Anda di halaman 1dari 17

SIRUP

by findaoctaviana

Definisi

Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa kecuali dinyatakan lain,
kadar sakarosa C12H22O11 tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0%. Pembuatan
kecuali dinyatakan lain, sirup dibuat sebagai berikut: buat cairan untuk sirup, panaskan,
tambahkan gula, jika perlu didihkan hingga larut. Tambahkan air mendidih secukupnya
hingga diperoleh bobot yang dikehendaki, buang busa yang terjadi, serkai. Pada pembuatan
sirup dari simplisia yang mengandung glikosida antrakinon, ditambahkan Natrium Karbonat
sejumlah 10% bobot simplisia. Kecuali dinyatakan lain pembuatan sirup simplisia untuk
persediaan ditambahkan Metil Pareben 0.25% b/v atau pengawet lain yang cocok (Farmakope
III).

Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi (sirup
simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirop adalah
64-66% , kecuali dinyatakan lain. Selain sukrosa dan gula lain, pada larutan oral ini dapat
ditambahkan senyawa poliol seperti sorbitol dan gliserin untuk menghambat penghabluran
dan mengubah kelarutan, rasa dan sifat lain zat pembawa. Umumnya juga ditambahkan zat
antimikroba untuk mencegah pertumbuhan bakteri, jamur, dan ragi.

Larutan oral yang tidak mengandung gula, tetapi bahan pemanis buatan seperti sorbitol atau
aspartam dan bahan pengental seperti gom selulosa sering digunakan untuk penderita
diabetes (Syamsuni, 2007).
Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat pewangi
dan merupakan larutan jernih berasa manis. Syrup adalah sediaan cair kental yang minimal
mengandung 50% sakarosa (Ansel, 2005).

Ada 3 macam sirup, yaitu:

1. Sirup simpleks : mengandung 65 % gula dalam larutan nipagin 0,25% b/v.


2. Sirup obat : mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan
dan digunakan untuk pengobatan.
3. Sirup pewangi : tidak mengandung obat tetapi mengadung zat pewangi atau zat
penyedap lain. Tujuan pengembangan sirop ini adalah untuk menutupi rasa
pengembangan sirop ini adalah untuk menutupi rasa tidak enak dan bau obat yang
tidak enak (Anief, 2007).

Komponen Sirup

1. Pemanis

Pemanis berungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Dilihat dari kalori yang dihasilkan
dibagi menjadi pemanis berkalori tinggi dan pemanis berkalori rendah. Adapun pemanis
berkalori tinggi misalnya sorbitol, sakarin dan sukrosa sdangkan yang berkalori rendah
seperti laktosa.

2. Pengawet antimikroba

Digunakan untuk menjaga kestabilan obat dalam penyimpanan agar dapat bertahan lebih
lama dan tidak ditumbuhi oleh mikroba atau jamur.

3. Perasa dan Pengaroma

Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-bahan yang berasal
dari alam untuk membuat sirup mempunyai rasa yang enak. Karena sirup adalah sediaan cair,
pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang cukup. Pengaroma ditambahkan
ke dalam sirup untuk memberikan aroma yang enak dan wangi. Pemberian pengaroma ini
harus sesuai dengan rasa sediaan sirup, misalkan sirup dengan rasa jeruk diberi aroma citrus.
4. Pewarna

Pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan komponen lain
dalam sirup dan warnanya stabil dalam kisaran pH selama penyimpanan. Penampilan
keseluruhan dari sediaan cair terutama tergantung pada warna dan kejernihan. Pemilihan
warna biasanya dibuat konsisen dengan rasa. Juga banyak sediaan sirup, terutama yang dibuat
dalam perdagangan mengandung pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental dan
stabilisator.

Penggolongan Sirup

Bedasarkan fungsinya, sirup dikelompokan menjadi 2 golongan, yaitu:

1. Medicated Syrup (sirup obat)

Merupakan sirup yang mengandung satu atau lebih bahan obat. Sirup obat berupa preparat
yang sudah distandarisasi, dapat diberikan berupa obat tunggal atau dikombinasikan dengan
obat lain. Contoh sirup obat antara lain: Sirup sebagai ekspektorans contohnya yaitu Sirup
Thymi. Sirup Thymi et Serpylli = Sirop Thymi Compositus. Sirop Althae. Sirup sebagai
antitusif, contoh sirup Codeini, mengandung 2 mg Codein/ml sirop. Sirup sebagai
anthelmintik: cotoh sirup Piperazini, mengandung 1 g Piperazine dalam bentuk
hexahydrat/citrat dalam tiap 5 ml sirop. Sirup sebagai antibiotik contohnya yaitu Sirup
Kanamycin, mengandung 50 mg/ml, Sirup Chloramphenicol, umumnya mengandung 25
mg/ml, Sirup Ampicillin, umumnya mengandung 25 mg/ml, Sirup Amoxycillin, umumnya
mengandung 25 mg/ml, Sirup Cloxacillin, umumnya mengandung 25 mg/ml.

Dry Syrup atau sirup kering, berupa campuran obat dengan sakarosa, harus dilarutkan dalam
jumlah air tertentu sebelum dipergunakan. Keuntungan sirup kering dari pada sirup cairan,
biasanya sirup kering dapat tahan disimpan lebih lama. Contohnya Ampicillin trihydrate “dry
syrup”, ekivalen dengan 25 mg/ml sirup cairan kalau sudah dilarutkan dalam jumlah air yang
ditentukan.
2. Flavored Syrup (sirup korigen/pembawa),

Biasanya tidak digunakan untuk tujuan medis, namun mengandung berbagai bahan
aromatis atau rasa yang enak dan digunakan sebagai larutan pembawa atau pemberi rasa pada
berbagai sediaan farmasi lainnya, misalnya sebagai penutup rasa pahit pada Vitamin B
Kompleks yang diberikan kepada bayi atau anak-anak. Sirup golongan ini, mengandung
berbagai bahan tambahan, misalnya bahan antioksidan (antioxidant agent), pengawet
(preservative agent), pewarna (coloring agent), pemberi rasa (flavoring agent), dan bahan
pelarut (diluting agent). Sirup ini, ditambahkan sebagai korigens rasa untuk obat minum,
cukup dalam jumlah 10-20 ml untuk tiap 100 ml larutan obat, Contohnya: Cherry Syrup,
Cocoa Syrup, orange syrup.

Sirup yang sering dipakai sebagai korigens-rasa, yaitu Sirup Simpleks, mengandung 65%
gula dalam larutan nipagin 0,25% b/v, Sirup Aurantii, terutama untuk bahan obat yang
rasanya pahit, dan Sirup Rubi Idaei, terutama untuk bahan obat yang rasanya asam.

Pembuatan Sirup

Kecuali dinyatakan lain, Sirup dibuat dengan cara sebagai berikut :

Buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan hingga larut.
Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki, buang busa
yang terjadi, serkai.

Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glukosida antrakinon, di tambahkan
natrium karbonat sejumlah 10% bobot simplisia.pada pembuatan sirop simplisia untuk
persediaan di tambahkan Nipagin 0,25% b/v atau pengawet yang cocok.sirop disimpan dalam
wadah tertutup rapar,dan di tempat yang sejuk.

Bentuk sediaan ini masih perlu diencerkan bila akan diminum. Hal yang perlu diperhatikan
dalam membuat obat dalam bentuk sirup adalah rasa, warna, dan aroma dari ramuan tersebut
agar orang tertarik untuk mengkonsumsi obat herbal ini. Cara pembuatannya yaitu, gula
dilarutkan dengan air secukupnya sambil terus diaduk. Jika gula masih belum larut, proses
melarutkan gula bisa dibantu dengan pemanasan hingga semula gula terlarut. Namun,
pemanasan ini jangan sampai menyebabkan gula gosong (menjadi caramel yang berwarna
cokelat). Larutan sirup dicampur dengan ekstrak kental (cair) simplisia hingga diperoleh
kadar manis yang diinginkan (Sudewo, 2009).

Metode Kerja :
1. Melarutkan bahan- bahan dengan bantuan pemanasan
Sirup yang dibuat dengan cara ini apabila :
a. Dibutuhkan pembuatan sirup secepat mungkin
b. Komponen sirup tidak rusak atau menguap oleh pemanasan
Pada cara ini umumnya gula ditambahkan ke air yang dimurnikan dan dipanaskan sampai
larut. Contoh : sirup akasia, sirup cokelat
2. Melarutkan bahan-bahan dengan pengadukan tanpa pemanasan
Metode ini dilakukan untuk menghindari panas yang merangsang inverse sukrosa.
Prosesnya membutuhkan waktu yang lebih lama tetapi mempunyai kestabilan yang
maksimal. Bila bahan padat akan ditambahkan ke sirup, yang paling baik adalah dengan
melarutkannya dalam sejumlah air murni dan kemudian larutan tersebut digabungkan ke
dalam sirup. Contoh : sirup ferro sulfat.
3. Penambahan sukrosa pada cairan obat yang dibuat atau pada cairan yang diberi rasa
(Colatura).
Ada kalanya cairan obat seperti tingtur atau ekstrak cair digunakan sebagai sumber obat
dalam pembuatan sirup. Banyak tingtur dan ekstrak seperti itu mengandung bahan-bahan
yang larut dalam alcohol dan dibuat dengan pembawa beralkohol atau hidroalkohol. Jika
komponen yang larut dalam alcohol ibutuhkan sebagai bahan obat dalam pembuatan sirup,
beberapa cara kimia umum dapat dilakukan agar bahan-bahan tersebut larut dalam air,
campuran dibiarkan sampai zat-zat yang tidak larut dalam air terpisah sempurna dan
menyaringnya dari campuran. Filtratnya adalah cairan obat yang kepadanya kemudian
ditambahkan sukrosa dalam sediaan sirup. Pada kondisi lain, apabila tingtur dan ekstrak
kental dapat bercampur dengan sediaan berair, ini dapat ditambahkan langsung ke sirup
biasa atau sirup pemberi rasa sebagai obat. Contoh : Sirup sena
4. Maserasi dan Perkolasi
a. Adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan cara merendam simplisia tersebut
dalam cairan penyari pada suhu biasa yaitu pada suhunya 15-25 0C. Contoh : Sirupus
Rhei, Althaeae sirup
b. Perkolasi ialah suatu cara penarikan, memakai alat yang disebut perkolator, yang
simplisianya terendam dalam cairan penyari dimana zat-zatnya terlarut dan larutan
tersebut akan menetes secara beraturan keluar sampai memenuhi syarat-syarat yang telah
ditetapkan. Contoh :Sirupus cinnamomi, sirup aurantii corticis.

Sirup-sirup yang tercantum dalam FI ed III yaitu :

1. Chlorpheniramini maleatis sirupus


2. Cyproheptadini hydrochloridi sirupus
3. Dextrometorphani hydrobromidi sirupus
4. Piperazini citratis sirupus
5. Prometazini hydrochloridi sirupus
6. Methidilazini hydrochloridi sirupus
7. Sirupus simplex yang dibuat dengan melarutkan 65 bagian sacharosa dalam larutan
metil paraben secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirup.
8. Dalam perdagangan dikenal “dry syrup” yaitu syrup berbentuk kering yang kalau
akan dipakai ditambahkan sejumlah pelarut tertentu atau aqua destilata, biasanya
berisi zat yang tidak stabil dalam suasana berair.
CARA PEMBUATAN SIRUP

Prosedur pembuatan,

1. Air sebagai pelarut atau pembawa harus dididihkan, kemudian didinginkan dalam
keadaan tertutup.
2. Penimbangan zataktif & bhn pembantu yg diperlkan
3. Pembuatan sirupus simpleks sebagai pengental & pemanis (sukrosa yg tlh ditimbang
dilarutkan dalam sebagian air, panaskan hingga larut, kemudian disaring)
4. Zat aktif dan bahan pembantu berbentuk serbuk dihaluskan dalam mortir.
5. Melarutkan zat aktif dengan cara penambahan zat aktif sedikit-sedikit ke dlm
sejumlah volme pelarut, sambil diaduk sampai larut sempurna.
6. Bahan pembantu dilarutkan dengan cara yang sama ke dalam sebagian pelarut yang
diperlukan, volue pelarut ditentukan berdasarkan kelarutan eksipien yang
ditambahkan.
7. Campurkan bahan-bahan yang sudah larut satu per satu, dan aduk sampai homogen.
8. Penambahan flavour dalam keadaan terlarut dalam pelarut yang dapat bercampur
dengan pelarut yang digunakan.
9. Tambahkan sisa pelarut sampai volume sediaan yang dibuat.
10. Masukkan ke dalam botol coklat yang telah ditara sebelumnya, penambahan volume
larutan yang ditara di dalam botol disesuaikan dengan kekentalan larutan yang dibuat.
Botol sediaan diberi etiket, brosur, dikemas dan disimpan di tempat yang terlindung
dari cahaya.

Persyaratan Mutu Dalam Pengerjaan Sirup

1. pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glikosida antrakinon di tambahkan
Na2CO3 sejumlah 10% bobot simplisia.
2. Kecuali dinyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia untuk persediaan ditambahkan
metil paraben 0,25 % b/v atau pengawet lain yang cocok.
3. Kadar gula dalam sirup pada suhu kamar maksimum 66 % sakarosa, bila lebih tinggi akan
terjadi pengkristalan, tetapi bila lebih rendah dari 62 % sirup akan membusuk.
4. Bj sirup kira-kira 1,3
5. Pada penyimpanan dapat terjadi inversi dari sakarosa ( pecah menjadi glukosa dan fruktosa
) dan bila sirup yang bereaksi asam inversi dapat terjadi lebih cepat.
6. Pemanasan sebaiknya dihindari karena pemanasan akan menyebabkan terjadinya gula
invert.
7. Gula invert adalah gula yang terjadi karena penguraian sakarosa yang memutar bidang
polarisasi kekiri.
8. Gula invert tidak dikehendaki dalam sirup karena lebih encer sehingga mudah berjamur
dan berwarna tua ( terbentuk karamel ), tetapi mencegah terjadinya oksidasi dari bahan
obat.
9. Pada sirup yang mengandung sakarosa 62 % atau lebih, sirup tidak dapat ditumbuhi jamur,
meskipun jamur tidak mati.
10. Bila kadar sakarosa turun karena inversi, maka jamur dapat tumbuh. Bila dalam resep,
sirup diencerkan dengan air dapat pula ditumbuhi jamur.
11. Untuk mencegah sirup tidak menjadi busuk, dapat ditambahkan bahan pengawet misalnya
nipagin.
12. Kadang-kadang gula invert dikehendaki adanya misalnya dalam pembuatan sirupus Iodeti
ferrosi.Hal ini disebabkan karena sirup merupakan media yang mereduksi, mencegah
bentuk ferro menjadi bentuk ferri. Gula invert disini dipercepat pembuatannya dengan
memanaskan larutan gula dengan asam sitrat.
13. Bila cairan hasil sarian mengandung zat yang mudah menguap maka sakarosa dilarutkan
dengan pemanasan lemah dan dalam botol yang tertutup, seperti pada pembuatan Thymi
sirupus dan Thymi compositus sirupus, aurantii corticis sirupus. Untuk cinnamomi sirupus
sakarosa dilarutkan tanpa pemanasan.
14. Maksud menyerkai pada sirup adalah untuk memperoleh sirup yang jernih.

Penjernihan Sirup
Ada beberapa cara menjernihkan sirup :
1. Menambahkan kocokan zat putih telur segar pada sirup . Didihkan sambil diaduk, zat putih
telur akan menggumpal karena panas.
2. Menambahkan bubur kertas saring lalu didihkan dan saring kotoran sirup akan melekat ke
kertas saring.
CONTOH-CONTOH SEDIAAN SIRUP
1. Ferrosi Iodidi Sirupus
Cara pembuatan : 20 bagian ferrum pulveratum dicampur dengan 60 bagian air,
tambahkan 41 bagian Iodium sedikit demi sedikit sambil digerus. Setelah warna
coklat hilang maka larutan disaring, dimasukkan kedalam larutan ½ bagian acidum
citricum dan 600 bagian sakarosa dalam 200 bagian air panas.
Untuk mencegah terjadinya oksidasi dari ferro Iodida maka ujung corong masuk
kedalam larutan sakarosa. Sisa serbuk besi pada kertas saring dicuci dengan air
sampai diperoleh 1000 bagian sirup.
• Guna acidum citricum adalah untuk mempercepat inversi sakarosa, menjadi glukosa
dan fruktosa yang merupakan reduktor kuat yang berguna untuk mencegah
oksidasi ferro lodidum.
• Ferro Iodidum selalu dibuat baru.
2. Sirupus Simplex = Sirup Gula
Cara pembuatan : larutkan 65 bagian sakarosa dalam larutan metil paraben 0,25 %
secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirup
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk.
3. Auranti Sirupi = Sirup Jeruk Manis
Cara pembuatan : campur 10 bagian kulit buah jeruk manis yang telah dipotong kecil-
kecil dengan 20 bagian larutan metil paraben 0,25%. Biarkan dalam tempat tertutup
selama 12 jam. Pindahkan ke dalam perkolator, perkolasi dengan larutan metil
paraben 0,25% secukupnya hingga diperoleh 37 bagian perkolat. Tambahkan 63
bagian gula pada suhu kamar atau pada pemanasan perlahan-lahan dalam tempat
tertutup hingga diperoleh 100 bagian sirup.
Pemerian : cairan kental, jernih, warna coklat, bau khas aromatik.

4. Sirupus Thymi = Sirup Thymi


Cara pembuatan : campurlah 15 bagian herba timi dengan air sesukupnya dan
diamkan 12 jam dalam bejana tertutup. Masukan dalam perkolatordan sari dengan air,
perkolat dipanasi sampai 90 0C dan diserkai hingga diperoleh 36 bagian hasil
perkolat. Masukan dalam bejana tertutup dan tambahkan 64 bagian gula panaskan
dengan pemanasan lemah hingga diperoleh 100 bagian sirup.
Pemerian : sirup warna coklat, bau dan rasa seperti thymi.
Sirup-sirup yang tercantum dalam FI ed III:
1. Chlorpheniramini maleatis sirupus
2. Cyproheptadini hydrochloridi sirupus
3. Dextrometorphani hydrobromidi sirupus
4. Piperazini citratis sirupus
5. Prometazini hydrochloridi sirupus
6. Methidilazini hydrochloridi sirupus
7. Sirupus simplex yang dibuat dengan melarutkan 65 bagian sacharosa dalam larutan
metil paraben secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirup.

Dalam perdagangan dikenal “dry syrup” yaitu syrup berbentuk kering yang kalau akan
dipakai ditambahkan sejumlah pelarut tertentu atau aqua destilata, biasanya berisi zat yang
tidak stabil dalam suasana berair.

http://jurnalmakalahfarmasi.blogspot.co.id/2015/04/sediaan-sirup-farmasi.html
SIRUPUS SIMPLEX

Larutan pekat gula dalam air dengan atau tanpa flavoring agent dan bahan berkhasiat obat.
Sirup mengandung flavoring agent mengandung bahan obat disebut sebagai Non-Medicated
Sirup / Flavored Vehicle Syrup. Hanya digunakan sebagai bahan pembawa yang memberikan
rasa manis dan aroma yang diinginkan. Contoh : Cherry Sirup, Cocoa Sirup, Orange Sirup.
Kadar sukrosa dalam sirup 64%-66% non-medicated sirup, e.g cherry sir 47%, raspberry
48%. Menurut Anceletal, Sir.Simplex mengandung 85% sukrosa. Farmakope Belanda ed.V
sir.simplex mengandung 64%. Dengan demikian untuk sirup non-medicated mengandung
kadar gula dengan kisaran 47%-80%. Sirup dengan kadar gula yang tinggi makin stabil.

Sirup obat(medicated syrup) dibuat dengan komposisi :


Zat aktif obat, gula, flavoring agent termasuk zat warna, air. Sediaan sirup diperuntukkan
untuk anak-anak/orang yang tidak dapat menelan obat dalam bentuk tablet/kapsul. Gula
memberikan rasa manis dan dapat meningkatkan kekentalan, dapat mencegah pertumbuhan
bakteri.
Sebagai bahan tambahan lain dalam sediaan komersial dapat digunakan pelarut tertentu. Zat
yang dapat meningkatkan kelarutan zat aktif, pengental/stabilisator lainnya.
Sirup untuk pengobatan : Phenergon syrup(obat alergi), prometazin syrup(obat anti muntah)
Cara Pembuatan sirupus simplex : sukrosa dalam air panas dengan pengadukan sampai semua
larut. Untuk mencegah pertumbuhan jamur dapt ditambahkan pengawet (turunan benzoat).
Asam benzoat 0,1% - 0,2%< Natrium benzoat 0,1%-0,2%, metil, butil, propil bila
MACAM-MACAM SIRUP DAN CARA PEMBUATANNYA

A. DEFINISI SIRUP
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa kecuali
dinyatakan lain, kadar sakarosa C12H22O11 tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari
66,0%. Pembuatan kecuali dinyatakan lain, sirup dibuat sebagai berikut: buat cairan
untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan hingga larut. Tambahkan air
mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki, buang busa yang
terjadi, serkai. Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glikosida
antrakinon, ditambahkan Natrium Karbonat sejumlah 10% bobot simplisia. Kecuali
dinyatakan lain pembuatan sirup simplisia untuk persediaan ditambahkan Metil Pareben
0.25% b/v atau pengawet lain yang cocok (Farmakope III).

Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar
tinggi (sirup simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar sukrosa
dalam sirop adalah 64-66% , kecuali dinyatakan lain. Selain sukrosa dan gula lain, pada
larutan oral ini dapat ditambahkan senyawa poliol seperti sorbitol dan gliserin untuk
menghambat penghabluran dan mengubah kelarutan, rasa dan sifat lain zat pembawa.
Umumnya juga ditambahkan zat antimikroba untuk mencegah pertumbuhan bakteri,
jamur, dan ragi.Larutan oral yang tidak mengandung gula, tetapi bahan pemanis buatan
seperti sorbitol atau aspartam dan bahan pengental seperti gom selulosa sering digunakan
untuk penderita diabetes (Syamsuni, 2007).

Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat
pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis. Syrup adalah sediaan cair kental
yang minimal mengandung 50% sakarosa (Ansel, 2005).

B. PENGGOLONGAN SIRUP

Bedasarkan fungsinya, sirup dikelompokan menjadi 2 golongan, yaitu:

1. Medicated Syrup (sirup obat)


Merupakan sirup yang mengandung satu atau lebih bahan obat. Sirup obat
berupa preparat yang sudah distandarisasi, dapat diberikan berupa obat tunggal atau
dikombinasikan dengan obat lain. Contoh sirup obat antara lain: Sirup sebagai
ekspektorans contohnya yaitu Sirup Thymi. Sirup Thymi et Serpylli = Sirop Thymi
Compositus. Sirop Althae. Sirup sebagai antitusif, contoh sirup Codeini,
mengandung 2 mg Codein/ml sirop.

Sirup sebagai anthelmintik: cotoh sirup Piperazini, mengandung 1 g


Piperazine dalam bentuk hexahydrat/citrat dalam tiap 5 ml sirop. Sirup sebagai
antibiotik contohnya yaitu Sirup Kanamycin, mengandung 50 mg/ml, Sirup
Chloramphenicol, umumnya mengandung 25 mg/ml, Sirup Ampicillin, umumnya
mengandung 25 mg/ml, Sirup Amoxycillin, umumnya mengandung 25 mg/ml, Sirup
Cloxacillin, umumnya mengandung 25 mg/ml.

Dry Syrup atau sirup kering, berupa campuran obat dengan sakarosa, harus
dilarutkan dalam jumlah air tertentu sebelum dipergunakan. Keuntungan sirup kering
dari pada sirup cairan, biasanya sirup kering dapat tahan disimpan lebih lama.
Contohnya Ampicillin trihydrate “dry syrup”, ekivalen dengan 25 mg/ml sirup cairan
kalau sudah dilarutkan dalam jumlah air yang ditentukan.

2. Flavored Syrup (sirup korigen/pembawa),


Biasanya tidak digunakan untuk tujuan medis, namun mengandung berbagai
bahan aromatis atau rasa yang enak dan digunakan sebagai larutan pembawa atau
pemberi rasa pada berbagai sediaan farmasi lainnya, misalnya sebagai penutup rasa
pahit pada Vitamin B Kompleks yang diberikan kepada bayi atau anak-anak. Sirup
golongan ini, mengandung berbagai bahan tambahan, misalnya bahan antioksidan
(antioxidant agent), pengawet (preservative agent), pewarna (coloring agent),
pemberi rasa (flavoring agent), dan bahan pelarut (diluting agent). Sirup ini,
ditambahkan sebagai korigens rasa untuk obat minum, cukup dalam jumlah 10-20 ml
untuk tiap 100 ml larutan obat, Contohnya: Cherry Syrup, Cocoa Syrup, orange
syrup.

Sirup yang sering dipakai sebagai korigens-rasa, yaitu Sirup Simpleks,


mengandung 65% gula dalam larutan nipagin 0,25% b/v, Sirup Aurantii, terutama
untuk bahan obat yang rasanya pahit, dan Sirup Rubi Idaei, terutama untuk bahan
obat yang rasanya asam.
C. MACAM-MACAM SIRUP

Ada 3 macam sirup, yaitu:

1. Sirup simpleks : mengandung 65 % gula dalam larutan nipagin 0,25% b/v.


2. Sirup obat : mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan
dan digunakan untuk pengobatan.
3. Sirup pewangi : tidak mengandung obat tetapi mengadung zat pewangi atau zat
penyedap lain. Tujuan pengembangan sirop ini adalah untuk menutupi rasa
pengembangan sirop ini adalah untuk menutupi rasa tidak enak dan bau obat yang
tidak enak (Anief, 2007).

D. CARA PEMBUATANNYA
 Pembuatan Sirup Secara Umum
Kecuali dinyatakan lain, Sirup dibuat dengan cara sebagai berikut :
Buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan hingga larut.
Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki,
buang busa yang terjadi, serkai.
Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glukosida antrakinon, di
tambahkan natrium karbonat sejumlah 10% bobot simplisia.pada pembuatan sirop
simplisia untuk persediaan di tambahkan Nipagin 0,25% b/v atau pengawet yang
cocok.sirop disimpan dalam wadah tertutup rapar,dan di tempat yang sejuk.
Bentuk sediaan ini masih perlu diencerkan bila akan diminum. Hal yang perlu
diperhatikan dalam membuat obat dalam bentuk sirup adalah rasa, warna, dan aroma
dari ramuan tersebut agar orang tertarik untuk mengkonsumsi obat herbal ini. Cara
pembuatannya yaitu, gula dilarutkan dengan air secukupnya sambil terus diaduk. Jika
gula masih belum larut, proses melarutkan gula bisa dibantu dengan pemanasan
hingga semula gula terlarut. Namun, pemanasan ini jangan sampai menyebabkan gula
gosong (menjadi caramel yang berwarna cokelat). Larutan sirup dicampur dengan
ekstrak kental (cair) simplisia hingga diperoleh kadar manis yang diinginkan
(Sudewo, 2009).
Metode Kerja :
1. Melarutkan bahan- bahan dengan bantuan pemanasan Sirup yang dibuat dengan
cara ini apabila :
a. Dibutuhkan pembuatan sirup secepat mungkin
b. Komponen sirup tidak rusak atau menguap oleh pemanasan
Pada cara ini umumnya gula ditambahkan ke air yang dimurnikan dan dipanaskan
sampai larut. Contoh : sirup akasia, sirup cokelat

2. Melarutkan bahan-bahan dengan pengadukan tanpa pemanasan


Metode ini dilakukan untuk menghindari panas yang merangsang inverse sukrosa.
Prosesnya membutuhkan waktu yang lebih lama tetapi mempunyai kestabilan yang
maksimal. Bila bahan padat akan ditambahkan ke sirup, yang paling baik adalah
dengan melarutkannya dalam sejumlah air murni dan kemudian larutan tersebut
digabungkan ke dalam sirup. Contoh : sirup ferro sulfat.

3. Penambahan sukrosa pada cairan obat yang dibuat atau pada cairan yang diberi rasa
(Colatura).
Ada kalanya cairan obat seperti tingtur atau ekstrak cair digunakan sebagai sumber
obat dalam pembuatan sirup. Banyak tingtur dan ekstrak seperti itu mengandung
bahan-bahan yang larut dalam alcohol dan dibuat dengan pembawa beralkohol atau
hidroalkohol. Jika komponen yang larut dalam alcohol ibutuhkan sebagai bahan
obat dalam pembuatan sirup, beberapa cara kimia umum dapat dilakukan agar
bahan-bahan tersebut larut dalam air, campuran dibiarkan sampai zat-zat yang
tidak larut dalam air terpisah sempurna dan menyaringnya dari campuran.
Filtratnya adalah cairan obat yang kepadanya kemudian ditambahkan sukrosa
dalam sediaan sirup. Pada kondisi lain, apabila tingtur dan ekstrak kental dapat
bercampur dengan sediaan berair, ini dapat ditambahkan langsung ke sirup biasa
atau sirup pemberi rasa sebagai obat. Contoh : Sirup sena

4. Maserasi dan Perkolasi


a. Adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan cara merendam simplisia
tersebut dalam cairan penyari pada suhu biasa yaitu pada suhunya 15-25 0C.
Contoh : Sirupus Rhei, Althaeae sirup
b. Perkolasi ialah suatu cara penarikan, memakai alat yang disebut perkolator, yang
simplisianya terendam dalam cairan penyari dimana zat-zatnya terlarut dan
larutan tersebut akan menetes secara beraturan keluar sampai memenuhi syarat-
syarat yang telah ditetapkan. Contoh :Sirupus cinnamomi, sirup aurantii corticis.

 Cara Pembuatan sirup simpleks


Sirupus Simplex = Sirup Gula
Cara pembuatan : larutkan 65 bagian sakarosa dalam larutan metil paraben 0,25 %
secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirup
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk.

 Cara Pembuatan Sirup obat


- Sirupus Thymi = Sirup Thymi
Cara pembuatan : campurlah 15 bagian herba timi dengan air sesukupnya dan
diamkan 12 jam dalam bejana tertutup. Masukan dalam perkolatordan sari
dengan air, perkolat dipanasi sampai 90 0C dan diserkai hingga diperoleh 36
bagian hasil perkolat. Masukan dalam bejana tertutup dan tambahkan 64
bagian gula panaskan dengan pemanasan lemah hingga diperoleh 100 bagian
sirup.
Pemerian : sirup warna coklat, bau dan rasa seperti thymi.
- Ferrosi Iodidi Sirupus
Cara pembuatan : 20 bagian ferrum pulveratum dicampur dengan 60 bagian
air, tambahkan 41 bagian Iodium sedikit demi sedikit sambil digerus. Setelah
warna coklat hilang maka larutan disaring, dimasukkan kedalam larutan ½
bagian acidum citricum dan 600 bagian sakarosa dalam 200 bagian air panas.
Untuk mencegah terjadinya oksidasi dari ferro Iodida maka ujung corong
masuk kedalam larutan sakarosa. Sisa serbuk besi pada kertas saring dicuci
dengan air sampai diperoleh 1000 bagian sirup.
• Guna acidum citricum adalah untuk mempercepat inversi sakarosa, menjadi
glukosa dan fruktosa yang merupakan reduktor kuat yang berguna untuk
mencegah oksidasi ferro lodidum.
• Ferro Iodidum selalu dibuat baru.
 Cara Pembuatan Sirup pewangi
- Auranti Sirupi = Sirup Jeruk Manis
Cara pembuatan : campur 10 bagian kulit buah jeruk manis yang telah
dipotong kecil-kecil dengan 20 bagian larutan metil paraben 0,25%. Biarkan
dalam tempat tertutup selama 12 jam. Pindahkan ke dalam perkolator,
perkolasi dengan larutan metil paraben 0,25% secukupnya hingga diperoleh 37
bagian perkolat. Tambahkan 63 bagian gula pada suhu kamar atau pada
pemanasan perlahan-lahan dalam tempat tertutup hingga diperoleh 100 bagian
sirup.
Pemerian : cairan kental, jernih, warna coklat, bau khas aromatik.

Anda mungkin juga menyukai