PRINSIPPEMBUATANBSOPA
contoh bahan semi padat adalah : adepslanae, cera flava, cera alba, parafin padat,vaselin album, vaselin flavum, dll
• Dalam jumlah sedikit digerus denganpenambahan aceton atau eter, barudicampur dengan zat tambahan
• Dalam jumlah besar sebaiknya dilebur diatas tangas air/ water bath baru dicampurdengan bahan tambahan
• Serbuk dengan minyak atsiri : minyak atsiridapat diteteskan terakhir atau dengan
membuatoleosacchara
• Oleosacchara adalah campuran 2 gramsaccharum dengan 1 tetes minyak atsiri
• Serbuk dengan tingtur :
tingtur dalam jmlh kecil dikerjakan denganlumpang panas dan dikeringkan dengan
zattambahan
Tingtur dalam jmlh besar dikerjakan denganmenguapkan di atas tangas air sampai
kental,baru ditambahkan zat tambahan ( sampai dapatdiserap zat tambahan), aduk sampai
keringkemudian diangkat
PRINSIPPEMBUATANBSOCAIR
• Yang perlu diperhatikan adalah kestabilan dankelarutan bahan obat dalam pelarut
• Bahan obat yg tdk stabil, mis : asetosal, tidakboleh dibuat dalam bentuk cair karena akan
terurai mjd acidum aceticum dan acidum salicylicum
• Bhn obat yg kurang stabil (stabil dlm bbrp jam/ hari), mis : antibiotik, biasanya dikemas dalam
bentuk granul atau sirup kering/ dry sirup/drysuspension dan akan dicampur dgn air jika
akandigunakan
Prinsip pembuatan BSO semi padat :unguenta (salep), krim, pasta, linimen
Basis Salep
1 . B a h a n o b a t l a r u t l e m a k , m i s : m e n t h o l , c a m p h o r a d a p a t langsung
dilarutkan ke basisnya
2 . B a h a n o b a t l a r u t d a l a m a i r , m i s a l n y a t a n i n d i l a r u t k a n d a h u l u dg
air, dgn syarat jumlah basis harus dikurangi jumlahaquadest yg dipakai(jika dlm resep tdk
tercantum aquadest)dan sisa basis harus dapat menyerap seluruh aq yg digunakan
3 . J i k a b a h a n o b a t t d k d p t l a r u t d l m l e m a k a t a u a i r , m a k a b a h a n obat
digerus halus (jika perlu diayak dg pengayak no.100)kemudian dicampur dg basisnya. Mula-
mula sejumlah bahanobat, sisa basis jika perlu dipanaskan dahulu, kemudiandicampurkan sedikit
demi sedikit sampai homogeny
4 . J i k a d a l a m p e m b u a t a n u n g u e n t u m m e m e r l u k a n p e m a n a s a n / pencairan
basis, maka campuran harus diaduk hingga dingin
Tugas 3 Preformulasi
• Carilah definisi istilah berikut ini :
1.Bahan higroskopis 11. Pasta
2 . H o m o g e n 1 2 . L i n i m e n
3.Pulvis 1 3 . m i k s t u r a & m i k s t u r a agitanda
4.Pulveres 14. Eliksir
5.Kapsul 1 5 . s p i r i t u s d i l u t u s & s p i r . fortior
6 . S i r u p
7 . S u s p e n s i
8 . E m u l s i
9 . S a l e p 10.Krim
Tugas 4 Preformulasi
6 . V a s e l i n f l a v u m
7 . P a r a f i n l i q u i d u m
8 . P a r a f i n s o l i d u m
9 . A d e p s l a n a e
10.Cera alba
ABSTRAK
Pencampuran adalah salah satu operasi farmasi yang paling umum. Sulit untuk
menemukan produk farmasi dimana pencampuran tidak dilakukan pada tahap
pengolahan. Pencampuran dapat didefinisikan sebagai proses di mana dua atau lebih
komponen dalam kondisi campuran terpisah atau kasar diperlakukan sedemikian
rupa sehingga setiap partikel dari salah satu bahan terletak sedekat mungkin dengan
partikel bahan atau komponen lain. Tujuan pencampuran adalah memastikan bahwa
ada keseragaman bentuk antara bahan tercampur dan meningkatkan reaksi fisika
atau kimia.
Bentuk sediaan semi padat digunakan ketika resep dokter memerlukan kombinasi
dari dua atau lebih salep atau krim dalam rasio tertentu atau penggabungan obat ke
dalam salep atau basis krim. Karena pencampuran langsung dari bahan-bahan tidak
selalu dapat dilaksanakan, penggabungan agen lain diperlukan untuk memastikan
partikel berukuran halus. Alat pencampur sediaan semi padat diantaranya adalah
spatula, mortar dan stamper, ointment slab, blender, homogenizer, mixer, agitator
mixers, shear mixers, ultrasonic mixers, planatory mixer, double planetary mixers,
sigma mixer, colloid mill, dan. triple-roller mill.
Proses pencampuran adalah salah satu operasi yang paling umum digunakan dalam
pembuatan sediaan farmasi. Berbagai macam bahan seperti cairan, semi padat dan
padat memerlukan pencampuran selama mereka menjadi formulasi bentuk sediaan,
karena itu, pilihan yang tepat dari pencampuran adalah peralatan diperlukan
mengingat sifat fisik dari bahan-bahan seperti densitas, viskositas, pertimbangan
ekonomi mengenai waktu proses diperlukan untuk pencampuran dan daya serta
biaya peralatan dan pemeliharaan.
Kata kunci: pencampuran, sediaan semi padat, alat pencampur
________________________________________________
Pendahuluan
Pencampuran adalah salah satu operasi farmasi yang paling umum. Sulit untuk
menemukan produk farmasi dimana pencampuran tidak dilakukan pada tahap
pengolahan. Pencampuran dapat didefinisikan sebagai proses di mana dua atau lebih
komponen dalam kondisi campuran terpisah atau kasar diperlakukan sedemikian rupa
sehingga setiap partikel dari salah satu bahan terletak sedekat mungkin dengan partikel
bahan atau komponen lain. Proses ini melibatkan pencampuran gas, cairan atau
padatan dalam setiap kombinasi dan rasio dua atau lebih komponen yang mungkin
(Madinah, 2008).
Tujuan pencampuran adalah sebagai berikut.
1. Untuk memastikan bahwa ada keseragaman bentuk antara bahan tercampur yang
dapat ditentukan dengan mengambil sampel dari bagian terbesar bahan dan
menganalisisnya, yang harus mewakili komposisi dari keseluruhan campuran.
2. Untuk memulai atau meningkatkan reaksi fisika atau kimia seperti difusi, disolusi,
dll (Madinah, 2008).
Umumnya pencampuran dilakukan untuk memperoleh jenis produk berikut.
1. Ketika dua atau lebih cairan misibel dicampur bersama-sama, hasilnya dikenal
sebagai larutan nyata.
2. Ketika dua cairan imisibel dicampur dengan agen pengemulsi, hasilnya dikenal
sebagai emulsi.
3. Ketika padatan dilarutkan dalam suatu pembawa, hasilnya dikenal sebagai larutan.
4. Ketika padat tidak larut dilarutkan dalam suatu pembawa, hasilnya dikenal sebagai
suspensi.
5. Ketika padatan atau cairan dicampur dengan basis semi padat, hasilnya dikenal
sebagai salep atau supositoria.
6. Ketika dua atau lebih bahan padat bersama, diperoleh serbuk yang bila diisi ke
dalam kapsul dikenal sebagai kapsul dan ketika dikompresi di bawah tekanan tinggi
disebut tablet (Madinah, 2008).
Campuran dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Campuran Positif
Jenis campuran ini terbentuk ketika dua atau lebih gas atau cairan misibel dicampur
bersama-sama melalui proses difusi. Dalam hal ini tidak diperlukan energi, cukup
hanya dengan memberikan waktu untuk pembentukan larutan. Jenis bahan ini tidak
memberikan masalah dalam pencampuran (Bhatt & Agrawal, 2007).
2. Campuran Negatif
Campuran jenis ini terbentuk ketika padatan tidak terlarut dicampur dengan pembawa
untuk membentuk suspensi atau ketika dua cairan tidak saling larut yang dicampur
untuk membentuk emulsi. Pencampuran ini lebih sulit disiapkan dan memerlukan
tingkat pencampuran yang lebih tinggi dengan kekuatan eksternal karena ada
kecenderungan komponen campuran ini terpisah kecuali jika terus diaduk (Bhatt &
Agrawal, 2007).
3. Campuran Netral
Banyak produk farmasi seperti pasta, salep, dan serbuk tercampur adalah contoh
campuran netral. Produk tersebut statis dan komponennya tidak memiliki
kecenderungan bercampur secara spontan tetapi sekali tercampur, mereka tidak akan
terpisah dengan mudah (Bhatt & Agrawal, 2007).
Dalam semua jenis campuran, pencampuran dicapai dengan menerapkan satu atau
lebih dari mekanisme berikut.
Ointment Slab
Sama halnya dengan mortar, stamper, dan spatula, ointment slab merupakan andalan
di pengaturan farmasi. Ointment slab memberikan permukaan yang keras dan bersih
untuk pencampuran senyawa. Sebagian besar ointment slab berupa plat kaca yang
permukaannya non-absorbable. Untuk beberapa peracikan, apotek banyak membeli
kertas perkamen yang melayani tujuan yang sama ketika ditempatkan di atas slab salep,
tapi mudah dibuang setelah digunakan tanpa pembersihan yang diperlukan termasuk
antara campuran (Madinah, 2008).
Gambar 4. Ointment slab
Blender
Blender dilengkapi dengan pengadukan pisau, melalui pengadukan dengan kecepatan
tinggi akan memberikan energi kinetik yang dapat menggerakkan cairan dalam wadah
sehingga dapat mendispersikan fase dispersi ke dalam medium dispersinya. Selain
itu blender juga dapat menghomogenkan campuran dan memperkecil ukuran partikel.
Dengan adanya pengadukan mengakibatkan terjadinya tumbukan antarpartikel dispers.
Bila tumbukan terjadi terus-menerus maka terjadi transfer massa sehingga ukuran
partikel menjadi semakin kecil. Ukuran partikel yang kecil biasanya sukar homogen
karena gaya kohesivitasnya tinggi sehingga cendrung memisah. Namun kelemahan alat
ini adalah muah terbentuk buih/busa yang dapat menggangu pengamatan selanjutnya.
Penggunaan emulgator hidrokarbon akan membuat makromolekul dari hidrokarbon
terpotong-potong sehingga dapat mempengaruhi kestabilan emulsi yang terbentuk
(Lieberman HA & Lachmann, 1994).
Gambar 5. Blender
Homogenizer
Homogenizer paling efektif dalam memperkecil ukuran fase dispers kemudian
meningkatkan luas permukaan fase minyak dan akhirnya meningkatkan viskositas
emulsi sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya ”creaming”. Homogenizer
bekerja dengan cara menekan cairan dimana cairan tersebut dipaksa melalui suatu
celah yang sangat sempit lalu dibenturkan ke suatu dinding atau ditumbuhkan pada
peniti-peniti metal yang ada di dalam celah tersebut. Homogenizer umumnya terdiri
dari pompa yang menaikkan tekanan dispersi pada kisaran 500-5000 psi, dan suatu
lubang yang dilalui cairan dan mengenai katup penghomogenan yang terdapat pada
tempat katup dengan suatu spiral yang kuat. Ketika tekanan meningkat, spiral ditekan
dan sebagian dispersi tersebut bebas di antara katup dan tempat (dudukan) katup. Pada
titik ini, energi yang tersimpan dalam cairan sebagian tekanan dilepaskan secara
spontan sehingga produk menghasilkan turbulensi yang kuat dan shear hidrolik. Cara
kerja homogenizer ini cukup efektif sehingga bisa didapatkan diameter partikel rata-
rata kurang dari 1 mikron tetapi homogenizer dapat menaikkan temperatur emulsi
sehingga dibutuhkan pendinginan (Lieberman HA & Lachmann, 1994).
Gambar 6. Homogenizer
Mixer
Mixer memiliki sifat menghomogenkan sekaligus memperkecil ukuran partikel tapi efek
menghomogenkan lebih dominan. Mixer biasanya digunakan untuk membuat emulsi
tipe batch. Terdapat berbagai macam mixer yang dapat digunakan dalam pembuatan
sediaan semi padat. Dalam hal ini sangat penting untuk merancang dan memilih mixer
sesuai dengan jenis produk yang diproduksi atau sedang dicampur. Sebagai contoh:
salah satu aspek desain mixer yang penting adalah seberapa baik/tahan dinding
internal dari mixer. Hal ini karena terdapat beberapa permasalahan dengan baja tahan
karat dari mixer sebab mata pisau pengikis harus fleksibel cukup untuk
memindahkan/mengaduk bagian dalam dinding mixer. Atau dengan kata lain, mata
pisau atau pengaduk harus mampu mengaduk atau memindahkan bahan yang melekat
pada dinding mixer tanpa merusak dinding mixer. Jika proses pengadukan tidak
berjalan dengan baik (masih banyak bahan yang menempel/tersisa pada
dinding mixer), maka hasil pencampurannya tidak akan homogen. Oleh
karena mixer mempunyai aksi planetary mixing maka kemampuannya untuk
mencampur fase air, fase minyak dan emulgator sangat tergantung pada macam
pengaduk yang digunakan. Selain spesifikasi untuk tiap alatnya, harus diperhatikan
pula agar tidak terlalu banyak udara yang ikut terdispersi ke dalam cairan karena akan
membentuk buih atau bisa yang menggangu saat melakukan pembacaan volume
sedimentasi (Lieberman HA & Lachmann, 1994).
Gambar 7. Mixer
Agitator Mixers
Secara prinsip mirip dengan mixer pengaduk yang digunakan untuk cairan dan untuk
serbuk, memang mixer gerakan planetary sering digunakan untuk semi
padat. Mixers dirancang khusus untuk semi padat yang biasanya memiliki bentuk lebih
berat untuk menangani bahan dengan konsistensi lebih besar. Lengan pengaduk
dirancang untuk menarik, meremas, membentuk dan bergerak sedemikian rupa
sehingga bahan dibersihkan dari semua sisi dan sudut tempat pencampuran (Bhatt &
Agrawal, 2007).
Salah satu bentuk umum yang digunakan untuk menangani konsistensi plastik semi
padat dikenal sebagai mixer lengan sigma, karena mixer menggunakan dua bilah mixer,
dengan bentuk yang menyerupai huruf Yunani, sigma (∑). Kedua bilah berputar
terhadap satu sama lain dan beroperasi di sebuah tempat pencampuran yang memiliki
bentuk bak double, masing-masing bilah menyesuaikan bak. Dua bilah berputar pada
kecepatan yang berbeda, yang satu biasanya sekitar dua kali kecepatan yang lain,
menghasilkan penarikan lateral bahan dan terbagi ke dalam kedua bak. Bentuk bilah
dan perbedaan kecepatan menyebabkan gerakan end-to-end. Dengan bentuk yang
kokoh dan daya yang lebih tinggi, bentuk mixer ini dapat menangani bahkan bahan
plastik terberat, dan produk-produk seperti massa pil, massa tablet granul, dan salep
yang telah siap dicampur. Salah satu masalah yang dihadapi dalam pencampuran semi
padat adalah masuknya udara. Mixer lengan sigma dapat ditutup dan dioperasikan
pada tekanan rendah, yang merupakan metode terbaik untuk menghindari masuknya
udara dan dapat membantu dalam meminimalkan dekomposisi bahan oxidisable, tetapi
harus digunakan dengan hati-hati jika campuran mengandung bahan yang mudah
menguap (Bhatt & Agrawal, 2007).
Sigma mixer digunakan untuk proses granulasi basah dalam pembuatan tablet, massa
pil dan salep. Hal ini terutama digunakan untuk pencampuran padat-cair meskipun bisa
digunakan untuk campuran padat-padat juga.
Keuntungan:
Bilah sigma mixer menciptakan jarak kematian minimal selama pencampuran.
Ada toleransi dekat antara bilah dan dinding samping maupun bawah mixer shell.
Kerugian: Sigma mixer bekerja dengan kecepatan tetap (Bhatt & Agrawal, 2007).
Ultrasonic Mixers
Metode yang efektif untuk menangani bentuk-bentuk tertentu dari masalah
pencampuran adalah untuk permasalahan bahan terhadap getaran ultrasonik. Hal ini
memiliki aplikasi khusus dalam pencampuran dalam preparasi emulsi (Bhatt &
Agrawal, 2007).
Gambar 13. Ultrasonic mixer
Colloid Mill
Colloid mill berguna untuk penggilingan, dispersi, homogenisasi dan merusak
aglomerat dalam pembuatan pasta makanan, emulsi, coating, salep, krim, pulp,
minyak, dll. Fungsi utama dari colloid mill adalah untuk memastikan kerusakan
aglomerat atau dalam kasus emulsi untuk menghasilkan tetesan halus yang berukuran
sekitar 1 mikron. Bahan yang diproses diisi oleh gravitasi untuk dipompa sehingga lewat
di antara elemen rotor dan stator dimana ia mengalami gaya geser dan hidrolik tinggi.
Bahan dibuang melalui gerbong dimana ia dapat diresirkulasi untuk perlewatan kedua,
biasanya untuk bahan yang memiliki kepadatan lebih tinggi dan isi serat cakram beralur
berbentuk kerucut. Terkadang pengaturan pendinginan dan pemanasan juga ditentukan
dalam penggilingan ini yang tergantung pada jenis bahan yang diproses. Kecepatan
rotasi rotor bervariasi dari 3.000-20.000 rpm dengan jarak kemampuan penyesuaian
yang sangat halus antara rotor dan stator bervariasi dari 0.001-0.005 inci tergantung
pada ukuran alat. Colloid mills memerlukan pengisian air yang banyak, cairan dipaksa
melalui celah sempit dengan aksi sentrifugal dan jalur spiral. Dalam penggilingan ini
hampir semua energi yang diberikan diubah menjadi panas dan gaya geser terlalu dapat
meningkatkan suhu produk. Oleh karena itu, sebagian besar colloid mills dilengkapi
dengan jaket air dan itu adalah juga diperlukan untuk mendinginkan bahan sebelum
dan setelah melewati penggilingan (Bhatt & Agrawal, 2007).
Referensi
Anonim. 2011. Pharmaceutical Polymers for Liquid and Semisolid Dosage Forms.
USA: Lubrizol Pharmaceutical Ingredients.
Bhatt B, Agrawal SS. 2007. Pharmaceutical Engineering. New Delhi: Delhi Institute of
Pharmaceutical Science and Research.
Lieberman HA, Lachmann L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi I.
Jakarta: UI Press.
Madinah J. 2008. Tech Lectures for the Pharmacy Technician: Section XXIV –
Principles of Compounding. USA: Tech Lectures®.