TINJAUAN PUSTAKA
2.2 ANTOSIANIN
Antosianin ditemukan di alam pada berbagai tumbuhan baik pada buah-
buahan maupun sayuran, yang menyediakan berbagai warna yang bervariasi dari
merah sampai ungu. Di samping sebagai pigmen, antosianin hadir untuk
memenuhi fungsi biologis lainnya, dimana antioksidan mungkin jadi salah satu
yang paling berpengaruh. Eugene [3] menunjukkan bahwa kapasitas antioksidan
dari highbush blueberries (Vaccinium corymbosum L.) dan lowbush blueberries
(Vaccinium angustifolium Aiton) sangat berhubungan dengan jumlah antosianin.
Antosianin merupakan senyawa flavonoid yang memiliki kemampuan
sebagai antioksidan. Umumnya senyawa flavonoid berfungsi sebagai antioksidan
primer. Antosianin dalam bentuk aglikon lebih aktif daripada bentuk
aglikosidanya. Kemampuan antioksidatif antosianin timbul dari reaktifitasnya
yang tinggi sebagai pendonor hidrogen atau elektron dan kemampuan radikal
turunan polifenol untuk menstabilkan dan mendelokasi elektron tidak
berpasangan, serta kemampuannya mengkhelat ion logam [11].
Terdapat enam antosianidin yang umum. Antosianidin ialah aglikon
antosianin yang terbentuk bila antosianin dihidrolisis dengan asam. Antosianidin yang
paling umum sampai saat ini ialah sianidin yang berwarna merah lembayung. Warna
jingga disebabkan pelargonidin yang gugus hidroksilnya kurang satu dibandingkan
sianidin, sedangkan warna merah senduduk, lembayung dan biru umumnya
disebabkan oleh delfinidin yang gugus hidroksilnya lebih satu dibandingkan sianidin.
Tiga jenis eter metal antosianidin juga sangat umum yaitu peonidin yang merupakan
turunan sianidin, serta petunidin dan malvidin yang terbentuk dari delfinidin. Masing-
masing antosianidin terdapat sebagai sederetan glikosida dengan berbagai gula yang
terikat. Keragaman utama ialah sifat gulanya (glukosa, galaktosa, ramnosa, xilosa
10
2.3 RAMBUTAN
Rambutan (Nephelium lappaceum Linn) merupakan sejenis buah-buahan
tropika yang berasal dari Malaysia dan Indonesia. Buah rambutan terbentuk pada
ujung ranting yang berbentuk bulat berukuran 5 cm yang berwarna hijau muda
dan akan berubah warna menjadi kuning atau merah apabila sudah matang. Masa
kematangan dari rambutan antara 100 - 130 hari. Pohon rambutan secara teori
berbuah 275 - 300 hari tanam [19].
Bentuk buah rambutan bervariasi, mulai dari bulat sampai lonjong dengan
warna kulit buah yang beraneka ragam pula, ada yang berwarna kekuningan,
11
Rambutan termasuk buah non klimakterik, maka buah itu harus dipanen
pada tingkat kematangan yang tepat. Hal ini dikarenakan sifat buah non
klimakterik yang tidak dapat mengalami kematangan setelah dipetik. Adapun
nama lain dari rambutan dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Nama Ilmiah dan Nama Umum Rambutan [20]
Nama Ilmiah Nama Umum
Nephelium lappaceum Linn Rambutan (Indonesia)
Nephelium chryseum Blum Rambutan (Malaysia)
Nephelium sufferrugineum Radlk Ramboutanier (Inggris)
Euphobia nephelium DC Shao tzu (Cina)
12
2.4 EKSTRAKSI
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk
mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali
campuran bahan padat dan cair tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan
metode pemisahan mekanis atau termis. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
ekstraksi antara lain:
1. Tipe persiapan sampel
2. Waktu ekstraksi
3. Kuantitas pelarut
4. Suhu pelarut
5. Tipe pelarut
13
14
15
2.6 PELARUT
Pelarut adalah benda cair atau gas yang melarutkan benda padat, cair atau
gas, yang menghasilkan sebuah larutan. Pelarut paling umum digunakan dalam
kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan
lebih mudah menguap, meninggalkan substansi terlarut yang didapatkan. Untuk
membedakan antara pelarut dengan zat yang dilarutkan, pelarut biasanya terdapat
dalam jumlah yang lebih besar.
Syarat utama penggunaan pelarut untuk ekstraksi senyawa organik yaitu
non toksik dan tidak mudah terbakar (nonflammable) walaupun persyaratan ini
sangat sulit untuk dilaksanakan. Pelarut untuk ekstraksi senyawa organik terbagi
menjadi golongan pelarut yang memiliki densitas lebih rendah dari pada air dan
pelarut yang memiliki densitas lebih tinggi dari pada air. Kebanyakan pelarut
senyawa organik termasuk dalam pelarut golongan pertama seperti dietil eter, etil
asetat, dan hidrokarbon (light petroleum, heksana dan toluen). Pelarut yang
mengandung senyawa klorin seperti diklorometan adalah pelarut yang termasuk
dalam golongan pelarut kedua. Pelarut ini memiliki toksisitas yang rendah tetapi
16
2.6.1 Metanol
Metanol (CH3OH) disebut juga metil alkohol yang merupakan pelarut
organik tidak berwarna pada temperatur dan tekanan normal, higroskopik, dan
larut dalam air. Metanol adalah pelarut yang baik, tetapi sangat beracun dan
mudah terbakar. Alkohol dengan satu karbon adalah pelarut yang volatil dan
bahan bakar yang ringan. Metanol digunakan untuk membuat bahan bakar,
sebagai pelarut, refrigerant dan sebagainya. Titik lebur metanol adalah -97 0C dan
titik didihnya 65 0C [26].
17
Dari rincian biaya yang telah dilakukan di atas maka total biaya yang diperlukan
untuk ekstraksi antosianin dari kulit rambutan dengan pelarut metanol adalah
sebesar Rp1.496.200,-. Pada penelitian ini, antosianin yang diperoleh untuk setiap
run berkisar antara 19 mg 55 mg, meskipun antosianin yang dihasilkan masih
belum murni dan diperlukan adanya tahap purifikasi untuk menjadikan produk
tersebut menjadi antosianin murni. Sementara itu, harga antosianin yang dijual di
pasaran adalah Rp6.550.000,-/mg. Oleh karena itu, antosianin yang diperoleh dari
kulit rambutan layak untuk dipertimbangkan.
18