Anda di halaman 1dari 14

 Sediaan parental telah digunakan untuk pertama kalinya pada

manusia sejak tahun 1660, yang salah satunya yaitu injeksi


semprot baru yang berlangsung pada tahun 1852. Dimana
sediaan injeksi atau infus harus melewati proses – proses sterilisasi
yang harus dilakukan dalam pembuatan sediaan yang baik.
Sterilisasi adalah suatu proses untuk menghilangkan, mematikan
atau menghancurkan semua bentuk mikroorganisme hidup baik
yang pathogen maupun tidak, baik dalam bentuk vegetatif
ataupun tidak dalam vegetatif (spora) dari suatu obyek atau
bahan. Bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan
parental ini adalah infus dexamethasone Na Sulfat, karena
berfungsi sebagai anti alergi kronik yang baik secara parentral,
dan memiliki kelarutan yang praktis larut dalam air dan larut
dalam 42 bagian etanol (95%) P dan dalam 165 bagian
kloroform P.
 Obat-obat injeksi yang digunakan melalui rute parenteral
merupakan obat-obatan yang paling banyak dipakai
pada pasien rawat inap. Jalur pemberian obat
parenteral merupakan jalur dimana obat dimasukkan ke
dalam tubuh pasien menggunakan jarum suntik.

 Ada empat rute parenteral yang umum digunakan,


yaitu: intradermal (ID), subkutan (SC), intramuskular (IM),
dan intravena (IV). Pilihan jalur parenteral yang akan
digunakan ditentukan oleh resep berdasarkan sifat obat,
onset efek terapeutik yang diinginkan, dan kebutuhan
pasien (Kamienski dan Keogh, 2015).
 Untuk Infus Dexamethasone Na Sulfat dapat
diberikan tanpa diencerkan atau dapat
ditambahkan dengan glukosa intravena atau normal
salin dan diberikan melalui infus. Untuk intravena
digunakan 24 mg/mL, sedangkan 4 mg/mL dapat
digunakan untuk intramuskular (Gahart dan
Nazareno, 2014).

 Penghentian pengobatan harus dilakukan secara


bertahap untuk menghindari pengendapan gejala
insufisiensi adrenal. Pasien harus diamati, terutama
dalam keadaan stres, hingga 2 tahun. Gunakan dosis
tunggal sebelum jam 09.00 pagi untuk mengurangi
penekanan aktivitas adrenokortikol individu (Gahart
dan Nazareno, 2014).
Bahan Jumlah

Dexamethasone NaSulfat 0,5 mg

Na2EDTA 0,1 %

Benzyl Alkohol 0,5 %

Aqua Pro Injeksi ad 500 mL


 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, serta
sterilkan semua alat dan bahan yang akan
digunakan. Timbang semua bahan yang akan
digunakan, masukan dexamethasone Na Sulfat
dalam beaker glass. Lalu tambahkan sedikit demi
sedikit Aqua Pro Injeksi kedalam beaker glass aduk
ad homogen. Kemudian masukan Na2EDTA aduk ad
larut serta tambahkan benzyl alkohol, campurkan
dan aduk ad larut. Tambahkan sisa aqua pro injeksi
dan ad kan sampai 500mL. Masukan dalam wadah
botol infus dalam kemasan dan lakukan uji evaluasi
terhadap sediaan.
 Na2EDTA (Dinatrium Edetat)
Dinatrium edtat dalam pembuatan infus pada formula yang
dibuat berfungsi sebagai chelating agent, dimana dinatrium
edetat dapat mengandalkan ion logam dan menghilangkan
kesadahan air (Wade and Weller. 1994 : 436)

 Benzyl Alkohol
Penggunaan benzyl alkohol pada penambahan bahan unuk
infus yang dibuat yaitu berfungsi sebagai pengawet dengan
konsentrasi yang digunakan adalah 0,5 – 10,0. (Lachman ed III
1298)

 Aqua Pro Injeksi (API)


Aqua pro injeksi dalam pembuatan formulasi ini berfungsi
sebagai zat pembawa (IMO : 193)
 UJI KEJERNIHAN
Botol infus diputar 180oC berulang di depan tempat yang gelap dan
diberi penerangan cahaya. Diamati bahan atau partikel yang terlihat
bila terkena cahaya (Latar Belakang putih untuk larutan jernih).
 UJI PH
Infus dexamethasone Na Sulfat di uji PH nya sebelum dimasukkan ke
dalam botol. Setelah di sterilisasi di uji kembali PH Larutan infus
dexamethasone Na Sulfat yang dilakukan dengan cara diambil
larutan infus secukupnya dengan pipet tetes dan letakan pada plat
tetes. Kemudian diuji PH larutan menggunakan PH Stick atau PH meter.
Catat PH yang didapat pada saat sebelum disterilkan dan sesudah di
sterilkan kembali.
 UJI KESERAGAMAN VOLUME
Diambil botol yang telah di isi dengan sediaan, lalu tuangkan dalam
beaker glass dan di ukur volume keduanya. Catat volume yang
dihasilkan.
 UJI KEBOCORAN
ambil botol infus yang telah di isi sediaan kemudian
bagian ujung tutup dilapisi dengan tisue dari luar
yang telah di ikat, dan di putar dengan posisi 180oC
diamkan selama 30 menit. Catat hasil yang
diperoleh.
 UJI MIKROBA
Goreskan sediaan pada media agar dalam cawan
petri yang telah dibuat. Goreskan perlahan – lahan
secara zig – zag dalam media agar tersebut.
Kemudian masukan ke dalam oven kembali selama
12 jam, lalu hitung jumlah mikroba dalam Plate
Count Agar.
 Uji Organoleptis
Dari hasil yang diperoleh, pada bau agak asam disebabkan oleh adanya
Na2EDTA yang memiliki sifat agak asam.

Pengamatan Hasil

Warna Larutan Jernih

Bau Bau Agak Asam

Bentuk Cair
 Dari hasil yang diperoleh, PH yang dihasilkan
adalah asam, sedangkan menurut literatur untuk
infus dexamethasone Na Sulfat, PH yang harus
didapat yaitu berkisar 7 – 8,5. Hal ini disebabkan
oleh adanya sifat dari campuran bahan –
bahan yang digunakan belum stabil dan lupa
dalam penambahan buffer sebelum di sterilkan
kembali.

Pengamatan Hasil

PH Stick 5

PH Meter 5
 Hasil yang diperoleh untuk Uji Keseragaman
volume sesuai dengan literatur yang ada

Pengamatan Hasil

Botol Infus I Seragam

Botol Infus II Seragam


 Dari hasil yang diperoleh pada uji mikroba yaitu terbentuk
seperti 2 kapang pada cawan petri. Hal ini disebabkan adanya
kurangnya kebersihan pada alat yang digunakan dan bahan
yang digunakan belum stabil dalam pencampurannya atau
dapat berasal dari media agar yang masih belum sempurna
dalam penyeterilan.

Pengamatan Hasil

Terbentuk 2
Cawan Petri I lingkaran berwarna
putih yang terlihat
seperti kapang
 Injeksi intravena digunakan untuk memberikan onset obat yang
cepat karena obat langsung disuntikkan ke sistem sirkulasi. Area
injeksi dapat di vena sefalika, atau kubiti di lengan, atau vena
dorsal di tangan. Larutan bervolume besar atau kecil dapat
diberikan ke dalam vena untuk
 mendapatkan efek lebih cepat, tetapi pemberian melalui rute
ini potensial berbahaya karena obat tidak dapat dikeluarkan
kembali setelah diberikan. Infus Dexamethasone Na Sulfat dapat
diberikan tanpa diencerkan atau dapat ditambahkan dengan
glukosa intravena atau normal salin dan diberikan melalui infus.
Untuk intravena digunakan 24 mg/mL, sedangkan 4 mg/mL
dapat digunakan untuk intramuskular.
 Untuk uji evaluasi yang dihasilkan ada beberapa uji yang tidak
sesuai dengan litertur yang ada seperti yang dijelaskan pada
pembahasan di atas yaitu pada uji PH, dan pada uji mikroba.

Anda mungkin juga menyukai