steril melibatkan lebih dari
sekadar lulus uji sterilitas. Pencapaian sterilitas melibatkan kombinasi dan koordinasi berbagai
kegiatan dan proses
Sterilitas memiliki definisi absolut (tidak ada SEMUA bentuk kehidupan yang layak). Seperti
semua hal mutlak, sulit, jika tidak mustahil, untuk membuktikan. sterilitas didefinisikan sebagai
ketiadaan total dari semua bentuk kehidupan yang layak (swarbick halaman 2286-2287)
– Menurut Ansel.2011 : 410
istilah tentang sterilisasi yang digunakan pada sediaan farmasi berarti penghancuran secara
lengkap semua mikroba hidup dan spora-sporanya atau penghilangan secara lengkap mikroba dari
sediaan. metode yang digunakan untuk mendapatkan sterilitas pada sediaan farmasi sangat
ditentukan oleh sifat sediaan zat aktif yang dikandungnya.
b. Tonisitas
• Menurut jones : 121
Tonisitas formulasi parenteral merupakan kriteria desain penting. Di hadapan solusi hipotonik, sel-sel darah merah akan membengkak (karena
masuknya air ke dalam sel) dan akhirnya meledak (disebut hemolisis) sedangkan, dengan adanya larutan hipertonik, air akan meninggalkan sel darah
merah, yang mengarah ke Krenasi
• Menurut Swarbrick :1275
Tonisitas merupakan faktor penting dalam perumusan produk yang ditujukan untuk aplikasi untuk selaput lendir sensitif organ seperti mata, telinga,
dan hidung. Tonisitas adalah properti formulasi yang memiliki pengaruh langsung pada kemampuan formulasi untuk menghasilkan iritasi jaringan.
c. Osmolaritas
– Menurut Jones : 121
Osmolaritas mengacu pada massa zat terlarut itu, ketika dilarutkan dalam 1 liter larutan, akan menghasilkan tekanan osmotik setara dengan yang
dihasilkan oleh satu-molar (1 mol) larutan zat serikat yang ideal. Unit untuk osmolaritas yang digunakan dalam hubungannya dengan persiapan
parenteral adalah mosmol / kg.
‒ Menurut gennaro 2001
OSMOLARITAS-Hubungan yang diamati antara molalitas dan osmolalitas dibagi sama antara molaritas dan osmolaritas. Suatu larutan memiliki
konsentrasi osmolar 01 '1 ketika mengandung 1 osmol zat terlarut per liter larutan. Juga. solusi memiliki osmoIarity dari n ketika ia memiliki solusi n
osmolsIL.
d. Tekanan osmotik
• Menurut Gennaro 20 : 221
Fenomena osmosis didasarkan pada kenyataan bahwa zat cenderung bergerak atau menyebar dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi
rendah. Ketika solusi dipisahkan dari pelarut melalui membran yang permeabel terhadap pelarut tetapi tidak untuk zat terlarut (membran tersebut disebut
sebagai membran semipermeabel), adalah mungkin untuk menunjukkan tampak difusi pelarut ke dalam terkonsentrasi solusi, seperti perubahan volume
yang akan terjadi. Dengan cara yang sama, jika dua solusi konsentrasi yang berbeda dipisahkan oleh membran, pelarut akan bergerak dari larutan
konsentrasi zat terlarut rendah ke 'larutan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi. Ini difusi pelarut melalui membran disebut osmosis.
• Menurut swarbrick : 3772
Proses difusi pelarut melalui membran semipermeabel dari larutan yang kurang pekat menjadi solusi yang lebih terkonsentrasi adalah osmosis. Hal
ini menyebabkan pengembangan tekanan atas hidrostatik pada sisi larutan yang lebih terkonsentrasi membran. Atau, tekanan dapat diterapkan ke sisi
solusi yang lebih pekat dari membran semipermeabel untuk mencegah difusi pelarut. Tekanan ini diterapkan pada larutan pekat identik dengan tekanan
atas hidrostatik yang dapat mengembangkan karena osmosis. Hal ini dikenal sebagai tekanan osmotik dan berbanding lurus dengan konsentrasi zat terlarut
dalam larutan ideal.
2. Teori-teori tentang injeksi yang dipelajari
sebelumnya !

– Menurut Swarbick.2007
Suntikan: Suntikan adalah larutan steril atau sistem pengiriman dosis-suspensi obat
yang digunakan untuk pemberian sediaan farmasi melalui injeksi intravena, subkutan,
intramuskular, dan intraspinal. Istilah suntikan juga merupakan nama kelas yang diadopsi
oleh edisi ke-5 dari Formularium Nasional (1926) untuk solusi ampul yang ditujukan untuk
injeksi hipodermik. (Hal:959)
Suntikan adalah persiapan yang ditujukan untuk pemberian parenteral dan / atau
untuk menyusun atau melemahkan artikel parenteral sebelum pemberian (Hal:1001)
– Menurut Ansel.2011
Obat suntik didefenisikan secara luas sebagai sediaan steril bebas pirogen yang
dimaksudkan untuk diberikan secara parenteral. Istilah parenteral seperti yang umum
digunakan, menunjukkan pemberian lewat suntikan seperti berbagai sediaan yang
diberikan dengan suntikan
3. Definisi infus !

– Menurut Dirjen.POM., 1995 “Farmakope Indonesia Edisi IV” : 10


Dalam farmakope yang dimaksud dengan larutan intravena volume besar adalah
injeksi dosis tunggal untuk intravena dan dikemas dalam wadah bertanda volume
lebih dari 100 ml.
– Menurut Ansel.2011. “Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi” : 445
Sediaan Parenteral Volume Besar adalah sediaan berupa larutan yang umumnya
diberikan secara intravena. Biasanya diberikan dalam volume 250 ml sampai
beberapa liter dan dalam jumlah yang lebih banyak lagi perharinya, dengan
penetesan lambat intravena.
4. Jenis-jenis sediaan infus!

– Menurut Lukas.2011 : 73
Penggolongan sediaan infus berdasarkan komposisi dan kegunaanya :
1. Infus elektrolit (cairan fisiologi tubuh manusia) mengandung 60% air dan terdiri atas cairan yang
mengandung 40% ion-ion K+, Mg++, sulfat, fosfat, protein serta senyawa organik asam fosfat.
2. Infus karbohidrat adalah sediaan infus yang berisi larutan glukosa atau dekstrosa yang cocok
untuk donor kalori
3. Infus elektrolit dan karbohidrat, contohnya : KA-EN 4 B Paed (Otsuka)
4. Larutan irigasi adalah sediaan larutan steril dalam jumlah besar (3 liter). Larutan tidak disuntikkan
ke dalam vena, tetapi digunakan diluar sistem peredaran
5. Larutan dialisis peritoneal merupakan sediaan larutan steril dalam jumlah besar (2 liter). Larutan
tidak disuntikkan kedalam vena, tetapu dibiarkan mengalir kedalam ruangan peritoneal.
6. Infus plasma expander atau penambah darah adalah suatu sediaan larutan steril yang digunakan
untuk menggantikan plasma darah yang hilang akibat pendarahan, luka bakar, dan lain-lain`
5. Tujuan pemberian infus!

– Menurut Allen.2011 “Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms Delivery System 9th


Edition” : 476
Larutan parenteral volume besar digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk
pasien yang masuk atau pulih dari operasi dan untuk pasien yang tidak sadar dan
tidak dapat mengambil cairan, elektrolit, dan nutrisi secara oral. Solusinya juga dapat
digunakan dalam terapi penggantian untuk pasien yang telah menderita kehilangan
cairan dan elektrolit yang berat.
– Menurut Ansel.2011 “Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi” : 446
Larutan parenteral volume besar umumnya diberikan lewat intravena untuk
menambah cairan tubuh, elektrolit atau untuk memberi nutrisi.
6. Metode-metode pemberian infus!

– Menurut RPS 18th, Halaman 1574


Cara pemberian infuse
• Injeksi intravena langsung, volume kecil (1-50) dan obat disuntikkan kedalam vena dalam waktu singkat
• Metode pergantian volume, alat control volume ditujukan untuk infuse berselang larutan obat dan jumlah tepat
pengontrolan laju aliran, alat atau metode ini meliputi alat kalibrasi, plastic tempat pengampungan cairan langsung
dibawah intravena yang sebelumnya dipasang atau lebih yang dilekatkan pada penyediaan cairan yang bebas
• Metode Piggyback
Metode ini menunjukkan berselang intravena dari larutan kedua, campuran obat ini melalui tempat penusukkan
vena dan system intravena yang telah dibuat sebelumnya. Dengan cara ini obat akan masuk pada vena mulai dari
bagian atas cairan intravena yang pertama.
– Menurut SDF, Halaman 1974 : 196
• Hook-ups : Mengikuti cairan untuk ditambahkan atau larutan untuk diubah smentara infuse berlangsung. Tabung
dengan sebuah jepitan menghubungkan dua wadah.

• Metode Piggy-back : Ditujukkan untuk tetesan intravena yang gesekan pada kedua larutan, obat yang tersusun
kembali melewati bagian kebocoran dalam system intravena utama yang telah ditetapkan.
7. Masalah-masalah dalam pemberian infus
dan injeksi IV lainnya!

– Menurut Ansel.2011 Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi : 401-404


1. Rute intravena : bahaya-bahaya yang dapat timbulkan pada penggunaan cara in yaitu
timbul trombus dan embolus tetap timbul akibat jarum suntik dan kateter yang
dimasukkan secara intravena, dan akhir-akhir ini ditemui pembentukan zat tertentu
didalam larutan parenteral yang menimbulkan pemikiran baru untuk keterlibatannya
dalam pengembangan, pemberian, dan penggunaan larutan-larutan intravena.
2. Rute intramuskular : kerusakan akibat suntikan intramuskular biasanya berkaitan
dengan tempat jarum ditusukkan dan dimana obat ditempatkan. Kerusakan itu
meliputi paralis akibat rusaknya saraf, abses, kista, emboli, hematom, terkelupasnya
kulit, dan pembentukan parut.
3. Rute subkutan : obat-obat yang mengiritasi atau berbentuk larutan suspesi kental
mungkin dapat menimbulkan sakt, lecet, atau abses dan mungkin sangat nyeri.
8. Infusion set!

– Menurut Swarbick .2007 “Enchyclopedia of Pharmaceutics Technology 3rd “ : 1004


– Bentu sediaan parenteral untuk produk obat tertentu untuk injeksi namoba adalah sediaan
cair yang terdiri dari zat obat atau sekal obat untuk injeksi adalah padat kering selain dari
pelarut yang cocok atau biasanya pelarut obat stabil dan larut atau memberikan saksi yan
sesuai dengan persyaratan untuk suntikan obat untuk injeksi sering difitrasi atau prinsip
untuk membantu dalam pemilian dari padat padatan tersuspensi yang cocok obat pbat
untuk suspensi injeksi adalah kering padat (sering difitrasi) yang dimaksudkan setiap aspek
harus memenuhi persyaratan untuk injeksi penanggulan ada tiga tipe pemberian intravena :
1) Alat utama
2) Alat kedua
3) Alat pengontrol volum
9. Perhitungan laju infus!

– Menurut George.2014 “Drug Dosage & IV Rates Calculations”


Laju aliran tergantung pada volume cairan yang dipesan dan waktu infus.

– Menurut Jones.2011 “Nurse’s Drug Handbook” : 1197


Menghitung jumlah tetes yang dibutuhkan per menit untuk infus yang tepat.
Untuk menghitung I.V. laju aliran, perlu mengetahui tiga hal:
• faktor tetes — atau jumlah tetes yang terkandung dalam 1 ml untuk tipe I.V.
• jumlah dan jenis cairan yang akan masukkan berdasarkan pesanan obat.
• waktu durasi infus dalam hitungan menit .
Setelah mengumpulkan informasi ini, dapat menghitung I.V. laju aliran menggunakan
persamaan berikut:
10. Pirogen

– Menurut Allen.2014 “Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms Delivery System 10th


Edition” : 527
Pirogen atau bakteri endotoksin adalah hasil metabolisme dari berasal dari
bakteri gram negatif. Yang dapat menyebabkan demam.
– Menurut Ansel 2011. “Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi” : 399
Pirogen adalah senyawa organik yang menimbulkan demam. Berasal dari
pengotoran mikroba dan merupakan penyebab banyak reaksi-reaksi febril yng timbul
pada pendarita yang menerima suntikan intravena

Anda mungkin juga menyukai