NAMA : FAEDAH
NIM : 160101018
BAB I
PENDAHULUAN
liar yang dapat ditemukan di semak belukar. Buah senduduk berbentuk lonjong
dan berwarna hijau. Menjelang matang buah yang awalnya berwarna hijau akan
berubah menjadi warna merah kecoklatan sampai ungu kehitaman. Daging buah
senduduk memiliki tekstur yang lunak dengan biji kecil-kecil yang cukup banyak
1
Antosianin adalah pigmen warna merah, ungu, biru yang tersebar luas pada
tumbuhan. Terdapat jenis bunga, daun dan buah yang memiliki warna menarik,
sebagai faktor yang menentukan kualitas dari suatu ekstraksi untuk melarutkan
yang didapatkan pelarut etanol 80% dengan asam sitrat 3% mendapatkan hasil
mg/L.
dengan berbagai tahap perkembangan bunga yang berbeda. Bunga senduduk yang
sepenuhnya terbuka, mekar, dan tahap bunga mulai membusuk. Hasil penelitian
Selain itu senyawa antosianin dari ekstrak buah senduduk memiliki potensi
2
Antioksidan adalah senyawa yang mampu menangkal atau meredam dampak
negatif oksidan dalam tubuh. Akibatnya, kerusakan sel akan dihambat (Winarsi,
fenolik Menurut penelitian Nurzarrah Tazar dkk (2018) buah senduduk memiliki
(Melastoma malabathricum L.) masak yang masih tertutup dan sudah merekah.
sudah merekah ?
2. Mengetahui nilai IC50 antioksidan dari kandungan total antosianin pada buah
3
1.4 Manfaat Penelitian
pewarna alami.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Pylum : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Family : Melastomataceae
Genus : Melastoma L.
(Indriyani, 2014).
5
2.1.3 Morfologi
Tumbuhan senduduk tumbuh liar pada tempat yang mendapatkan cukup sinar
tinggi 4-12 meter. Letak daun berlawanan, daun berbentuk oval. Bagian atas daun
berwarna hijau, bagian bawah berwarna abu-abu berbulu. Panjang daun 5-7 cm
dan lebar daun 2-3,5 cm. Bunga tunggal atau berkelopak dengan warna beragam
dari merah muda sampai ungu dengan benang sari yang banyak. Buah senduduk
berbebtuk lonjong dengan ukuran 1-1,5 cm. Menjelang matang buah yang
berwarna hijau berubah menjadi merah kecoklatan sampai hitam kulit buah seperti
bagian buah senduduk memiliki kandungan antioksidan. Pada bagian daun, batang
dan kulit mengandung flavonoid, tanin, steroid, triterpenoid dan glikosida (Roni
dkk, 2018).
6
2.2 Antosianin, Manfaat Antosianin, Ekstraksi Antosianin Dan Aplikasi
Antosianin
2.2.1 Antosianin
yang tersebar luas pada tanaman. Antosianin tergolong senyawa flavonoid yang
larut dalam air. Senyawa flavonoid dapat diekstraksi dengan pelarut yang bersifat
polar. Pelarut yang bersifat polar yaitu air, etil asetat dan etanol. Keadaan yang
sehingga akan mempengaruhi kualitas warna dan juga nilai gizinya. Pemanasan
suhu pada proses pengolahan akan mempengaruhi stabilitas antosianin, selain itu
fakktor instrinsik dan ekstrinsik seperti pH, suhu, penyimpanan, struktur kimia
dan konsentrasi antosianin, cahaya, oksigen, enzim, protein dan ion logam juga
lemak jahat dalam tubuh, yaitu lipoprotein densitas rendah. Kemudian antosianin
7
juga melindungi integritas sel endotel yang melapisi dinding pembuluh darah
kepolaran pigmen, pemilihan jenis pelarut harus tepat sehingga dapat diperoleh
stabilitas pigmen dan rendemen yang tinggi. Antosianin adalah pigmen yang akan
larut dengan baik dalam pelarut – pelarut polar (Winarti, 2008). Pelarut yang
digunakan berupa pelarut yang tidak bersifat toksik agar tidak menimbulkan efek
negatif terhadap kesehatan terutama untuk aplikasi pada produk makanan dan
minuman (Ondagau dkk, 2018). Jenis pelarut yang dapat digunakan untuk
ekstraksi senyawa antosianin untuk produk makanan yaitu etanol, etil asetat,
beberapa pelarut seperti air, metanol dan etanol yang diasamkan dengan HCl
( Ariviani, 2010).
produk makanan dan minuman yang aman bagi kesehatan manusia (Ondagau dkk,
2018).
mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Adanya satu atau
8
lebih elektron yang tidak berpasangan menyebabkan molekul sangat reaktif.
Radikal bebas akan menyerang molekul yang stabil terdekat dan mengambil
elektron. Zat yang terambil elektronnya akan menjadi radikal bebas yang baru
sehingga akan terjadi reaksi berantai yang mengakibatkan kerusakan sel. Elektron
radikal bebas yang tidak berpasangan tidak mempengaruhi muatan elektrik dari
molekulnya, dapat bermuatan positif, negatif. Zat yang terambil elektronnya akan
menjadi radikal bebas yang baru sehingga akan terjadi reaksi berantai yang
negatif, atau netral. Radikal bebas dalam jumlah normal bermanfaat bagi
mengendalikan tonus otot polos pembuluh darah serta organ-organ dalam tubuh,
(Yuslianti, 2018).
memiliki sistem pertahanan dari dalam terhadap serangan radikal bebas yang
Sumber – sumber radikal bebas dari spesies oksigen dan nitrogen (ROS dan
RNS ) dapat terbentuk dalam dua jenis reaksi, enzimatis dan non-enzimatis.
Apabila ROS dan RNS terbentuk dalam proses enzimatis, biasanya radikal bebas
yang terbentuk adalah hasil respirasi, fagositosis, sintesis prostaglandin dan sistem
9
sitokrom P450. ROS dan RNS dapat bersumber dari endogenus maupun
eksogenus, artinya dapat berasal dari metabolisme sel, ataupun masuk kedalam sel
dari luar. Sumber spesies oksigen dan nitrogen reaktif dari luar yaitu hasil aktivasi
sel imun, inflamasi, stess mental, latihan fisik yang berlebihan, iskemia, infeksi,
kanker dan gejala penuaan. Sumber ROS dan RNS dari luar adalah polusi udara
dan air, asap rokok, alkohol, logam transisi dan logam berat, konsumsi obat-
obatan, pelarut industri, kerusakan pangan akibat proses pengolahan dan radiasi
(Bohari, 2018)
2.4.1 Antioksidan
atau lebih elektron pada radikal bebas, sehingga radikal bebas yang terjadi dalam
dampak buruk dari radikal bebas (Putri dan Hidayati, 2015). Tubuh manusia
radikal bebas agar tidak terjadi kerusakan pada sel tubuh (Purwaningsih, 2012).
yang diinduksi oleh radikal bebas dapat menyebabkan terjadinya penyakit seperti
10
stress oksidatif mengacu pada kondisi ketidakseimbangan antara produksi spesies
alami dan antioksidan sintetik, antioksidan alami yang berasal dari tumbuhan
2011).
yang bekerja sama memerangi aktivitas senyawa oksidan dalam tubuh. Terjadinya
stres oksidatif dapat dihambat oleh kerja enzim-enzim antioksidan dalam tubuh
dengan cara memotong reaksi oksidari berantai dari radikal bebas atau dengan
merupakan senyawa yang mampu memberikan atom hidrogen secara cepat kepada
11
dikelompokan menjadi antioksidan enzim dan antioksidan vitamin. Antioksidan
enzim meliputi SOD (superoksida dimutase), katalase dan GSH. Prx (glutation
didalam sitoplasma dan mitokondria. Kerja SOD akan semakin aktif dengan
adanya poliferon. Katalase bekerja mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan
(GSHPx) mengandung mineral yang bekerja untuk menggerakan H2O2 dan lipid
peroksidase yang dibantu oleh ion logam. Antioksidan vitamin meliputi alfa
tokoferol (vitamin E), beta karoten, dan asam askorbat (vitamin C) (Simanjuntak,
2012).
Radikal bebas yang biasa digunakan sebagai model dalam mengukur daya
merupakan senyawa radikal bebas yang stabil pada suhu kamar, berberbentuk
serbuk dan berwarna ungu kehitaman. DPPH dapat dipakai untuk menguji
aktivitas antioksidan dari suatu senyawa. Nilai absorbansi DPPH berkisar antara
12
515-520 nm. Prinsip DPPH didasarkan pada larutan metanol radikal bebas yang
tercampur dengan DPPH maka suatu zat tersebut akan mendonorkan atom
hidrogen, menyebabkan hilangnya warna violet dan setelah bereaksi warna larutan
akan menghilang dan berubah menjadi warna kuning yang berasal dari gugus
Vis (Molyneux, 2004). Interaksi antioksidan dengan DPPH baik secara radikal
hidrogen atau transfer elektron pada DPPH, akan menetralkan karakter radikal
bebas. Apabila semua elektron pada radikal bebas DPPH menjadi berpasangan,
warna larutan akan berubah dari ungu tua menjadi warna kuning dan absorbasi
sebesar 50%. Parameter IC50 yaitu semakin tinggi aktivitas antioksidan maka nilai
2.6 Ekstraksi
Ekstraksi merupakan pemisahan suatu zat kimia atau fisika terhadap bahan
padat atau bahan cair dari suatu padatan, yaitu tanaman bahan alam (Djamal,
2012).
2.6.1 Ekstrak
Ekstrak adalah proses pengambian atau pemisahan suatu zat dari suatu bahan
13
dari bahan alam dapat digunakan bahan-bahan tumbuhan, hewan segar maupun
yang telah dikeringkan, tergantung simplisia dan zat/senyawa yang akan diisolasi
(Djamal, 2012).
2.6.1.1 Maserasi
atau tumbuhan dalam pelarut dan waktu tertentu, sehingga bahan akan jadi lunak
dan larut. Maserasi ini bertujuan untuk menarik zat-zat berkhasiat yang tidak
tahan pemanasan maupun simplisia dengan zat berkhasiat yang tahan pemanasan.
Alat yang digunakan untuk maserasi sangat sederhana, dapat digunakan botol
gelap yang besar atau erlenmeyer yang sesuai, yang penting tertutup rapat untuk
intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel. Sinar
mempromosikan elektron pada kulit terluar ketingkat energi yang lebih tinggi.
Spektroskopi Uv-Vis biasanya digunakan untuk molekul dan ion anorganik atau
kompleks di dalam larutan. Spektrum Uv-Vis mempunyai bentuk yang lebar dan
hanya sedikit informasi tentang struktur yang bisa didapatkan dari sectrum ini.
14
Konsentrasi dari analit didalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur
absorban pada panjang gelombang tertentu. Sinar ultraviolet berada pada panjang
gelombang 200-400 nm. Sedangkan sinar tampak berada pada panjang gelombang
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2020 sampai dengan bulan Agustus 2020
3.2.1 Alat
Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain, botol gelap coklat,
timbangan analitik, botol vial, gelas ukur (pyrex®), labu ukur (pyrex®), erlenmeyer
(pyrex®), corong gelas (pyrex®), gelas beker (pyrex®), spatel, batang pengaduk,
15
3.2.2 Bahan
(Melastoma malabatricum L.) masak yang tertutup dan merekah, metanol p.a ,
etanol destilat, aquadest, asam galat, asam sitrat, HCl pekat, sodium asetat, dan
DPPH.
Banyuasin.
Barat.
Buah senduduk segar sebanyak 1 kg yang baru dipanen, dicuci bersih, lalu
ditiriskan, kupas buah senduduk masak dari kulit buah. Pisahkan buah senduduk
masak yang masih tertutup dan sudah merekah. Selanjutnya ekstraksi sampel
16
Sampel segar buah tumbuhan senduduk masak yang tertutup dan merekah
kedalam botol maserasi basah menggunakan pelarut etanol destilat dan asam
hari. Botol ditutup rapat dan simpan ditempat yang terlindung dari cahaya
maserasi ini sebanyak 3 kali dengan cara yang sama sehingga zat berkhasiat
malabatricum L. ). Beri tanda berbeda antara ekstrak buah senduduk masak yang
tertutup dan merekah. Kemudian timbang dan hitung rendemen ekstrak (Ondagau
dkk, 2018)
beker gelas tambah aquades 250 ml. Kemudian larutan tersebut ditambah HCl
dengan cara timbang 8,2 gram sodium asetat (0,4 M) masukan dalam beker gelas
17
dan tambahkan 250 ml aquades. Selanjutnya larutan tersebut ditambahkan HCl
metanol dalam labu ukur. Masing – masing sampel dipipet sebanyak 1 ml lalu
dimasukan kedalam vial. Pada Vial 1 ditambahkan larutan buffer potasium klorida
Ax BM x FP x 1000
εxI
Keterangan :
A = absorbansi
FP = faktor pengenceran
18
3.6 Uji Aktivitas Antioksidan Dengan Metode DPPH
Timbang masing – masing ekstrak kental 100 mg. Kemudian larutkan dengan
metanol p.a lalu masukan kedalam labu ukur 100 ml, volume dicukupkan
dengan metanol p.a sampai tanda batas sehingga didapatkan larutan dengan
Larutan uji dengan berbagai konsentrasi dibuat dengan dipipet dari larutan
induk 1000 ppm sebanyak 10 ml, 8 ml, 6 ml, 4 ml, 2 ml dimasukan kedalam labu
ukur 50 ml tambahkan metanol p.a sampai tanda batas, didapat larutan uji dengan
dengan metanol p.a masukan dalam labu ukur sampai tanda batas 10 ml. Larutan
dilarutkan dengan metanol p.a dalam labu ukur (Marjoni dkk, 2015)
19
3.7.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DPPH
Pipet sebanyak 3,5 ml larutan DPPH lalu tambahkan 0,5 ml metanol p.a
homogen dan dibiarkan selama 30 menit ditempat gelap. Larutan uji dimasukan
menggunakan rumus :
A−B
% inhibisi= x 100 %
A
20
Keterangan :
A = Absorbansi Standar
B = Absorbansi Sampel
mm pada λ maksimum.
garis, sebagai sumbu X (absis) dan nilai % inhibisi sebagai sumbu Y. Untuk
Y = ax + b
Keterangan :
a = konstanta konsentrasi
b = konstanta
x = konsentrasi
Pada penelitian ini sampel yang digunakan yaitu buah senduduk masak yang
21
persen inhibisi, kemudian dilakukan perhitungan nilai IC50 dengan menggunakan
persamaan regresi.
DAFTAR PUSTAKA
Fatonah, N., Idiawati, N., dan Harliia. (2016). Uji Stabilitas Zat Warna Ekstrak
buah Senggani (Melastoma malabathricum L.). Jkk, 5 (1) : 29-35.
Julita, I., Isda, M. N., Lestari, W. (2014) Pengujian Kualitas Pigmen Antosianin
pada Bunga Senduduk (Melastoma malabathricum L.). dengan Penambahan
Pelarut Organik dan Asam yang berbeda. JOM FMIPA, 1 (2) : 1-7.
22
Kristiana, H. D., Ariviani, S., dan Khasanah, L. U. (2012). Ekstrak Pigmen
Antosianin buah Senggani (Melastoma malabathricum Auct. non Linn)
dengan Variasi Jenis Pelarut. Jurnal Teknosains Pangan,1 (1) : 105-109.
Marjoni, M. R., Afrinaldi., dan Novita, A. D. (2015). Kandungan Total Fenol dan
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air Daun Kersen (Muntingia calabura L.).
Jurnal Krdokteran Yarsi, 23 (3) : 187-196.
Meilianti. (2018). Isolasi Zat Warna (Antosianin) Alami dari Buah Senduduk
Akar (Melastoma malabathricum L.). Dengan Metode Ekstraksi Maserasi
Menggunakan Pelarut Etanol. Distilasi, 3 (1) : 8-15.
Moulana, R., Juanda., Rohaya, S., dan Rosika, R. (2012). Efektivitas Penggunaan
Jenis Pelarut dan Asam dalam Proses Ekstraksi Pigmen Antosianin Kelopak
Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.). Jurnal Teknologi dan Industri
Pertanian Indonesia, 4 (3) : 20-25.
Roni, A., Astary, A., dan Nawawi, A. (2018). Uji Aktivitas Antioksidan,
Penetapan Kadar Fenolik dan Flavonoid Total Ekstraksi Etanol dari Daun,
Batang, dan Kulit Batang Karamunting (Melastoma malabathricum L.).
Sainstech Farma, 11 (1) : 1-6.
Sam, S., Malik, A dan Handayani, S. (2016). Penetapan Kadar Fenolik Total dari
Ekstrak Etanol Bunga Rosella Berwarba Merah (Hibiscus Sabdariffa L.).
Dengan Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Jurnal Fitofarmaka
Indonesia, 3 (2) : 182-187.
Sari, E. R., Nova, A., dan Sahitri, L. (2016). Skrining Senyawa Sitotoksik Dari
Ekstrak Daun Bunga, Buah, Batang dan Akar Pada Tumbuhan Senduduk
23
(Melastoma malabathricum L.) Terhadap Larva Artemia Salina Leach
dengan Metode Brine Shrimp Lethaily Bioassay. Scienta, 6 (10) : 66-72.
Simanjuntak, L., Sinaga, C., dan Fatiman. (2014). Ekstraksi Pigmen Antosianin
dari Kulit Buah Naga merah (Hylocereus polyrhizus ). Jurnal Teknik Kimia
USU, 3 (2) : 25-29.
Tazar, N., Violalita, F., dan Harni, M. (2018). Pengaruh Metode Ekstraksi
Terhadap Karakteriktik Ekstrak Pekat Pigmen Antosianin dari Buah
Senduduk (Melastoma malabathricum L.) Serta Kajian Aktivitas
Antioksidan. Jurnal Penelitian Pertanian Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh, 17 (1) : 10-17.
Winarti, S., Sorafa, U., dan Anggrahini, D. (2008). Ekstraksi dan Stabilitas Warna
Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) Sebagai Pewarna Alami. Jurnal Teknik
Kimia, 3 (1) : 207-2014.
24
25