Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLIT SEKUNDER

PERCOBAAN I
ANTOSIANIN

OLEH :

NAMA : AN’NISA AUDITYA RUSMAN


STAMBUK : F1D1 17 022
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN PEMBIMBING : SUSLIWATI

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metabolit sekunder merupakan senyawa metabolit yang ditemukan pada

setiap tumbuhan tetapi dalam bentuk yang berbeda-beda. Organisme biasanya

menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda. Senyawa ini juga

tidak selalu dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase

tertentu. Metabolit sekunder adalah antioksidan yang digunakan oleh manusia

dalam kehidupannya sehari-hari untuk melawan radikal bebas yang masuk ke

dalam tubuh manusia tersebut. Metabolik sekunder juga dapat digunakan untuk

mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan,

misalnya untuk mengatasi hama dan penyakit, menarik polinator dan sebagai

molekul sinyal.

Antosianin adalah salah satu zat metabolit sekunder yang memiliki banyak

manfaat baik itu pada manusia, hewan maupun bagi tumbuhan itu sendiri.

Antosianin merupakan pigmen yang berwarna ungu, orange, merah, kuning dan

hijau. Penggunaan zat warna antosianin pada produk makanan tidak

membahayakan karena merupakan pewarna alami. Antosianin dapat digunakan

oleh tumbuhan sebagai pengganti klorofil untuk melakukan fotosintesis.

Antosianin sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, salah satunya yaitu

antosianin dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.

Antosianin juga sangat berperan bagi tumbuhan, khususnya pada bagian

daun adalah photoproteksi, serta dapat meningkatkan ketahanan terhadap stress

salinitas, toleransi terhadap kekeringan, suhu anti fungi dan herbivora. Pola
distribusi dari antosianin sangat bervariasi antara spesies satu dengan yang lain

bahkan antara daun-daun dari satu tumbuhan. Sintesis dari antosianin bisa pada

daun muda maupun pada daun tua. Berdasarkan uraian diatas, maka dilaksanakan

praktikum tentang antosianin.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengetahui cara mengisolasi antosianin dari tumbuhan?

2. Bagaimana membandingkan kadar antosianin dari berbagai jenis tumbuhan?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui cara isolasi antosianin dari tumbuhan.

2. Untuk membandingkan kadar antosianin dari berbagai jenis tumbuhan.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui cara isolasi antosianin dari tumbuhan.

2. Dapat membandingkan kadar antosianin dari berbagai jenis tumbuhan.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Metabolit Sekunder

Metabolit sekunder adalah senyawa organik yang dihasilkan tumbuhan

yang tidak memiliki fungsi langsung pada fotosintesis, pertumbuhan atau

respirasi, transport solute, translokasi, sintesis protein, asimilasi nutrisi,

diferensiasi, pembentukan karbohidrat, protein dan lipid. Metabolit sekunder

umumya hanya dijumpai pada satu spesies atau kelompok spesies, berbeda dari

metabolit primer (asam amino, nukleotida, gula dan lipid) yang dijumpai hampir

disemua kingdom tumbuhan (Mastuti, 2016 dalam Illing dkk., 2017).

B. Antosianin

Antosianin merupakan kelompok pigmen yang menyebabkan warna

kemerah-merahan, letaknya di dalam cairan sel yang bersifat larut dalam.

Komponen antosianin ubi jalar ungu adalah turunan mono atau diasetil 3-(2-

glukosil) glukosil-5-glukosil peonidin dan sianidin. Senyawa antosianin berfungsi

sebagai antioksidan dan penangkap radikal bebas, sehingga berperan untuk

mencegah terjadi penuaan, kanker, dan penyakit degeneratif. Antosianin juga

memiliki kemampuan sebagai antimutagenik dan antikarsinogenik, mencegah

gangguan fungsi hati, antihipertensi dan menurunkan kadar gula darah (Husna,

dkk., 2013).

Antosianin adalah komponen bioaktif kelompok flavonoid yang dapat

memberikan warna merah, ungu, biru, pada bunga, daun, umbi, buah dan sayur

yang bergantung pada pH lingkungan tempatnya berada. Antosianin larut dalam


air dan aman untuk dikonsumsi, sehingga umumnya digunakan sebagai pewarna

alami untuk produk makanan dan minuman. Antosianin memiliki fungsi yang

baik untuk kesehatan seperti mencegah risiko kanker usus kolon dan kanker hati

(Adah, dkk., 2014).

C. Peranan Antosianin

Antosianin memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk peningkatan

ketajaman penglihatan, aktifitas anti kanker, antioksidan dan pemeliharaan

permeabilitas normal vaskular. Antosianin telah memenuhi persyaratan sebagai

pewarna makanan tambahan, karena tidak menimbulkan kerusakan pada bahan

makanan maupun kemasannya serta bukan merupakan zat yang beracun bagi

tubuh sehingga secara internasional telah diijinkan sebagai zat pewarna makanan.

Antosianin termasuk ke dalam senyawa fenolik dan flavonoid yaitu pigmen alami

yang menyebabkan warna merah, oranye, ungu dan biru yang berlimpah dalam

bunga dan buah-buahan. Antosianin memiliki potensi besar dalam industri

makanan sebagai pewarna makanan yang aman dan efektif (Hidayah, 2013).

D. Faktor yang Mempengaruhi Kadar Antosianin

Antosianin termasuk pigmen kelompok flavonoid yang menghasilkan

warna jingga, merah dan biru bersifat larut dalam air dan mudah mengalami

degradasi. Degradasi antosianin dapat disebabkan pH, cahaya, suhu dan

penambahan gula. Antosianin bekerja sebagai antioksidan sekunder seperti halnya

dengan β-karoten, yakni memecah rantai oksidasi lipid peroksida. Antosianin

berperan sebagai anti-diabetik dengan melindungi sel β pankreas dari stres


oksidatif akibat induksi glukosa, cardio protectant agent dengan menghambat

agregrasi platelet, anti-carcinogenic dengan mengurangi dan menunda timbulnya

berbagai jenis kanker (hati, leukemia, usus, kulit dan kanker payudara)

(Sabuluntika dan Ayustaningwarno, 2013).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 16 November 2020, pada

pukul 15.30-Selesai WITA dan bertempat di Laboratorium Biologi Unit Botani,

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Halu Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan kegunaan


No. Nama Bahan Kegunaan
1 2 3
1. Buah Naga (Hylocereus Sebagai bahan uji
costaricensis), Terong
Ungu (Solanum
melongena), Ubi Jalar
Ungu (Ipomea batatas L.)
2. Asam asetat Untuk mengeluarkan kandungan antosianin bahan
3. Kertas whatman 41 Untuk memisahkan filtrat dan residu bahan
4. Tissue Untuk membersihkan alat
5. Kertas label Untuk menandai bahan pada tabung reaksi

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan kegunaan


No. Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1. Spektrofotometer Untuk mengukur kadar antosianin pada bahan
2. Timbangan analitik Untuk menimbang berat bahan
4. Sentrifuse Untuk menghomogenkan larutan
5. Tabung reaksi Untuk mereaksikan bahan uji dengan asam asetat
6. Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan
7. Mortal Untuk menghaluskan bahan
8. Corong Untuk menyaring filtrat
9. Pipet tetes Untuk mengambil larutan
D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Membersihkan bahan dari kulitnya, kemudian mengupas dan memotong

sebagian bahan sebagai sampel.

3. Menimbang sampel masing-masing sebanyak 0,2 gram.

4. Menggerus sampel dengan menambahkan ½ bagian dari total larutan asam

asetat 25%.

5. Memasukkan sampel yang telah digerus ke dalam tabung reaksi dan

menambahkan sisa larutan asam 25%.

6. Larutan yang diperoleh kemudian disentrifuge selama 10 menit dengan 3500

rpm, kemudian menyaring untuk memisahkan filtratnya.

7. Menghitung kadar antosianin dengan spektrofotometer pada absorbansi 510

nm.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Pengukuran Kadar Antosianin


No. Jenis Tanaman Gambar Berat Nilai Kadar
Awal Absorbansi Antosianin
(gr) (nm) (%)
1 2 3 4 5 6
1. Buah Naga
(Hylocereus
costaricensis)

0,2 0,345 0,288

3. Terong Ungu
(Solanum
melongena)

0,2 0,310 0,258

3. Ubi Jalar Ungu


(Ipomea batatas)

0,2 0,052 0,043


B. Perhitungan Kadar Antosianin

Dik : A (absorbansi sampel)

E (absorbsivitas molar sianidin-3-glukosida) = 26.900 mol.cm

L (lebar kuvet) = 1 cm

MW (berat molekul molar sianidin-3-glukosida) =449,2 g/mol

Df (faktor pengencer) = 10

V (volume akhir dan volume ekstrak pigmen) = 0,01

Wt (berat bahan awal) = 0,2 g

1. Kadar antosianin pada buah naga (A= 0,345)

A V
(%) = × MW × DF × ×100 %
ε×L Wt

0,345 0,01
= × 449,2× 10 × 100 %
26.900× 1 0,2

= 0,288

2. Kadar antosianin pada terong ungu (A=0,310)


A V
(%) = × MW × DF ×100 %
ε×L Wt

0,310 0,01
= × 449,2× 10× ×100 %
26.900× 1 0,2

= 0,258

3. Perhitungan kadar antosianin pada terong ungu (A=0,052)

A V
(%)= × MW × DF ×100 %
ε×L Wt

0,052 0,01
= × 449,2× 10× ×100 %
26.900× 1 0,2

= 0,043
C. Pembahasan

Pigmen antosianin merupakan senyawa flavonoid, pigmen yang paling luas

dan penting karena banyak tersebar pada berbagai organ tanaman, terutama pada

bunga (ditetukan hampir 30% terkandung dalam berat keringnya). Pelarut yang

sering digunakan untuk mengekstrak antosianin adalah alkohol, etanol dan

metanol, isopropanol, aseton atau dengan air (aquadest) yang dikombinasikan

dengan asam, seperti asam klorida (HCl), asam aserat, asam format atau asam

askorbat. Antosianin adalah zat yang warna merah, orange, ungu dan biru pada

tumbuhan yang juga dapat menggantikan klorofil untuk melakukan fotosintesis.

Antosianin merupakan senyawa flavonoid yang berpungsi sebagai

antioksidan dan melawan radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul yang

mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan dengan satu orbital.

Radikal bebas bisa menurunkan penyakit degeneratif, penyakit jantung dan

penurunan fungsi otak, Mengkonsumsi makanan yang mengandung antosianin

sangat penting karena dapat mencegah terjadinya penyakit tersebut. Antosianin

terdapat pada buah, sayur dan umbi-umbian seperti pada buah naga (Hylocereus

undatus), kulit terong ungu (Solanum melongena) dan ubi jalar ungu (Ipomoea

batatas L).

Antosianin memiliki manfaat yang sangat besar bagi hewan, manusia dan

tumbuhan sendiri. Peran antosianin pada tumbuhan yaitu dapat menggantikan

klorofil dalam proses fotosintesis dan dapat meningkatkan penangkapan cahaya

padadaun. Peran antosianin pada manusia yaitu dapat menjadi antioksidan yang
kuat, menstabilkan radikal bebas dan memberikan elektronnya (H+), sehingga

radikal bebas elektronnya berpasangan dan stabil, serta dapat menghambat

pertumbuhan sel kanker.

Hasil pengamatan pada penelitian ini yaitu, kadar antosianin pada buah

naga (Hylocereus costaricensis) sebanyak 0,288% dengan nilai absorbansi

0,345nm. Kadar antosianin pada terong ungu (Solanum melongena) yaitu 0,258%

dengan nilai absorbansi 0,310 nm sedangkan kadar antosianin terendah yaitu pada

ubi jalar ungu (Ipomea batatas) dengan kadar 0,043% dan nilai absorbansinya

0,052 nm. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Jiao, dkk (2012) yang

menyatakan bahwa umbi ubi jalar ungu mengandung komponen antosianin yang

tinggi karena diketahui bahwa sianidin dan peonidin merupakan antosianidin

utama pada ubi jalar ungu

Sifat dan warna antosianin di dalam jaringan tanaman dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti jumlah pigmen, letak, kopigmentasi, jumlah gugus

hidroksi dan metoksi. Antosianin akan berubah warna seiring dengan perubahan

nilai pH, pada pH tinggi antosianin cenderung bewarna biru atau tidak berwarna,

kemudian cenderung bewarna merah pada pH rendah. Kebanyakan antosianin

menghasilkan warna pada pH kurang dari 4.


V. PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Isolasi antosianin dari tumbuhan dilakukan dengan cara mengupas kulit buah

dan menimbang sebanyak 2 gr, kemudian digerus dengan menggunakan mortal

dan dicampur dengan 1/2 bagian dari larutan asam asetat 25% (10 mL).

Memindahkan sampel ke dalam tabung reaksi dan tambahkan sisa 1/2 bagian

dari larutan asam asetat 25%, kemudian sampel disentrifugasi selama 10 menit

dengan 3500 rpm dan terakhir yaitu menghitung kadar antosianin dengan

spektrofotometri.

2. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan bahwa kadar antosianin

yang paling banyak adalah buah naga (Hylocereus costaricensis) yaitu 0,288%

sedangkan yang memiliki kadar antosianin paling rendah adalah ubi jalar ungu

(Ipomea batatas) yaitu 0,043%.

B. Saran

Saran yang dapat diajukan pada praktikum ini adalah agar praktikan lebih

fokus saat asisten sedang menerangkan tentang praktikum yang dilaksanakan.


DAFTAR PUSTAKA

Adah, A.M., Fardiaz, D., Andarwulan, N dan Kusnandar, F., 2014, Karakteristik
Warna dan Aktivitas Antioksidan Antosianin Ubi Jalar Ungu, Jurnal
Teknologi dan Indistri Pangan, 25(2): 176

Hidayah, T., 2013, Uji Stabilitas Pigmen dan Antioksidan Hasil Ekstrasi Zat
Warna Alami dari Kulit Buah Naga (Hylocereus undatus), Universitas
Negeri Semarang, Semarang.

Husna, N.E, Novita, M dan Soraya, S., 2013, Kandungan Antosianin dan
Aktivitas Antioksidan Ubi Jalar Ungu Segar dan Produk Olahannya,
Jurnal Agritech, 33(3): 297

Illing, I., Safitri, W dan Erfiana., 2017, Uji Fitokimia Ekstrak Buah dengen,
Jurnal Dinamika, 8(1): 69

Jiao, Y., Jiang, Y., Zhai, W dan Yang, Z,. 2012, Studies on Antioxidant Capacity
of Anthocyanin Extract from Purple Sweet Potato (Ipomea batatas L.),
African Journal of Biotechnology, 11(27): 7046

Sabuluntika, N dan Ayustaningwarno, F., 2013, Kadar β-Karoten, Antosianin,


Isoflavon dan Aktivitas Antioksidan pada Snack Bar Ubi Jalar Kedelai
Hitam sebagai Alternatif Makanan Selingan Penderita Diabetes Melitus
Tipe 2, Jurnal of Nutrition College, 2(4): 692

Anda mungkin juga menyukai