Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asma merupakan penyakit inflamasi (peradangan) kronik saluran nafas


yang ditandai adanya mengi episodik, batuk dan rasa sesak di dada akibat
penyumbatan saluran nafas, termasuk dalam kelompok penyakit pernafasan
kronik. Walaupun mempunyai tingkat fatalitas yang rendah namun jumlah
kasusnya cukup banyak ditemukan dalam masyarakat. Badan Kesehatan
(WHO) memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia menderita asma.
Bahkan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai
180.000 orang setiap tahun (Depkes, 2009).

Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami


penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang
menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Asma
dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul disegala usia, tetapi umumnya
asma lebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahundan orang
dewasa pada usia sekitar 30 tahunan (Saheb, 2011)

1.2 Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mampu melakukan skrining resesp yang meliputi skrining


administratif, farmasetis dan klinis
2. Mahasiwa mampu melaksanakan pelayanan resep dengan memenuhi
kaidah good dispensing practice
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelayanan Resep

Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang


langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Obat dan
Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi,


persyaratan farmasetik, persyaratan klinis.

Persyaratan administrasi yaitu:

1. Nama, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien.


2. Nama dan paraf dokter
3. Tanggal resep
4. Ruang dan unit asal resep.

Persyaratan farmasetik yaitu:

1. Bentuk dan kekuatan sediaan


2. Stabilitas
3. Kompatibilitas (ketercampuran obat)

Pesyaratan klinis yaitu:

1. Ketepatan indikasi dan dosis obat


2. Aturan, cara, dan lama pengunaan obat
3. Duplikasi dan/atau polimasfisme
4. Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi,efek samping obat, manifestasi
klinis lain)
5. Kontraindikasi
6. Interaksi
2.2 Asma

Asma adalah penyakit heterogen, selalu dikarakteristikkan dengan


inflamasi kronis di saluran napas. Terdapat riwayat gejala respirasi seperti mengi,
sesak, rasa berat di dada dan batuk yang intensitasnya berberda-beda berdasarkan
variasi keterbatasan aliran udara ekspirasi.
Hasil Anamnesis
Gejala khas untuk Asma, jika ada maka menigkatkan kemungkinan
pasien memiliki Asma, yaitu :
1. Terdapat lebih dari satu gejala ( mengi, sesak, dada terasa berat)
khususnya pada dewasa muda
2. Gejala sering memburuk di malam hari atau pagi dini hari
3. Gejala bervariasi waktu dan intensitasnya
4. Gejala dipicu oleh infeksi virus, latihan, pajanan allergen, perubahan
cuaca, tertawa atau iritan seperti asap kendaraan, rokok atau bau yang
sangat tajam

Penatalaksanaan:

1. Pasien disarankan untuk mengidentifikasi serta mengendalikan faktor


pencetusnya.
2. Perlu dilakukan perencanaan dan pemberian pengobatan jangka panjang
serta menetapkan pengobatan pada serangan akut sesuai tabel di bawah ini.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


1. Quibron SR 300 mg, Metyl prednisolon 4 mg, Salbutamol 4 mg,
Symbicort.
2. Buku referensi
3. Resep, copy resep, dan etiket
4. Klip plastic obat

3.2 Prosedur Kerja


1. Konfirmasi dokter dan pasien hasil skrining resep yang belum sesuai
2. Penyiapan dan peracikan resep
3. Penyerahan obat
4. Pemberian konseling dan edukasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kasus
Mengi, sesak, dada terasa berat, gejala dirasakan setiap hari terus menerus
sering kambuh, aktivitas fisik terbatas

Terapi:
Quibron SR 300 mg 1x sehari 300 mg (1 tab) pc
Metyl prednisolon 4 mg 3x sehari 4 mg (2 tab) pc
Salbutamol 4 mg 3x sehari 4 mg (1 tab) ac
Symbicort. 2x sehari (2 puff ) pada saat sesak nafas

Pembahasan

1. Skrining resep
Hal pertama yang dilakukan ketika mendapatkan resep adalah melakukan
skrining resep:
 Persyaratan administrasi menunjukan nama pasien tidak lengkap.
nomor surat izin praktek dokter ada, tanggal ditulisnya resep tidak ada,
umur pasien, BB pasien ada. Sedangkan paraf dokter dan alamat pasien
tidak ada. Maka harus dilakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada
dokter terkait informasi data dokter dan konfirmasi pada pasien nama
dan alamat pasien.
 Persyaratan farmasetik yaitu belum ada keterangan waktu minum obat
pada semua obat sehingga tindak lanjut adalah melihat referensi dan cek
kekuatan sediaan yang ada di pasaran.
 Pertimbangan klinis dilakukan perhitungan dosis untuk melihat apakah
dosis yang diberikan sudah sesuai, yaitu pada Quibron overdosis jadi
dosis diturunkan, dengan aturan pakai 1x1 tablet, Metyl prednisolon 4
mg dengan aturan pakai 1x sehari dan bentuk sediaan diubah menjadi
tablet , Salbutamol kekuatan sediaan yang beredar 2-4 mg jadi
diusulkan untk menggunakan tablet 4 mg, Symbicort digunakan dengan
aturan 1x pakai 1-2 push 1 hari 4 push.
 S-O-A-P
Subjektif:
Mengi, sesak, dada terasa berat, aktiitas fisik terbatas.
Objektif : -

Assesment:

Pada kasus pasien dengan riwayat Asma bronkial persisten berat, diberikan
terapi obat Quibron SR untuk mengatasi adanya gejala mengi, sesak nafas, dan
dada terasa sesak. Obat ini diminum 1x1 tab setelah makan.
Kemudian pasien diberikan terapi obat Metil prednisolone sebagai
kortikosteroid oral untuk mengatasi peradangan pada saluran pernafasan atau
saluran bronkus obat ini digunakan 3xsehari sebanyak 2 tablet.
Terapi obat symbicort digunakan untuk mengatasi kekambuhan asma setiap
hari. Obat ini digunakan saat serangan sesak yaitu 2x sehari 2 push.
Pasien ini juga diberikan salbutamol untuk mengatasi masalah sesak
nafasnya diberikan obat ini agar pasien dapat merelaksasi otot polos di bronkus
sehingga pasien tidak mengalami sesak nafas.

Plan:
1. Quibron SR 300 mg diberikan sebanyak 1 tablet dengan aturan pakai 1x sehari
sesudah makan.
2. Metyl prednisolon 4 mg diberikan sebanyak 2 tablet dengan aturan pakai 3x
sehari 4 mg sesudah makan.
3. Salbutamol 4 mg diberikan sebanyak 1 tablet dengan aturan pakai 3x sehari 4
mg sebelum makan.
4. Symbicort diberikan sebanyak 2 puff dengan aturan pakai 2x sehari pada saat
nbhhyhh[‘khhhn’/
5. ‘I
6. ‘. Nn \l\y/l]\sesak nafas.

BAB V

KESIMPULAN

Dari kasus ini disimpulkan bahwa terapi yang diberikan belum sesuai
berdasarkan gejala yang dialami pasien karena terapi belum lengkap, pada kasus
pasien ny, saadah diberikn terapi Quibron SR 300 mg, Metyl prednisolon 4 mg,
Salbutamol 4 mg, Symbicort.
LAPORAN
PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS KLINIS

Materi Satuan Acara Praktikum


(Pelayanan Resep pada Pasien Gangguan sistem
Pernafasan)

Nama : Nadia Pebriyani


NIM : 160101030

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI BHAKTI PERTIWI
PALEMBANG
2019

Anda mungkin juga menyukai