GAMBIR
( UNCARIA GAMBIR )
Disusun oleh :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2019
BAB I
A. TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Uncaria
Spesies : Uncaria gambir
B. TINJAUAN BOTANI
C. KANDUNGAN KIMIA
Kandungan utama gambir ( Uncaria gambir Roxb.) yaitu katekin. Katekin
merupakan komponen utama didalam tanaman gambir, selain katekin ada beberapa
komponen lain seperti kuersetin, fluoresin, flavonoid, dan tannin. Ekstrak gambir
mengandung senyawa funsional yang termasuk golongan polifenol dan senyawa ini
merupakan hasil metabolit sekunder tanaman yang menyusun golongan tannin.
Katekin merupakan senyawa golongan tannin oligomeric procya-nidin yang ,e,punyai
khasiat antioksidan (Pambayun, Kuswanto, R. K. (2007).
D. KHASIAT
Kegunaan utama adalah sebagai komponen menyirih, yang sudah dikenal
masyarakat kepulauan Nusantara, dari Sumatera hingga Papua sejak paling tidak
2.500 tahun yang lalu. Diketahui, gambir merangsang keluarnya getah empedu
sehingga membantu kelancaran proses pencernaan di perut dan usus. Fungsi lain
adalah sebagai campuran obat, seperti sebagai luka bakar, obat sakit kepala, obat diare,
obat disentri obat kumur-kumur, obat sariawan, serta obat sakit kulit (dibalurkan).
Gambir digunakan pula sebagai bahan penyamak kulit dan bahan pewarna tekstil.
Sifat astringen gambir ditemukan pula pada kayu Acacia catechu (Leguminosae),
yang bisa ditemukan di India dan Semenanjung Malaya (Sousa, A., Pereira, J. A.
(2007).
E. METODE
I. Ekstraksi
Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode ekstrak dingin yaitu
maserasi yang merupakan salah satu metode ekstraksi yang dilakukan melalui
perendeman serbuk bahan dalam larutan pengekstrak. Metode maserasi
umumnya menggunakan pelarut non polar. Menurut Yeni, G. and Muchtar, H.
(2014), prinsip metode maserasi adalah ketika simplisia yang akan dimaserasi
direndam dalam pelarut yang dipilih, maka ketika direndam cairan penyari
akan menempel di dinding sel dan masuk kedalam sel yang terdapat zat aktif
dank arena ada pertemuan antara zat aktif dengan penyari terjadi proses
pelarutan sehingga penyari yang masuk kedalam sel tersebut mengandung zat
aktif 100 %, sementara penyari yang ada diluar sel belum terisi zat aktif,
akibatnya adanya konsentrasi zat aktif didalam dan diluar akan muncul gaya
difusi, larutan yang terpekat akan didesak keluar mencapai keseimbangan
konsentrasi anatara zat aktif didalam dan diluar sel. Proses keseimbangan ini
akan berhenti setelah terjadi keseimbangan konsentrasi atau “ jenuh “.
II. Defating
Adalah proses untuk menghilangkan asam lemak yang terkandung didalam
tanaman.
III. Isolasi
Pada dasarnya isolasi senyawa kimia dari bahan alam adalah sebuah
usaha bagaimana caranya memisahkan senyawa yang bercampur sehingga kita
dapat menghasilkan senyawa tunggal yang murni. Tumbuhan mengandung
ribuan senyawa yang dikategorikan sebagai metabolit primer dan metabolit
sekunder. Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang terdapat dalam
suatu organism yang tidak terlibat langsung dalam proses pertumbuhan,
perkembangan seperti terpenoid, steroid, flavonoid dan alkaloid.
PROSEDUR KERJA
1. Menumbuk tanaman gambir yang sudah dikeringkan sampai halus
2. Kemudian serbuk gambir ditimbang 50 gr
3. Serbuk gambir diproses dengan metode maserasi yaitu dilarutkan dengan pelarut N-
heksan sebanyak 250 ml, kemudian didiamkan 3x24 jam. Pada waktu 3x24 jam
tersebut ekstrak gambir dilakukan penggantian pelarut N-heksan sebanyak 3 kali dalam
waktu 3x24 jam.
Ini bertujuan untuk menghilangkan asam lemak atau disebut proses Defating. Setelah
3x24 jam, ekstrak gambir disaring diambil filtratnya kemudian dikeringkan.
4. Lalu tempat maserasi dicuci dan diganti dengan pelarut Metanol sebanyak 250 ml dan
didiamkan selama 3x24 jam. Pada waktu 3x24 jam tersebut ekstrak gambir dilakukan
penggantian pelarut Metanol sebanyak 3 kali dalam waktu 3x24 jam.
5. Setelah direndam dengan methanol selama 3x24 jam, ekstrak gambir dikeringkan dan
ditimbang.
6. Saat penimbangan diperoleh ekstrak gambir sebanyak 42 gr.
7. Kemudian diuapkan dengan rotary evaporator yang bertujuan untuk memisahkan
ekstrak dari cairan penyarinya.
8. Setelah didapat ekstrak kentalnya kemudian dilakukan proses isolasi dengan
Kromatografi Lapis Tipis.
BAB III
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Musdja M.Y., Hapiary M.A.,and Aganta A., 2017. Compounds activity and
inhibitor mechanism catechine and water extract gambier. Scientific journal of
PPI-UKM.4(2),55-60. DOI : doi.org/10.27512/sjppi.ukm/se/a2901208.
Pambayun, R., Murdijati, G., Slamet, S., and Kuswanto, R. K. (2007). “Phenolic
content and antibacterial properties of various extract (Uncaria gambir Roxb.),”
Indonesian Journal of Pharmacology 18(3), 141-146.
Sousa, A., Ferreira, I. C. F. R., Barros, L., Bento, A., and Pereira, J. A. (2007).
“Effect of solvent and extraction temperatures on the antioxidant potential of
traditional stoned table olives (Alcaparras),” Food Sci. Technol. Int. 41(4),
739-745. DOI: 10.1073/pnas.140059211
Taniguchi, S., Kuroda, K., Doi, K., Inada, K., Yoshikado, N., Yoneda, Y., Tanabe,
M., Shibata, T., Yoshida, T., and Hatano, T. (2007). “Evaluation of gambir
quality based on quantitative analysis of polyphenolic components,” Yakuga.
Zasshi 127(8), 1291- 1300. DOI: 10.1248/yakushi.127.1291
Yeni, G., Syamsu, K., Suparno, O., Mardliyati, E. and Muchtar, H. (2014).
“Repeated extraction process of raw gambiers (Uncaria gambier Robx.) for
the catechin production as an antioxidant,” Int. J. Appl. Eng. Res. 9(24),
24565-24578.
Lampiran
N-heksan.