DISUSUN OLEH
KELOMPOK : A - 6
NAMA :
1. Jofrin Rosliana Elodea (20144236A)
2. Khoirun Nissa Krisanty (20144248A)
3. Desi Ratna Permatasari (20144258A)
4. Putri Solecha (20144290A)
5. Mariana Kristiani (20144325A)
V. HASIL
Data percobaan
a. Kurva baku vitamin C
Konsentrasi (%) Absorbansi (A)
0,0002 0,162
0,0004 0,279
0,0006 0,301
0,0008 0,585
0,001 0,706
0,0012 0,843
Regresi linier konsentrasi vs absorbansi :
a= -0,0177
b= 710
r= 0,9799
Y = a + bx
0,321 = - 0,0177 + 710x
0,3387 = 710x
x = 0,000477 x 30
x = 0,0143
Y = a + bx
0,261 = -0,0177 + 710x
0,2787 = 710x
x = 0,000393 x 30
x = 0,0118
Y = a + bx
0,282 = -0,0177 + 710x
0,2997 = 710x
x = 0,000422 x 30
x = 0,0127
Y = a + bx
0,297 = -0,0177 + 710x
0,3147 = 710x
x = 0,000443 x 30
x = 0,0133
Y = a + bx
0,405 = - 0,0177 + 710x
0,4227 = 710x
x = 0,000595 x 30
x = 0,0179
Y = a + bx
0,404 = - 0,0177 + 710x
0,4217 = 710x
x = 0,000594 x 30
x = 0,01782
Y = a + bx
0,312 = - 0,0177 + 710x
0,3297 = 710x
x = 0,000464 x 30
x = 0,0139
Y = a + bx
0,340 = - 0,0177 + 710x
0,3577 = 710x
x = 0,000504 x 30
x = 0,01512
= 35931
( 66209+71659 )+(526203)
AUC2 = 2
137868+323
= 2
= 69095,5
( 48380+66209 ) +(675526)
AUC3 = 2
17829+149
= 2
= 57369
( 40894+48380 ) + ( 804675 )
AUC4 = 2
7486+ 129
= 2
= 44701,5
( 62244 +40894 ) +(1371804)
AUC5 = 2
21350+ 567
= 2
= 51852,5
AUC total = 261949,5
Vitamin C (long acting)
( 8575+ 0 ) + ( 4990 )
AUC1 = 2
=4537
( 10561+8575 )+ (615499 )
AUC2 = 2
19136+ 116
= 2
= 9626
( 13172+10561 ) + ( 797615 )
AUC3 = 2
23733+ 182
= 2
= 11957,5
( 9313+13172 )+(974797)
AUC 4= 2
22485+ 177
= 2
= 11331
( 22348+ 9313 ) + ( 1385974 )
AUC5= 2
31661+ 411
= 2
= 16036
AUC total = 53487,5
h. Grafik Vitamin C (biasa)
80000
70000
60000
50000
40000
Q (Kadar obat)
30000
20000
10000
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
T (waktu)
Vitamin C (long acting)
25000
20000
15000
Q (Kadar)
10000
5000
0
400 600 800 1000 1200 1400 1600
T (Waktu)
VII. PEMBAHASAN
Bioavailabilitas atau yang biasanya disebut ketersediaan hayati adalah persentase dan
kecepatan zat aktif dalam suatu produk obat yang mencapai / tersedia dalam sirkulasi
sistemik dalam bentuk utuh / aktif setelah pemberian produk obat tersebut, diukur dari
kadarnya dalam darah terhadap waktu atau dari ekskresinya dalam urin. Berdasarkan definisi
tersebut maka pada praktikum kali ini kami membandingkan profil bioavailabilitas dari
vitamin c tablet biasa dengan tablet lepas lambat dengan menggunakan data urin..
Bioavailabilitas dapat ditentukan setelah penggunaan obat secara single atau
repetitive (multiple) dosing. Untuk obat yang diekskresikan tidak berubah melalui urine,
bioavailabilitas dapat diukur dari total jumlah obat yang diekskresikan setelah single dose.
Obat yang digunakan dalam praktikum ini adalah vitamin C dengan formulasi yang berbeda,
formulasi yang pertama berupa tablet biasa dan formulasi yang kedua berupa tablet lepas
lambat.
Tablet biasa, dibuat tanpa penyalut, digunakan per oral dengan cara ditelan, pecah
dilambung dan terabsorbsi. Setelah terabsorbsi obat tersebut tentunya akan berinteraksi
dengan molekul-molekul yang penting secara fungsional dalam tubuh (reseptor) sehingga
menghasilkan respon biologis, jika proses biofarmasetik berlangsung dengan baik maka
seharusnya jumlah vit C meningkat dalam urin. Proses biofarmasetik sendiri adalah proses
yang menggambarkan obat mulai pemberian sampai terjadinya penyerapan zat aktif
kemudian diekskresikan.
Untuk tablet biasa kadar obat akan meningkat sesuai dengan lamanya waktu,
sehingga saat pengambilan urin pertama kali setelah pemberian obat konsentrasinya sedikit
dan pada saat pengambilan urin yang terakhir konsentrasinya semakin banyak. Namun pada
hasil praktikum kami kadar urine pertama malah paling tinggi, dan hal itu menyimpang dari
teori. Dan kadar urine selanjutnya pun tidak menentu (naik-turun). Faktor yang menyebabkan
hasil pengamatan kami menyimpang dari teori kemungkinan adalah faktor fisiologis
probandus, rentang waktu pengambilan urine yang tidak teratur, volume air yang diminum
dan keadaan ginjal probandus.
Tablet lepas lambat, tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet
tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan
dosis pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup
untuk beberapa waktu tertentu.
Untuk tablet lepas lambat profil bioavailbilitasnnya berbeda dengan tablet biasa
karena pada tablet lepas lambat kadar obat akan dilepaskan sedikit demi sedikit sehingga
pelepasannya akan lebih stabil. Dibandingakan tablet biasa (kovensional), bentuk lepas
lambat memiliki beberapa kelebihan seperti; sediaan lepas lambat dapat mengurangi efek
samping, mengurangi jumlah penggunaan, mengurangi fluktuasi obat dan dapat
meningkatkan kenyamanan bagi pasien, dan sustained release dirancang supaya pemakaian
satu unit dosis tunggal menyajikan pelepasan sejumlah obat segera setelah pemakaian,
sedangkan pada obat tablet biasa penghantaran obat ke reseptor obat sering terhambat dengan
adanya efek samping obat ataupun karena pelepasan obat tidak sesuai pada tempat kerjanya.
Untuk itu, obat dibuat dalam bentuk sustained release.
Penentuan bioavailbilitasnya suatu obat sangat penting untuk mengetahui jumlah
serta kecepatan suatu obat diabsorbsi. Hal ini akan menggambarkan besarnya availbilitas
sistemik dari sutu obat. Availbilitas sistemik suatu obat dicerminkan oleh luasnya area di
bawah kurva kadar obat (AUC). Pada tablet biasa nilai total AUC nya 261949,5 dan pada
tablet long acting 53487,5. Dan menurut kami profil bioavailbilitas dari vitamin c dengan
formulasi tablet lepas lambat jauh lebih baik daripada profil bioavailbilitas vitamin c dengan
formulasi tablet biasa (konvensional). Hal itu bisa tergambarkan dari kurva. Kurva dari tablet
lepas lambat menunjukkan hasil yang jauh lebih baik daripada gravik tablet biasa.
Penentuan bioavaibilitas dengan menggunakan metode ekskresi urin mempunyai
keuntungan diantaranya menghindari gangguan dan bahaya dari pengambilan secara
intravena. Namun metode ini juga mempunyai kerugian diantaranya tidak semua obat
diekskresikan melalui urin sehingga ekskresi urin hanya mewakili sebagian kecil dari fraksi
kecil ketersediaan hayati obat.
VIII. KESIMPULAN
1. Kadar obat dalam urine akan meningkat sesuai dengan bertambahnya waktu.
2. Profil bioavailbilitas dari vitamin c dengan formulasi tablet lepas lambat jauh
lebih baik daripada profil bioavailbilitas vitamin c dengan formulasi tablet biasa
(konvensional).
3. Penentuan bioavaibilitas dengan menggunakan metode ekskresi urin mempunyai
keuntungan diantaranya menghindari gangguan dan bahaya dari pengambilan
secara intravena. Namun metode ini juga mempunyai kerugian diantaranya tidak
semua obat diekskresikan melalui urin sehingga ekskresi urin hanya mewakili
sebagian kecil dari fraksi kecil ketersediaan hayati obat.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Leon Shargel & Andrew B.C.YU. 1988. Biofarmasetika dan Farmakokinetik terapan.
Tim Penyusun. 2016. Buku Petunjuk Praktikum Bioarmasetika. Universitas Setia
Budi. Surakarta