Anda di halaman 1dari 23

TUGAS PENDAHULUAN

KELOMPOK III
1. Jelaskan tentang perbedaan injeksi tipe bolus dan
injeksi tipe infus!
Jawab :
Menurut Panduan Icra Pemberian Cairan Dan
Obat IV
IV push (IV bolus), adalah memberikan obat dari
jarum suntik secara langsung kedalam saluran/jalan
infus.
Terapi Intravena (infus) adalah menempatkan cairan
steril melalui jarum langsung ke vena pasien.
Biasanya cairan steril mengandung elektrolit
(natrium, kalsium, kalium), nutrient (biasanya
glukosa), vitamin atau obat
2. Jelaskan tentang jenis-jenis terapi infus!
Jawab :
Menurut Panduan Icra Pemberian Cairan Dan Obat IV
Tipe-tipe Pemberian Terapi Intravena (Infus)
1. IV push
IV push (IV bolus), adalah memberikan obat dari jarum suntik
secara langsung kedalam saluran/jalan infus.
2. Continous Infusion (infus berlanjut) Continoius Infusion dapat
diberikan secara tradisional melalui cairan yang digantung,
dengan atau tanpa pengatur kecepatan aliran. Infus melalui
intravena, intra arteri, dan intra thecal (spinal) dapat
dilengkapi dengan menggunakan pompa khusus yang ditanam
maupun eksternal.
3. Intermitten Infusion (Infus Sementara) Infus sementara dapat
diberikan melalui heparin lock, “piggy bag” untuk infus yang
kontiniu, atau untuk terapi jangka panjang melalui perangkat
infuse
3.Jelaskan tentang komplikasi yang dapat terjadi saat pemberian intravena!
Jawab :
Menurut proposal penelitian, 2018, Factor-Faktor Yang Ada Hubungan Dengan
Terjadinya Phlebitis Pada Pasien Dengan Infus Diruang Perawatan RSU ANUTAPURA
PALU
Akibat dari Pemasangan Infus
Terapi intravena diberikan secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama
tentunya akan meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi. Komplikasi dari
pemasangan infus yaitu hematoma, infiltrasi, tromboflebitis, emboli udara (Hinlay, 2006;
Kaur P. et al, 2011).
 Flebitis

Peradangan pada dinding pembuluh darah vena yang disebabkan oleh iritasi kimia,
mekanik dan bakterial. Kondisi ini dikarakteristikkan dengan adanya daerah yang
memerah dan hangat di sekitar daerah insersi/penusukan atau sepanjang vena, nyeri
atau rasa lunak pada area insersi atau sepanjang vena, dan pembengkakan.
 Infiltrasi

Infiltrasi terjadi ketika cairan IV memasuki ruang subkutan di sekeliling tempat pungsi
vena. Infiltrasi ditunjukkan dengan adanya pembengkakan (akibat peningkatan cairan di
jaringan), palor (disebabkan oleh sirkulasi yang menurun) di sekitar area insersi,
ketidaknyamanan dan penurunan kecepatan aliran secara nyata.
 Hematoma
Hematoma terjadi sebagai akibat kebocoran darah ke
jaringan di sekitar area insersi. Hal ini disebabkan oleh
pecahnya dinding vena yang berlawanan selama penusukan
vena, jarum keluar vena, dan tekanan yang tidak sesuai yang
diberikan ke tempat penusukan setelah jarum atau kateter
dilepaskan.
 Tromboflebitis
Tromboflebitis menggambarkan adanya bekuan ditambah
peradangan dalam vena. Karakteristik tromboflebitis adalah
adanya nyeri yang terlokalisasi, kemerahan, rasa hangat, dan
pembengkakan di sekitar area insersi atau sepanjang vena,
imobilisasi ekstremitas karena adanya rasa tidak nyaman dan
pembengkakan, kecepatan aliran yang tersendat, demam,
malaise, dan leukositosis.
4. Jelaskan tentang intraveus admixture!
Jawab :
K. V. Ramanath Hymavathi R, 2012, Penilaian
Admixtures Intravena pada Pasien Rawat Inap di
Rumah Sakit Pendidikan Pengajaran Tertier
Pedesaan , Hal: 2
 Admixtures intravena adalah persiapan yang terdiri
dari satu atau lebih produk obat steril ditambahkan ke
cairan intravena dan digunakan / dimaksudkan untuk
infus kontinyu. Obat-obatan yang menyebabkan iritasi
atau toksisitas ketika diberikan sebagai injeksi IV
langsung cepat disiapkan sebagai intravena
pencampuran.
5. Jika suatu infus diberikan secara piggyback, jelaskan jenis sediaan apa yang umumnya diberikan
dengan metode tersebut! Jelaskan pula jenis larutan infus apa saja yang dapat digunakan sebagai
pengencernya!
Jawab :
 Sediaan yang diberikan metode piggyback adalah larutan parenteral volume besar intravena yaitu infus
intravena (Gennaro, 2000 the science and practice of pharmacy :811-812)
Menurut dirjen pom, 1979 dalam buku Farmakope Indonesia Edisi III : 12
Infus intra vena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan sedapat
mungkin dibuat isotonus terhadap darah, disuntikan langsung kedalam vena dalam volume relatif
banyak.
 Menurut lukas, 2011. Formulasi steril :73-83
 Jenis larutan infus yang digunakan dalam pengenceran ialah
 Infus elektrolit adalah larutan yang digunakan untuk mengatasa perbedaan ion atau penyimpanan
jumlah normal elektrolit dalam darah
 Infus karbohidrat adalah sediaan infus berisi larutan glukosa atau dextrosa yang cocok untuk donor
kalori
 Infus elektrolit dan karbohidrat
 Infus plasma expander adalah suatu sediaan larutan steril yang digunakan untuk menggantikan
plasma darah akibat pendarahan, luka bakar, operasi, dan lain-lain.
 Larutan gelatin adalah larutan yang cocok untuk ekspander karena strukturnya terdiri atas protein
sehingga dapat memberikan efek osmotik yang sama
 Larutan dextran adalah suatu senyawa polisakarida dengan satuan glukosa dengan komponen
monomer yang terikat secara glikosidik pada posisi alpha 1,6
 Infus protein (asam amino) adalah larutan yang diinfuskan dalam tubuh jika tubuh mengalami
kekurangan protein
6. Mengapa sediaan parenteral volume besar tidak
diberikan dalam bentuk dosis ganda!
Jawab :
Menurut swarbick,2007 (encycloprdia of
pharmaceutical technologi, hal : 1004)
Parenteral volume besar (LVP) adalah larutan yang
ditunjukan untuk digunakan seinterval sebagai injeksi
dengan dosis tunggal dan mengandung lebih dari
100ml.
7. Jika dekstrosa 10% akan diformulasikan menjadi suatu
sediaan IV infus, jelaskan tentang :
 Laju pemberian infusnya, jelaskan hubungannya dengan
tonisitas cairan infus tersebut!
 Metode sterilisasi yang dapat ditempuh!

 Pada pH berapa larutan diformulasikan ? bagaimana


pendapat anda tentangg penggunaan dapar pada
sediaan IV tipe tipus!
Jawab :
menurut Renny, 2010,
a. Pengaruh Sterilisasi Infus Dextrosa 5% PH 3,6 dengan
autoklaf terhadap pembentukan senyawa 5-HMF
b. Metode sterilisasi yang dapat ditempuh Autoklaf
pada suhu 115ᴼC selama 24 menit
c. Di formulasikan pada PH 3,5
Menurut Steril Product Volume 7
a. Dextrosa 5% dan 10% lip bahan, item dextrosa
anhidrat usp, 5% kelebihan 0,15 Qs menjadi 1,00
E untuk 10% kekuatan meningkatkan kuantitas 1
item
b. Filter presterilisasi dan dan autoclaving
c. Ph 5,5-6,5
8. Teori awal mengenai sterilitas, tonisitas, osmolaritas dan lainnya.
Jawaban :
 Serilitas

Menurut SDF, Hal 2


Ketiadaan total mikroorganisme dan itu adalah keadaan absolut.
 Tonisitas

Menurut jones,p ,2008 (pdf and dosage, hal :121)


Tonisitas formulasi parenteral merupakan kriteria desain penting dihadapkan larutan
hipotonik. Sel-sel darah merah dan bengkak ( karena masuknya air kedalam sel dan
dinding meledak (hanolisisi) sedngkan dengan adanya didalam hipotonik, air akan
menghilangkan sel darah merah.
 Osmolaritas

Menurut Genaro, 2000, Remingtons 1 The Science of practice of pharmacy : 264 – 265,
:753
OSMOLALITY-
Suatu larutan memiliki konsentrasi osmolal satu ketika mengandung 1 osmol zat terlarut
kg air. Larutan memiliki osmolalitas n ketika mengandung n osmol kg air
Osmolaritas
Hubungan diamati antara molalitas dan osmolalitas dibagi sama antara molaritas dan
osmolaritas. Suatu larutan memiliki konsentrasi osmolar 1 ketika mengandung 1 osmol
zat terlarut per liter larutan. Demikian juga, larutan memiliki osmoIarity n ketika
mengandung n osmol / L larutan.
9.Teori-teori tentang injeksi yang dipelajari sebelumnya
Jawab :
 Menurut swarbrick, 2007, encycloprdia of
pharmaceutical technologi, hal 1009-1806)
Svp atau injeksi adalah 100 ml atau kurang dan
dapat diberikan sebagai produk singgel tunggal / dosis
ganda (multidose). Sebuah injeksi adalah sebuah
preparasi cair yang terdiri dari bahan obat dan atau
larutan.
Menurut Gad,s 2008 (pharmaceutical manufacturig
haandbook, hal : 339)
Injksi adalah sebuah persiapan steril yang ditunjukan
untuk penggunaan parenterasi, keras yang berbeda dari
suntikan yang diperkenalkan didefinisikan oleh usp.
10. Definisi infus
Jawab :
Menurut Stevanus Lukas, Halaman 73 :
 Infus adalah larutan dalam jumlah besar, terhitung mulai
dari 10 ml yang diberikan melalui intravena tetes demi
tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Rasionya
dalam tubuh adalah air 57%, lemak 20,8%, protein
17,0% serta mineral dan glikogen 6%.
Menurut Ansel’s Pharmaceutical
DosageFormDrugDelivery System, Halaman 508
Infus adalah sediaan injeksi yang steril, bebas pirogen
yang dimaksudkan untuk diberikan secara panenteral.
11. Jenis-jenis sediaan infus
Jawab : BELUM
11. jenis-jenis sediaan infus
 Infus elektrolit

Fungis larutan elektrolit untuk mengatasi perbedaan


ion/penyimpanan jual normal elektrolit dalam darah
 Infus karbohidrat

Sediaan infus yang berisi larutan glukosa atau


dextrosa yang cocok untuk donor kalor. Digunakan
untuk memenuhi kebutuhan glikogen otot kerangka
 Larutan irigasi

Adalah larutan steril dalam jumlah besar biasanya


digunakan dalam kegiatan laporalomy, antroscopy
dan turs
 Larutan dialisis peritoneal, biasanya digunakan
untuk menghilangkan senyawa toksik yang secara
normal dikeluarkan / dieksresikan oleh ginjal
 Infus plasma expander/ penambahan darah
adalah suatu sediaan larutan steril yang digunakan
untuk menghasilkan plasma darah yang hilang
akibat pendarahan, luka bakar, operasi, dll.
 Infus protein, larutan protein diinfuskan kedalam
tubuh jika tubuh mengalami kekurangan protein.
12.Tujuan pemberian infus
Jawab :
Menurut Sterile Dosage Forms, Halaman 163
Larutan steril volume besar meliputi obat-obat yang digunakan untuk irigasi atau untuk
dianalisis.
13. Metode-metode pemberian infus
Jawab :
Menurut RPS 18th, Halaman 1574
Cara pemberian infuse
 Injeksi intravena langsung, volume kecil (1-50) dan obat disuntikkan kedalam vena dalam waktu singkat
 Metode pergantian volume, alat control volume ditujukan untuk infuse berselang larutan obat dan jumlah
tepat pengontrolan laju aliran, alat atau metode ini meliputi alat kalibrasi, plastic tempat pengampungan
cairan langsung dibawah intravena yang sebelumnya dipasang atau lebih yang dilekatkan pada
penyediaan cairan yang bebas. Prosedur untuk pemberian infuse intravena berselang dengan suatu alat
pengontrol volume sebagai berikut :
 Menggunakan tekhnik aseptic
 Udara dihilangkan dari pipa alat pengontrol volume dengan membuka klem sampai
cairan menjauh
 Klem dibuka diatas tempat kalbrasi dan chamber kalibrasi diisi 25-50 mL cairan dari
wadah utama
 Klem diatas chamber ditutup
 Klem diatas chamber dibuka untuk mencukupkan larutan hingga volume yang diinkan
(50-150 mL) lalu ditutup
 Aliran dimulai jika klem dibawah unti volume control dibuka
 Metode Piggyback
Metode ini menunjukkan berselang intravena dari
larutan kedua, campuran obat ini melalui tempat
penusukkan vena dan system intravena yang telah dibuat
sebelumnya. Dengan cara ini obat akan masuk pada vena
mulai dari bagian atas cairan intravena yang pertama.
 Menurut SDF, Halaman 1974 : 196
 Hook-ups
Mengikuti cairan untuk ditambahkan atau larutan
untuk diubah smentara infuse berlangsung. Tabung
dengan sebuah jepitan menghubungkan dua wadah.
 Metode Piggy-back
Ditujukkan untuk tetesan intravena yang gesekan
pada kedua larutan, obat yang tersusun kembali
melewati bagian kebocoran dalam system intravena
utama yang telah ditetapkan.
14. Masalah-masalah dalam pemberian infuse dan injeksi IV lainnya
Jawab:
Menurut ansel”s dalam buku Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Halaman
402
1. Pada pemberian infus dalam rute intravena, masalah yang sering timbul adalah
kemungkinan terbentuknya thrombus akibat rangsang tusukan jarum pada
dinding vena, thrombus ini meruakan gumpalan darah yang terbentuk dalam
pembuluh darah yang terbentuk dalam pembuluh darah atau jantung yang
disebabkan oleh melambatnya darah atau pembuluh darah.
2. Pada pemberian infuse dalam rute intamuskular, menghasilkan efek obat yang
kurang cepat, tetapi biasanya efek berlangsung lebih lama dari yang
dihasilkan oleh pemberian lewat intravena. Kerusakan akibat suntikan
intramuskuler biasanya berkaitan dengan titik tempat jarum ditusukkan dan
dimana obat ditempatkan, kerusakan itu meliputi paralisis akibat rusaknya
saraf, abses, kista, emboli, hematon, terkelupasnya kulit dan pembentukan
parut.
3. Pada pemberian infuse dalam rute subkutan, sediaan larutan suspense kental
tidak diberikan pada rute ini, karena dapat menimbulkan sakit, lecet atau
abses dan mungkin sangat nyeri.
15. Infusion set
Jawab :
Genaro, 2000, Remingtons 1 The Science of practice of
pharmacy, hal: 809
Set penghantaran yang digunakan untuk memberikan
cairan IV yang steril, bebas pirogen dan sekali pakai.
Meskipun saat ini disediakan oleh pabrik yang berbeda.
Masing-masing untuk system sendiri memiliki komponen
dasar tertentu, ini biasanya termasuk jarum plastic untuk
penembus penutup karet atau segel plastic pada wadah IV.
Infuse yang untuk menjebak udara dan penyesuaian dari
laju air, dan memilki panjang (150-450) terbuat dari FFC
tersedia untuk kepeluan khusus.
Menurut swarbrick, 2007, encyclopedia of
pharmaceutical technology, hal. 1003
16.Perhitungan laju infus
Jawab :
1.) menurut Jones,2011 Nurse’s Drug Handbook : 1197
Menghitung jumlah tetes yang dibutuhkan permenit untuk infus yang tepat. Untuk menghitung I.V. Laju aliran, perlu
mengetahui tiga hal:
 Faktor tetes- atau jumlah tetes yang terkandung dalam 1 ml untuk tipe I.V
 Jumlah dan jenis cairan yang akan masukkan berdasarkan pesanan obat
 Waktu durasi infus dalam hitungan menit
Setelah mengumpulkan informasi ini, dapat menghitung I.V laju aliran menggunakan persamaan berikut :

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑔𝑘𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑚𝑙


= faktor tetesan 𝑔𝑡𝑡ൗ𝑚𝑙 = laju alir (gtt/menit)
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

17. Pirogen
Jawab :
1. Pengertian pirogen
Menurut Lukas, Halaman 99
Pirogen adalah senyawa denga berat molekul tinggi yang dinyatakan sebagai senyawa lipolisakarida-protein-
lipoid kompleks yang diproduksi kira-kira 5-10% dari masa total bakteri
Menurut ensiklopedia II, Halaman 2013
Pirogen atau endotoksin bakteri adalah produk metabolit dari pertumbuhan mikroba, larut air, tahan panas, LPS-
nya tidak dapat dihancurkan dengan sterilisasi uap air/penyaringan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai