PERBAIKAN JURNAL
DATA PRAFORMULASI
1. KCl (DI 88 hal. 1410; Excipient hal 385, FI IV hal. 477; HPE: 572)
Sifat fisika kimia:
- Pemerian : Kristal atau serbuk kristal putih atau tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa atau berasa asin
- Kelarutan : praktis tidak larut dalam aseton dan eter; larut dalam 1:250 etNOL
95%; larut dalam 1:14 gliserin; larut dalam air 1:2.8 pada suhu 20C dan 1:
1.8 pada suhu 100C
- Stabilitas : harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk dan
kering dibawah suhu 25c.
- Sterilisasi : Dengan otoklaf (121C selama 30 menit) atau filtrasi
- pH : 4-8
- konsentrasi : 2,5-11,5%
- Kesetaraan equivalent elektrolit : 1 g KCl 13,4 mEq K+ ;
Ekuivalen : 0,76 ( Sprowls hal 189)
- InKompatibilitas : larutan KCL bereaksi dengan bromine trifluride dan
dengan campuran H2 SO4 dan KMnO4 adanya HCl, NaCl, dan MgCl akan
menurunkan kelarutan KCl dalam air, larutan IV compatible dengan protein
hidroksilat (HPE: 573)
Tinjauan farmakologi bahan obat (martindale :1685)
- Kegunaan : Biasa digunakan untuk terapi dan mencegah kekurangan kalium
atau hypokalemia dan digunakan untuk mencegah kekurangan kalium oleh
penggunaan diuretic yang memicu hypokalemia seperti hidroklorotiazid.
- Efek samping: injeksilangsung kalium klorida konsentrat tanpa pengenceran
dapat menyebabkan kematian
- Kontara indikasi tidak digunakan pada pasien penderita hiperglikemik dan
gagal jantung.
- Dosis : konsentrasi kalium pada rute iv tidak lebih dari 40 mEq/L dengan
kecepatan 20 mEq/jam ( untuk hipokalemia). Untuk mempertahankan
konsentrasi kalium pada plasma 4 mEq/L ( DI 2003 hal 1410). K+ dalam
plasma = 3,5-5 mEq/L ( steril dosage form hal 251)
2. Dekstrosa (glukosa) (FI IV hal. 300, Martindale 28 hal. 50, DI hal. 1427,
Excipient hal. 154)
- Bobot molekul : D glukosa monohidrat 198,17
- Rumus molekul : C6H12O16.H2O
- Pemerian : Hablur tidak berwarna serbuk hablur atau serbuk granul putih,
tidak berbau rasa manis.
- Penggunaan: larutan glukosa bersifat isoosmotik dengan darah pada
konsentrasi 5.05% ( glukosa anhidrat), larutan glukosa 6% sering digunakan
pada kondisi kekurangan cairan. Larutan glukosa leih dari 5% bersifat
hiperosmotic dan bias digunakan sebagai sumber karbohidrat ( martindale :
1946)
- Kelarutan: larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, agak sukar
larut dalam etanol 95% mendidih, sukar larut dalam etanol 95%.
- E NaCl : 0,16 ( Sprowls hal: 187)
- L : 1,9
- Konsentrasi : 2,5-11,5% untuk IV (DI 2003 hal 2505). 0,5-0,8g/kg/jam (DI hal
1427-1429). Untuk hipoglikemia 20-50 ml (konsentrasi 50%)
- Osmolaritas : 5,51% w/v larutan air sudah isotonis dengan serum
- Stabilitas : Stabil dalam bentuk larutan, dekstrosa stabil dalam keadaan
penyimpanan yang kering, dengan pemanasan tinggi dapat menyebabkan
reduksi pH dan karamelisasi dalam larutan
- OTT : Sianokobalamin, kanamisin SO4, novobiosin Na dan wafarin
Na,Eritromisin, Vit B komplek ( martindale 28 hal: 21)
- Sterilisasi : autoklaf
- PH : 3,5 6,5 (dalam 20%w/v larutan air)
- Efek samping : Larutan glukosa hipertonik dapat menyebabkan sakit pada
tempat pemberian (lokal), tromboklebitise, larutan glukose untuk infus dapat
menyebabkan gangguan cairan dan elektrolit termasuk edema, hipokalemia,
hipopostemia, hipomagnesia.
- Kontraindikasi : Pada pasien anuria, intrakranial atau intraspiral hemorage
- Titik lebur : 83OC
3. Norit (FI IV hal. 1169, Martindale hal. 79)
- Pemerian : Serbuk hitam tidak berbau
- Kelarutan : praktis tidak larut dalam suasana pelarut biasa
- Stabilitas : stabil ditempat yang tertutup dan kedap udara
- Kegunaan : Untuk kelebihan H2O2 dalam sediaan
- Konsentrasi : 0,1-0,3%
- Alasan pemilihan : Norit inert sehingga tidak bereaksi dengan zat aktif.
Mol =
0,005 =
ALTERNATIF BUFFER
Buffer yang digunkan dalam formula kali ini adalah buffer saline. Ada
beberapa variasi dari buffer saline yang dapat digunkan sebagai alternatif, diantaranya
sebagai berikut.
PBS 20x stock TBS
Potassium chloride 4g 53.6 mM Potassium chloride 4 g
NaCl 160 g 274 mM NaCl 160 g
Potassium phosphate
monobasic 4g 29.4 mM Tris buffer (10 mM, pH 7.5) to 1 liter
Sodium phosphate Use TBS when performing
dibasic (7H2O) DI 43.2 g 17.5 mM to 1 liter immunocytochemical
experiments on phosphate-sensitive
tissues
(photosynthetic tissues typically)
TNT PBT
NaCl 150 mM PBS to vol
Tris buffer (100 mM, pH
7.5) to 1 liter Tween 20 1% (v/v)
PENGGUNAAN NORIT
Dalam sedian juga ditambahkan senyawa karbo adsorben yaitu menggunakan
norit.
Norit
(FI IV hal. 1169, Martindale hal. 79)
Pemerian : Serbuk hitam tidak berbau
Kelarutan : praktis tidak larut dalam suasana pelarut biasa
Stabilitas : stabil ditempat yang tertutup dan kedap udara
Kegunaan : Untuk kelebihan H2O2 dalam sediaan
Konsentrasi : 0,1-0,3%
Alasan pemilihan :
- Norit inert sehingga tidak bereaksi dengan zat aktif.
- Norit digunakan untuk menyerap bahan-bahan pengotor yang mungkin ada.
- Norit digunakan untuk menghilangkan pirogen pada larutan obat karena
injeksi yang bervolume besar harus bebas pirogen.
Mengapa digunakan 0,1 % pada sediaan karena batsan minimal penggunaan
norit adalah 0,1 % dan penambahan norit dapat menyerap zat organik sehingga
penimbangan glucosa dilebihkan 35% nya, penambahan 35% bertujuan agar glucose
yang diadsorbsi tidak mempengaruhu kadar glucose pada sediaan akhir. Apabila norit
ditambahkan terlalu banyak maka penambahan glucose pada sediaan akan bertambah
banyak juga sehingga mempengaruhi komposisi resep dan mempengaruhu kelarutan
dari beberapa zat yang lain. Infus ini ditujukan untuk penambahan nutrisi pada tubuh
apabila pemberian glucose terlalu banyak akibat pemakaian norit terlalu banyak akan
menyebabkan hyperglikemia pada sel darah merah akibatnya nafsu makan akan
tertekan untuk waktu yang singkat. Hiperglikemia dalam jangka panjang dapat
menyebabkan masalah-masalah kesehatan yang berkepanjangan pula yang berkaitan
dengan diabetes, termasuk kerusakan pada mata, ginjal, dan saraf.
Macam macam carbo adsorben :
Adsorben Polar Adsorben polar disebut juga hydrophilic. Jenis adsorben yang
termasuk kedalam kelompok ini adalah silika gel, alumina aktif, dan zeolit.
Adsorben non polar Adsorben non polar disebut juga hydrophobic. Jenis adsorben
yang termasuk kedalam kelompok ini adalah polimer adsorben dan karbon aktif.
Carbo adsorben yang paling menguntungkan untuk sediaan infus dilihat dari segi
kimia fisika dan karakteristiknya adalah norit sehingga norit adalah pilihan pertama
untuk sediaan infus.
PELARUT INFUS
Sedangkan untuk pelarut digunakan Sterile water for injection, USP adalah air
untuk obat suntik yang telah disterilkan dan dikemas dalam wadah-wadah dosis
tunggal yang harus bebas dari pirogen dan tidak mengandung zat antimikroba atau
zat tambahan lain.(Ansel ed IV, hal:407). Pirogen adalah senyawa oganik yang
menimbulkan demam, berasal dari pengotoran mikroba dan merupakan penyebab
banyak reaksi-reaksi fibril yang timbul pada penderita yang menerima suntukan i.v.
(Ansel ed IV, hal:399). Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa air untuk
sediaan injeksi harus bebas dari pirogen karena pirogen dapat menimbulkan demam
pada pasien.
Volume infusa yang dimasukkan dalam kemasan sebesar 102 ml, yakni
dilebihkan 2% dari volume sebenarnya. Hal ini sesuai dengan FI IV halaman 1044
dimana untuk cairan encer dengan volume 50 ml perlu ditambahkan kelebihan
volume sebesar 2%. Tunjuannya adalah menggantikan volume yang mungkin hilang
selama pengisian.
VII. HASIL PENGAMATAN
Sterilisasi akhir sediaan dengan autoklaf 115 C selama 30 menit:
1. Waktu pemanasan = 28 menit
2. Waktu pengeluaran udara = 3 menit
3. Waktu menaik = 17 menit
4. waktu kesetimbangan = 10 menit
5. Waktu pembinasaan = 30 menit
6. Waktu tambahan jaminan sterilisasi = 5 menit
7. Waktu penurunan = 2 menit
8. Waktu pendinginan = 12 menit
Total waktu = 107 menit
Sterilisasi dimulai dari pukul 14.30 16.17 WIB