Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Form & Tekn Sediaan Steril

PRODI S-1 FARMASI


STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

FORMULASI INFUS DEXAMETHASONE NA SULFAT 500ML


FORMULATION OF INFUS DEXAMETHASONE NA SULPHATE 500ML

Ana Masruroh, Dwi Yulianto, Erliza Khusnul Khotimah, Sakina Wulan Bintari.
Program Studi Farmasi, STIKES Muhammadiyah Pekajangan.
Jl.Raya Ambokembang No.8 Kedungwuni Pekalongan
Email: www.stikesmuhjang.@yahoo.co.id

Abstrak
Sediaan parental telah digunakan untuk pertama kalinya pada manusia sejak tahun
1660, yang salah satunya yaitu injeksi semprot baru yang berlangsung pada tahun
1852. Dimana sediaan injeksi atau infus harus melewati proses – proses sterilisasi
yang harus dilakukan dalam pembuatan sediaan yang baik. Sterilisasi adalah suatu
proses untuk menghilangkan, mematikan atau menghancurkan semua bentuk
mikroorganisme hidup baik yang pathogen maupun tidak, baik dalam bentuk
vegetatif ataupun tidak dalam vegetatif (spora) dari suatu obyek atau bahan.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan parental ini adalah infus
dexamethasone Na Sulfat, karena berfungsi sebagai anti alergi kronik yang baik
secara parentral, dan memiliki kelarutan yang praktis larut dalam air dan larut
dalam 42 bagian etanol (95%) P dan dalam 165 bagian kloroform P.
Kata Kunci : Sterilisasi, Sediaan Parentral, Dexamethasone Na Fosfat.

FORMULATION OF INFUS DEXAMETHASONE NA PHOSPHATE 500ML


Abstract
Parental preparations have been used for the first time in humans since 1660, one
of which is a new spray injection that took place in 1852. Where the injection or
infusion preparations have to go through the sterilization processes that must be
done in the preparation of good preparations. Sterilization is a process to
eliminate, kill or destroy all forms of living microorganisms either pathogenic or
non-vegetative or non-vegetative (spores) of an object or material. The ingredients
used in the preparation of this parental preparation are the infusion of
dexamethasone Na Sulphate, because they function as chronic anti-allergic
parentral good, and have solubility which is practically soluble in water and
soluble in 42 parts ethanol (95%) P and in 165 parts of chloroform P .
Keywords:Sterilization, Parentral preparation, Dexamethasone Na Sulphate

1
Jurnal Form & Tekn Sediaan Steril
PRODI S-1 FARMASI
STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

Pendahuluan

Obat-obat injeksi yang adanya potensi kesalahan dalam


digunakan melalui rute parenteral teknik peracikan; pengeluaran darah
merupakan obat-obatan yang paling yang menyebabkan bengkak, dan
banyak dipakai pada pasien rawat flebitis (Phillips dan Gorski, 2014).
inap. Jalur pemberian obat parenteral Pemberian cairan infus
merupakan jalur dimana obat intravena (parenteral) merupakan
dimasukkan ke dalam tubuh pasien pemberian cairan dan elektrolit
menggunakan jarum suntik. Ada kepada pasien untuk memenuhi
empat rute parenteral yang umum kebutuhan cairan rumatannya karena
digunakan, yaitu: intradermal (ID), tidak dapat dilakukan pemberian
subkutan (SC), intramuskular (IM), secara oral atau untuk memberikan
dan intravena (IV). Pilihan jalur cairan pengganti secara cepat akibat
parenteral yang akan digunakan kehilangan cairan. Pemberian cairan
ditentukan oleh resep berdasarkan intravena juga merupakan tindakan
sifat obat, onset efek terapeutik yang yang sering dilakukan pada kondisi
diinginkan, dan kebutuhan pasien gawat darurat yang sangat
(Kamienski dan Keogh, 2015). menentukan keselamatan hidup
Injeksi intravena digunakan pasien (life saving), seperti
untuk memberikan onset obat yang pendarahan hebat, diare berat dan
cepat karena obat langsung luka bakar. Selain untuk pemberian
disuntikkan ke sistem sirkulasi. Area cairan dan elektrolit, jalur intravena
injeksi dapat di vena sefalika, atau dapat juga sebagai jalur untuk
kubiti di lengan, atau vena dorsal di memasukkan obat dan nutrisi
tangan. Obat dapat diberikan (Hardisman, 2015).
langsung ke pembuluh darah dengan Infus Dexamethasone Na
jarum suntik, melalui kateter Sulfat dapat diberikan tanpa
intermiten yang diinsersikan ke diencerkan atau dapat ditambahkan
pembuluh darah pasien, serta dapat dengan glukosa intravena atau
disuntikkan dalam cairan infus atau normal salin dan diberikan melalui
diberikan sebagai infus (piggyback) infus. Untuk intravena digunakan 24
(Kamienski dan Keogh, 2015). mg/mL, sedangkan 4 mg/mL dapat
Larutan bervolume besar atau digunakan untuk intramuskular
kecil dapat diberikan ke dalam vena (Gahart dan Nazareno, 2014).
untuk mendapatkan efek lebih cepat, Penghentian pengobatan harus
tetapi pemberian melalui rute ini dilakukan secara bertahap untuk
potensial berbahaya karena obat menghindari pengendapan gejala
tidak dapat dikeluarkan kembali insufisiensi adrenal. Pasien harus
setelah diberikan (Agoes, 2009). diamati, terutama dalam keadaan
Risiko lain untuk pemberian obat stres, hingga 2 tahun. Gunakan dosis
secara intravena yaitu, adanya tunggal sebelum jam 09.00 pagi
potensi terjadi interaksi obat; untuk mengurangi penekanan
berkurangnya konsentrasi obat aktivitas adrenokortikol individu
karena adanya adsorpsi pada wadah (Gahart dan Nazareno, 2014).
intravena dan perangkat administrasi;

2
Jurnal Form & Tekn Sediaan Steril
PRODI S-1 FARMASI
STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

Metode tambahkan benzyl alkohol, campurkan


Metode Sterilisasi menggunakan dan aduk ad larut. Tambahkan sisa aqua
sterilisasi dengan sterilisasi C pro injeksi dan ad kan sampai 500mL.
(Penyaringan) karena pada dasarnya Masukan dalam wadah botol infus
bahan yang digunakan tidak tahan dalam kemasan dan lakukan uji evaluasi
terhadap pemanasan tinggi. terhadap sediaan.
Alasan Penambahan Bahan Uji Evaluasi pada sediaan
Na2EDTA (Dinatrium Edetat) UJI KEJERNIHAN
Dinatrium edtat dalam pembuatan Botol infus diputar 180oC berulang di
infus pada formula yang dibuat depan tempat yang gelap dan diberi
berfungsi sebagai chelating agent, penerangan cahaya. Diamati bahan atau
dimana dinatrium edetat dapat partikel yang terlihat bila terkena cahaya
mengandalkan ion logam dan (Latar Belakang putih untuk larutan
menghilangkan kesadahan air (Wade jernih).
and Weller. 1994 : 436) UJI PH
Benzyl Alkohol Infus dexamethasone Na Sulfat di uji
Penggunaan benzyl alkohol pada PH nya sebelum dimasukkan ke dalam
penambahan bahan unuk infus yang botol. Setelah di sterilisasi di uji kembali
dibuat yaitu berfungsi sebagai pengawet PH Larutan infus dexamethasone Na
dengan konsentrasi yang digunakan Sulfat yang dilakukan dengan cara
adalah 0,5 – 10,0. (Lachman ed III diambil larutan infus secukupnya
1298) dengan pipet tetes dan letakan pada plat
Aqua Pro Injeksi (API) tetes. Kemudian diuji PH larutan
Aqua pro injeksi dalam pembuatan menggunakan PH Stick atau PH meter.
formulasi ini berfungsi sebagai zat Catat PH yang didapat pada saat
pembawa (IMO : 193) sebelum disterilkan dan sesudah di
Alat dan Bahan yang digunakan sterilkan kembali.
Alat yang digunakan : UJI KESERAGAMAN VOLUME
Gelas ukur, Erlenmayer, Beaker Diambil botol yang telah di isi
Glass, Kertas saring, Membran filter, dengan sediaan, lalu tuangkan dalam
Sendok logam, Autoclave, Pipet beaker glass dan di ukur volume
tetes,Batag Pengaduk, Plat Tetes, Pinset. keduanya. Catat volume yang
Bahan dan Formulasi Sediaan dihasilkan.
Bahan Jumlah UJI KEBOCORAN
Dexamethasone NaSulfat 0,5 mg ambil botol infus yang telah di isi
Na2EDTA 0,1 % sediaan kemudian bagian ujung tutup
Benzyl Alkohol 0,5 % dilapisi dengan tisue dari luar yang telah
di ikat, dan di putar dengan posisi 180oC
Aqua Pro Injeksi ad 500 mL
diamkan selama 30 menit. Catat hasil
Prosedur Pembuatan
yang diperoleh.
Proses pembuatan dilakukan dalam
UJI MIKROBA
ruangan White Area. Siapkan alat dan
Goreskan sediaan pada media agar
bahan yang akan digunakan, serta
dalam cawan petri yang telah dibuat.
sterilkan semua alat dan bahan yang
Goreskan perlahan – lahan secara zig –
akan digunakan. Timbang semua bahan
zag dalam media agar tersebut.
yang akan digunakan, masukan
Kemudian masukan ke dalam oven
dexamethasone Na Sulfat dalam beaker
kembali selama 12 jam, lalu hitung
glass. Lalu tambahkan sedikit demi
jumlah mikroba dalam Plate Count
sedikit Aqua Pro Injeksi kedalam beaker
Agar.
glass aduk ad homogen. Kemudian
masukan Na2EDTA aduk ad larut serta

3
Jurnal Form & Tekn Sediaan Steril
PRODI S-1 FARMASI
STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

Hasil
Uji Organoleptis Uji Keseragaman Volume
Pada uji ini dilakukan dengan Pengamatan Hasil
menggunakan panca indra. Hasil Botol Infus I Seragam
yang didapat Botol Infus II Seragam
Pengamatan Hasil Hasil yang diperoleh untuk Uji
Warna Larutan Jernih Keseragaman volume sesuai dengan
Bau Bau Agak Asam literatur yang ada.
Bentuk Cair
Dari hasil yang diperoleh, pada bau Uji Kebocoran
agak asam disebabkan oleh adanya Pengamatan Hasil
Na2EDTA yang memiliki sifat agak Botol Infus I Sediaan tidak
asam. bocor
Botol Infus II Sediaan Tidak
Uji PH Bocor
Pengamatan Hasil Hasil yang diperoleh untuk Uji
PH Stick 5 Kebocoran sesuai dengan literatur
PH Meter 5 yang ada.
Dari hasil yang diperoleh, PH yang
dihasilkan adalah asam, sedangkan Uji Mikroba
menurut literatur untuk infus Pengamatan Hasil
dexamethasone Na Sulfat, PH yang Cawan Petri I Terbentuk 2
harus didapat yaitu berkisar 7 – 8,5. lingkaran
Hal ini disebabkan oleh adanya sifat berwarna putih
dari campuran bahan – bahan yang yang terlihat
digunakan belum stabil dan lupa seperti kapang
dalam penambahan buffer sebelum di Dari hasil yang diperoleh pada uji
sterilkan kembali. mikroba yaitu terbentuk seperti 2
kapang pada cawan petri. Hal ini
Uji Kejernihan disebabkan adanya kurangnya
Pengamatan Hasil kebersihan pada alat yang digunakan
Botol Infus I Jernih dan bahan yang digunakan belum
Botol Infus II Jernih stabil dalam pencampurannya atau
Hasil yang diperoleh untuk Uji dapat berasal dari media agar yang
Kejernihan sesuai dengan literatur masih belum sempurna dalam
yang ada. penyeterilan.

4
Jurnal Form & Tekn Sediaan Steril
PRODI S-1 FARMASI
STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

Pembahasan
Pembuatan sediaan parentral terhadap sediaan. Uji organoleptik
khususnya dalam pembuatan meliputi warna sediaan, bau dan
formulasi infus dexamethasone Na bentuk dari sediaan.
sulfat dilatar belakangi oleh beberapa Pada uji organoleptik dihasilkan
keadaan formula yang ada. warna yang jernih pada sediaan dan
Percobaan ini memiliki tujuan untuk bentuk cair serta bau agak asam yang
mengetahui formula sediaan steril disebabkan oleh adanya PH yang
yang tepat khususnya pada formulasi dihasilkan trlalu asam atau dapat
infus dexamethasone Na sulfat dan ditimbulkan dari sifat Natrii Edetat
mengetahui tahap – tahap sterilisasi (Na2EDETAT) yang memiliki rasa
yang ada pada pembuatan infus agak asam (Wade and Weller.1994 :
dexamethasone Na sulfat. Pada 436).
pembuatan formulasi dexamethasone Yang kedua yaitu Uji PH, uji PH
Na Sulfat ini ada beberapa uji adalah suatu derajat keasaman yang
evaluasi yang harus dilakukan yaitu digunakan untuk menyatakan tingkat
uji organoleptis, uji PH, uji keasaman atau kebasaan yang
kejernihan, uji keseragaman volume, dimiliki oleh suatu larutan.
dan uji kebocoran serta uji mikroba. Didefinisikan sebagai kologaritma
Yang pertama adalah Uji aktivitas ion hidrogen (H+) yang
organoleptis atau biasa disebut terlarut. Koefesien aktivitas ion
dengan uji indra ataupun uji sensori hidrogen tidak dapat diukur secara
merupakan cara pengujian dengan eksperimental, sehingga nilainya
menggunakan indra manusia sebagai didasarkan pada perhitungan teoritis.
alat utama untuk pengukuran daya Skala PH bukanlah skala absolut. Uji
penerimaan terhadap produk atau PH bersifat relatif terhadap campuran
sediaan yang dibuat. Pengujian larutan standar yang PH nya
organoleptik mempunyai peranan ditentukan berdasarkan persetujuan
penting dalam penerapan mutu. internasional.
Pengujian organoleptik dapat Pada uji PH digunakan dua alat
memberikan evaluasi yang baik pengukur PH yaitu dengan

5
Jurnal Form & Tekn Sediaan Steril
PRODI S-1 FARMASI
STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

menggunakan PH Stick dan PH (Lachman : 1355). Pada uji ini di


meter, kedua alat tersebut dapatkan hasil yang sesuai dengan
menghasilkan data pada sediaan literatur yang ada. Sediaan yang
formulasi yang di buat yaitu dengan dibuat jernih dan tidak ada partikel –
PH 5. Dimana PH yang dihasilkan partikel asing atau cemaran logam
menunjukan derajat keasaman pada lainnya.
sediaan infus yang dibuat. Yang ke empat yaitu uji
Berdasarkan litertur yang ada, bahwa keseragaman volume, uji
PH yang baik untuk sediaan infus keseragaman volume adalah uji yang
Dexamethasone Na sulfat dalam diletakkan pada permukaan yang rata
sediaan parentral adalah berkisar secara sejajar lalu dilihat
antara 7 – 8,5. Ketidak sesuaian data keseragaman volume secara visual
disebabkan oleh adanya sifat dari (FI IV hal.1044). Pada uji ini
campuran bahan – bahan yang belum dihasilkan sediaan yang sesuai.
stabil saat pencampuran serta tidak Sediaan infus dexamethasone Na
adanya penambahan buffer dan Sulfat yang dihasilkan seragam yaitu
pengecekan PH terlebih dahulu 500mL dalam perbotol infus.
sebelum sediaan di sterilkan kembali. Yang kelima yaitu uji kebocoran,
Yang ketiga yaitu uji kejernihan, Uji kebocoran adalah suatu uji yang
uji kejernihan merupakan dilakukan untuk melihat baik secara
pemeriksaan yang dilakukan secara visual maupun dengan penambahan
visual, biasanya dilakukan oleh senyawa kimia lain yang digunakan
seseorang yang memeriksa wadah untuk menentukan apakah sediaan
bersih dari luar di bawah peneragan yang dibuat terdapat kebocoran
cahaya yang baik, terhalang terhadap wadah atau botol yang digunakan
refleksi ke dalam matanya, dan (Lachman III hal 1354). Pada uji ini
berlatar belakang hitam dan putih, dihasilkan sediaan infus
dengan rangkaian isi dijalankan dexamethasone Na Sulfat tidak bocor
dengan suatu aksi memutar, harus karena menggunakan tutup karet
benar – benar bebas dari partikel yang lentur dan tidak mudah
kecil yang dapat dilihat dengan mata menyusut.

6
Jurnal Form & Tekn Sediaan Steril
PRODI S-1 FARMASI
STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

Yang keenam yaitu adanya uji mendapatkan efek lebih cepat, tetapi
mikroba, uji mikroba dilakukan pemberian melalui rute ini potensial
untuk mengetahui ada tidaknya berbahaya karena obat tidak dapat
mikroorganisme hidup dalam sediaan dikeluarkan kembali setelah
steril yang dibuat. Pada uji ini diberikan. Infus Dexamethasone Na
didapatkan hasil terbentuknya dua Sulfat dapat diberikan tanpa
lingkaran berwarna putih terlihat diencerkan atau dapat ditambahkan
seperti kapang yang termasuk dalam dengan glukosa intravena atau
jenis jamur. Adanya mikroba di normal salin dan diberikan melalui
dalam obat-obatan non steril ataupun infus. Untuk intravena digunakan 24
sediaan steril tidak dikehendaki mg/mL, sedangkan 4 mg/mL dapat
karena dapat menyebabkan digunakan untuk intramuskular.
perubahan-perubahan dalam karakter Untuk uji evaluasi yang
organoleptis, perubahan atau dihasilkan ada beberapa uji yang
kemunduran, dan bahkan aktivitas di tidak sesuai dengan litertur yang ada
dalam obat yang bersangkutan.Selain seperti yang dijelaskan pada
itu mikroba yang tumbuh dapat pembahasan di atas yaitu pada uji
berbahaya, baik yang patogen PH, dan pada uji mikroba.
ataupun dari jenis yang tidak Daftar Pustaka
patogen, tetapi bila jumlahnya sangat 1. Anonim. (2012). MIMS Indonesia
banyak dapat menimbulkan hal-hal Petunjuk Konsultasi. Edisi 12.

yang merugikan (Djide, 2008). Jakarta. Penerbit PT. Info Master.


Hal. 154 Luitpold Pharmaceutical.,
Kesimpulan
Dexamathasone Sodium Phosphate
Injeksi intravena digunakan untuk
Inj., American Regent, Inc.
memberikan onset obat yang cepat
2. Anonim, 2012, Petunjuk
karena obat langsung disuntikkan ke
Operasional Penerapan Pedoman
sistem sirkulasi. Area injeksi dapat di
Cara Pembuatan Obat Yang Baik
vena sefalika, atau kubiti di lengan, Aneks 1 Pembuatan Produk Steril
atau vena dorsal di tangan. Larutan 2012, Badan POM RI, Jakarta.
bervolume besar atau kecil dapat
diberikan ke dalam vena untuk

7
Jurnal Form & Tekn Sediaan Steril
PRODI S-1 FARMASI
STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

3. Anonim., 2005, Clarke’s Analysis Refrence, Thirty-sixth Edition,


of Drugs and Poisons Ed. 5th, Pharmaceutical Press, London.
Pharmaceutical Press, London, 245. 12. Trissel LA. Handbook on injectable
4. Anonim. 2006. Pemasatian Mutu drugs. Edisi ke-12. Book 1.
Obat. EGC. Jakarta. 131. Bethesda: American Society of
5. Jones, D., 2008, Pharmaceutics- Health System Pharmacists; 2003.
Dosage Form and Design, Lampiran
Pharmaceutical Press, London, 103- Hasil Perhitungan PTB
118.
6. Kastango ES. The ASHP discussion
Hasil Perhitungan Penimbangan
guide for compounding sterile
Bahan Yang digunakan
preparations. Bethesda: American
Society of Health- System
Hasil Desain Kemasan Infus
Pharmacists and Baxter Healthcare
Dexamethasone Na Sulfat
Co; 2004.
7. Lachman dkk. 1994. Teori Dan
Praktek Farmasi Industri. Jakarta :
UI Press
8. Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi
steril. Penerbit Andi : Yogyakarta
9. Newton DW. Drug incompatibility
chemistry. Am J Health Syst
Pharm. 2009;66(4):348–
57.doi:10.2146/ ajhp080059.
10. Surachman E, Mandalas E,
Kardinah E I. Evaluasi penggunaan
sediaan farmasi intravena untuk
penyakit infeksi pada salah satu
rumah sakit swasta di Kota
Bandung. Majalah Ilmu
Kefarmasian. 2008;5(1):21–39.
11. Sweetman, Sean C, 2009,
Martindale the Complete Drug

Anda mungkin juga menyukai