DOSEN PENGAMPU :
Disusun Oleh:
Tantri Agustia 21154680A
Risha Ayu Prasilia 21154681A
Alfani Achmad Suryadi 21154682A
Devi Nur Indah Sari 21154684A
Kelompok J-4
Oculenta, sebagai bahan dasar salep mata sering mengandung vaselin, dasar
absorpsi atau dasar salep larut air. Semua bahan yang dipakai untuk salep mata harus
halus, tidak enak dalam mata. Salep mata terutama untuk mata yang luka. Harus steril
dan diperlukan syarat-syarat yang lebih teliti maka harus dibuat saksama.
Syarat oculenta adalah:
a. Tidak boleh mengandung bagian-bagian kasar.
b. Dasar salep tidak boleh merangsang mata dan harus memberi kemungkinan obat
tersebar dengan perantaraan air mata.
c. Obat harus tetap berkhasiat selama penyimpanan.
d. Salep mata harus steril dan disimpan dalam tube yang steril
(Anief, 2000).
Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyediakan Sediaan Salep Mata :
a. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta
memenuhi syarat uji sterilitas. Bila bahan tertentu yang digunakan dalam formulasi tidak
dapat disterilkan dengan cara biasa, maka dapat digunakan bahan yang memenuhi syarat uji
sterilitas dengan pembuatan secara aseptik. Salep mata harus memenuhi persyaratan uji
sterilitas. Sterilitas akhir salep mata dalam tube biasanya dilakukan dengan radiasi sinar γ.
(Remingthon pharmauceutical hal. 1585).
b. Kemungkinan kontaminasi mikroba dapat dikurangi dengan melakukan pembuatan uji
dibawah LAF.
c. Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah
pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secar tidak sengaja bila
wadah dibuka pada waktu penggunaan. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau
formulanya sendiri sudah bersifat bakteriostatik (lihat bahan tambahan seperti yang terdapat
pada uji salep mata.
d. Wadah salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan. Wadah
salep mata harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian
pertama. Wadah salep mata kebanyakan menggunakan tube, tube dengan rendahnya luas
permukaan jalan keluarnya menjamin penekanan kontaminasi selama pemakaianya sampai
tingkat yang minimum. Secara bersamaan juga memberikan perlindungan terhadap cahaya
yang baik.
Monografi Bahan
1. Kloramfenikol (Farmakope Indonesia edisi IV halaman 189 ;FI III hal 144).
Rumus molekul C11H12Cl2N2O5
Berat Molekul 323,13
Rumus Struktur
Alat :
1. Cawan penguap
2. Pot salep
3. Sudip
4. Mortir dan stamfer
5. Kaca arloji
6. Kertas perkamen
7. Oven
8. Autoklaf
Bahan :
1. Chloramfenikol
2. Paraffin Liq
3. Adeps Lanae
4. Vaselin Flavum
5. Hirocortison Asetat
6. Cetyl Alkohol
7. Alkohol
8. Media Thioglycolate
Cawan penguap, pot salep disterilkan pada suhu 115-116oC selama 30 menit.
Sudip dimasukkan kertas perkamen, disterilkan dalam uap air mengalir selama 30 menit.
Menimbang basis salep dalam cawan penguap dengan urutan vaselin flavum, adeps lanae
kemudian paraffin liquidum.
Basis dalam cawan ditutup kaca arloji, lalu disterilkan dioven pada suhu 150oC selama 60
menit.
Basis yang sudah disterilkan dan sewaktu panas dikolir kedalam mortir steril dan hangat,
diaduk ad dingin dan homogen. Basis dikeluarkan dari mortir pindahkan ke kaca arloji
sebagai tutup tadi.
Menimbang zat aktif dengan kaca arloji, masukkan dalam mortir. Menimbang basis sesuai
yang dibutuhkan, lalu dimasukkan ke dalam mortir sedikit demi sedikit sambil diaduk ad
homogen.
Basis salep ditimbang dalam cawan penguap dengan urutan vaselin flavum, adeps lanae,
cetyl alcohol kemudian paraffin liquidum.
Basis dalam cawan ditutup kaca arloji, lalu disterilkan dioven pada suhu 150oC selama 60
menit.
Basis yang sudah disterilkan dan sewaktu panas dikolir kedalam mortir steril dan hangat,
diaduk ad dingin dan homogen. Basis dikeluarkan dari mortir pindahkan ke kaca arloji
sebagai tutup tadi.
Zat aktif ditimbang dengan kaca arloji, dimasukkan ke dalam mortir. Basis ditimbang
sejumlah sesuai yang dibutuhkan, lalu masukkan ke dalam mortir sedikit demi sedikit
sambil diaduk ad homogen.
Hasil
V. Pembahasan
Pada Pratikum kali ini membuat sediaan salep mata yang bertujuan agar
mahasiswa dapat mengetahui dan menguasai komponen serta pembuatan salep mata
dengan beberapa basis secara steril. Pratikum ini menggunakan 2 formula yaitu, salep
kloramfenikol 1% dan salep hidrokortison asetat 1%. Pada formula salep mata
klroramfenikol dan hidrokortison, menggunakan basis minyak yaitu adeps lanae, parafin
liquid dan vaselin flavum, pada basis hidrokortison ditambahkan cetyl alcohol dimana
urutan penimbangannya dimulai dari vaselin, adeps lalu parafin liquidum.
Pada proses pembuatan salep mata steril dikerjakan secara aseptis, sehingga pada
proses sterilisasi tidak dilakukan sterilisasi akhir karena basis salep yaitu minyak yang
akan merusak konsiten sediaan jika terkena panas tinggi. Maka dari itu, proses sterilisasi
hanya dilakukan awal. Pada proses sterilisasi alat mortir dan satmpher yang dilakukan
dengan proses pembakaran dengan api langsung, sterilisasi basis yang dilakukan dengan
meletakkan basis yang telah tertimbang dalam cawan penguap yang ditutup kaca arloji
kemudian dioven selama 30 menit dengan suhu 1700C, sterilisasi pot salep kaca dalam
oven selama 30 menit pada suhu 1700C, tutup pot salep pada dandang..
Setelah dilanjutkan untuk uji sterilitas. Uji sterilitasi bertujuan untuk melihat
kesterilan dari sediaan sehingga kualitas sediaan dapat diketahui dengan perantara suatu
media. dimana proses pembuatannya harus disterilisasi menggunakan autoklatf dan
menerapkan metode aseptis. Uji ini dilakukan dengan menggunakan media tioglikonat.
Hasil uji sterilitas ditunjukkan dengan melihat kejernihan media tioglikolat yang telah
diisi dengan sediaan dan disimpan selama 7 hari.
Pengujian sterilisasi menggunakan 4 perlakuan yaitu tabung pertama sebagai
kotrol negatif yang digunakan sebagai parameter kejernihan media. Tabung kedua
sebagai kontrol ruang. Kontrol ruang ini digunakan sebagai parameter kestrerilan tempat
atau inkas saat proses pengerjaan uji sterilitas. Tabung ketiga diisi dengan sediaan salep
kloramfenikol, Tabung keempat diisi dengan salep hidrokortison asetat. Yang masing-
masing tabung telah berisi thyoglikolat yang telah disterilkan. Selama proses dalam inkas
selalu menggunakan api bunsen untuk menjaga keaseptisan, setelah itu penyimpanan
keempat tabung dilakukan dalam suhu ruang selama 7 hari dan damati serta analisis
sediaan.
Hasil dari uji sterilitas praktikum ini setalah disimpan didalam inkas selama 7 hari
dari semua tabung meliputi tabung 1 yang berisi media (Thiogycolate) dan tabung 2
sebagai kontrol ruangan pada hari ke-1 dan hari ke-2 hasilya positif dimana terjadi
kekeruhan, dan pada hari ke-3 sampai hari ke-7 hasilnya negative tidak terjadi kekeruhan.
Sedangkan tabung 3 yang berisi salep kloramfenikol, dan tabung 4 berisi salep mata
hidrocortison asetat tidak adanya kekeruhan dari hari ke-1 sampai hari ke-7. dan diartikan
keempat tabung steril. Dari hasil praktikum sediaan salep mata steril kloramfenikol dan
hidrokortison, telah diketahui bahwa kedua sediaan salep mata steril.
VI. Kesimpulan
Dari laporan praktikum sediaan salep mata steril kami dapat menyimpulkan sebagai
berikut:
Sediaan salep mata kloramfenikol menunjukkan hasil yang steril
Sediaan salep mata hidrokortion asetat menunjukkan hasil yang steril
DAFTAR PUSTAKA
Parikh, D.M., 1997, Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology, 2nd Edition, 61,
Marcel Dekker Inc., New York.