2
SKENARIO 2
Disusun Oleh:
Modul : 4.2
Skenario :2
Anggota Kelompok :
Seorang pasien wanita berumur 25 tahun datang ke praktek dokter gigi karena gigi depan
atasnya ompong. Sebelumnya pasien sudah pernah menggunakan gigi tiruan, tetapi sehari
yang lalu gigi tiruannya hilang karena tidak sengaja dibuang oleh pacarnya. Saat ini pasien
ingin dibuatkan gigi tiruan yang tidak bisa dilepas. Hasil pemeriksaan klinis terlihat area
endentulous pada regio 11 dan pada gigi 21 terdapat karies superfisial pada bagian palatal.
Overjet dan overbite gigi-gigi anterior sebesar 2 mm dan pemeriksaan kedalaman sulkus
gingival pada gigi 12 dan 21 menunjukkan 1,5 mm pada semua sisi.
I. Terminologi
1. Edentulous : daerah yang tidak bergigi karena gigi sudah tanggal/dicabut. Disebabkan
karena kecelakaan, periodontitis, dan kerusakan gigi itu sendiri. Diikuti oleh
penurunan tulang alveolar dan kerusakan jaringan periodontal. Klasifikasinya ada
sebagian dan total
2. Gigi tiruan: gigi buatan untuk menggantikan gigi asli yang hilang beserta jaringan
pendukungnya (dukungan utama: gigi, mukosa, kombinasi), ada dua jenis yaitu cekat
dan lepasan. Menggantikan satu gigi, sebagian, atau seluruhnya.
3. Overbite: tinggi gigit yang merupakan jarak vertikal dari tepi incisal insisiv rahang
bawah ke tepi incisal rahang atas saat oklusi sentrik. Normalnya 2-3mm
4. Sulkus gingiva: ruang yang berada diantara free gingiva dan gigi. Normalnya <2mm.
free gingiva dilapisi oral epitel dan junctional epitel. Biasanya berbentuk V, dan berisi
GCF
5. Karies superficial: dimana karies baru mengenai email dan dentin belum terkena.
Biasanya asimtomatik (pasien tidak merasa sakit). Ditandai dengan whitespot, dapat
kembali seperti semula jika penyebab dihilangkan (remineralisasi)
6. Overjet: jarak horizontal antara incisal edge gigi incisivus RA terhadap bidang labial
gigi incisivus RB apabila dalam hubungan sentrik. Normalnya 2-3mm
III. Hipotesis
1. Keuntungan :
Tidak mudah lepas/tertelan karena dilekatkan pada gigi asli
Dirasakan sebagai gigi sendiri oleh pasien karena tidak ada frame/plat
Tidak mempunya iclasp yang menyebabkan keausan pada enamel gigi.
Mendistribusikan stress ke seluruh gigi sehingga menguntungkan jaringan
periodontal.
Lebih mudah dibersihkan. Cukup estetik.
Tidak menyebabkan candidiasis
2. Komponen:
- Gigi abutment, gigi asli atau akar yang sudah dipreparasi untuk menempatkan
retainer dan pendukung GTC
- Retainer, bagian dari GTC yang diletakkan pada gigi abutment
- Pontik, bagian GTC yang menggantikan gigi yang hilang
- Connector,bagian GTC yang menghubungkan retainer dengan pontik
Indikasi:
- Kehilangan satu atau lebih gigi
- Kurangnya celah karena pergeseran gigi tetangganya
Kontraindikasi:
- Ada kelainan jaringan periodontium
- Prognosis dari gigi penyangga (abutment) jelek. Misal: karies
3. Normal. Fungsinya untuk mengukur jarak dan tinggi gigi, agar inklinasi
penempatannya gigi tidak terlalu berlebihan pada gigi tiruan. Sulkus gingiva untuk
melihat adanya peradangan gingiva atau tidak
4. Bisa, dilakukan restorasi jika sudah terjadi breakdown enamel. Jika masih whitespot
dapat diaplikasikan dengan CPP ACP. Dan dilakukan perawatan saluran akar
5. Jaringan periodontalnya harus sehat, diutamakan gigi abutment yang masih vital
dalam keadaan baik, oral hygiene pasien baik, perhatikan oklusi dan malposisi pasien
6. Resiko :
- Dapat terjadinya penurunan efisiensi kunyah pada kehilangan gigi posterior
- Kelainan dalam artikulasi
- Dapat memperburuk penampilan
- Gangguan TMJ karena oklusi yang buruk
- Terganggunya oral hygiene
- Kehilangan ruang dan midline shifting
- GTSL mudah lepas, mudah hilang, dan perawatan ekstra
V.
Sasaran Belajar
1. Mengetahui dan menjelaskan komponen GTC
2. Mengetahui dan menjelaskan indikasi dan kontraindikasi GTC
3. Mengetahui dan menjelaskan macam dan kegunaan GTC secara umum
4. Mengetahui dan menjelaskan faktor yang mendukung keberhasilan GTC
5. Mengetahui dan menjelaskan pemeriksaan subjektif, objektif, dan penunjang GTC
6. Mengetahui dan menjelaskan pertimbangan dokter gigi dalam rencana perawatan
VI.Belajar mandiri
B. Retainer
Merupakan bagian dari GTC yang dilekatkan pada gigi abutment
Tipe retainer:
1) Tipe dalam dentin (intra coronal)
Preparasi dan badan retainer sebagian besar berada di dalam dentin
atau di dalam badan mahkota gigi.
Misal tumpatan tuang MOD (mesiooklusodistal) atau MO
(mesiooklusal)
C. Konektor/ Joint
Bagian darii gigi tiruan cekat yang menghubungkan setiap unit dari suatu GTC.
Konektor suatu GTC dapat dibagi dua :
1. rigid connector
Konektor yang paling sering dipakai adalah rigid connector, dikarenakan konektor
jenis ini lebih mudah dikerjakan/dibuat.
Rigid Connector
Rigid connector biasanya dibuat dengan menggunakan solder, dan logam perantara
yang digunakan untuk proses ini harus mempunyai titik lebur logam yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan titik lebur logam yang digunakan untuk pontik atau retainer. Cara lain
untuk pembuatan konektor yaitu dengan jalan welding cara ini logam pengisi tidak boleh
terlalu tebal dan mempunyai titik lebur yang sama dengan titik lebur pontik atau retainer.
Welding ini dapat dilakukan dengan pemberian panas atau tekanan. Cara yang paling mudah
di dalam pembuatan konektor yaitu one piece casting disini retainer, pontik dan konektor
diproses sekaligus sehingga merupakan kesatuan rangkaian.
Ukuran, bentuk dan posisi suatu konektor akan mempengaruhi keberhasilan suatu gigi
tiruan cekat. Suatu konektor harus cukup besar untuk mencegah perubahan bentuk atau patah
selama berfungsi, tetapi juga tidak boleh terlalu besar sehingga akan menghalangi proses
pembersihan dan akan mengakibatkan kerusakan jaringan periodontal. Selain itu konektor
yang terlalu besar akan mempengaruhi estetika pada GTC anterior.
Konektor dengan bentuk ellip dengan sumbu panjang searah tekanan pengunyahan
akan merupakan konektor yang paling kuat, tetapi karena pertimbangan anatomi gigi keadaan
ini sukar dilakukan, biasanya sumbu panjang ellip ini akan berpotongan secara tegak lurus
dengan arah tekanan pengunyahan dan ini menyebabkan konektor tersebut menjadi lemah.
Konektor jenis ini mempunyai dua bagian yang saling terpisah yaitu mortise (female)
yang dibentuk pada retainernya dan tenon (male) yang melekat pada pontik. Kesejajaran
dinding pada mortise merupakan hal yang sangat pokok selain itu bentuk tenon yang akurat
sangat diperlukan sehingga kedua bangunan tersebut dapat berhimpit secara tepat.
D. Pontik/ Dummy
Pontik/ Dummy, adalah bagian dari unit GTC yang mengganti gigi yang hilang serta
merestorasi fungsi gigi tersebut.
Keberhasilan atau kegagalan dari suatu GTC sebagian besar tergantung dari desain
pontik. Desain ini harus dapat mencakup; fungsi, estetis, kuat, mudah dibersihkan, kepuasan
pasien dan memelihara kesehatan jaringan di bawahnya.
Persyaratan Pontik
Ini berarti suatu pontik harus kaku (rigid) dan tidak boleh membengkok atau patah akibat
tekanan daya kunyah. Suatu pontik harus mempunyai kekerasan permukaan yang cukup
untuk menahan kikisan (atrisi) gigi lawan.
Pontik anterior, terutama bagian bukal dan labial, harus mempunyai bentuk dan ukuran
anatomis dari gigi ash yang digantinya. Warna dari bagian luar pontik (facing) harus
sama dengan warna gigi asli lainnya.
3. Tidak menyebabkan iritasi pada gusi.
Syarat ini berhubungan erat dengan bahan yang dipakai untuk membuat pontik, bentuk
pontik dan posisi pontik terhadap gusi.
4. Mudah dibersihkan.
Oral hygiene yang tidak diperhatikan merupakan sebab utama dari peradangan gusi dan
gangguan-gangguan periodontal. Oleh karena itu pontik harus dibuat sedemikian rupa
sehingga sisa-sisa makanan tidak mudah berkumpul membusuk. Desain pontik harus
mudah dibersihkan dengan sikat gigi/dental floss.
Desain pontik tidak boleh menyebabkan beban yang berlebihan pada gigi abutment. Hal
di atas dapat terjadi, kalau permukaan oklusalnya terlampau lebar. Untuk mengurangi
beban tersebut, lebar buko-lingualnya dikurangi.
Pontik dapat dibuat seluruhnya dari logam atau merupakan kombinasi antara logam
sebagai backing dan porselen / resin sebagai facing. Jenis kombinasi facing-backing lebih
disukai karena porselen jarang menimbulkan alergi/ iritasi pada jaringan di bawahnya.
Selain itu porselen telah terbukti mudah dibersihkan dan lebih higienis dibanding
material-material lainnya. Resin akrilik sebaiknya tidak dipergurtakan terutama pada bagian
yang berdekatan dengan jaringan mukosa mulut, dikarenakan bahan tersebut mempunyai
sifat porous dan sukar untuk dilakukan pemolesan yang sempurna.
Bentuk dan kontak secara alami antara pontik dengan jaringan di bawahnya
merupakan hal yang sangat penting, karena kontak yang berlebihan akan menyebabkan
kegagalan suatu GTC. Daerah kontak antara pontik dengan jaringan di bawahnya dibuat kecil
/ sesedikit mungkin, dan bagian yang kontak tersebut dibuat cembung. Peradiran pada daerah
kontak untuk tujuan estetis yang dilakukan pada model kerja merupakan kontra indikasi
karena hal ini akan menyebabkan inflamasi. Bagian embrasure mesial, distal dan
lingual/palatinal dibuat terbuka lebar sehingga memungkinkan pasien menggunakan dental
floss untuk membersihkannya.
Pontik yang dirancang untuk daerah yang mudah terlihat appearance zone harus
dapat memberi gambaran seperti gigi asli tanpa mengabaikan prinsipprinsip kebersihan.
Sementara itu pontik yang dirancang untuk daetah yang tidak mudah terlihat nonappearance
zone (biasanya pada gigi-gigi posterior rahang bawah) diutamakan hanya untuk merestorasi
fungsi daft mencegah gigi tetangganya bergeser. Pontik sebaiknya segaris dengan retainer,
hal ini untuk mencegah gerakan torsi pada retainer / gigi pegangannya. Pontik juga dibuat
lebih sempit dibandiiig dengan gigi pegangannya, sehingga tekanan pengunyahan yang
berasal dari gigi antagonisnya dapat diperkecil sehingga beban pada gigi pegangan akan
menjadi berkurang.
Design Pontic
1. Saddle Pontic,
Pontik ini paling menyerupai gigi asli, karena dapat menggantikan seluruh gigi yang
hilang tanpa merubah bentuk anatominya. Bagian embrasure mesial dan distal tertutup,
permukaan bukal overlaps pada daerah edentulous ridge dengan bagian yang kontak
berbentuk cekung. Keadaan ini menyebabkan kebersihan kurang terjamin sehingga akan
menghasilkan peradangan pada jaringan di bawahnya. Sebaiknya pontik jenis ini tidak
dipakai/ dipergunakan.
2. Ridge Lap Pontic,
Pontik ini mempunyai gambaran seperti gigi asli, tetapi mempunyai permukaan yang
cembung pada daerah yang kontak dengan jaringan di bawahnya sehingga memudahkan
proses pembersihan. Permukaan lingual pontic ini berbentuk membelok/melengkung sedikit
untuk mencegah terjadinya akumulasi sisa makanan, bagian bukal sedikit cembung, daerah
cervikalnya menempel pada gingiva sehingga memungkinkan jenis ini untuk daerah yang
mudah terlihat ( appearance zone ). Pontik ini bisa digunakan untuk RA maupun RB.
3. Hygienic Pontic
Disini pontik tidak mempunyai bagian yang menempel sama sekali dengan jaringan di
bawahnya/ridge. Bentuk ini sering disebut juga sebagai "sanitary pontic" tetapi hal ini
sebetulnya keliru, karena sanitary pontic merupakan nama dagang yang tergolong di dalam
type pontic bukan pada kelompok design pontic. Jenis ini dirancang untuk daerah yang tidak
mudah terlihat (nonappearance zone) dengan demikian daerah yang paling tepat adalah
posterior RB. Ketebalan oklusogingival pontic ini tidak boleh kurang dari 3 mm, dan jarak
antara ridge dengan pontik cukup lebar untuk memberikan fasilitas pembersihan.
4. Conical Pontic
Pontik ini mempunyai bentuk konus pada daerah yang menempel dengan jaringan di
bawahnya, sehingga mempunyai kecenderungan untuk terjadi akumulasi sisa makanan
sering disebut sebagai bullet /spheroid pontic.
Type Pontic
1. Truepontic
2. Interchangable Facing
3. Sanitary Pontic
4. Pin Facing
2. Indikasi :
- Hilangnya satu atau lebih gigi
- Kurangnya celah karena gigi tetangga ke daerah edentulous
- Jaringan periodontium baik
- Oral hygiene baik
- Tidak mempunyai kebiasaan buruk
Kontraindikasi :
- Masih muda atau anak-anak
- OH buruk
Adalah restorasi yang menggantikan sebagian atau seluruh bagian jaringan mahkota gigi
yang sudah rusak/hilang, dipasang secara pemanen dengan semen.
Berdasarkan banyaknya jaringan permukaan mahkota gigi atau jaringan mahkota gigi yang
digantikan, maka dibedakan atas :
Adalah restorasi (gigi tiruan) yang menggantikan kehilangan 1 atau lebih gigi geligi asli,
dilekatkan secara permanent dengan semen serta didukung sepenuhnya oleh satu atau lebih
gigi atau akar gigi atau implant yang telah dipersiapkan.
Indikasi :
Keuntungan :
o Indikasi terluas
o Memiliki efek splinting terbaik
o Tidak mudah lepas.
o Dapat melindungi gigi dari karies.
o Preparasi, pencetakan, pembuatan dan penyemenan mudah.
Syarat khusus :
- Gigi penyangga baik posisi dan inklinasinya harus sejajar atau bila vital dapat dibuat
sejajar tanpa membahayakan pulpa (misalnya salah satu gigi penyangga miring 15-
200)
- Tidak mudah mengalami distorsi di bawah tekanan daya kunyah
Fixed bridge yang menggantikan kehilangan 1 atau 2 gigi didukung oleh satu atau lebih gigi-
gigi penyangga pada tiap ujung diastema dan memberikan pergerakan individual terbatas
pada gigi penyangganya pada waktu berfungsi.
c. Cantilever Bridge
Merupakan fixed bridge yang menggantikan kehilangan 1 gigi dan didukung oleh satu atau
lebih gigi penyangga hanya pada satu sisi saja.
d. Kombinasi Bridge
Bridge yang terdiri dari beberapa macam fixed bridge yang disatukan.
e. Modifikasi Bridge
1. Implant Bridge
2. Adhesive Bridge (Maryland Bridge)
Fixed-Fixed Bridge
Salah satu pontik dihubungkan pd retainer dgn konektor non rigid, sedangkan yang satunya
dihubungkan dengan konektor rigid.
Keuntungan:
indikasi: kehilangan Incisivus lateral RA, salah satu penyangga dirawat endo.
Retainer: mayor (mhkt pigura,mhkta ¾), minor (inlay klass III, mhkt pigura, mhkta Selberg).
Regio posterior
indikasi: Tekanan kunyah ringan, kehilangan tidak lebih dari 1, salah satu penyangga miring.
Salah satu sisi pontik dihubungkan oleh konektor rigid, sedangkan sisi yg lainnya melayang.
Keuntungan:
Kegunaan GTC :
A. Pemeriksaan Subyektif
Riwayat penyakit pasien merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan
pembuatan Gigi TiruanCekat (GTC), data keadan pasien yang lengkap akan sangat
bermanfaat di dalam merawat pasien. Adanya penyakit sistemik, penyakit keturunan,
keluhan-keluhan berbicara, estetika, pengunyahan perlu dicatat demi tegaknya diagnosa suatu
GTC.
B. Pemeriksaan Obyektif
1. Pemeriksaan keadaan fisik
Menentukan keadaan fisik pasien :
Jenis kelamin
Warna kulit
Warna mata
Keadaan nutrisi
Cara berbicara
Apel gigi : ukuran gigi, maloklusi, traumatik oklusi, jumlah gigi, karies,
tambalan, kondisi GTC yang sudah ada
C. Pemeriksaan penunjang
1. PemeriksaanRongentfoto
Radiografi Dental
Radiografi memegang peranan penting dalam menegakkan diagnosis,
merencanakan perawatan, dan mengevaluasi hasil perawatan untuk melihat keadaan
gigi secara utuh.
Untuk mengetahui :karies tersembunyi, gigi vital/non vital, perluasan pulpa,
resesi alveolaris, bentuk & panjang akar gigi, fraktur akar, tebal tipisnya jaringan
periodonsium, granuloma, kista pada akar/tulang alveolaris
2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dibutuhkan untuk evaluasi pasien dengan sakit atau tanda
dan gejala pada orofacial yang menjurus kearah penyakit kelenjar saliva atau
penyakit lainnya. Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan :
a. Pemeriksaan darah : kadar gula darah, pembekuan darah
b. Tes sensitifitas : alergi terhadap bahan gigi, obat anestesi
Persentase Persentase
Luas Luas Luas Luas
Permukaan Permuakaan Permukaan Permuakaan
Akar (mm2) Akar dalam Akar (mm2) Akar dalam
Kuadran Kuadran
MAKSILA MANDIBULA
Insisivus Insisivus
204 10 154 8
sentral sentral
Insisivus Insisivus
179 9 168 9
lateral lateral
Premolar Premolar
234 12 180 10
Pertama Pertama
Premolar Premolar
220 11 207 11
Kedua Kedua
Molar Molar
433 22 431 24
Pertama Pertama
Sumber Data: Jepsen A. Root surface measurement and a method for x-ray determination of
root surface area. Acta Odontol Scand 21: 35. 1963. (Rosenstiel dkk., 2006).
Kehilangan gigi yang terlalu banyak kurang cocok untuk dibuatkan GTC, karena berkaitan
dengan beban yang akan diterima gigi abutment. Dapat dipertimbangkan dengan syarat:
• Akar gigi abutment kokoh, kuat, dan tertanam baik dalam processus alveolaris
Pada hubungan oklusi antara gigi antagonis dengan daerah edentulous perlu diperhatikan
apakah ada supraposisi akibat lamanya kehilangan gigi tanpa dibuatkan gigi tiruan. Hal ini
dapat menghambat oklusi di daerah pontik. Cara mengatasi kondisi supraposisi di daerah
antagonis:
• Pencabutan gigi antagonis yang supraposisi, karena sudah tidak dapat dilakukan
dengan cara penyesuaian oklusi atau perawatan endodontik
10. Fungsi
- Fungsi pengnuyahan
Periksa ada tidaknya gangguan fungsi pengunyahan, agar watu pemasangan GTC tidak terjadi
kontak prematur
- Fungsi estetik
Untuk mendapatkan kekuatan optimal, maka sulit dihindari penampakan logam. Sebaiknya
untuk estetik yang baik, logam harus dikurangi dengan resiko kekuatan akan berkurang
VII. Daftar Pustaka
Barclay, Walmsley. 2001. Fixed and Removable Prosthodontics. China: Churchil Livingstone
Gilang, Ardyan Ramadhan. 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Bukune
Mitchell, Laura et al. 2015. Kedokteran Gigi Klinik. Edisi 5. Jakarta. EGC.
Smith, Howe. 2007. Planning and Making Crowns and Bridges Ed.4. Kent: Scribe Design