Anda di halaman 1dari 22

sirup

• Larutan oral yang mengandung sukrosa atau


gula lain kadar tinggi atau hampir jenuh dikenal
sebagai sirup atau sirup simpleks.

• Istilah sirup juga digunakan untuk bentuk


sediaan cair lain yang dibuat dengan pengental
dan pemanis, termasuk suspensi oral.
Cara
meningkatkan
kelarutan

• Kosolvensi
• Pengontrolan pH
• Solubilisasi miselar
• Kompleksasi
Cara
meningkatkan
kelarutan

•Kosolvensi
• Pengontrolan pH
• Solubilisasi miselar
• Kompleksasi
Cara
meningkatkan
kelarutan

•Kosolvensi

ELIXIR
Fornas Ed. II, hal. 313 :
Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai
rasa dan bau yang sedap, mengandung bahan obat dan
zat tambahan seperti zat pemanis, zat pengawet, zat
warna dan zat pewangi, sebagai obat dalam.

Selain pelarut utama juga digunakan etanol 90% yang


dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat.

Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilen glikol.


• Larutan oral yang mengandung
etanol sebagai kosolven dinyatakan
sebagai eliksir.

• Eliksir umumnya mengandung obat


yang poten seperti antibiotik,
antihistamin dan sedatif, dan
diformulasikan dengan rasa yang
enak dan biasanya sangat stabil.
Kandungan
alkohol
• Eliksir yang mengandung >10-12 % alkohol, bersifat sebagai
pengawet sendiri dan tidak membutuhkan penambahan zat
antimikroba untuk pengawetnya.

• Konsentrasi alkohol yang terdapat dalam sediaan berdasarkan FDA :


Anak < 6 tahun : maksimal 0,5 %
Anak 6-12 tahun : maksimal 5 %
Anak > 12 tahun dan dewasa : maksimal 10 %

• eliksir kandungan alcohol bervariasi mulai dari 3-5 % sampai 21-23 %.

• British Pharmaceutical Codex


Konsentrasi etanol dalam sediaan bervariasi; ada sediaan
yang mengandung etanol 90 % v/v sampai 95%.
Tujuan Pembuatan
Sediaan Elixir

1. Mempertinggi kelarutan zat berkhasiat


-Agar homogenitas lebih terjamin
-Zat berkhasiat lebih mudah terabsorbsi
dalam keadaan terlarut

2. Sediaan berasa manis dan aroma lebih sedap

3. Dapat digunakan oleh orang yang sukar menelan


obat seperti anak-anak dan orang tua (geriatrik).
Keuntungan :
• Lebih mudah ditelan daripada bentuk padat, sehingga
dapat digunakan untuk bayi, anak-anak, dan geriatri.

• Segera diabsorbsi karena sudah dalam bentuk larutan

• Obat secara homogen terdistribusi dalam seluruh


sediaan

• Bersifat hidroalkohol sehingga eliksir lebih mampu


mempertahankan komponen larutan yang larut dalam
air dan larut dalam alkohol dibandingkan daripada
sirup

• Stabilitas yang khusus dan kemudahan dalam


pembuatan (lebih disukai dari pada sirup)
• Kemudahan penyesuaian dosis dan pemberian terutama pada
anak-anak.

• Dosis selalu seragam (bentuk larutan) sehingga tidak perlu


pengocokan.

• Dosis dapat diubah sesuai penyediannya

• Sifat mengiritasi obat bisa diatasi dengan sediaan bentuk larutan


karena adanya faktor pengenceran. Contoh: KI dan KBr dalam
keadaan kering menyebabkan iritasi.

• Penampilan menarik sediaan dalam botol memberikan


pengaruh psikologis dalam penyembuhan

• Sediaan larutan dapat dengan mudah diberi bahan pewangi,


pemanis, atau pewarna untuk meningkatkan penampilan.
Kekurangan :
• Voluminus, susah untuk diangkut atau disimpan

• Stabilitas dalam bentuk larutan lebih jelek dibanding dalam
bentuk tablet atau kapsul terutama bila zat mudah
terhidrolisis

• Larutan mudah ditumbuhi mikroorganisme

• Ketepatan dosis tergantung pada kemampuan pasien


menakar

• Rasa obat yang kurang enak akan lebih terasa dalam bentuk
larutan dibanding dalam bentuk tablet.
• Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya
kurang manis dan kurang kental karena

• Mengandung kadar gula yang lebih rendah


sehingga kurang efektif dalam menutupi
rasa obat dibanding dengan sirup.

• Memerlukan alat sendok untuk pemberian


dosisnya
• Menggunakan pelarut campur (kosolven) maksimum pada masing
masing pelarut.

• Pemilihan pelarut campur untuk sediaan farmasi cukup sulit,


karena sifat toksisitas dan iritasinya. Penting diperhatikan
konsentrasi maksimum komponen pelarut campur yang masih
diperbolehkan. Untuk memperkirakan kelarutan suatu zat dalam
pelarut campur harus dilihat harga konstanta dielektriknya.

• Suatu pelarut campur yang ideal mempunyai harga konstanta


dielektrik antara 25 sampai 80. kombinasi pelarut campur yang
banyak digunakan dalam sediaan farmasi adalah campuran air-
alkohol atau pelarut lain yang sesuai antara lain sorbitol,
gliserin, propilen glikol, dan sirupus simpleks. (The Theory and
Practice of Industrial Pharmacy, hal.460-461)
Hal- hal yang dianggap perlu dalam
pembuatan eliksir
• Pembentukan kristal yang disebabkan oleh perubahan suhu, keseragaman ukuran,
dll

• Ketercampuran zat aktif dengan pelarut campur ataupun zat tambahan untuk
menghindari terjadinya pengendapan.

• Dasar pemilihan pelarut campur: toksisitas, kelarutan, konstanta dielektrik


pelarut, ketercampuran bahan.

• Untuk penambahan sirupus simpleks lebih dari 30% harus diperhatikan terjadinya
cap locking pada tutup botol sediaan. Karena itu perlu diberikan anti cap locking.
Gliserin sebagai anti cap locking, penambahan gliserin harus diperhatikan
karena gliserin dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan diare.

Peningkat rasa seperti pemanis perlu diberikan untuk meningkatkan penerimaan,
ditambahkan juga rasa dan warna yang sesuai (antara warna dan essens yang
ditambahkan harus ada kesesuaian).
• Untuk sediaan oral, pemilihan zat aktif perlu
memperhatikan pemerian (rasa dan bau).

• Pemanis yang dapat digunakan : gula,


sirupus simpleks, sorbitol, siklamat, aspartam.

• Karena ada komponen air dalam sediaan


maka perlu ditambahkan pengawet,
pengawet yang dapat digunakan:
– Asam & garam benzoat 0,1-0,3% Kombinasi
metil paraben 0,18% dan propil paraben 0,02%.
Pemilihan pelarut campur
didasarkan:
• kelarutan, misal: alkohol 10 %, propilen glikol x %,
air 90-x %
-Kd (jika diketahui Kd zat aktif)
-Kd campuran = (%air x Kd air) + (% alk x Kd
alk) + (% prop Gli x Kd prop Gli)
Misal:
• Untuk zat yang ke arah polar: Kd camp > Kd zat
aktif
• Untuk zat yang ke arah non polar: Kd camp < Kd
zat aktif
Etanol
• Konstanta dielektrik 25,7
• Konsentrasi >10% :mencegah pertumbuhan
mikroba
• Pelarut untuk oral liquid: bervariasi (<10%)
Gliserin
• Konstanta dielektrik 42,5
• Pemanis: sampai 20%
• Pembasah: sampai 30%
Sorbitol
• Humektan 3-15%
• Pambawa larutan 25-90%
• Anticaplocking agent 15-30%
• Pemanis 25-30%
• Pengental 25-30%
• Larutan oral 20-35 % ; suspense oral 70 %

Propilenglikol
• Konstanta dielektrik 33
• Solven atau kosolven oral 10-35 %
• Pengawet (untuk larutan dan semisolid) 15-30%
FORMULA
• zat berkhasiat
• pelarut utama (etanol dan air
perbandingan tertentu sesuai dengan daya
melarut zat berkhasiat)
• pelarut tambahan (gliserol, sorbitol, propilen
glikol)
• bahan pembantu (pemanis, pewangi,
pewarna, pengawet, antcaplocking agent,
penstabil kimia seperti pendapar,
pengkomples, antioksidan)
CONTOH ELIKSIR DI PASARAN
1. Eliksir parasetamol
• contoh : dapyrin, decadol elixir
2. Eliksir teofilin
• contoh : bronchophylin, bufabron, brodilex,
tusapres
3. Eliksir piperazin sitrat
• contoh : ascari, combantrinneo ultraxon
4. Eliksir ambroxol HCl
• contoh : mucopect
Contoh resep
• R/ parasetamol 125 mg/ 5 ml
syr. Simplex 10%
etanol 10 %
mf elixir 100ml
S3dd cth 1 prn
Bahan –bahan:
-Parasetamol 125 mg/5 ml x 100 ml = 2,5 g
-Syr simplex 10g/100mlx 100 ml = 10 g
-Etanol 10ml/100mlx 100 ml = 10 ml
-Aqua ad 100 ml
• R/ Ambroxol 15 mg/5ml
Etanol 96% 10%
Gliserin 10%
Syr simplex 20%
Mf elixir 60 ml
S3ddcth 1

Anda mungkin juga menyukai