Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN BBDM MODUL 4.

2
SKENARIO 2

Disusun Oleh:

Audia Nahjul H. (22010217120001)


Nadia Salsabila (22010217120003)
Anindita Yasmine B. (22010217120005)
Desy Kharisma W. (22010217120013)
Amana Fitria C. (22010217120015)
Amalia Intan Nurani U. (22010217120017)
Shafira Nur Amalia Z. (22010217130025)
Megah Mira A. (22010217130026)
Anis Hilda Intani A. (22010217130027)
Yuhi Syaula (22010217140031)
Sania Wiliyani S. (22010217140032)
Yosi Impiani (22010217130047)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan : Belajar Bertolak Dari masalah (BBDM)

Modul : 4.2

Skenario :2

Tutor : drg. Yoghi B Prabowo, M.H.Kes

Anggota Kelompok :

Audia Nahjul H. (22010217120001)


Nadia Salsabila (22010217120003)
Anindita Yasmine B. (22010217120005)
Desy Kharisma W. (22010217120013)
Amana Fitria C. (22010217120015)
Amalia Intan Nurani U. (22010217120017)
Shafira Nur Amalia Z. (22010217130025)
Megah Mira A. (22010217130026)
Anis Hilda Intani A. (22010217130027)
Yuhi Syaula (22010217140031)
Sania Wiliyani S. (22010217140032)
Yosi Impiani (22010217130047)

Tanda Tangan Tutor/ Dosen yang


Tanggal Pengesahan
Mengesahkan

Selasa, 16 April 2019


Skenario 2
Gigi yang Terbuang

Seorang pasien wanita berumur 25 tahun datang ke praktek dokter gigi karena gigi depan
atasnya ompong. Sebelumnya pasien sudah pernah menggunakan gigi tiruan, tetapi sehari
yang lalu gigi tiruannya hilang karena tidak sengaja dibuang oleh pacarnya. Saat ini pasien
ingin dibuatkan gigi tiruan yang tidak bisa dilepas. Hasil pemeriksaan klinis terlihat area
endentulous pada regio 11 dan pada gigi 21 terdapat karies superfisial pada bagian palatal.
Overjet dan overbite gigi-gigi anterior sebesar 2 mm dan pemeriksaan kedalaman sulkus
gingival pada gigi 12 dan 21 menunjukkan 1,5 mm pada semua sisi.

I. Terminologi

1. Edentulous : daerah yang tidak bergigi karena gigi sudah tanggal/dicabut. Disebabkan
karena kecelakaan, periodontitis, dan kerusakan gigi itu sendiri. Diikuti oleh
penurunan tulang alveolar dan kerusakan jaringan periodontal. Klasifikasinya ada
sebagian dan total
2. Gigi tiruan: gigi buatan untuk menggantikan gigi asli yang hilang beserta jaringan
pendukungnya (dukungan utama: gigi, mukosa, kombinasi), ada dua jenis yaitu cekat
dan lepasan. Menggantikan satu gigi, sebagian, atau seluruhnya.
3. Overbite: tinggi gigit yang merupakan jarak vertikal dari tepi incisal insisiv rahang
bawah ke tepi incisal rahang atas saat oklusi sentrik. Normalnya 2-3mm
4. Sulkus gingiva: ruang yang berada diantara free gingiva dan gigi. Normalnya <2mm.
free gingiva dilapisi oral epitel dan junctional epitel. Biasanya berbentuk V, dan berisi
GCF
5. Karies superficial: dimana karies baru mengenai email dan dentin belum terkena.
Biasanya asimtomatik (pasien tidak merasa sakit). Ditandai dengan whitespot, dapat
kembali seperti semula jika penyebab dihilangkan (remineralisasi)
6. Overjet: jarak horizontal antara incisal edge gigi incisivus RA terhadap bidang labial
gigi incisivus RB apabila dalam hubungan sentrik. Normalnya 2-3mm

II. Rumusan Masalah

1. Apa saja keuntungan gigi tiruan cekat?


2. Apa saja komponen, indikasi, kontraindikasi GTC?
3. Fungsi dilakukan pengukuran overjet dan overbite. Pada skenario, apakah overjet
overbite dan sulkus gingiva normal untuk pemasangan?
4. Apakah gigi yang mengalami karies superfisial dapat dijadikan abutment?
5. Apa saja yang harus diperhatikan dalam pemasangan GTC?
6. Apa resiko pasien jika tidak memakai GTC?
7. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan sebelum pemasangan GTC?
8. Apa saja syarat gigi abutment?

III. Hipotesis

1. Keuntungan :
 Tidak mudah lepas/tertelan karena dilekatkan pada gigi asli
 Dirasakan sebagai gigi sendiri oleh pasien karena tidak ada frame/plat
 Tidak mempunya iclasp yang menyebabkan keausan pada enamel gigi.
 Mendistribusikan stress ke seluruh gigi sehingga menguntungkan jaringan
periodontal.
 Lebih mudah dibersihkan. Cukup estetik.
 Tidak menyebabkan candidiasis

2. Komponen:
- Gigi abutment, gigi asli atau akar yang sudah dipreparasi untuk menempatkan
retainer dan pendukung GTC
- Retainer, bagian dari GTC yang diletakkan pada gigi abutment
- Pontik, bagian GTC yang menggantikan gigi yang hilang
- Connector,bagian GTC yang menghubungkan retainer dengan pontik
Indikasi:
- Kehilangan satu atau lebih gigi
- Kurangnya celah karena pergeseran gigi tetangganya
Kontraindikasi:
- Ada kelainan jaringan periodontium
- Prognosis dari gigi penyangga (abutment) jelek. Misal: karies

3. Normal. Fungsinya untuk mengukur jarak dan tinggi gigi, agar inklinasi
penempatannya gigi tidak terlalu berlebihan pada gigi tiruan. Sulkus gingiva untuk
melihat adanya peradangan gingiva atau tidak

4. Bisa, dilakukan restorasi jika sudah terjadi breakdown enamel. Jika masih whitespot
dapat diaplikasikan dengan CPP ACP. Dan dilakukan perawatan saluran akar

5. Jaringan periodontalnya harus sehat, diutamakan gigi abutment yang masih vital
dalam keadaan baik, oral hygiene pasien baik, perhatikan oklusi dan malposisi pasien

6. Resiko :
- Dapat terjadinya penurunan efisiensi kunyah pada kehilangan gigi posterior
- Kelainan dalam artikulasi
- Dapat memperburuk penampilan
- Gangguan TMJ karena oklusi yang buruk
- Terganggunya oral hygiene
- Kehilangan ruang dan midline shifting
- GTSL mudah lepas, mudah hilang, dan perawatan ekstra

7. a. Pemeriksaan subjektif (anamnesis)


b. Pemeriksaan objektif (Pemeriksaan EO, IO, mengetahui bad habit);
c. Pemeriksaan penunjang
-radiologi: untuk melihat karies, gigi non vital
-laboraturium: darah (DM-kontraindikasi); tes sensitivitas
8. Mahkota klinis panjang, gigi vital, dentinnya tebal, kondisi membrana periodontal
sehat, porosnya tegak, perbandingan panjang mahkota dan akar yaitu 2:3
IV. Peta Konsep

V.

Sasaran Belajar
1. Mengetahui dan menjelaskan komponen GTC
2. Mengetahui dan menjelaskan indikasi dan kontraindikasi GTC
3. Mengetahui dan menjelaskan macam dan kegunaan GTC secara umum
4. Mengetahui dan menjelaskan faktor yang mendukung keberhasilan GTC
5. Mengetahui dan menjelaskan pemeriksaan subjektif, objektif, dan penunjang GTC
6. Mengetahui dan menjelaskan pertimbangan dokter gigi dalam rencana perawatan

VI.Belajar mandiri

1. Komponen atau bagian-bagian Gigi Tiruan Cekat :

A. Gigi abutment/Gigi Penyangga/Pegangan


 Gigi abutment adalah gigi asli/akar yang telah di preparasi untuk
menempatkan retainer, dan yang mendukung GTC
 Syarat-syarat gigi abutment :
a. Mempunyai mahkota klinik tinggi.
Urutannya :
RA: 6 7 4 5 3 1 2
RB : 6 7 5 4 3 2 1
b. Jumlah dan panjang akar
Urutannya :
RA: 6 3 7 4 5 1 2
RB : 6 3 7 5 4 2 1
c. Gigi yang vital lebih baik/kuat daripada yang non vital
d. Dentin tebal
e. Porosnya tegak
f. Kondisi membrana periodontal harus sehat.
 Untuk menentukan banyaknya gigi abutment sebaiknya disesuaikan dengan
Hukum Ante. “seluruh luas ligamen perodonsium gigi penyangga harus paling
sedikit sama, atau melebihi seluruh luas ligamen periodonsium gigi yang
diganti.”

B. Retainer
 Merupakan bagian dari GTC yang dilekatkan pada gigi abutment
 Tipe retainer:
1) Tipe dalam dentin (intra coronal)
Preparasi dan badan retainer sebagian besar berada di dalam dentin
atau di dalam badan mahkota gigi.
Misal tumpatan tuang MOD (mesiooklusodistal) atau MO
(mesiooklusal)

2) Tipe luar dentin (extra coronal)


Preparasi dan bidang retensi sebagian besar berada di luar badan
mahkota gigi.
Misalnya mahkota penuh tuang (full cast crown) dan mahkota 3/4 (3/4
crown)

3) Tipe dalam akar


Preparasi dan bidang retensi sebagian besar berada di dalam saluran
akar.
Misal: mahkota Richmond, mahkota pasak inti (pinledge)

 Pemilihan retainer tergantung dari faktor-faktor:


1) Panjang rentang GTC
a. Makin panjang rentang, makin besar stress yang diterima GTC,
diperlukan retainer kuat dan lebih banyak.
2) Tipe GTC
a. GTC tipe fixed-fixed bridge memerlukan retensi yang kuat
b. Sedapat mungkin digunakan full veneer crown karena retensinya
seluruh bidang aksial
3) Kekuatan gigitan
a. Beban kunyah yang ditimbulkan oleh tekanan gigitan dipengaruhi
oleh umur, kelamin dan kekuatan otot kunyah
b. Makin besar kekuatan gigitan, retensi dari retainer harus kuat
4) Gigi yang diganti
a. Untuk gigi anterior bawah, retainernya tidak harus sekuat apabila
yang hilang gigi molar
5) Tipe oklusi
a. Corak penggesekan mempengaruhi pemilihan retainer, misalnya bila
tampak ada faset-faset yang agak menyolok, ini menandakan adanya
suatu gigitan yang kuat
b. Gigi lawan (antagonis) gigi yang hilang, yang sudah tampak ekstrusi
(tumbuh berlebihan), sebaiknya digerinda dulu dengan maksud
membuat bidang gesekan gigi yang lebih teratur
6) Kebiasaan pasien
a. Kebiasaan buruk pasien, misalnya pasien sering gigit-gigit pencil dan
bruxism (kerot-jawa) sehingga perlu bahan retainer kuat agar tidak
mudah abrasi

C. Konektor/ Joint
Bagian darii gigi tiruan cekat yang menghubungkan setiap unit dari suatu GTC.
Konektor suatu GTC dapat dibagi dua :

1. rigid connector

2. non rigid connector

Konektor yang paling sering dipakai adalah rigid connector, dikarenakan konektor
jenis ini lebih mudah dikerjakan/dibuat.

Rigid Connector
Rigid connector biasanya dibuat dengan menggunakan solder, dan logam perantara
yang digunakan untuk proses ini harus mempunyai titik lebur logam yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan titik lebur logam yang digunakan untuk pontik atau retainer. Cara lain
untuk pembuatan konektor yaitu dengan jalan welding cara ini logam pengisi tidak boleh
terlalu tebal dan mempunyai titik lebur yang sama dengan titik lebur pontik atau retainer.
Welding ini dapat dilakukan dengan pemberian panas atau tekanan. Cara yang paling mudah
di dalam pembuatan konektor yaitu one piece casting disini retainer, pontik dan konektor
diproses sekaligus sehingga merupakan kesatuan rangkaian.
Ukuran, bentuk dan posisi suatu konektor akan mempengaruhi keberhasilan suatu gigi
tiruan cekat. Suatu konektor harus cukup besar untuk mencegah perubahan bentuk atau patah
selama berfungsi, tetapi juga tidak boleh terlalu besar sehingga akan menghalangi proses
pembersihan dan akan mengakibatkan kerusakan jaringan periodontal. Selain itu konektor
yang terlalu besar akan mempengaruhi estetika pada GTC anterior.

Konektor dengan bentuk ellip dengan sumbu panjang searah tekanan pengunyahan
akan merupakan konektor yang paling kuat, tetapi karena pertimbangan anatomi gigi keadaan
ini sukar dilakukan, biasanya sumbu panjang ellip ini akan berpotongan secara tegak lurus
dengan arah tekanan pengunyahan dan ini menyebabkan konektor tersebut menjadi lemah.

Untuk memudahkan di dalam proses pembersihan konektor sebaiknya mengikuti


bentuk daerah interproksimal anatomi gigi normal. Untuk meningkatkan esthetika tanpa
mengabaikan kebersihan maka konektor untuk gigi anterior ditempatkan 1/3 arah
palatinal/lingual.
Pembuatan konektor dengan cara one piece casting akan banyak mengundang resiko
walaupun kelihatannya mudah. Pada konektor tipe ini akan terjadi perubahan bentuk sewaktu
model malam tersebut diambil dari model kerjanya karena bagian proksimal tersebut
merupakan bagian yang paling lemah selagi GTC ini masih berupa model malam.

Non Rigid Connector : stress breaker

Konektor jenis ini mempunyai dua bagian yang saling terpisah yaitu mortise (female)
yang dibentuk pada retainernya dan tenon (male) yang melekat pada pontik. Kesejajaran
dinding pada mortise merupakan hal yang sangat pokok selain itu bentuk tenon yang akurat
sangat diperlukan sehingga kedua bangunan tersebut dapat berhimpit secara tepat.

D. Pontik/ Dummy
Pontik/ Dummy, adalah bagian dari unit GTC yang mengganti gigi yang hilang serta
merestorasi fungsi gigi tersebut.

Keberhasilan atau kegagalan dari suatu GTC sebagian besar tergantung dari desain
pontik. Desain ini harus dapat mencakup; fungsi, estetis, kuat, mudah dibersihkan, kepuasan
pasien dan memelihara kesehatan jaringan di bawahnya.

Persyaratan Pontik

1. Dapat menahan daya kunyah atau daya gigit.

Ini berarti suatu pontik harus kaku (rigid) dan tidak boleh membengkok atau patah akibat
tekanan daya kunyah. Suatu pontik harus mempunyai kekerasan permukaan yang cukup
untuk menahan kikisan (atrisi) gigi lawan.

2. Mempunyai estetika yang baik.

Pontik anterior, terutama bagian bukal dan labial, harus mempunyai bentuk dan ukuran
anatomis dari gigi ash yang digantinya. Warna dari bagian luar pontik (facing) harus
sama dengan warna gigi asli lainnya.
3. Tidak menyebabkan iritasi pada gusi.

Syarat ini berhubungan erat dengan bahan yang dipakai untuk membuat pontik, bentuk
pontik dan posisi pontik terhadap gusi.

4. Mudah dibersihkan.

Oral hygiene yang tidak diperhatikan merupakan sebab utama dari peradangan gusi dan
gangguan-gangguan periodontal. Oleh karena itu pontik harus dibuat sedemikian rupa
sehingga sisa-sisa makanan tidak mudah berkumpul membusuk. Desain pontik harus
mudah dibersihkan dengan sikat gigi/dental floss.

5. Beban tidak berlebihan.

Desain pontik tidak boleh menyebabkan beban yang berlebihan pada gigi abutment. Hal
di atas dapat terjadi, kalau permukaan oklusalnya terlampau lebar. Untuk mengurangi
beban tersebut, lebar buko-lingualnya dikurangi.

Pontik dapat dibuat seluruhnya dari logam atau merupakan kombinasi antara logam
sebagai backing dan porselen / resin sebagai facing. Jenis kombinasi facing-backing lebih
disukai karena porselen jarang menimbulkan alergi/ iritasi pada jaringan di bawahnya.

Selain itu porselen telah terbukti mudah dibersihkan dan lebih higienis dibanding
material-material lainnya. Resin akrilik sebaiknya tidak dipergurtakan terutama pada bagian
yang berdekatan dengan jaringan mukosa mulut, dikarenakan bahan tersebut mempunyai
sifat porous dan sukar untuk dilakukan pemolesan yang sempurna.
Bentuk dan kontak secara alami antara pontik dengan jaringan di bawahnya
merupakan hal yang sangat penting, karena kontak yang berlebihan akan menyebabkan
kegagalan suatu GTC. Daerah kontak antara pontik dengan jaringan di bawahnya dibuat kecil
/ sesedikit mungkin, dan bagian yang kontak tersebut dibuat cembung. Peradiran pada daerah
kontak untuk tujuan estetis yang dilakukan pada model kerja merupakan kontra indikasi
karena hal ini akan menyebabkan inflamasi. Bagian embrasure mesial, distal dan
lingual/palatinal dibuat terbuka lebar sehingga memungkinkan pasien menggunakan dental
floss untuk membersihkannya.

Pontik yang dirancang untuk daerah yang mudah terlihat appearance zone harus
dapat memberi gambaran seperti gigi asli tanpa mengabaikan prinsipprinsip kebersihan.
Sementara itu pontik yang dirancang untuk daetah yang tidak mudah terlihat nonappearance
zone (biasanya pada gigi-gigi posterior rahang bawah) diutamakan hanya untuk merestorasi
fungsi daft mencegah gigi tetangganya bergeser. Pontik sebaiknya segaris dengan retainer,
hal ini untuk mencegah gerakan torsi pada retainer / gigi pegangannya. Pontik juga dibuat
lebih sempit dibandiiig dengan gigi pegangannya, sehingga tekanan pengunyahan yang
berasal dari gigi antagonisnya dapat diperkecil sehingga beban pada gigi pegangan akan
menjadi berkurang.

Di dalam terminologi yang digunakan untuk menggambarkan pontik terdapat dua


istilah; design pontic dan type pontic.

Design Pontic

1. Saddle Pontic,

Pontik ini paling menyerupai gigi asli, karena dapat menggantikan seluruh gigi yang
hilang tanpa merubah bentuk anatominya. Bagian embrasure mesial dan distal tertutup,
permukaan bukal overlaps pada daerah edentulous ridge dengan bagian yang kontak
berbentuk cekung. Keadaan ini menyebabkan kebersihan kurang terjamin sehingga akan
menghasilkan peradangan pada jaringan di bawahnya. Sebaiknya pontik jenis ini tidak
dipakai/ dipergunakan.
2. Ridge Lap Pontic,

Pontik ini mempunyai gambaran seperti gigi asli, tetapi mempunyai permukaan yang
cembung pada daerah yang kontak dengan jaringan di bawahnya sehingga memudahkan
proses pembersihan. Permukaan lingual pontic ini berbentuk membelok/melengkung sedikit
untuk mencegah terjadinya akumulasi sisa makanan, bagian bukal sedikit cembung, daerah
cervikalnya menempel pada gingiva sehingga memungkinkan jenis ini untuk daerah yang
mudah terlihat ( appearance zone ). Pontik ini bisa digunakan untuk RA maupun RB.

3. Hygienic Pontic

Disini pontik tidak mempunyai bagian yang menempel sama sekali dengan jaringan di
bawahnya/ridge. Bentuk ini sering disebut juga sebagai "sanitary pontic" tetapi hal ini
sebetulnya keliru, karena sanitary pontic merupakan nama dagang yang tergolong di dalam
type pontic bukan pada kelompok design pontic. Jenis ini dirancang untuk daerah yang tidak
mudah terlihat (nonappearance zone) dengan demikian daerah yang paling tepat adalah
posterior RB. Ketebalan oklusogingival pontic ini tidak boleh kurang dari 3 mm, dan jarak
antara ridge dengan pontik cukup lebar untuk memberikan fasilitas pembersihan.
4. Conical Pontic

Pontik ini mempunyai bentuk konus pada daerah yang menempel dengan jaringan di
bawahnya, sehingga mempunyai kecenderungan untuk terjadi akumulasi sisa makanan
sering disebut sebagai bullet /spheroid pontic.

Type Pontic

1. Truepontic

2. Interchangable Facing

3. Sanitary Pontic

4. Pin Facing

5. Modified Pin Facing

6. Reverse Pin Facing


7. Harmony Facing

2. Indikasi :
- Hilangnya satu atau lebih gigi
- Kurangnya celah karena gigi tetangga ke daerah edentulous
- Jaringan periodontium baik
- Oral hygiene baik
- Tidak mempunyai kebiasaan buruk
Kontraindikasi :
- Masih muda atau anak-anak

- Pasien yang tidak bisa bekerjasama karena urusan medis

- OH buruk

- Memiliki kebiasaan buruk

- Gigi penyangga mengalami rotasi

3. Macam gigi tiruan cekat dan kegunaan secara umum

1. Mahkota tiruan (Artificial crown/Full crown)

Adalah restorasi yang menggantikan sebagian atau seluruh bagian jaringan mahkota gigi
yang sudah rusak/hilang, dipasang secara pemanen dengan semen.

Berdasarkan banyaknya jaringan permukaan mahkota gigi atau jaringan mahkota gigi yang
digantikan, maka dibedakan atas :

1. Mahkota tiruan penuh (Full Veneer Crown)


2. Mahkota tiruan sebagian (Partial Veneer Crown)
3. Mahkota tiruan pasak (Dowel/Post and Core Crown)

2. Gigi tiruan jembatan (Bridge work)

Adalah restorasi (gigi tiruan) yang menggantikan kehilangan 1 atau lebih gigi geligi asli,
dilekatkan secara permanent dengan semen serta didukung sepenuhnya oleh satu atau lebih
gigi atau akar gigi atau implant yang telah dipersiapkan.

Macam-macam gigi tiruan jembatan :

1. Gigi tiruan jembatan konvensional

a. Rigid Fixed Bridge


Gigi tiruan jembatan yang menggantikan kehilangan 1 atau lebih gigi yang berurutan,
didukung oleh 1 atau lebih gigi penyangga pada masing-masing ujung diastema, dan dalam
pemakaiannya tidak ada pergerakan individual dari gigi penyangga.

Indikasi :

o Untuk kehilangan 1-4 gigi secara berurutan


o Pada tekanan kunyah yang normal atau besar
o Gigi penyangga yang pendek
o Salah satu gigi penyangga goyang derajat 1 (tanpa kelainan periodontal atau
paska terapi periodontal)
o Pada gigi molar maupun premolar yang mudah karies, dimana beban
pengunyahan besar, maka dipilih agar diperoleh retensi yang maksimum

Keuntungan :

o Indikasi terluas
o Memiliki efek splinting terbaik
o Tidak mudah lepas.
o Dapat melindungi gigi dari karies.
o Preparasi, pencetakan, pembuatan dan penyemenan mudah.

Syarat khusus :

- Gigi penyangga baik posisi dan inklinasinya harus sejajar atau bila vital dapat dibuat
sejajar tanpa membahayakan pulpa (misalnya salah satu gigi penyangga miring 15-
200)
- Tidak mudah mengalami distorsi di bawah tekanan daya kunyah

b. Semi Rigid Fixed Bridge

Fixed bridge yang menggantikan kehilangan 1 atau 2 gigi didukung oleh satu atau lebih gigi-
gigi penyangga pada tiap ujung diastema dan memberikan pergerakan individual terbatas
pada gigi penyangganya pada waktu berfungsi.

c. Cantilever Bridge

Merupakan fixed bridge yang menggantikan kehilangan 1 gigi dan didukung oleh satu atau
lebih gigi penyangga hanya pada satu sisi saja.

d. Kombinasi Bridge

Bridge yang terdiri dari beberapa macam fixed bridge yang disatukan.

e. Modifikasi Bridge

Merupakan fixed bridge yang dimodifikasi karena keadaan tertentu.


2. Gigi tiruan jembatan ‘sophisticated’

1. Implant Bridge
2. Adhesive Bridge (Maryland Bridge)
Fixed-Fixed Bridge

 Konektor kaku pada kedua ujung pontik, minimal 3 unit.


 Anterior atau posterior, RA atau RB

GTJ Lekat anterior:

> gigi tetangga rotasi atau kelainan posisi.


> gigitan palatum
> berhub dgn fungsi bicara.
> tipe retainer: mahkota penuh, pasak, mahkota sebagian.
> Jenis pontik: Saddle pontik
> Bahan: all porcelain, kombinasi

GTJ Lekat Posterior

 > Tipe retainer: mahkota penuh, uplay, mahkota sebagian, inlay.


 > Tipe pontik: Saddle Pontic, Sanitary Pontic.

Fixed Moveable (semi fixed) Bridge/ GTJ setengah lekat

Salah satu pontik dihubungkan pd retainer dgn konektor non rigid, sedangkan yang satunya
dihubungkan dengan konektor rigid.

Keuntungan:

 Dapat mengatasi kesulitan melakukan insersi.


 Tidak mengganggu pergerakan individual gigi penyangga.
 Efek stress breaker.
Indikasi:

 salah satu gigi penyangga miring.


 terdapat pier abutment.
Regio anterior:

indikasi: kehilangan Incisivus lateral RA, salah satu penyangga dirawat endo.

Retainer: mayor (mhkt pigura,mhkta ¾), minor (inlay klass III, mhkt pigura, mhkta Selberg).

Regio posterior
indikasi: Tekanan kunyah ringan, kehilangan tidak lebih dari 1, salah satu penyangga miring.

Cantilever Bridge (GTJ Lekat Sebelah)/Swing on Bridge

Salah satu sisi pontik dihubungkan oleh konektor rigid, sedangkan sisi yg lainnya melayang.

Keuntungan:

> Desain sederhana


> tidak mengalami kesulitan insersi
> pekerjaan klinik dan lab tidak lama
> tidak membuang jaringan sehat terlalu banyak
> estetik memuaskan
Indikasi:

> Terutama kehilangan gigi anterior, dgn keadaan sbb:

 * Tekanan kunyah yang ringan


 * Ruang anodonsia kurang
 * gigi tetangga malposisi
> Menggantikan P1 dengan penyangga P2 dan M1 pada RA/RB

Spring Cantilever Bridge (GTJ Konektor Panjang)

 Konektor panjang, retainer terletak jauh dari pontik.


 Kehilangan gigi anterior, dengan penyangga gigi posterior.
 Bersifat pegas
Indikasi:

> kehilangan gigi anterior

* gigi tetangga lemah


* multiple diastema anterior
* tekanan kunyah ringan
Kontra indikasi:

>kehilangan gigi depan lebih dari satu


>deep bite
>bentuk palatum yg kurang menguntungkan
Keuntungan:

> estetik memuaskan


> angka rata2 kegagalan rendah
> mudah memperbaiki pontik, tanpa membongkar semua komponen GTJ.

Compound Bridge (GTJ Gabungan)

 Menyederhanakan suatu kompleks GTJ menjadi 2 GTJ sederhana.


 Memperkecil kemuungkinan terjadinya kegagalan.
 Tidak mengorbankan gigi sehat terlalu banyak.
 Memudahkan melakukan insersi
Adhesive Bridge
• Kekuatan retensi pada:

> ikatan resin thd enamel


> daya kohesi resin
> ikatan resin thd dasar logam
Indikasi:

>kehilangan 1 atau tidak lebih dr 2 gigi, dengan tekana kunyah ringan.


>servikal sempit (incisivus bawah)
>Px tidak tahan duduk lama.
>Px masih muda.
>Gigi penyangga sejajar
Kontraindikasi:

> tekanan kunyah besar


> gigi dgn karies besar
> kehilangan gigi lebih dr 2 unsur
> gigi dgn cacat enamel

Kegunaan GTC :

Mengembalikan fungsi pengunyahan, bicara, estetika

a. Mencari keserasian oklusi


Harus ada keserasian antara sendi TMJ dan gigi. Terjadi jika mandibula menutup
langsung dalam oklusi sentris antara tanpa adanya kontak prematur mandibula
b. Peningkatan fungsi fonetik
Alat bicara dibagi 2 : pertama bersifat statis : gigi, palatum, tulang alveolar. Kedua
dinamis : lidah, pita suara, bibir, mandibula. Alat bicara yang kurang lengkap
mempengaruhi bicara penderita. Contoh : seorang yang kehilangan gigi depan atas
dan bawah. GT meningkatkan dan memulihkan bicara agar kata dapat diucapkan
dengan jelas
c. Perbaikan dan fungsi pengunyahan
Gigi hlang, pengunyahan terganggu. Makanan bisa terselip di daerh tidak bergigi
d. Mencegah migrasi gigi
e. Gigi cenderung bergerak ke ruang yang kosong. Migrasi menyebabkan renggangnya
gigi lain. Makanan bisa terjebak dan terjadi akumulasi plak interdental. Juga bisa
menyebabkan overupsi gigi antagonis.

4. Faktor pendukung keberhasilan GTC

 Kualitas komunikasi antara pasien, dokter gigi, dan teknisi gigi.


 Informasi yang lengkap dari dokter gigi ke teknisi gigi seperti; cetakan gigi pasien
yang akurat, catatan gigit, dan panduan warna GTC.
 Bahan restorasi yang memadai. Bahan restorasi dengan hasil yang estetik,
biokompatibel, rigid, warna yang tahan lama atau tidak mudah luntur, dan memiliki
kekuatan untuk menahan daya kunyah yang bagus.
Contohnya yaitu campuran bahan keramik dengan logam.
 OH yang baik. Pasien harus mempunyai kebiasaan kontrol plak, sikat gigi, dental
flossing yang baik sebelum dan setelah dibuatkan GTC.
 Dokter gigi memeriksa ulang oklusi dan artikulasi pasien, karena hubungan oklusal
akan berubah setiap waktu sebagai akibat pergerakan gigi-gigi asli dan pemakaian
bahan restorasi.
 Jaringan penyangga (tulang alveolar, ligamen periodontal, gingiva, dan sementum)
dalam keadaan sehat.
 Kelainan dan penyakit pada jaringan penyangga harus dihilangkan. Antara lain;
gingivitis, poket periodontal, trauma oklusal yang dapat menyebabkan resorbsi tulang
alveolar, serta kegoyangan gigi sampai lepas dari kantongnya.
 Faktor kehalusan permukaan gigi, kontur restorasi, embrasure antar mahkota, dan
design pontik GTC.

5. Mengetahui dan Menjelaskan Pemeriksaan Subjektif, Objektif, dan Penunjang GTC

A. Pemeriksaan Subyektif
Riwayat penyakit pasien merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan
pembuatan Gigi TiruanCekat (GTC), data keadan pasien yang lengkap akan sangat
bermanfaat di dalam merawat pasien. Adanya penyakit sistemik, penyakit keturunan,
keluhan-keluhan berbicara, estetika, pengunyahan perlu dicatat demi tegaknya diagnosa suatu
GTC.

B. Pemeriksaan Obyektif
1. Pemeriksaan keadaan fisik
Menentukan keadaan fisik pasien :
 Jenis kelamin

 Warna kulit

 Warna mata

 Keadaan nutrisi

 Cara berbicara

 Kebiasaan (habit.) Contoh : menggigit bibir, menggigit kuku, menggigit pensil,


bernafas melalui mulut, mengunyah sebelahsisi, menghisap ibu jari

2. Pemeriksaan jaringan lunak di dalam mulut


 Bibir : bentuk, kesehatannya, tinggi atau rendahnya garis ketawa
 Mukosa dan gusi : sulkus gingiva, hipertrofi, fistel resesi gusi, periodontal lnfeksi

 Aroma : foetor ex ore ----------->OH jelek/penyakitparu, perut

3. Pemeriksaan jaringan keras di dalam mulut


 Lengkung rahang : sempit / lebar, 1/2 lingkaran, elips, persegi

 Apel gigi : ukuran gigi, maloklusi, traumatik oklusi, jumlah gigi, karies,
tambalan, kondisi GTC yang sudah ada
C. Pemeriksaan penunjang
1. PemeriksaanRongentfoto
Radiografi Dental
Radiografi memegang peranan penting dalam menegakkan diagnosis,
merencanakan perawatan, dan mengevaluasi hasil perawatan untuk melihat keadaan
gigi secara utuh.
Untuk mengetahui :karies tersembunyi, gigi vital/non vital, perluasan pulpa,
resesi alveolaris, bentuk & panjang akar gigi, fraktur akar, tebal tipisnya jaringan
periodonsium, granuloma, kista pada akar/tulang alveolaris
2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dibutuhkan untuk evaluasi pasien dengan sakit atau tanda
dan gejala pada orofacial yang menjurus kearah penyakit kelenjar saliva atau
penyakit lainnya. Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan :
a. Pemeriksaan darah : kadar gula darah, pembekuan darah
b. Tes sensitifitas : alergi terhadap bahan gigi, obat anestesi

6. Pertimbangan dalam Perawatan GTC

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam perawatan GTC adalah:

1. Keadaan gigi abutment


Gigi abutment yang digunakan harus dalam keadaan sehat yaitu masih vital atau sudah
mengalami perawatan syaraf yang baik, tidak terdapat kelainan pada ujung akar (granuloma).
Gigi abutment tidak goyah dan mempunyai kedudukan yang hampir sejajar dengan gigi
abutment yang lain. Gigi yang miring lebih dari 25 0 tidak dapat dipakai karena dapat
membahayakan pulpa pada saat preparasi. Gigi abutment yang kuat memiliki akar yang
panjangnya minimal 1,5 kali panjang (tinggi) mahkotanya, lurus, dan tidak konus
(mengerucut).
Luas permukaan akar gigi abutment harus diperhitungkan dalam pembuatan GTC. Apabila
luas permukaan akar gigi abutment kurang dari gigi yang akan diganti maka pembuatan GTC
bukanlah pilihan yang tepat (Rosenstiel dkk., 2006). Nilai rata-rata luas permukaan akar
diberikan pada tabel I.

Tabel I. Luas Permukaan Akar Gigi Abutment

Persentase Persentase
Luas Luas Luas Luas
Permukaan Permuakaan Permukaan Permuakaan
Akar (mm2) Akar dalam Akar (mm2) Akar dalam
Kuadran Kuadran

MAKSILA MANDIBULA

Insisivus Insisivus
204 10 154 8
sentral sentral

Insisivus Insisivus
179 9 168 9
lateral lateral

Kaninus 273 14 Kaninus 268 15

Premolar Premolar
234 12 180 10
Pertama Pertama

Premolar Premolar
220 11 207 11
Kedua Kedua

Molar Molar
433 22 431 24
Pertama Pertama

Molar Kedua 431 22 Molar Kedua 426 23

Sumber Data: Jepsen A. Root surface measurement and a method for x-ray determination of
root surface area. Acta Odontol Scand 21: 35. 1963. (Rosenstiel dkk., 2006).

2. Jumlah gigi yang akan diganti


Jumlah gigi yang dapat diganti oleh GTC bergantung pada kondisi dan jumlah gigi yang
dapat dipakai sebagai gigi abutment. Untuk memperkirakan berapa gigi penyangga yang
diperlukan untuk GTC digunakan Hukum Ante sebagai pedoman yang berbunyi: “Luas
permukaan jaringan periodontal dari gigi-gigi penyangga harus sama atau lebih besar dari
luas jaringan periodontal gigi-gigi yang diganti”.
Penyimpangan dari Hukum Ante sebesar 15-20% masih dapat diterima apabila gigi abutment
yang akan dipakai mempunyai akar yang panjang, kokoh, tidak goyah, mulut pasien dalam
keadaan sehat, dan oklusinya normal. Apabila penyimpangan terlalu besar maka dapat
mengakibatkan kerusakan pada gigi-gigi penyangga dan jaringan sekitarnya.
3. Umur penderita
Gigi tiruan cekat sebaiknya tidak dibuat pada orang yang masih muda (di bawah 17) karena
ruang pulpa masih besar, belum semua gigi erupsi, tulang rahang masih dalam tumbuh
kembang dan belum cukup padat. Pada orang yang terlalu tua (lebih dari 55 tahun) terdapat
kondisi yang menyebabkan terjadinya kesulitan pada pembuatan GTC yaitu gigi-gigi yang
abrasi dan atrisi, resesi gingival, dentin yang rapuh, dan gigi-gigi yang goyah.
4. Keadaan jaringan periodontal
Jaringan periodontal terutama di sekitar gigi abutment harus sehat. Warna dan kepadatan
gingiva dapat dijadikan tolak ukur untuk gingiva yang sehat. Adanya peradangan pada
membran periodontal dan atrofi tulang alveolar baik horizontal maupun vertikal dapat
menyebabkan gigi menjadi goyah sehingga tidak bisa digunakan sebagai gigi abutment.
5. Oral hygiene pasien
Pada pasien yang kebersihan mulutnya tidak terpelihara atau pasien yang cacat, GTC
merupakan kontraindikasi dan sebaiknya dibuatkan gigi tiruan lepasan.
6. Indeks karies
Indeks karies yang tinggi merupakan kontraindikasi pembuatan GTC terutama jika digunakan
retainer yang tidak menutup seluruh permukaan mahkota gigi. Batas-batas antara logam dari
retainer dengan permukaan gigi akan mudah terserang karies pada gigi yang memang rawan
terhadap karies tersebut.
7. Oklusi
Oklusi yang abnormal seperti cross bite merupakan kontraindikasi GTC karena daya
kunyah yang menekan retainer dapat menyebabkan lepasnya retainer.

8. Keadaan gigi antagonis


Apabila gigi yang hilang tidak segera diganti maka dapat menyebabkan migrasi gigi
tetangganya dan ekstrusi dari gigi antagonis. Apabila kondisi tersebut terjadi pada tingkat
yang parah makadapat menjadi kontraindikasi GTC (Martanto, 1985).
9. Daerah edentulous
- Luas dengan edentulous

Kehilangan gigi yang terlalu banyak kurang cocok untuk dibuatkan GTC, karena berkaitan
dengan beban yang akan diterima gigi abutment. Dapat dipertimbangkan dengan syarat:

• Akar gigi abutment kokoh, kuat, dan tertanam baik dalam processus alveolaris

• Tekanan kunyah disekitar GTC ringan atau tidak berkontak

• Bentuk akar gigi penyangga panjang, tebal, dan besar

- Kondisi area edentulous

Pada hubungan oklusi antara gigi antagonis dengan daerah edentulous perlu diperhatikan
apakah ada supraposisi akibat lamanya kehilangan gigi tanpa dibuatkan gigi tiruan. Hal ini
dapat menghambat oklusi di daerah pontik. Cara mengatasi kondisi supraposisi di daerah
antagonis:

• Pengasahan atau penyesuaian oklusi tanpa mencederai pulpa

• Perawatan endodontik pada gigi yang mengalami supraposisi

• Pencabutan gigi antagonis yang supraposisi, karena sudah tidak dapat dilakukan
dengan cara penyesuaian oklusi atau perawatan endodontik

10. Fungsi

- Fungsi pengnuyahan

Periksa ada tidaknya gangguan fungsi pengunyahan, agar watu pemasangan GTC tidak terjadi
kontak prematur

- Fungsi estetik

Untuk mendapatkan kekuatan optimal, maka sulit dihindari penampakan logam. Sebaiknya
untuk estetik yang baik, logam harus dikurangi dengan resiko kekuatan akan berkurang
VII. Daftar Pustaka

Aulia DK, Hadnyanawati H, Kristiana D. Hubungan pengetahuan pemeliharaan gigi tiruan


lengkap terhadap kebersihan gigi tiruan pasca insersi. e-Jurnal Pustaka Kesehatan

Barclay, Walmsley. 2001. Fixed and Removable Prosthodontics. China: Churchil Livingstone

Gilang, Ardyan Ramadhan. 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Bukune

Mitchell, Laura et al. 2015. Kedokteran Gigi Klinik. Edisi 5. Jakarta. EGC.

Rahardjo Pambudi. 2014. Ortodonti dasar. Surabaya: Airlangga University Press.

Smith, Howe. 2007. Planning and Making Crowns and Bridges Ed.4. Kent: Scribe Design

Anda mungkin juga menyukai