Anda di halaman 1dari 4

Syarat ideal Benang Jahit

Perkembangan bahan benang jahit untuk penjahitan luka terus berkembang. Umumnya bahan
benang jahit harus memenuhi syarat-syarat ideal seperti dibawah ini.

a. Harus memiliki tensile strength yang tinggi untuk menahan luka dengan baik hingga proses
penyembuhan selesai.

b. Tidak menyebabkan alergi atau menyebabkan inflamasi pada jaringan.

c. Memiliki daya simpul yang baik.

d. Harus memiliki daya kapilaritas yang minimum sehingga bahan material jahitan tidak
menyerap banyak cairan jaringan yang sedang meradang di sekitar luka dan menyebabkan
infeksi.

e. Mudah disterilisasi.

f. Murah.

Klasifikasi bahan jahit

a) Berdasarkan jumlah terbagi atas 2 yaitu

1.monofilament

2. multifilament

b) Menurut daya tahannya dalam jaringan host

1) Absorbable

Benang absorbable adalah jenis benang yang


dapat dicerna oleh enzim atau dapat dihidrolisis
oleh tubuh.Benang jenis absorbable dapat dibagi
atas alami dan sintetik. Jenis benang absorbable
yang terbuat dari bahan alami adalah catgut,
collagen, cargille membrane, kangaroo tendon,
dan fascia lata.Jenis benang absorbable yang terbuat dari bahan sintetik adalah polyglicolic acid
(dexon), polyglactic acid (vicryl), polydioxanone (PDS), dan polytrimethlylene carbonate
(maxon).Benang jahit jenis absorbable yang paling sering digunakan dalam bidang kedokteran
gigi adalah catgut yang dimodifikasi dengan cara perendaman dalam larutan garam asam
kromat karena memiliki waktu penyerapan yang lebih lama dan daya reaktivitas jaringan yang
lebih rendah bila dibandingkan dengan catgut yang tidak dimodifikasi. Pada umumnya, benang
absorbable memiliki waktu 70-90 hari untuk diserap tubuh.

2) Nonabsorbable

Benang non-absorbable adalah jenis


benang yang tidak dapat dicerna oleh
enzim maupun dihidrolisis oleh
tubuh. Benang jenis non-absorbable
dapat pula dibagi atas alami dan
sintetik. Benang non-absorbable yang
terbuat dari bahan alami adalah silk,
linen, dan cotton. Jenis benang non-
absorbable yang terbuat dari bahan
sintetik adalah nylokuilk mudah dipakai dan disimpul serta relatif murah. Namun, benang jenis
ini harus segera dibuka pada minggu pertama setelah dipasang karena memiliki potensi untuk
menyebabkan inflamasi dan infeksi akibat sifatnya yang mudah mengalami penumpukan
akumulasi plak serta dapat menyebabkan bakteri masuk kedalam luka.

Pemakaian benang jahit operasi apa pun, baik yang mudah terserap (absrobable) atau tidak
(nonabsrobable), menimbulkan reaksi dalam jaringan
tersendiri. Benang asam poliglikolat (PGA) lebih unggul
karena pada semua pasien, jahitan tertahan. Benang PGA
mencetuskan reaksi jaringan yang lebih ringan, lebih mudah,
dan mampu menyimpul lebih kuat.

Ukuran Benang Jahit

Benang jahit tersedia dalam berbagai ukuran tergantung


tensile strengthnya.12,4 Standar untuk mengidentifikasi
tensile strength yang bervariasi ditentukan dari jumlah
angka nol (0).Makin kecil diameter benang, maka makin
banyak angka nol yang dimiliki benang. Ukuran dimulai dari
a 0 dan berlanjut dengan 00, 000, 4-0, dan 10-0. Contohnya,
benang jahit operasi jenis nylon ukuran 4-0 memiliki
diameter yang lebih besar dari benang jahit nylon ukuran 6-
0 dan memiliki tensile strength yang lebih besar pula.14 Benang jahit operasi yang lebih tebal
biasanya tepat digunakan untuk penjahitan pada lapisan mukosa yang lebih dalam dan untuk
mengikat pembuluh darah.Sedangkan benang yang lebih tipis biasa digunakan untuk menutup
jaringan yang tipis seperti konjungtiva dan insisi yang dilakukan pada wajah. Ukuran benang
jahit yang biasa digunakan dalam bidang kedokteran gigi adalah 3-0, 40,dan 5-0.

Prinsip Pemilihan Benang untuk Penjaitan Luka

Pemilihan bahan untuk penjahitan luka harus didasari dengan pengetahuan tentangkarakteristik
penyembuhan jaringan, ketebalan jaringan yang akan dijahit, aspek fisik dan biologis yang
dimiliki oleh bahan, dan kondisi luka yang akan dijahit.

a. Tingkat Penyembuhan Jaringan

Ketika luka sudah mencapai strength maksimal, maka penjahitan tidak lagi dibutuhkan. Untuk
jaringan yang biasanya mengalami penyembuhan yang lambat, seperti misalnya kulit, wajah,
dan tendon, harusnya dijahit dengan benang tipe non-absorbable. Sedangkan untuk jaringan
yang tingkat penyembuhannya cukup cepat, seperti pada otot, ataupun periosteum, dapat
dijahit dengan benang jenis absorbable.

b. Kontaminasi Jaringan

Dalam hal ini, benang tipe monofilament absorbable maupun monofilament non-absorbable
dapat digunakan untuk meminimalisir kontaminasi akibat adanya benda asing sehingga
mencegah terjadinya infeksi.

c. Estetika

Ketika estetis merupakan hal yang penting, maka penggunaan benang yang dianjurkan adalah
benang jenis monofilament yang memiliki diameter yang kecil, seperti misalnya polyamide atau
polypropylene. Hindari penjahitan luka dengan teknik subcuticular dengan menggunakan
benang vicryl atau prolene.

d. Pasien Kanker

Hipoproteinemia dan kemoterapi dapat mengganggu penyembuhan luka. Dalam hal ini,
dianjurkan untuk menggunakan benang sintetik non-absorbable. Jika pasien akan di radiasi
setelah intervensi bedah, maka penggunaan monofilament polypropylene harus dihindari dan
diganti dengan benang polyester.

e. Status Nutrisi
Pada pasien kurang nutrisi dan hipoproteinemia, penggunaan benang jenis non-absorbable
adalah pilihan terbaik. Sebaiknya hindari penggunaan benang absorbable karena dapat
menyebabkan wound dehiscence.

f. Ukuran Benang

Dalam melakukan tindakan penjahitan, ukuran benang harus dipilih dengan

tepat dan biasanya tergantung pada tensile strength jaringan. Benang yang memiliki diameter
yang lebih kecil memiliki tensile strength yang lebih baik daripada benang dengan ukuran
diameter yang besar.

Anda mungkin juga menyukai