TINJAUAN PUSTAKA
A. Buah Naga
Buah naga atau Dragon Fruit (Hylocereus undatus) saat ini banyak
dikembangkan di Indonesia. Terdapat empat jenis buah naga yakni buah naga
digemari oleh masyarakat karena memiliki khasiat dan manfaat serta nilai gizi
cukup tinggi. Bagian dari buah naga 30-35% merupakan kulit buah namun
seringkali hanya dibuang sebagai sampah. Kulit buah naga mengandung zat
warna alami antosianin cukup tinggi. Antosianin merupakan zat warna yang
pangan dan dapat dijadikan alternatif pengganti pewarna sintetis yang lebih
penghilang dahaga. Selain itu, buah naga juga sebagai salah satu jenis buah-
Selain daging buah, kulit buah naga juga tidak kalah pentingnya sebab
kulit buah naga dapat diaplikasikan sebagai pewarna alami bahan makanan
yang tersebar dalam tanaman (Abbas, 2003). Pada beberapa buah-buahan dan
miliki termasuk komponen warna yang bersifat larut dalam air dan terdapat
dalam cairan sel tumbuhan (Fennema, 1976). Antosianin adalah suatu kelas
dari senyawa fl avonoid yang secara luas terbagi dalam polifenol tumbuhan.
avonoid yang berada dalam oksidasi dari antosianin. Larutan pada senyawa fl
avonoid adalah tak berwarna atau kuning pucat (Harborne, 1987). Antosianin
stabil pada pH 3,5 dan suhu 50oC, mempunyai berat molekul 207,08 g/mol
Menurut Winarno (1997) warna-warna merah, biru, ungu dalam buah dan
3. Asam organik asli misalnya koumarat, kofeat atau ferulat (Winarno, 1997).
kombinasi dari gula-gula di atas dalam posisi linier maupun rantai cabang.
efektif daripada vitamin E yang selama ini telah dikenal sebagai antioksidan
lain tingkat kematangan buah. Pada buah yang hijau hanya terdiri dari
biosintesis antosianin yang larut dalam air yang terakumulasi dalam vakuola
sentral dalam sel mesofil. Proses pembentukan antosianin ini diawali oleh
antosianin adalah pengolahan pada suhu tinggi, tetapi dalam jangka waktu
yang sangat pendek (High Temperature Short Time (HTST)). Cabrita dan
B. Pigmen Warna
yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Pewarna alami dapat dipakai sebagai
orellana
4. Klorofil, menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun suji, pandan, dll.
strawberry, duwet, bunga mawar, kana, rosella, pacar air, kulit manggis,
Salah satu jenis dari pigmen adalah antosianin. Antosianin berasal dari
bahasa Yunani, anthos yang berarti bunga dan kyanos yang berarti biru
gelap. Antosianin merupakan pigmen yang larut dalam air, tersebar luas
dalam bunga dan daun, serta menghasilkan warna dari merah sampai biru. Zat
Antosianin akan berubah warna seiring dengan perubahan nilai pH. Pada
warna merah keunguan pada pH kurang dari 4. Jumlah gugus 6 hidroksi atau
dan relatif tidak stabil, sedangkan jika gugus metoksi yang dominan pada
Zat warna tekstil tekstil itu digolongkan menjadi dua yaitu: yang
pertama adalah zat pewarna alam (ZPA) yaitu zat warna yang berasal dari
bahan bahan alam pada umumnya dari hewan ataupun tumbuhan dapat
berasal (akar, batang, daun, kulit, dan bunga ). Sedangkan yang kedua
adalah zat pewarna sintesis (ZPS) yaitu zat warna buatan atau sintesis
antosianin. Sifat dari pigmen pigmen ini umumnya tidak stabil terhadap
terdapat dalam tumbuhan, menyerap cahaya merah, biru dan ungu, serta
Klorofil A merupakan salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua
larut dalam air yaitu pigmen zat warna kuning orange sampai merah.
Karotenoid dikenal dalam 2 bentuk : (Made Astawan., 2005)
extracts). Tanin disebut juga sebagai asam tanat dan asam galatanat.
banyaknya hasil ekstrak dalam pembuatan zat warna alami dari biji
Hal ini dipengaruhi oleh waktu kontak antara padatan dengan pelarut, dan
adanya perbedaan konsentrasi antara zat warna yang ada didalam biji
kesumba dan zat warna dalam pelarut. Hasil dari ekstrak 20 gr biji
setimbang dalam 100 menit. Pada waktu tersebut zat warna yang
tinggi suhu operasi maka zat warna yang diperoleh semakin banyak,
o o
yaitu pada rentang suhu antara 30 C 70 C. Dengan adanya kenaikan
suhu maka kelarutan zat warna juga meningkat. Dari beberapa suhu yang
o
di coba di dapat suhu optimalnya 70 C. Percobaan kedua
suhu 343K dengan rasio berat bahan dan berat pelarut 1:10 dengan
dikeringkan dalam oven sampai suhu konstan. Zat warna yang diperoleh
2,63 gr atau 13,15 % dari berat bahan kering biji kesumba 20 gr. (Adi dan
Agus., 2008).
Dari percobaan yang dilakukan oleh Fitria dan Lia., (2009) yaitu
batch dan soxhlet dengan pelarut air. Ekstraksi secara batch dilakukan
dengan cara merebus dan memekatkan ekstrak sampai 1/3 dari volume
pelarut pada kolom menjadi bening. Yield dari proses pengambilan dengan
ekstraksi batch 4,28 %, sedangkan ekstraksi menggunakan soxhlet di dapat
Pembuatan ekstrak zat warna yang dilakukan oleh Ari dan Nasfi.,
(2009) dengan bahan baku biji buah mangsi menghasilkan warna coklat
D. Ekstraksi
suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih komponen dengan jalan
suhu, dan, jenis pelarut, pada keadaan setimbang kadar solute dalam
a) Bahan
antara fase padat dan fase cair. Ini dapat dicapai dengan
c) Suhu
(Bernasconi, 1995)
(Guenter, 1987)
a) Aquadest
(Guenter, 1987).