Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

PENCUCIAN DAN STERILISASI ALAT, KARET, VIAL, DAN


BOTOL INFUS

Kelompok C3

Anggota Kelompok :

1. Intan Alvi Ayu Novitasari (152210101067)


2. Mohammad Zulfikhar Arif (152210101068)
3. Zubaidah Hoiril Wafiq (152210101069)
4. Irsalina Triastutik (152210101070)
5. Ingga Dias Astri (152210101071)
6. I Made Wahyu Yogatama (152210101073)

BAGIAN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER

2018
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat melakukan pencucian dan sterilisasi alat dan kemasan dengan metode
yang sesuai.
B. LATAR BELAKANG
Pencucian dan sterilisasi dilakukan pada alat , gelas, karet, vial dan botol infus yang
akan digunakan saat praktikum yang bertujuan untuk mengurangi jumlah mikroorganisme atau
patogen yang ada. Untuk mencapai steril, sterilisasi perlu dilakukan sehingga sediaan yang akan
dibuat memenuhi syarat steril yaitu dimana sediaan bebas dari mikroorganisme hidup baik
patogen maupun nonpatogen. Selain sterilisasi dari mikroorganisma sediaan steril harus
memenuhi syarat fisika maupun kimianya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mencuci
menggunakan air dan detergen pembersih dan sikat sehingga kotoran-kotoran yang menempel
dapat dibersihkan. Dengan itu telah memenuhi syarat steril dari mikroorganisme dan kotoran
lainnya walaupun tidak bersih secara mutlak

C. DASAR TEORI
Sterilisasi merupakan suatu proses menghilangkan, membunuh atau menghacurkan
semua bentukmikroorganismebaik yang patogen maupun nonpatogen.
Dengan sterilisai, maka akan diperoleh bahan dan alat yang steril. Berdasarkan teknik sterilisasi
dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Terminal Sterlization (sterilisasi akhir). Menurut PDA Technical Monograph dibagi
menjadi dua, yaitu:
 Overkill Method, yaitu metode sterilisasi menggunakan pemanasan dengan uap
panas pada suhu 121 oC selama 15 menit. Penggunaan metode ini biasanya dipilih
untuk bahan-bahan yang tahan panas seperti zat anorganik. Dasar pemilihan metode
ini adalah karena lebih efisien, cepat, dan aman.
 Bioburden Sterilitation, merupakan suatu metode sterilisasi yang dilakukan dengan
monitoring terkontrol kontaminasi mikroba sekecil mungkin sebelum dilakukan
proses sterilisasi lanjutan dengan persyaratan SAL 10-6.
2. Aseptic Processing
Metode ini merupakan metode pembuatan produk steril menggunakan saringan dengan
filter khusus untuk bahan obat steril atau bahan baku steril yang diformulasi dan
dimasukkan ke dalam kontainer steril dalam lingkungan terkontrol. Suplai udara,
material, peralatan, dan petugas telah terkontrol sedemikian hingga kontaminasi
mikroba tetap berada pada level yang dapat diterima dalam batas aman (PDA, 2007).
Beberapa metode yang sering digunakan untuk melakukan sterilisasi dalam
laboratoriumyaitu :
1. Pemanasan dengan Udara Panas (Dry Heat Oven)/Panas Kering
Cara ini dipakai untuk membuat steril alat-alat dari gelas seperti tabung reaksi, petridish,
botol dan alat-alat dari katun. Pemanasan dilakukan sampai suhu 170 oC selama 1 jam
atau 140 oC selama dua jam. Kelebihan menggunakan sterilisasi ini diantaranya, hasil
kering dapat digunakan untuk bahan termostabil, seperti alat-alat
penetrasi panas terbatas pada lapisan tertentu, dan dibutuhkan tenaga listrik besar.
2. Sterilisasi dengan Uap Air yang Ditekan/ Sterilisasi Panas Basah (Uap)
Proses sterilisasi termal meggunakan uap jenuh di bawah tekanan berlangsung di suatu
bejana yang disebut autoclave pada suhu 121 oC selama 15-20 menit tergantung
bahan/prosedur sterilisasi. Metode ini paling banyak digunakan karena dapat digunakan
karena bnyak alat dan bahan yang dapat disterilkan dengan metode ini, biaya
operasional cukup rendah dibanding metode lain, temperatur merata pada setiap tempat
selama proses, cepat dan kering (Leon Lachman, Herbert A. Leberman, 1989).
Pada umumnya sterilisasi peralatan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
 Sterilisasi secara fisik
Merupakan proses sterilisasi dengan menggunakan saringan (filter), panas
(sterilisasikering (menggunakan udarapanas), sterilisasi lembab(menggunakan air
panas), radiasi cahaya dan tekanan untuk membunuh mikroba dangan cara menyaring
dan merusak struktur sel mikroba. Contoh alatnya yaitu autoklaf, oven
 Sterilisasi secara kimiawi
Merupakan proses sterilisasi yang menggunakan senyawa kimia sebagai desinfektan.
Senyawa asam dan basa kuat merupakan senyawa kimia yang banyak digunakan
sebagai desinfektan. Beberapa bahan kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi
adalah etilen oksida, gas formaldehid, asam parasetat, dan glurtaradehid alkalin.
Sterilisasi kimia dapat juga dilakukan dengan penggunaan cairan desinfektan berupa
senyawa aldehid, hipoklorit, fenolik, alkohol.
 Sterilisasi secara mekanik
Merupakan sterilisasi yang dilakukan untuk membuang organisme dari larutan tidak tahan
panas dengan melewatkan larutan tersebut melalui filter yang memiliki kemampuan dapat
menahan bakteri (bacterial-tight filter) (Retno, 2005).
D. ALAT DAN BAHAN
 Alat yang digunakan
1) Oven 11) Gelas ukur
2) Autoclave 12) Vidal
3) Botol kas infus 13) Kertas saring
4) Botol Talk 14) Corong
5) Botol Tetes Warna 15) Sendok logam
Coklat 16) Sendok porselen
6) Sumbat / tutup karet 17) Batang pengaduk
7) Pipet botol tetes 18) Pinset
8) Kaca arloji 19) Penutup alumunium
9) Erlenmeyer 20) Alumunium Oil
10) Beker Glass 21) Tali
 Bahan yang digunakan
1) Natrium karbonat (NaCO3)
2) Aquadest
3) Alkohol
4) HCl (asam klorida) encer
E. OBJEK STERILISASI ASEPTIS
No Nama Alat Ukuran Jumlah Sterilisasi Waktu
1. Kaca arloji Ø 7 cm 1 Oven 1 jam
2. Kaca arloji Ø 5 cm 5 Oven 1 jam
3. Kaca arloji Ø 3 cm 8 Oven 1 jam
4. Sendok porselen - 5 Oven 1 jam
5. Pengaduk - 8 Oven 1 jam
6. Pinset - 8 Oven 1 jam
7. Botol serbuk - 2 Autoclave 30 menit
8. Tutup aluminium - 2 Autoclave 30 menit
9. Beaker gelas 50 ml 2 Autoclave 30 menit
10. Beaker gelas 100 ml 2 Autoclave 30 menit
11. Beaker gelas 250 ml 2 Autoclave 30 menit
12. Sendok logam - 1 Oven 1 jam
13. Erlenmeyer 50 ml 1 Autoclave 30 menit
14. Erlenmeyer 100 ml 2 Autoclave 30 menit
15. Erlenmeyer 250 ml 4 Autoclave 30 menit
16. Gelas ukur 50 ml 2 Autoclave 30 menit
17. Gelas ukur 100 ml 3 Autoclave 30 menit
18. Botol tetes coklat 10 ml 1 Autoclave 30 menit
19. Pipet tetes - 8 Autoclave 30 menit
20. Corong - 5 Autoclave 30 menit
21. Kertas saring - q.s Oven 1 jam
22. Pipet botol tetes - 1 Autoclave 30 menit
23. Sumbat karet - 1 Autoclave 30 menit
24. Tali - q.s Oven 1 jam

F. METODE PELAKSANAAN
1. Pencucian Alat Gelas
Alat gelas dicuci dengan air dan HCl encer

Direndam didalam larutan tepol dan Na2CO3 , kemudian didihkan selama 1 hari

Perendaman diulangi sampai larutan tetap jernih

Alat dibilas menggunakan aquadest

2. Pencucian Alat Alumunium

Alat dididihkan dalam tepol selama 10 menit

Direndam dalam larutan Na2CO3 selama 5 menit

Alat dibilas dengan air panas yang dialirkan

Alat dididihkan dalam air semala ± 15 menit, kemudian dibilas kembali

Kemudian dibilas dengan aquadest mendidih sampai 3 kali


3. Pencucian Alat Karet

Alat dari bahan karet direndam selama 2 hari dalam HCl

Alat direndam dalam tepol dan Na2CO3 dan didihkan selama 1 hari

Perendaman diulangi sampai larutan tetap jernih

Kemudian, direndam dengan aquadest dan didihkan selama 30 menit

Terakhir, direndam dengan alkohol dan air, dibilas dengan aquadest


sampai 3 kali

4. Pengeringan dan Pembungkusan


Kemudian dikeringkan di oven 100-105°C selama 10 menit dalam
posisi terbalik dan renggang

Alat-alat didinginkan dan dibungkus dengan alumunium foil atau kertas


perkamen rangkap 2
5. Sterilisasi Autoklaf

Steker autoclave disambungkan ke stop kontak

Baut pengaman penutup autoclave dikendorkan kemudian dibuka penutup


autoclave

Water valve diputar kearah filling untuk mengisi air sampai bagian angsa autoclave
terisi penuh, elemen pemanas terendam air. Kemudian diputar kembali kearah close

Alat-alat/bahan dimasukkan kedalam bak alat autoclave yang sebelumnya sudah


dicuci bersih dengan sabun dan air mengalir, disusun dengan rapi dan diberi rongga
diantara alat- alat / bahan tersebut untuk pergerakan uap air dan udara

Kemudian, direndam dengan aquadest dan didihkan selama 30 menit

Autoclave ditutup rapat. Dipastikan agar baut pengaman sudah terpasang dengan
baik/rapat

Autoclave dihidupkan dengan menekan tombol Power

Suhu dan waktu sterilisasidiatur (121ºC, terbungkus selama 30 menit, tidak


terbungkus selama 15 menit

Tombol Star ditekan, lampu indikator Heat menyala: berarti autoclave sudah
melakukan proses pemanasan

Setelah alat steril maka lampu indikator Steril akan menyala, Selanjutnya tunggu
sampai lampu indikator Complete menyala

Autoclave dimatikan

Baut penutup autoclave dikendorkan kemudian buka, ambil alat yang sudah
steril dengan korentang

Alat-alat/bahan dibiarkan sampai dingin, dan alat siap dipakai


6. Sterilisasi Oven
Disukkan alat-alat yang sudah dicuci bersih dengan sabun dan air mengalir,
susun dengan rapi. Oven dan katup udara ditutup dengan rapat

Steker oven disambungkan dengan stop kontak

Oven dihidupkan dengan menekan tombol power

Tombol Set ditekan untuk mengatur suhu dan waktu (160 menit=2 jam, 180
menit=1 jam)

Tombol start ditekan

Ditunggu sampai display menunjukkan angka nol (0), dan alarm berbunyi
jika alat sudah steril

Tombol stop ditekan

Oven dimatikan dengan menekan tombol power

Katup udara dibuka

Alat dibiarkan sampai dingin, diambil dengan korentang steril dan alat siap
dipakai

G. WAKTU STERILISASI

1. Oven 180ºC selama 30´ (kaca arloji, erlenmeyer, beaker glass, pinset, dan sendok
porselen)
1. Waktu pelaksanaan =30 menit
2. Waktu kesetimbangan =0 menit
3. Waktu pembinasaan =30 menit
4. Waktu tambahan jaminan sterilitas =0 menit
5. Waktu pendinginan =15 menit
Total waktu =75 menit

2. Autoklaf 115ºC selama 30´ (pipet tetes, corong, kertas saring, gelas ukur, tutup karet)
1. Waktu pemanasan =1 menit
2. Waktu pengeluaran udara =7 menit
3. Waktu menaik =2 menit
4. Waktu kesetimbangan =0 menit
5. Waktu pembinasaan =20 menit
6. Waktu tambahan jaminan sterilisasi =0 menit
7. Waktu penurunan =14 menit
8. Waktu pendinginan =15 menit
Total waktu =49 menit

H. PEMBAHASAN
1. Pencucian Alat Berbahan Gelas

Pada praktikum kali ini, telah dilakukan sterilisasi beberapa alat. Sterilisasi adalah suatu
proses untuk menghilangkan, mematikan atau menghancurkan semua bentuk microorganisme
baik yang patogen maupun non patogen. Kami melakukan sterilisasi dengan 2 metode yaitu
metode panas kering dengan oven dan panas basah menggunakan autoclaf. Menggunakan
metode sterilisasi tersebut tergantung pada alat atau bahan yang akan disterilkan. Sebelum
dilakukan sterilisasi, dilakukan proses pencucian alat terlebih dahulu yang bertujuan untuk
mengurangi jumlah mikroorganisme yang terdapat pada alat tersebut, sehingga pada proses
sterilisasi waktu yang digunakan lebih singkat. Karena jika mikroba jumlahnya banyak maka
waktu yang dibutuhkan untuk mematikannya juga semakin lama. Pencucian alat ini termasuk
pencucian alat gelas, karet, alumunium.

Yang pertama kami bahas yaitu alat gelas, alat gelas yang kami cuci meliputi 4 vial, 1
cawan porselen, sepasang kaca arloji (besar dan kecil), 1 batang pengaduk, 1 beakerglass, 1
gelas ukur, 1 erlenmeyer, 1 pipet tetes tanpa karet, dan 3 botol kaca. Pencucian alat gelas yang
kami lakukan hanya dengan menggunakan air mengalir tidak menggunakan detergen dan
dilakukan 3x pencucian masing-masing alat. Setelah dicuci sampai 3x dan sudah bersih, alat
gelas tersebut tidak boleh dilap pakai tissu atau kain, cukup didiamkan saja. Lalu alat-alat gelas
tersebut dimasukkan oven yang sudah disetting suhu 100oC ditunggu sampai 30 menit untuk
proses pengeringan. Setelah 30 menit dan alat-alat gelas tersebut sudah kering, lalu diambil
alat-alat tersebut dari oven menggunakan glove tebal. Dari hasil pengeringan tersebut, ada
beberapa alat gelas yaitu vial dan kaca arloji terdapat noda gelembung air yang mengering.
Tetapi setelah kami bersihkan dengan tisu noda tersebut hilang dan bersih. Kemudian alat-alat
gelas tersebut dibungkus dengan alumunium foil atau kertas perkamen, sesuai metode sterilisasi
yang akan digunakan.
2. Pencucian Alat Berbahan Karet

Proses selanjutnya yaitu pencucian karet. Pencucian untuk bahan-bahan dari karet
dipisahkan dari bahan lainnya, misalnya tutup botol karet dan karet pipet tetes. Prosedur yang
kami lakukan agak berbeda dengan prosedur yang seharusnya dilakukan karna kendala waktu
yang terbatas jadi kami menghilangkan tahapan-tahapan tertentu seperti perendaman dengan
HCl, larutan teepol dan Na2CO3 yang membutuhkan waktu hingga berhari-hari. Jadi pertama
kali yang di lakukan adalah alat berbahan karet direndam didihkan terlebih dahulu dalam
aquades selama 5 menit. Sambil direndam, kotoran-kotoran kasat mata yang menempel pada
alat dihilangkan dengan bantuan pinset. Setelah itu karet direndam dalam etanol 70%. Tujuan
direndam dalam etanol karena karet memiliki pori-pori yang dapat menyimpan zat asing
sehingga di harapkan etanol dapat melalui pori-pori dan membunuh partikel-paetikel asingyang
terdapat didalamnya. Alat yang sudah dicuci lalu dikeringkan dengan bantuan tisu.

Ada beberapa bahan yang digunakan untuk pencucian karet berikut penjelasan
kegunaan dari bahan-bahan tersebut:

1. HCl 2% : untuk melarutkan endapan kotoran pada dinding gelas seperti kotoran
garam bukan kotoran lemak, protein dan karbohidrat. HCl yang digunakan pada pencucian karet
memiliki konsentrasi lebih besar karna pada karet lebih banyak basa yang dinetralkan. HCl
encer tidak digunakan pada pencucian aluminium karena bersifat asam sehingga dapat merusak
logam aluminium dan menyebabkan korosif.

2. Tepol 1% : bersifat sebagai detergen yang bebas asam stearat. Merupakan


surfaktan yang mempunyai gugus lipofil dan gugus hidrofil. Gugus lipofil akan mengikat lemak
sedangkan gugus hidrofil akan tertarik oleh aqaudest pada proses pencucian.

3. Na2CO3 : Membersihkan kotoran lemak. Berfungsi sebagai detergen dan buffer


pada pH diatas 8,4 dan fungsi lainnya adalah untuk menetralkan sisa asam akibat HCl encer.

4. Etanol 70% : berfungsi untuk membunuh partikel-pertikel asing yang ada para
pori-pori karet, karena karet memiliki pori-pori yang dapat menyimpan partikel-partikel asing.

3. Pencucian Alat Berbahan Alumunium

Pada proses sterillisasi alat yang terbuat dari bahan alumunium, pertama dilakukan
pencucian untuk menghilangkan kotoran dan mengurangi jumlah mikroba yang menempel pada
alat. Pencucian dilakukan dengan merendam alat menggunakan larutan teepol yang di panaskan
selama 10 menit. Penggunaan teepol bertujuan untuk membersihkan kotoran. Teepol
merupakan detergent atau cairan pembersih serbaguna dan sering digunakan untuk
membersihkan alat alat laboratorium, peralatan kantor, perhiasan, dan lain lain, sedangkan
tujuan dilalukannya pemanasan yaitu untuk mempercepat proses pembersihan dengan
memberikan panas sehingga pembersih akan lebih cepat berinteraksi dengan kotoran (gerak
brown meningakat). Proses pembersihan kemudian dilanjutkan dengan merendam alat pada
larutan Na2CO3. Penggunaan larutan Na2CO3 sendiri bertujuan untuk menetralkan asam yang
tersisa pada alat. Alat kemudian dibilas mengunakan air panas dan direndam dalam air panas
selama 15 menit setelah itu dibilas menggunakan air panas kembali sebanyak 3 kali. Pembilasan
air panas digunakan untuk menghilangkan sisa pembersih yang masih menempel pada alat.

Pada proses sterilisasi alat berbahan alumunium digunakan metode panas kering yaitu
menggunakan oven. Alat yang sudah dicuci bersih kemudian dibungkus menggunakan
alumunium foil sebanyak dua lapis. Alat yang dipanaskan menggunakan metode panas kering
atau menggunakan oven antara lain : pinset, vial, cawan porselen, dan batang pengaduk.
Gunting tidak dapat disterilkan menggunakan oven dikarenakan dapat mengurangi
ketajamannya akibat memuai dan berubah bentuk sehingga sisi yang tajam akan menjadi
tumpul.

4. Pembungkusan Alat

Alat yang telah di cuci lalu di bungkus untuk proses sterilisasi. Alat yang akan
disterilisasi menggunakan oven (panas kering) di bungkus dengan alumunium foil, sedangkan
untuk alat yang akan di sterilisasi menggunakan autoklaf dibungkus dengan kertas perkamen.
Semua alat dibungkus rangkap dua. Tujuan dirangkap supaya bungkus bagian luar melindungi
bungkus pertama ketika dikeluarkan dari alat sterilisasi dan kontak dengan udara sekitar ruang
sterilisasi hingga sampai pada ruangan produksi, yang mana sangat memungkinkan adanya
kontaminasi. Bungkus yang pertama akan dibuka ketika akan dilakukan produksi di ruang
produksi. Hal ini dilakukan agar alat tetap dalam kondisi steril sampai digunakan.

5. Sterilisasi dengan Autoklaf (Sterilisasi Panas Basah)

Metode sterilisasi basah sangat efektif meskipus pada suhu yang tidak begitu tinggi,
karena uap air berkondensasi pada bahan-bahan yang disterilkan, dilepaskan panas sebanyak
686 kalori per gram uap air pada suhu 121oC. Panas ini mendenaturasikan atau
mengkoagulasikan protein pada organisme hidup dan dengan demikian mematikannya. Maka
sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap
air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 121oC (Hadioetomo,
1985).

Alat yang disterilisasi menggunakan autoklaf yaitu alat ukur seperti gelas ukur dan
beaker glass, karena apabila disterilisasi menggunakan oven akan terjadi pemuiaan sehingga
tanda tidak sesuai dengan ukuran sebenarnya. Alat – alat yang tipis seperti corong dan pipet
tetes juga dimasukkan dalam autoklaf karena akan pecah bila disterilisasi dengan oven yang
menggunakan pemanasan tinggi. Alat – alat karet karena mudah meleleh apabila terkena suhu
yang sangat tinggi juga disterilisasi menggunakan autoklaf.

Suhu yang digunakan menurut Farmakope Indonesia IV yaitu 121oC selama 15 menit
kecuali dinyatakan lain. Alat yang disterilisasi dengan autoklaf yaitu beaker glass, gelas ukur,
erlenmeyer, gunting basah, tutup vial, pipet tetes. Sebelum melakukan sterilisasi, terlebih
dahulu masukkan air dalam autoklaf sampai batas. Lalu peralatan yang akan disterilisasi
dimasukkan dalam autoklaf dan tutup autoklaf dipasang dengan rapat agar tidak ada uap yang
keluar. Autoklaf dinyalakan dan ditunggu hingga suhunya mencapai 121oC. Waktu yang
dibutuhkan dari dimulainya pemanasan sampai mencapai suhu 121oC disebut waktu
pemanasan.

Apabila suhu sudah mencapai 121oC, katup uap dibuka agar uap yang sebelumnya
terjebak dalam autoklaf dapat keluar. Setelah semua udara keluar (katup uap tidak
mengeluarkan udara atau suara), katup uap ditutup kembali. Waktu yang dibutuhkan untuk
mengeluarkan udara ini disebut waktu pengeluaran. Lalu tunggu hingga suhu naik lagi sampai
121oC. Waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu ini disebut waktu menaik. Karena pada
praktikum kali ini yang disterilkan hanya berupa alat, sehingga waktu kesetimbangan tidak
digunakan atau dihitung 0. Setelah itu adalah proses pemusnahan selama 20 menit yang mana
disebut waktu pembinasaan. Waktu tambahan jaminan sterilitas kali ini juga tidak dihitung
atau dianggap 0, karena hanya alat yang disterilisasi. Waktu ini digunakan apabila yang
disterilisasi merupakan bahan produksi. Kemudian autoklaf dimatikan. Katup dibuka kembali
untuk menurunkan suhu dan tekana agar tutup dapat di buka. Waktu yang dibutuhkan untuk
menurunkan suhu dan tekanan sampai tutup dapat dibuka disebut waktu menurun. Pada
praktikum, waktu menurun sebesar 5 menit 30 detik. Selanjutnya, tutup autoklaf dibuka sedikit
untuk mendinginkan alat yang telah disterilisasi. Waktu yang dibutuhkan untuk mendinginkan
alat ini disebut waktu pendinginan. Waktu pendinginan pada praktikum ini sebesar 8 menit
27 detik. Total waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi dengan autoklaf adalah 78 menit 34
detik.
Alat dikeluarkan dari autoklaf. beberapa bagian bungkus basah ketika dikeluarkan dari
autoklaf, seperti bagian bawah gelas ukur dan beker glass. Hal ini dapat disebabkan karena
terkena uap air yang mencair ketika proses pendinginan. Setelah itu semua alat dimasukkan
dalam kantong perkamen untuk disimpan sampai akan digunakan pada proses produksi.

6. Pembahasan Sterilisasi Oven (Sterilisasi Panas Kering)

Sterilisasi alat menggunakan Oven merupakan sterilisasi panas kering yang dilakukan
dengan menggunakan suhu atau temperature tinggi yaitu 180˚ C selama kurang lebih 1 jam.
Sebelum disterilisasi semua alat harus sudah dicuci dan dalam keadaan bersih serta terbungkus
alumunium foil rangkap dua. Alat yang akan disterilisasi menggunakan metode sterilisasi panas
kering yaitu alat yang tahan dengan temperatur tinggi, dan merupakan metode yang efektif
untuk sterilisasi peralatan gelas.

Pada praktikum sterilisasi kali ini, peralatan yang disterilisasi menggunakan metode panas
kering yaitu:

1. Pinset

2. Vial

3. Cawan porselen

4. Kaca arloji (besar dan kecil)

5. Batang pengaduk.

Adapun cara yang dilakukan untuk sterilisasi metode panas kering yaitu, setelah semua alat
yang akan disterilisasi dicuci dengan bersih menggunakan air mengalir sebanyak 3 kali,
kemudian alat yang sudah dicuci dengan bersih dimasukkan ke dalam oven untuk dikeringkan
dengan suhu 100˚C dalam waktu kurang lebih 30 menit. Setelah dikeringkan semua alat yang
akan di sterilisasi di bungkus dengan alumunium foil sebanyak dua kali, kemudian
memasukkan semua alat yang telah terbungkus kedalam oven dengan suhu yang telah tentukan
yaitu 180˚ C. Adapun waktu-waktu yang digunakan dalam sterilisasi menggunakan metode
panas kering dalam praktikum kali ini yaitu :

1. Waktu Pemanasan : 23 menit 19 detik

2. Waktu Kesetimbangan : 0 menit

3. Waktu Pembinasaan : 30 menit


4. Waktu Tambahan Jaminan Steril : 0 menit

5. Waktu Pendinginan : 10 menit

6. Waktu Total : 63 menit 19 detik

Hasil sterilisasi menggunakan metode panas kering atau oven dengan suhu 180˚ C selama
63 menit 19 detik pada praktikum kali ini yaitu kering.

I. Kesimpulan

Pencucian yang dilakukan pada alat gelas, karet, aluminium menggunakan metode atau
cara yang berdeda – beda. Hasil dari pencucian alat gelas karet dan aluminium bersih hanya
saja pada alat gelas terdapat bekas dari gelembung air yang kemudian hilang setelah diusap
dengan tissue.

Pembungkusan alat yang menggunakan sterilisasi panas kering (oven) dibungkus


dengan aluminium foil, sedangkan sterilisasi panas basah (autoklaf) menggunakan kertas
perkamen sehingga uap air dapat menembus hingga sampai pada alatnya. Pembungkusan
dilakukan dengan rangkap dua tujuannya agar bungkus bagian luar melindungi bungkus
pertama ketika dikeluarkan dari alat sterilisasi dan kontak dengan udara sekitar ruang sterilisasi
hingga sampai pada ruangan produksi, yang mana sangat memungkinkan adanya kontaminasi.

Sterilisasi dengan panas basah (autoklaf) ditujukan untuk alat ukur seperti gelas ukur
dan beaker glass karena apabila disterilisasi menggunakan oven akan terjadi pemuiaan, alat
yang tipis seperti corong dan pipet tetes karena akan pecah bila disterilisasi dengan oven yang
menggunakan pemanasan tinggi dan alat karet karena mudah meleleh apabila terkena suhu yang
sangat tinggi. Total waktu yang dibutuhkan sterilisasi panas basah pada praktikum kali ini yaitu
78 menit 34 detik dengan suhu mencapai 1210 C.

Sterilisasi dengan panas kering (oven) pinset, vial, cawan porselen, kaca arloji (besar dan
kecil), batang pengaduk. Gunting tidak termasuk alat dengan sterilisasi panas kering
dikarenakan dapat memuai sehingga berpengaruh pada sisi tajam yang kemudian menjadi
semakin tumpul. Total waktu yang dibutuhkan sterilisasi panas kering pada praktikum kali ini
yaitu 63 menit 19 detik dengan suhu mencapai 1800 C.
DAFTAR PUSTAKA

Leon Lachman, Herbert A. Leberman, J. L. K. (1989). Teori dan Praktek Farmasi Industri I.
(Siti Suyatmi, Ed.). Jakarta: UI-Press.

PDA. (2007). Steam Sterilization and the 2007 Revision of PDA Technical Report 1 Agenda :
Retrieved March 12, 2018, from https://www.pda.org/docs/default-source/website-
document-library/chapters/presentations/new-england/steam-sterilization-and-the-2007-
revision-of-pda-technical-report-1.pdf?sfvrsn=6 PDA Technical Monograph

Retno, P. (2005). Teknologi Fermentasi dan Peningkatan Kualitas Pakan. Teknologi, Teknologi
Fermentasi, Fermentasi Dan, Dan Peningkatan, Peningkatan Kualitas, Kualitas Pakan,
Pakan.

S. Gupte. (1990). Mikrobiologi Dasar. (Suryawidjaya, Ed.). Jakarta: Binarupa Aksara.

Handioetomo, R. S., 1985, Mikrobiologi Dasar-dasar Praktik, Gramedia, Jakarta

Cit Ismiyati, 2004, Identifikasi Bakteri dari Tinja Pasien Diare di Rumah Sakit Islam Klaten,
Fakultas Farmasi UMS, Surakarta

Anda mungkin juga menyukai