MATA
Dewi Ekowati
Sediaan Obat
Mata
Sediaan obat mata :
sediaan steril berupa
salep, larutan atau
suspensi, digunakan
untuk mata dengan
jalan meneteskan,
mengoleskan pada
selaput lendir mata di
sekitar kelopak mata
dan bola mata.
Route utama pengobatan mata
▪ Efek diagnostik
▪ Terapetik lokal.
Penyakit Mata
1. Faktor fisiologis :
▪ Keadaan & fungsi dr kornea &
konjungtiva
▪ Ikatan molekul obat dg protein pd air
mata
▪ Penguraian metabolime obat (oleh enzim
dlm air mata)
2. Faktor fisika-kimia
a. Tonisitas
▪ Konsentrasi senyawa 0,9-10% NaCl tdk
terjadi peningkatan permeabilitas epitel
kornea,
▪ Pada larutan yg hipertonis terjd
peningkatan permeabilitas.
b. pH (pendaparan)
▪ pH air mata normal 7,4
▪ Obat memiliki aktivitas terapeutik
tertinggi pd pH yg mengandung molekul
yang tidak terion
▪ Basa lemah terionisasi pd pH>pKa
▪ Asam lemah terionisasi pd pH<pKa
c. Viskositas
▪ Memperpanjang waktu kontak
d. Surfaktan (menurunkan tegangan antar
permukaan)
▪ Meningkatkan tercampurnya obat dg air
mata
▪ Memperluas permukaan epitel kornea
▪ Meningkatkan kontak obat dg kornea &
konjungtiva
▪ Meningkatkan penembusan & penyerapan
obat
Bentuk Sediaan Cair Untuk Mata
Cuci Mata :
• LARUTAN DALAM AIR
Tetes Mata :
• LARUTAN DALAM AIR
• LARUTAN DALAM MINYAK
• SUSPENSI
Obat Mata Pelarut Air
▪ Faktor yang mempengaruhi :
1. Steril
Sterilitas optalmik → angka kuman harus = 0
2. Kejernihan
▪ Persyararan bebas partikel → menghindari
rangsangan akibat bahan padat.
▪ Filtrasi dengan kertas saring atau kain wol tidak
dapat menghasilkan larutan bebas partikel
melayang → penyaring menggunakan leburan
gelas.
▪ Misalnya Jenaer Fritten berukuran pori G3-G5.
3. Bahan Pengawet
▪Semua larutan mata harus dibuat steril dan bila
mungkin ditambahkan bahan pengawet yang cocok
untuk menjamin sterilitas selama pemakaian.
▪Larutan untuk mata yang digunakan selama operasi
atau pada mata yang terkena trauma, umumnya tidak
mengandung bahan pengawet, karena hal ini akan
menyebabkan iritasi pada jaringan didalam mata
▪Syarat pengawet dalam obat tetes mata:
a. Harus efektif dan efisien
b. Tidak berinteraksi dengan bahan aktif atau
bahan pembantu lainnya
c. Tidak iritan terhadap mata
d. Tidak toksis
Pengawet yang biasa digunakan :
1.Benzalkonium klorida
▪ Efektif dalam dosis kecil, reaksi cepat, stabilitas
yang tinggi.
▪ Merupakan garam dari basa lemah, bersifat
surfaktif kationik.
▪ Penggunaan dalam tetes mata antara 0,004-
0,02%4
2.Garam raksa
▪ fenilraksa (II) nitrat (PMN): 0,002-0,004%
▪ fenilraksa (II) asetat (PMA): 0,005-0,02%
▪ tiomersal: 0,01%
▪ Efektivitas tinggi pada pembawa dengan pH
sedikit asam.
3. Klorbutanol
▪ Stabil pada suhu kamar pada pH 5 atau kurang.
▪ Klorbutanol dapat berpenetrasi pada wadah plastik.
▪ konsentrasi 0,5%, larut sangat perlahan.
4. Metil dan propil paraben
▪ Mencegah pertumbuhan jamur.
▪ Kelemahan kelarutan yang rendah dan dapat menimbulkan
rasa pedih di mata.
▪ Metilparaben antara 0,03-0,1% dan propilparaben 0,01-
0,02%
5. Feniletilalkohol
▪ Aktivitasnya lemah, mudah menguap, dapat
berpenetrasi dalam wadah plastik, kelarutan
kecil, dan memberi rasa pedih di mata.
▪ Konsentrasi 0,5%
4. Tonisitas
▪ Isotonis → tekanan osmosis sama dengan cairan
tubuh.
▪ Larutan isotonis tidak akan menyebabkan jaringan
membengkak atau berkontraksi bila terjadi kontak
▪ Tidak menyebabkan rasa tidak enak→ mata, hidung,
darah
▪ Tekanan osmosis air mata = tekanan 0,93%b/v NaCl
dalam air.
▪ Jika konsentrasi NaCl terletak antara 0,7 - 1,4%b/v,
larutan NaCl tidak menyebabkan rasa sakit dan tidak
mengiritasi mata.
▪ Dalam kenyataannya, biasanya bahan aktif
dilarutkan dalam larutan NaCl 0,8 – 0,9% (atau
pelarut lain dengan tonisitas yang sama)
▪ Larutan hipertonis → menyebabkan air yang ada
didalam sel keluar → sel mengerut dan mengecil
▪ Contohnya Larutan NaCl 2%
▪ Larutan hipotonis → menyebabkan terjadinya
hemolisis karena larutan memasuki sel darah → sel
akan membengkak dan pecah serta membebaskan
hemoglobinnya.
▪ Contoh: larutan NaCl 0,2%
▪ Larutan hipertonis relatif lebih dapat diterima dari
pada hipotonis. Urutan yang digunakan pada mata
luka atau yang telah dioperasi menggunakan larutan
isotonis.
▪ Larutan hipotonis tidak bisa diterima .
Cara Menghitung Lar Isotonis
▪ Diketahui :
▪ Ptb ZnSO4 : 0,086
▪ Ptb Asam Borat : 0,288
▪ Ptb NaCl : 0,576
▪ R/ Aethylmorphin HCl 2%
NaCl qs ad isotonis
AQUA ad 50 ml
▪ Diketahui :
▪ Ptb Aethylmorphin HCl = 0,008
▪ Ptb NaCl = 0,576
→1 ml = 1/100 x 0,5677 g =
= 0,005677g = 5,677 mg = 6 mg
Soal
nama Berat(1) Berat (2) Berat (3 ) Berat (4 ) Berat (5 )
V = w x E x 111,1
4. Metode Liso
▪ Metode ini dipakai jika data E dan ΔTf tidak
diketahui
▪ Dengan menggunakan Liso dapat dicari
harga E atau ΔTf zat lalu perhitungan
tonisitas dapat dilanjutkan seperti cara di
atas.
▪ Hubungan antara ΔTf dengan Liso :
▪ Keterangan:
▪ ΔTf = Penurunan titik beku
▪ Liso = Nilai tetapan Liso zat (lihat tabel)
▪ m = Bobot zat terlarut (gram)
▪ M = Massa molekul zat
▪ V = Volume larutan (mL)
▪ Hubungan antara Ekivalensi NaCl (E) dengan
Liso:
E = 17 Liso
M
▪ Keterangan:
▪ E = Ekivalensi NaCl
▪ Liso = Nilai tetapan Liso zat (lihat tabel)
▪ M = Massa molekul zat
5. Stabilitas : (pendaparan, viskositas &
aktivitas permukaan)
▪ Pendaparan
▪ Viskositas
▪ Aktivitas permukaan
Pendaparan
▪ Tujuan pendaparan :
▪ Mencegah kenaikan pH yang disebabkan
pelepasan lambat ion hidroksil dari wadah kaca.
▪ Stabilitas obat→ Kenaikan pH dapat mengganggu
kelarutan dan stabilitas obat.
▪ Untuk mengurangi ketidaknyamanan pasien
▪ pH mata = pH darah → 7,4
▪ Nyaris tanpa nyeri →7,3 – 9,7
▪ Masih dapat diterima → pH 5,5 – 11,4
▪ Dapar yang sering digunakan → dapar asam borat
dan dapar pospat.
Pendaparan
Dasar Pemilihan Dapar :
▪ Sistem dapar harus dipilih sedekat mungkin dengan
pH fisiologis 7,4
▪ Tidak menyebabkan pengendapan obat dan
mempercepat kerusakan obat.
Viskositas dan Zat Pengental
▪ Larutan dalam
minyak dengan air
kurang lazim.
▪ Larutan minyak
merniliki waktu
kontak yang
panjang pada
kornea.
▪ Contohnya :
tetraciclyne
hidrochlorida.
Suspensi Obat Mata
R/ Chloramfenicol1%
Basis ad 15
Basis salep :
R/ Parafin Liq 10
Adep lanae 10
Vaselin flavum 80
Pengolongan Obat Mata
4. Metode Liso
▪ Rumus :
Dtf = Liso.C
▪ Tahapan perhitungan :
▪ Cari BM obat
▪ Berdasarkan struktur kimia senyawa, tentukan tipe
isotoniknya
▪ Hitung dg rumus
▪ Hitung selisih ptb
▪ Hitung kekurangan tonisitas
▪ Dengan melihat table, hitung kekurangan zat untuk
mencapai isotonik