)
SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
Duta Karunia Ramadhan
213110016
1. Latar Belakang
1.1 Pendahuluan
Keanekaragaman hayati Indonesia yang melimpah yaitu sekitar 40.000 jenis
tumbuhan (Istiqomah dkk., 2019) dan memiliki berbagai manfaat seperti, sebagai obat
tradisional, dapat dibuat menjadi kerajinan tangan, menjadi hiasan, hingga dimanfaatkan
menjadi pewarna alami. Salah satunya adalah bunga telang (Clitoria ternatea), bunga ini
sering didimanfaatkan sebagai minuman yaitu teh bunga telang. Bunga telang berpotensi
sebagai pewarna alami. Hal ini dikarenakan mahkota bunga telang mengandung zat
antosianin yang menghasilkan warna biru. Warna biru yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai pengganti pewarna biru sintesis yang dapat membahayakan kesehatan apabila
dikonsumsi. Selain itu, budidaya bunga telang mudah dilakukan karena tidak memerlukan
lahan yang luas dan tidak memerlukan perawatan ekstra.
Antosianin adalah pigmen yang larut dalam air, memiliki warna merah-biru, dan
tersebar luas pada tanaman. Kadar antosianin cukup tinggi terdapat pada tumbuh-tumbuhan
seperti bilberries (vaccinium myrtillus L), anggur merah (red wine), dan anggur
(Budiasih,
2017). Kadar antosianin yang terkandung pada bunga telang 5,4 mmol/mg bunga. Beberapa
negara yang telah menggunakan bunga telang dalam berbagai produk makanan dan
minuman antara lain, Thailand, Malaysia, dan Singapura. Dalam industri pangan, antosianin
berfungsi sebagai pewarna makanan dan minuman alami dalam bentuk bubuk kering atau
konsentrasi pekat (Priska dkk., 2018). Hal ini disebabkan karena warna yang dihasilkan
antosianin menarik
perhatian. Berberapa industri makanan dan minuman yg menggunakan antosianin antara lain
industri ice cream, selai, santan, agar-agar, karbonara, bihun, muffin, dan yogurt.
Namun demikian, produksi antosianin sebagai zat pewarna alami masih belum
maksimal. Antosianin mudah terdegradasi oleh suhu, pH dan cahaya. Beberapa penelitian
mengenai optimasi ekstraksi zat antosianin pada bunga telang telah dilakukan, diantaranya
ekstraksi metode maserasi selama 180 menit menghasilkan yield sebesar 142,02 mg/L
(Fanany,
2020), ekstraksi menggunakan pelarut akuades dan asam tartarat didapatkan yield sebesar
0,82 mg/ml (Anggraini, 2019), ekstraksi menggunakan pelarut akuades didapatkan yield
sebesar
10,42 mg/L (Kusrini dkk., 2017), ekstraksi dengan perbandingan 15:500 (gram:ml) pada
suhu
60 oC menghasilkan yield sebesar 6,35 mg/L (Zussiva dkk, 2012), ekstraksi menggunakan
pengadukan 500 rpm, suhu 50 oC selama 150 menit menghasilkan nilai absorbansi 0,319
(Mastuti dkk, 2013). Penelitian sebelumnya belum menunjukkan kondisi operasi optimum
dari proses ekstraksi zat antosianin dari bunga telang. Selain itu belum ada penelitian
yang menunjukkan pengaruh kadar air bahan baku dan suhu maserasi terhadap ekstrak zat
antosianin, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh lama waktu
pengeringan dan suhu maserasi terhadap kandungan antosianin pada bunga telang (Clitoria
ternatea L.)”.
anti inflamasi, anti bakteri, antioksidan, analgesik, antiparasit dan antisida, antihistamin, anti
diabetes, immunomodulator, dan berpotensi juga dalam sistem saraf (Budiasih, 2017).
2.2 Antosianin
Antosianin adalah kelompok besar pigmen tanaman yang berwarna merah-biru.
Warna antosianin tergantung pada struktur dan juga pada keasaman buah. Antosianin
merupakan salah satu kelompok pigmen utama pada tanaman. Antosianin merupakan
turunan struktur aromatik tunggal yaitu sianidin dan terbentuk dari pigmen sianidin dengan
adanya penambahan atau pengurangan gugus hidroksil, metilasi, dan glikosilasi. Antosianin
memiliki kemampuan untuk bereaksi baik dengan asam maupun dengan basa, dalam media
asam antosianin berwarna merah sedangkan dalam media basa berwarna ungu dan biru
(Apriandi, 2003).
Saat ini terdapat 700 jenis antosianin yang didapatkan dari berbagai jenis tanaman.
Beberapa jenis antosianin yang memiliki peranan penting dalam bidang pangan antara lain
pelargonidin, sianidin, peonidin, delfinidin, malvidin, petunidin, dan glikosida-glikosida
antosianidin. Selain itu, terdapat dua jenis antosianin yang biasa digunakan sebagai senyawa
referensi yaitu turunan sianidin dan peonidin. Secara kimia, antosianin merupakan turunan
dari suatu struktur aromatic yaitu sianidin, namun memiliki perbedaan pada ikatan antara
gugus R3’ dan R5’, sementara itu R merupakan jenis glikon (gugus gula) (Priska dkk, 2018).
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Bahan
Bahan penelitian berupa bunga telang Clitoria ternatea, NaOH 0,1N, buffer asam
sitrat,
aquadest, dan HCL 0,1 N.
3.2 Ekstraksi
Angriani L. 2019. Potensi Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea) sebagai Pewarna Alami
Lokal Pada Berbagai Industri Pangan. E-ISSN: 2621-9468.
Apriandi, A. 2003. Aktivitas Antioksidan Dan Komponen Bioaktif Keong Ipong-Ipong.Bogor.
ITB.
Budiasih K.S. 2017. Kajian Potensi Farmakologis Bunga Telang (Clitoria ternatea).
Dalimartha, S. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. , Jilid 5.86-87,Jakarta, Wisma
Hijau.
Diakses
dari https://books.google.co.id/books?
hl=idlr=&id=vmrbQE4jfYcC&o i=fnd&pg=PR5&dq
=At las+Tumbuhan+Obat+Indonesia diakses 25 Januari 2021 pukul 10.00 WIB
Fanany, M.R. 2020. Ekstraksi Antosianin Dari Bunga Telang (Clitoria Ternatea L.)
Dengan Metode Maserasi. Laporan tugas akhir. Program studi Teknik Kimia.
Fakultas Teknologi Industri. Universtas Pertamina : Jakarta.
Istiqomah dan Fakhrinanda. 2019. Optimasi Ekstraksi Kurkuminoid Menggunakan
Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) dari Curcuma zeodaria Secara Batch
dengan Metode Response Surface Methodology (RSM).
Kazuma K, Noda N, Suzuki M. 2003. Flavonoid composition related to petal
color in different linesof Clitoria ternatea, Phytochem. 64(6):1133-1139.
Kusrini E., Tristantini D., dan Izza N. 2017. Uji Aktifitas Ekstrak Bunga Telang
(Clitoria ternatea L.) Sebagai Agen Anti-Katarak. 2(1): 30-36.
Mastuti E., Godeliva F., Yohanes A. 2013. Ekstraksi dan uji kestabilan warna
pigmen antosianin dari bunga telang (Clitoria ternatea L.) sebagai bahan pewarna
makanan. Simposium nasional RAPI XII. ISSN 1412-9612.
Nugraheni, M. 2013. Pewarna Alami : Sumber Dan Aplikasinya Pada Makanan Dan
Kesehatan.Graha Ilmu; Yogyakarta.
Priska M., Peni N., Carvallo L., dan Ngapa Y.D. 2018. Review: Antosianin dan
Pemanfaatannya. Cakra kimia Vol 6(2).
Talavera, S., Felgine, C., dan Texier, O. 2004. bioavailability of a Bilberry
Antocyanin Extract and it’s impact on plasma antioxidant capacity in rats, Institut
National De La Recherche Agronomique de Clermont-Ferrand/Theix Saint-Genes
Champanelle, France, Journal of The Science of Food of Agriculture (2005).
Zussiva A., Laurent B.K., dan Budiyati C.S. 2012. Ekstraksi dan Analisis Zat Warna Biru
(Anthosianin) dari Bunga Telang (Clitoria ternatea) sebagai Pewarna Alami. 356-
365.
Kusrini E., Tristantini D., dan Izza N. 2017. Uji Aktifitas Ekstrak Bunga Telang
(Clitoria ternatea L.) Sebagai Agen Anti-Katarak. 2(1): 30-36.
Mastuti E., Godeliva F., Yohanes A. 2013. Ekstraksi dan uji kestabilan warna
pigmen antosianin dari bunga telang (Clitoria ternatea L.) sebagai bahan pewarna
makanan. Simposium nasional RAPI XII. ISSN 1412-9612.
Nugraheni, M. 2013. Pewarna Alami : Sumber Dan Aplikasinya Pada Makanan Dan
Kesehatan.Graha Ilmu; Yogyakarta.
Priska M., Peni N., Carvallo L., dan Ngapa Y.D. 2018. Review: Antosianin dan
Pemanfaatannya. Cakra kimia Vol 6(2).
Talavera, S., Felgine, C., dan Texier, O. 2004. bioavailability of a Bilberry
Antocyanin Extract and it’s impact on plasma antioxidant capacity in rats, Institut
National De La Recherche Agronomique de Clermont-Ferrand/Theix Saint-Genes
Champanelle, France, Journal of The Science of Food of Agriculture (2005).
Zussiva A., Laurent B.K., dan Budiyati C.S. 2012. Ekstraksi dan Analisis Zat Warna Biru
(Anthosianin) dari Bunga Telang (Clitoria ternatea) sebagai Pewarna Alami. 356-
365.