Anda di halaman 1dari 104

METODE STERILISASI & ASEPTIS

RAKHMI HIDAYATI
STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS
PUSTAKA ACUAN
MATERI FTS STERIL Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta
 MATERI FTS Steril Stifar “Yayasan Pharmasi”
Semarang
PENDAHULUAN
PENGERTIAN
Steril Keadaan
Sterilisasi Proses
Sterilitas Jaminan
TUJUAN
Nilai SAL (Sterility Assurance Level)
Probabilitas mikroorganisme hidup dalam suatu
produk setelah proses sterilisasi dan dinyatakan
dalam nilai 10-n. Artinya dari 10n produk yang
disterilkan hanya boleh satu produk yang tidak
steril.
PENDAHULUAN
Dalam proses sterilisasi, hal yang paling
penting adalah bagaimana menetapkan
bahwa produk akhirnya dinyatakan steril dan
aman digunakan pasien.
 Suatu produk dapat disterilkan dengan :
1. Terminal Sterilization (sterilisasi Akhir)
2. Aseptic process ( Cara aseptis )
1. Terminal Sterilization

Terminal
Sterilization

Overkill Bioburden
Method sterilization
PERBEDAAN METODE STERILISASI

No. Overkill Method Bioburden


1 Sterilisasi Uap Panas 121oC selama 30 menit Sterilisasi yang
memerlukan monitoring
ketat dan terkontrol
terhadap beban mikroba
sekecil apapaun dengan
tingkat sterilitas yang
dipersyaratkan SAL 10-6.

2. Sterilisasi akhir harus menjadi pilihan utama Dilakukan pada produk


dan sedapat mungkin digunakan pada produk yang jika dipanaskan pada
yang tahan terhadap pemanasan. suhu tinggi akan rusak.
STERILISASI PANAS (HEAT)

 Sterilisasi panas merupakan proses sterilisasi dengan


memaparkan panas melalui mekanisme konduksi, dimana panas
akan diabsorbsi oleh permukaan luar alat (object) yang
disterilkan, lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampai
akhirnya suhu untuk sterilisasi tercapai.

 Mekanisme pembunuhan mikroorganisme terjadi melalui


mekanisme oksidasi sampai terjadinya koagulasi.

Suhu yang digunakan 180oC – 200oC selama 30 menit


Cara Sterilisasi Panas Kering

No. Suhu Object


1. 160oC ; 1 jam Alat logam dan gelas
2. 150oC; 1 jam Larutan minyak atau parafin
3. 200oC; 30 Menit Alat gelas dan logam
Bahan yang bisa disterilkan dengan panas
kering
Sterilisasi panas kering umumnya digunakan
untuk senyawa yang tidak efektif disterilkan
dengan autoclcave :
1. Minyak lemak
2. Gliserin
3. Petrolatum
4. Parafin
5. ZnO
Sterilisasi Uap Panas
Pada proses sterilisasi uap kita paparkan uap
jenuh pada tekanan tertentu selama waktu
dan suhu tertentu pada objek sehingga terjadi
pelepasan energi laten uap yang
mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme
secara irreversibel akibat denaturasi atau
koagulasi protein sel.
Suhu yang digunakan adalah 121oC selama 30
menit
Keuntungan sterilisasi uap panas
• Uap merupakan carrier yang baik energi
thermal paling efektif dan semua lappisan
dinding pelindung luar mikrorganisme dapat
dilunakkan sehingga memungkinkan
terjadinya koagulasi.

• Bersifat non toksik, mudah diperoleh, dan


relatif dan mudah dikontrol.
Siklus Sterilisasi Uap Panas
• Fase Pemanasan (Conditioning)
• Pemaparan uap (Exposure)
• Pembuangan (exhaust)
• Pengeringan
Contoh bahan yang disterilisasi
dengan uap panas
 Sediaan injeksi dan suspensi : 121oC; 15 menit
 Baju Operasi : 134oC; 3 menit
 Plastik dan karet
Faktor yang mempengaruhi Sterilisasi
uap panas
 Waktu
 Suhu
 Kelembaban
Sterilisasi Gas
• Sterilisasi gas merupakan pilihan lain yang
digunakan untuk mensterilisasi alat yang
sensitif terhadap panas.
• Gas yang sering digunakan untuk sterilisasi
adalah etilen oksid, dimana merupakan
kelompok senyawa organik epoksida dari gol
eter.
ETILEN OKSIDA
• Etilen oksida berada dalam fase gas pada suhu
> 10,75oC (1 atm)
• Konsentrasi 500-700 ppm
• Tidak berwarna dan tidak berbau
• Mekanisme bunuh mikroba melaui reaki
alkilasi dengan penggantian gugus atom
hidrogen pada sel mikroorganisme dengan
gugus Et-O.
Fase sterilisasi Et-O
 Fase Vakum (Pevakuman chamber)
 Injeksi (gas Et-O diinjeksikan shg terjadi
kenaikan tekanan chamber)
 Pemaparan
 Aerasi
Parameter Sterilisasi gas Et-O
1. Konsentrasi gas
2. Suhu : sterilisasi suhu rendah biasa
menggunakan suhu 47-60oC.
3. Kelembaban
4. Waktu siklus sterilisasi

Sterilisasi dengan gas etilen oksida memerlukan


waktu 4-16 jam
Sterilisasi Radiasi
 Ultraviolet
Ultraviolet merupakan gelombang
elektromagnetik dengan λ=100-400 nm dengan
efek optimal pada 254 nm.

Sumber dari ultraviolet adalah lampu uap


merkuri dengan daya tembus hanya 0,01-0,2
mm.

Ultraviolet digunakan untuk sterilisasi ruangan


Sterilisasi Radiasi
 Ion
Mekanisme sterilisasi mengikuti teori
tumbukan yaitu sinar langsung menghantam
pusat kehidupan mikroba yaitu kromosom
atau secara tidak langsung dengan sinar
terlebih dahulu membentur molekul air dan
mengubahnya menjadi bentuk radikalnya yang
menyebakan terjadinya reaksi sekunder pada
molekul DNA mikroba
Sterilisasi Radiasi
 Gamma
Gamma bersumber dari Co60 dan Cs 137
dengan aktivitas 50-500 KiloCurie serta
memiliki daya tembus sangat tinggi.
Dosis efektifnya adalah 2,5 Mrad.
Fungsi : untuk mensterilkan alat kedokteran
serta alat yang terbuat dari logam, karet serta
bahan polietilen (Sintetis)
Sterilisasi Filtrasi
 Filter ayakan didasari perbedaan ukuran pori.
Ukuran pori seragam sebesar 0,22µm dengan
ketebalan 80-159 µm
Filtrasi tidak dapat membebaskan pirogen dan
virus (0,02µm)
 Filter adsorpsi, filter terbuat dari selulosa,
asbes, gelas siter, keramik dan kieselguhr serta
karbon aktif. Filter dapat membebaskan
pirogen dan virus
Faktor yang mempengaruhi sterilisasi
filtrasi
1. Ukuran pori
2. Muatan listrik filter
3. pH Larutan
4. Temperatur
5. Sistem Tekanan
6. Penghisap
Ukuran dan tekanan filtrasi

No. Tekanan (Bar) Ukuran pori (µm)


1 3,15 0,22
2 2,45 0,30
3 1,96 0,45
4 0,35 1,20
Keuntungan & Kerugian

No Keuntungan Kerugian
1 Kecepatan penyaringan Kecenderungan
sejumlah kecil larutan mengadsopsi senyawa
aktif
2 Efektifitas sterilisasi Memberi kebasahan
untuk zat yang tidak pada larutan
tahan pemanasan
3 Alat murah Kerusakan penyaring
2. Teknis Aseptis
Penerapan teknik aseptik :
1. Sediaan parenteral dan obat mata
2. Tes sterilitas produk steril
3. Pencampuran sediaan
4. Penyiapan sediaan radiofarmasi
Aturan dasar bekerja teknik aseptik :
1. Hindari sentuhan
2. Gangguan aliran udara sekecil mungkin
3. Pengaturan letak alat yang tepat
4. Hindari intervensi
VALIDASI PROSES STERILISASI

RAKHMI HIDAYATI
PENGERTIAN VALIDASI

Suatu tindakan pembuktian dengan cara


yang sesuai bahwa tiap bahan, proses,
prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan
atau mekanisme yang digunakan dalam
produksi dan pengawasan akan
senantiasa mencapai hasil yang
diinginkan
TUJUAN VALIDASI METODE

 Memberikan Jaminan bahwa peralatan


medis yang disediakan benar-benar steril.
 Memberikan jaminan bahwa parameter-
parameter yang ditentukan dalam proses
sterilisasi sudah dipenuhi dengan baik dan
benar.
 Dapat diketahui sedini mungkin apabila
terjadi kegagalan pada proses sterilisasi
(tindak lanjut dapat dilakukan
secepatnya).
INDIKATOR PROSES STERILISASI

1. Indikator Biologi (Biological Indicator)


2. Indikator Kimia (Chemical Indicator)
3. Indikator Fisik (Physical Indicator)
UJI STERILITAS
PENDAHULUAN

Pada sediaan steril selalu diberikan label “STERIL” artinya


tidak terdapat mikroorganisme hidup dalam sediaan dan tiap
bets / lot telah dilakukan uji sterilitas
Produk dikatakan steril jika :
1. Memenuhi persyaratan uji sterilitas
Berdasarkan Farmakope
a. Jika terdapat kontaminasi mikroba (hasil tidak
memenuhi syarat)
b. Jika tidak menunjukkan adanya kontaminasi mikroba
(hasil memenuhi syarat)
2. Kemungkinan hasil tidak steril (diakibatkan teknik yang
salah, kontaminasi lingkungan pengujian)
Pencegahan Kontaminasi Mikroba

1. Personel harus terlatih


2. Dilakukan secara aseptis
3. Pakaian yang digunakan sudah disterilisasi
4. Semua bahan dan alat sudah disterilisasi sebelum
pengujian sterilitas
5. Alat, bahan, pakaian yang sudah steril disimpan
dalam wadah yang sesuai dan tertutup rapat
MEDIA UJI STERILITAS

Syarat media :
1. Media harus bersifat merangsang pertumbuhan
mikroba (memenuhi syarat uji fertilitas aerob,
anaerob, dan kapang)
2. Steril
Inkunbasi sebagian media pada suhu yamg sesuai
selama 14 hari
JENIS MEDIA UJI STERILITAS

1. FTM (Fluid Thioglycolate Medium) digunakan


untuk bakteri aerob dan anaerob, suhu inkubasi :
30 – 35 ºC
2. SDM (Soybean-casein Digest Medium) digunakan
untuk jamur / kapang dan beberapa bakteri aerob,
suhu inkubasi : 20 – 25 ºC

Media untuk golongan penicilin dan sefalosporin :


Ditambahkan secara aseptis enzim B-laktamase yang
sudah diuji inaktivasi daya hambat
PENGERTIAN AEROB DAN ANAEROB

 Aerob
Bakteri aerob adalah bakteri yang hidupnya memerlukan oksigen
bebas. Bakteri yang hidup secara aerob dapat memecah gula menjadi air,
CO2 , dan energi. Bakteri aerob secara obligat adalah bakteri yang mutlak
memerlukan oksigen bebas dalam hidupnya, misalnya, bakteri
Nitrosomonas.
 Anaerob
Bakteri anaerob adalah bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen
bebas, misalnya, bakteri asam susu, bakteri Lactobacillus bulgaricus, dan
Clostridium tetani. Akan tetapi, jika bakteri tersebut dapat hidup tanpa
kebutuhan oksigen secara mutlak atau dapat hidup tanpa adanya oksigen,
bakteri itu disebut bakteri anaerob fakultatif.
MIKROBA UJI STERILITAS
METODE UJI STERILITAS

1. Inokulasi langsung dalam media uji


2. Teknik penyaringan membran

Validasi Metode Sterilisasi


1. Dilakukan sebelum pengujian rutin
2. Dilakukan pada proses yang diperbaharui dan
produk baru
3. Dilakukan oleh personel yang terlatih
1. Uji inokulasi kedalam media sediaan uji
Pengujian langsung dari sampel dalam media
pertumbuhan.

2. Metode penyaringan membrane


Filtrasi cairan melalui membran steril. Filter
ditanam dalam media dengan masa inkubasi 7-14
hari
Teknik Inokulasi Langsung
Teknik Penyaringan Membran
KEGAGALAN HASIL
KETERBATASAN UJI STERILITAS
PYROGEN
DAN
ENDOTOKSIN

Rakhmi Hidayati, S. Farm., Apt


Pendahuluan
Produk parenteral harus steril  masuk dalam
sirkulasi peredaran darah
Harus steril  proses sterilisasi
Walaupun sudah steril, terkadang kontaminasi
oleh endotoksin
Asal endotoksin :
Bakteri gram negatif  proses sterilisasi 
bakteri mati lalu lisis sehingga terjadi pelepasan
endotoksin di dalam produk karena
endotoksin stabil terhadap panas
ENDOTOKSIN & PYROGEN
EFEK BIOLOGIS DARI ENDOTOKSIN
Uji Pyrogen dan Endotoksin
RABBIT PYROGEN TEST
Interpretasi Hasil dan Lanjutan
Kelemahan Rabbit Pyrogen Test
Uji Endotoksin (LAL Test)
Prinsip LAL Test
Kelebihan LAL Test
Batas Endotoksin
BAHAYA, SUMBER-SUMBER, CARA MENDETEKSI
PARTIKEL SEDIAAN PARENTERAL

 Kontaminasi partikel seperti partikel


tak larut dalam sediaan injeksi dapat
menghambat aliran darah

 Sumber-sumber Kontaminasi partikel


berasal dari Air, bahan kimia, pakaian
personil, alat – alat, lingkungan,
pengemasan (gelas, plastik)
Cara mendeteksi keberadaan partikel di
dalam sediaan parenteral

Pengamatan Visible Manual Methods


Prosedur :
1. Kemasan dari larutan parenteral harus bebas dari
label dan stirer
2. Pegang kemasan pada bagian atas secara hati-hati,
putar bagian pinggang kemasan dengan gerakan
memutar yang perlahan. Jika gerakan memutar
terlalu cepat akan terbentuk gelembung pada bagian
permukaan. Gelembung ini dapat menjadi bias
antara partikulat pengotor atau gelembung.
3. Pegang kemasan secara horizontal sekitar 4 inci
dibawah sumber cahaya yang berlawanan arah
dengan background hitam-putih. Cahaya harus
dijauhkan dari inspector, dan tangan harus
berada dibawah sumber lampu agar tidak
terlalu silau.
4. Jika tidak ada partikel yang terlihat, balik
kemasan secara perlahan dan amati ada/tidaknya
partikel berat yang tidak tersuspensi dengan
gerakan memutar.
5. Observasi setidaknya dilakukan selama 5 detik
untuk setiap bagian hitam dan putih
6. Tolak setiap kemasan yang memiliki partikel
visible selama poses inspeksi.
Tipe-tipe Filter
1. Screen Filter
Filter menggunakan layar kaku atau fleksibel untuk memisahkan pasir
dan partikel halus lainnya dari air.

2. Depth filter
Filter berbagai filter yang menggunakan porous media filtrasi untuk
mempertahankan partikel di seluruh media, bukan yang hanya di
permukaan medium.

3. Cake filter
Bahan padat /setengah padat terkonsentrasi yang dipisahkan dari
cairan dan tetap pada filter setelah penyaringan tekanan.

4. Membrane Filter
Film polimer dengan peringkat pori tertentu, penghalang fisik dan
menangkap partikel seperti pada permukaan membran
PENGEMAS SEDIAAN
PARENTERAL
Rakhmi Hidayati, S. Farm., Apt
Pengemas : wadah, tutup dan selubung sebelah dalam.
Pengemas primer : Bahan kemas yang kontak
langsung dengan bahan yang dikemas >>>>
menjamin stabilitas produk.
Pengemas sekunder : Bahan kemas yang tidak kontak
langsung dengan bahan yang dikemas, ex : Kotak
karton.

DEFINISI PENGEMAS
1. Wadah dosis tunggal
wadah yang kedap udara yang mempertahankan jumlah
obat steril untuk pemberian parenteral sebagai dosis tunggal
dan yang bila dibuka tidak dapat ditutup rapat kembali yang
dengan jaminan tetap steril. Contoh: ampul.

2. Wadah dosis ganda


wadah kedap udara yang memungkinkan pengambilan
isinya perbagian berturut-turut tanpa terjadi perubahan
kekuatan, kaulitas atau kemurnian bagian yang tertinggal.
Contoh vial atau botol serum

JENIS – JENIS WADAH


1) Inert
2) Kuat (Temperatur, Tekanan, Keutuhan isi pada saat
transport dan pemakaian)
3) Melindungi terhadap radiasi
4) Transparan
5) Ekonomis
6) Tahan terhadap mikroorganisme dan pirogen
7) Mudah ditempeli label
8) Mudah dalam pengambilan isi
9) Artistik

SYARAT WADAH
1.GELAS
2.PLASTIK
3.KARET

MACAM – MACAM WADAH


DAN PENUTUP
Dibuat dengan cara menggabungkan silika (dalam bentuk
pasir) dengan 2 atau lebih bahan-bahan seperti soda abu
(soda ash) dan batu gamping (lime stone) pada temperatur
tinggi.

Wadah gelas
1.Resistensi kimia yang baik
2.Impermiable
3.Mudah dibersihkan
4.Transparan
5.Keras, kuat & stabil
6.Dapat disterilisasi basah & kering
7.Dapat dirangkai dengan alat lain
Type Type of test
I Highly resistant borosilicate Powdered glass
glass
II Treated soda lime glass Water attack
III Soda lime glass Powdered glass
NP General purpure soda lime Powdered glass
glass
• Type I,II,III = untuk preparat parenteral
• Type NP = untuk produk oral dan topikal (Sirup, Eliksir, Cream)
• Type I = kebanyakan dipakai untuk larutan dan air untuk injeksi
• Type I dan II = dapat dipakai untuk cairan infus, darah, dan plasma
• Type I dan III = dapat dipakai untuk injeksi minyak

PEMBAGIAN GELAS MENURUT USP


Uji wadah gelas

Menurut FI III : Menurut USP XIX:


 Uji batas kebasaan  Water attack test
 Uji batas arsen  Powdered glass test
 Uji batas timbal  Acid attack test
 Transmisi cahaya
• Wadah-wadah setelah dicuci, diisi sampai 90%
dari volumenya dengan special distilled water
• Dipanaskan pada suhu 121°C dalam autoclave
selama waktu tertentu
• Dinginkan
• Dilakukan titrasi dengan asam dengan
indikator methyl red

Water attack test (pada 121°C)


• Gelas untuk kemasan obat suntik diserbuk
dengan menumbuk dalam lumpang yang dibuat
dari bahan khusus, sehingga tidak ada bagian
lumpang yang ikut diserbukkan
• Diayak dengan derajad halus tertentu.
• Sejumlah bubuk gelas ditimbang
• Dipanaskan dengan ditambahkan special
distilled water selama waktu tertentu, titrasi
memakai asam dengan indikator methyl red

Powder glass test


Acid attack test (pada 121°C)
• Wadah setelah dibuat bersih, diisi dengan
asam 0,02 N
• Ditutup, lalu dipanaskan (121°C) selama
waktu tertentu
• Dinginkan, titrasi kembali dengan suatu
basa
Pembersihan wadah dan alat gelas

Tujuan :
a. Bersih secara kimiawi
b. Bebas dari bahan berserat dan
partikel
c. Bebas pirogen
d. Bebas lemak

Prinsip :
a. Wadah kotor segera dicuci
b. Pakai alat mekanik untuk
mempercepat dan lebih efisien
c. Bekerja hati-hati, jangan merusak
d. Bahan pembersih harus sesuai
1. Perendaman dengan larutan pembersih yang panas
2. Penyikatan
3. Pembilasan :
 Air kran dingin, luar dalam
 Bilas dengan aq.dest bebas pirogen yang baru
dibuat
4. Pengeringan : dalam oven (keadaan terbalik)
5. Pemeriksaan : terhadap noda kotor, retak/pecah
6. Penyimpanan : bungkus rangkap 2, lebih baik aluminium foil
+ selulose untuk melindungi terhadap debu dan serat

Prosedur umum pencucian alat


gelas (Cooper & Gunn’s)
1.Karet alam,
Sifat : sangat tidak elastis, tidak kuat, dingin (keras), panas (lunak),
larut dalam kebanyakan pelarut

2.Karet sintetik,
• Karet butyl, terurai pada suhu >130°C, kurang resisten terhadap minyak
dan pelarut
• Karet nitrit, resisten terhadap minyak dan panas
• Karet chlorophene :
 Tidak mudah rusak oleh O2
 Resisten terhadap minyak
 Stabil pada suhu dampai 150°C
• Karet silikon :
 Tahan panas sampai 250°C
 Abs dan permeabilas terhadap air sangat rendah
 Tahan lama
 Daya rentang rendah

Penutup wadah
Persyaratan karet:

 Tahan lama
 Kekerasan dan elastisitas baik
 Baik terhadap suhu sterilisasi
 Tidak permeabel terhadap lembab dan air
 Tidak melepaskan bahan yang tidak diinginkan
 Tidak menyerap zat berkhasiat yang terdapat dalam
larutan injeksi
Test kualitas karet:
1. Kualitas, tidak boleh melekat setelah
• Dicuci dengan detergen
• Dibilas dengan air
• Diotoklaf ½ jam/120°C
• Divakum 65°C/1 jam
2. Harus bebas : debu, partikel karet, zat aktif
3. Kemampuan daya penetrasi : kekuatan menembuskan jarum suntik
4. Daya menutup sendiri (agar tidak ada lubang untuk masuknya
mikroba)
5. Vial berisi ½ volume, tutupnya ditusuk (keadaan terbalik), setelah
jarum dicabut tidak boleh ada tetesan
6. Residu setelah diekstraksi : dengan air selama 4 jam (refluks)
7. Pemeriksaan terhadap asam/alkali
8. Kompatibilitas dengan isis wadah
9. Permeabilitas terhadap uap air
Penghilangan pirogen dari karet:
1. Dimasak dengan larutan Na2CO3 2%
Jika dimasak dengan larutan Na2CO3 2%, pyrogen dapat dirusakkan
dari karet.Untuk mencuci selanjutnya, karet dibilas dengan air biasa,
disikat, dan bilas lagi dengan HCl 0,25% dibilas lagi dengan air
suling yang bebas pyrogen. Setelah itu disterilkan
2. H2O2 1%
Karet direndam selama 24 jam
3. Cara Sorgdrager
 Karet yang baru, dimasak dahulu ½ jam dalam larutan soda
(Na2CO3) 5% untuk menghilangkan pirogen. Kemudian
dibilas dengan air ledeng, lalu dengan larutan HCl 1%,
dibilas dengan air ledeng kemudian dengan air bebas
pirogen, baru disterilkan
 Untuk karet yang pernah dipakai, terutama jika karet itu kena
darah, setelah pemakaiannya, karet itu dibilas dengan air,
kemudian disimpan beberapa lama dalam larutan lysol 1%
atau antiseptik lain yang cocok
Nama Kegunaan Contoh bahan
Katalisator Mempercepat proses - Peroksida sebagai
polimerisasi suplier oksigen
Pemercepat Mempercepat proses - Amin sekunder,
vulkanisasi vulkanisasi MgO, KOH
Inhibitor Mengakhiri proses - Garam timbal,
vulkanisasi yang Nikel, Besi
dikendalikan katalitik
setelah mencapai
kekerasan yang sesuai
Stabilisator Melindungi proses - Senyawa fenol &
penuaan amin, hidrokinon,
pirogalol, fenil
naftilamin
Modifikator Bahan pengeras, pelunak - Parafin cair,
terftalat
Pengisi Untuk peregang, - Kapur, jelaga /
perbaikan sifat mekanis, pasir, asbes, seng
kekompakan & keliatan oksida, barium
sulfida
Bahan pewarna Pelindung cahaya &
penutup bau
Dipakai untuk :
• infus, plasma darah
• cairan dialisis
• obat tetes mata
• injeksi spuit yang disposable (semprit)

Jenis plastik :
1. termoplastik (thermo plastic type) digunakan sebagai wadah
produk steril
2. pengeras termal (thermo setting type)

Wadah plastik
 polymer sintetis dengan BM tinggi
 sensitif terhadap panas meleleh
 Beberapa dapat diotoklaf : nylon, polycarbonat, polypropylene,
high density polyethylene, beberapa PVC
 Ringan
 Mekanis kuat dinding lebih tipis daripada gelas
 Pengantar panas yang lemah
 Resistensi terhadap zat-zat inorganik
 Mengandung : antioksidan, lubrikan, stabilizer, plasticizer.

Sifat plastik:
1.Tebal
2.Dapat disterilisasi
3.Inert
4.Menunjukkan kemantapan terhadap isi
5.Tidak menimbulkan perubahan konsentrasi
6.Transparan
7.Elastis
8.Dapat dilas dengan baik
9.Murah
Pemeriksaan:
 Fisika : daya tahan terhadap suhu sterilisasi
 Toksikologi : terhadap kucing, tikus
 Kimiawi : pemeriksaan terhadap ekstraknya,
sisa pijar, logam berat sisa pijar, bau, rasa,
warna
 Test penyerapan oleh dinding plastik
terhadap larutan-larutan : NaCl 0,9%, plasma
darah, glukosa
1. Sterilisasi dengan suhu > 180oC >>>> seluruh bahan
sintetis memisah
2. Sterilisasi yang digunakan :
a. Etilen dioksid
- Syarat : Etilendioksid dapat berpenetrasi
masuk kedalam material
yang disterilkan >>>> dilepaskan
b. Sinar terionisasi
- Syarat : Ukuran / takaran sinar disesuaikan
>>> konstan
Purpose Reason Ex. Chemical

Pasticizer Flexible dalam - Phtalate fatty acid ester


pencetakan ( dimetil phtalate )

Lubricant - Membantu pencetakan - zinc, mg stearat, parafin,


- Mencegah sticking polietilen, waxes

Antistatic - Mencegah terbentuknya - Quartener amonium salt


muatan listrik pada
permukaan selama
pembuatan
Stabilizer - Memperbaiki daya tahan - Fatty acid salt, organic
terhadap panas & sinar metalic

Antioxidant - Menahan oxidasi - Butylated hidroksi


- Mencegah degradasi toluene

Dye & pigment - Warna - Titanium dioxide pigmen


- Meningkatkan daya
tahan terhadap sinar

Anda mungkin juga menyukai