Pasal 108
Praktik kefarmasiaan yang meliputi pembuatan, termasuk pengendalian mutu, sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat , pelayanan obat atas resep dokter ,
pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlihan dan kewenangan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundan-undangan.
Pasal 1
Pasal 1
3. Industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dan menteri kesehatan untuk melakukan
kegiatan pembuatan obat atau bahan obat
4. Pembuatan obat adalah seluruh tahapan kegiatan dalam mengahsilkan obat, yang meliputi
pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, produksi, pengemasan, pengawasan mutu, dan
pemastian mutu sampai diperoleh obat untuk didistribusikan
5. cara pembuatan obat yang baik, yang selanjutnya disingkat CPOB adalah cara pembuatan obat
yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan
tujuan penggunaanya
PKaBPOM NO.13 Tahun 2018 tentang perubahan atas peraturan kepala badan pengawas obat
dan makanan No. HK.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012 tentang penerapan pedoman cara
pembuatan obat yang baik (CPOB)
CPOB adalah bagian dari pemastian mutu yang memastikan bahwa obat dibuat dan
dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan
dan dipersyaratkan dalam izin edar dan spesifikasi produk.
Rangkuman Hirarki perUuan CPOB
ASPEK PP 51 TH 2009
JUDUL PEKERJAAN KEFARMASIAN
LATAR BELAKANG Pasal 63, UU no. 23 Th 1992 tentang Kesehatan, perlu
menetapkan PP ttg Pekerjaan Kefarmasian.
DASAR HUKUM -Pasal 5 ayat (2) UUD RI 1945
- UU no 23 Th 1992 tentang Kesehatan
KETENTUAN Definisi: Pekerjaan Kefarmasian, Sed. Farmasi, Tenaga
HUKUM Kefarmasian, Pelayanan Kefarmasian, Apoteker, TTK,
Fasilitas Kesehatan, Fasilitas Kefarmasian, Fasilitas Prod.
Sed. Farmasi, Fasilitas Distribusi/Penyaluran Sed. Farmasi,
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian, Pedagang Besar Farmasi,
Apotek, Toko Obat, Standar Profesi, Standar Prosedur
Operasional, Standar Kefarmasian, Asosiasi, Organisasi
Profesi, STRA, STRTTK, SIP Apoteker, SIK, Rahasia
Kedokteran, Rahasia Kefarmasian, Menteri.
TUJUAN memberikan perlindungan kepada pasien dan
masyarakat dalam memperoleh dan/atau
menetapkan sediaan farmasi dan jasa kefarmasian;
mempertahankan dan meningkatkan mutu
penyelenggaraan Pekerjaan Kefarmasian sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta peraturan perundangan-undangan;
dan
memberikan kepastian hukum bagi pasien,
masyarakat dan Tenaga Kefarmasian.
MATERI Penyelenggaraan Pekerjaan Kefarmasian, Tenaga
MUATAN/ASPEK Kefarmasian, Disiplin Tenaga Kefarmasian, Pembinaan
YANG DIATUR dan Pengawasan, Ketentuan Peralihan
MATERI FARMASI Pekerjaan Kefarmasian, Sed. Farmasi, Tenaga
Kefarmasian, Pelayanan Kefarmasian, Apoteker, TTK,
Fasilitas Kesehatan, Fasilitas Kefarmasian, Fasilitas Prod.
Sed. Farmasi, Fasilitas Distribusi/Penyaluran Sed. Farmasi,
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian, Pedagang Besar Farmasi,
Apotek, Toko Obat, Standar Profesi, Standar Prosedur
Operasional, Standar Kefarmasian, Asosiasi, Organisasi
Profesi, STRA, STRTTK, SIP Apoteker, SIK, Rahasia
Kefarmasian.
SANKSI Surat Izin Kerja batal
KETENTUAN 1. Apoteker, Asisten Apoteker dan Analis Farmasi
PERALUHAN/ yang telah memiliki SIK dsb, tetap dapat
PENUTUP menjalankan Pekerjaan Kefarmasian dan dalam
jangka waktu 2 (dua) th wajib menyesuaikan.
2. Tenaga Teknis Kefarmasian yang di PBF harus
menyesuaikan paling lambat 3 (tiga) th sejak PP
diundangkan.
3. PP No 26 Th 1965, sebagaimana diubah dgn PP No
25 Th 1980 ttg Perubahan PP No 26 Th 1965 dan PP
No 41 Th 1990, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
PMK No. 1799 tahun 2010 diganti menjadi PMK No. 16 tahun 2013 tentang industri farmasi
Pasal 1
3. Industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dan menteri kesehatan untuk melakukan
kegiatan pembuatan obat atau bahan obat
4. Pembuatan obat adalah seluruh tahapan kegiatan dalam mengahsilkan obat, yang meliputi
pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, produksi, pengemasan, pengawasan mutu, dan
pemastian mutu sampai diperoleh obat untuk didistribusikan
5. cara pembuatan obat yang baik, yang selanjutnya disingkat CPOB adalah cara pembuatan obat
yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan
tujuan penggunaanya
PKaBPOM NO.13 Tahun 2018 tentang perubahan atas peraturan kepala badan pengawas obat
dan makanan No. HK.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012 tentang penerapan pedoman cara
pembuatan obat yang baik (CPOB)
CPOB adalah bagian dari pemastian mutu yang memastikan bahwa obat dibuat dan
dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan
dan dipersyaratkan dalam izin edar dan spesifikasi produk.