Anda di halaman 1dari 7

Benang Jahit dalam Kedokteran Gigi

Klasifikasi bahan jahit

a) Berdasarkan jumlah terbagi atas 2 yaitu

1) monofilament

Monofilamen, yaitu benang operasi yang hanya terdiri dari satu serat saja. Benang operasi
jenis ini tidak menyerap cairan (non kapilaritas). Kelebihan dari monofilamen adalah memiliki
permukaan benang yang rata dan halus, tidak memungkinkan terjadinya infeksi, dan tidak
menjadi tempat tumbuhnya mikroba. Tetapi monofilamen memerlukan penanganan simpul
yang khusus karena relatif cukup kaku dan tidak sekuat multifilamen. Contoh monofilamen
adalah Catgut, PDS, Prolene, Polypropylene, Nylon, PVDF, Stainless steel, Poliglecaprone, dan
Polydioxanone. Fungsi: dapat digunakan untuk jahitan interuptus pada semua bagian dan
jahitan subkutikuler non absorbable.

2) multifilament

Multifilamen, yaitu jenis benang yang terdiri dari beberapa serat yang diuntai menjadi satu
sehingga multifilamen lebih kuat dibandingkan dengan monofilamen. Multifilamen juga lebih
lembut, teratur, dan lebih mudah digunakan. Namun, benang jenis multifilamen dapat menjadi
tempat tumbuhnya mikroba karena adanya rongga pada benang dan dapat sedikit tersendat
pada saat benang melalui/melewati jaringan. Contoh multifilamen antara lain Polyglactin 910,
PGA, Silk, dan Polyester. Fungsi: beberapa jenis benang multifilamen dapat digunakan pada
sternum setelah tindakan torakotomi.

b) Menurut daya tahannya dalam jaringan host

1) Absorbable

Benang absorbable adalah jenis benang yang dapat


dicerna oleh enzim atau dapat dihidrolisis oleh
tubuh.Benang jenis absorbable dapat dibagi atas alami
dan sintetik. Jenis benang absorbable yang terbuat dari
bahan alami adalah catgut, collagen, cargille membrane,
kangaroo tendon, dan fascia lata.Jenis benang absorbable
yang terbuat dari bahan sintetik adalah polyglicolic acid
(dexon), polyglactic acid (vicryl), polydioxanone (PDS), dan
polytrimethlylene carbonate (maxon).Fungsi: benang yang
dapat diserap biasanya digunakan secara internal (untuk
jahitan bagian dalam tubuh). Benang jahit jenis absorbable yang paling sering digunakan dalam
bidang kedokteran gigi adalah catgut.

2) Nonabsorbable

Benang non-absorbable adalah jenis benang yang tidak dapat dicerna oleh enzim maupun
dihidrolisis oleh tubuh. Merupakan
benang yang dibuat dari material
yang tahan terhadap enzim
penyerapan dan tetap berada
dalam tubuh atau jaringan tanpa
reaksi penolakan selama bertahun
– tahun.

Kelebihan dari benang ini adalah dapat memegang jaringan secara permanen. Kekurangan dari
benang ini adalah benang ini menjadi benda asing yang tertinggal didalam tubuh dan
kemungkinan akan menjadi fistel. Kerena jenis benang tidak dapat diserap biasanya digunakan
secara eksternal (untuk jahitan bagian luar tubuh). Benang jenis non-absorbable dapat pula
dibagi atas alami dan sintetik. Benang non-absorbable yang terbuat dari bahan alami adalah
silk, linen, dan cotton. Jenis benang non-absorbable yang terbuat dari bahan sintetik adalah
nylokuilk mudah dipakai dan disimpul serta relatif murah. Namun, benang jenis ini harus segera
dibuka pada minggu pertama setelah dipasang karena memiliki potensi untuk menyebabkan
inflamasi dan infeksi akibat sifatnya yang mudah mengalami penumpukan akumulasi plak serta
dapat menyebabkan bakteri masuk kedalam luka.

Jenis benang yang dipakai dalam penjahitan bedah periodontal dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

1. NONABSORBABLE

a. SILK

Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan perekat, tidak diserap tubuh.
Pada penggunaan disebelah luar maka benang harus dibuka kembali.

Warna : hitam dan putih

Ukuran : 5,0-3

Kegunaan : menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (arteri besar) dan sebagai teugel (kendali)

Kerugian benang ini adalah akan menyerap plak dan dapat menginfeksi luka jika disimpan lebih dari 1
minggu.
2. ABSORBABLE

Benang jenis ini ada beberapa jenis yaitu:

Benang catgut adalah dan dibagi menjadi catgut murni (catgur plain) yang tanpa campuran dan kromik
yang bahanya bersama larutan asam kromat.

A. Catgut Murni (Plain catgut)

Asal : Berasal dari lapisan sub. Mukosa usus domba dan serabut collagen tendon flexor sapi tanpa
campuran.

Diserap tubuh dalam waktu 7-10 hari

Warna : putih dan kekuningan

Ukuran : 5,0-3

Kegunaan : untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit subkutis dan dapat pula dipergunakan
untuk menjahit kulit terutama daerah longgar (perut, wajah) yang tak banyak bergerak dan luas lukanya
kecil.

Plain catgut harus disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam tubuh akan mengembang.

B. CHROMIC GUT

Asal : Surgical catgut chromic : Berasal dari lapisan sub. Mukosa usus domba dan serabut collagen
tendon flexor sapi dicampur dengan chromic acid

Benang jenis ini memilik kekuatan tarik moderat dan diserap kembali dalam 7-10 hari.

Berbeda dengan plain catgut, sebelum dipintal ditambahkan krom, sehinggan menjadi lebih keras dan
diserap lebih lama 20-40 hari.

Warna : coklat dan kebiruan

Ukuran : 3,0-3

Kegunaan : penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu 10 hari, untuk menjahit tendo
untuk penderita yang tidak kooperatif dan bila mobilisasi harus segera dilakukan.

Perbedaan benang dapat diserap (absorbable) dan tidak dapat diserap (non-absorsable) secara klinis
dan histologis
Pemakaian benang jahit operasi apa pun, baik yang mudah terserap (absrobable) atau tidak
(nonabsrobable), menimbulkan reaksi dalam jaringan tersendiri. Terdapat berdandingan
penggunaan benang antara absrobable yakni jenis PGA sedangkan nonabsrobable yakni dari
jenis silk. Hasil menunjukan bahwa Benang asam poliglikolat (PGA) lebih unggul seperti
kekuatan retensi dan reaksi jaringan,. Hal ini disebabkan benang PGA mencetuskan reaksi
jaringan yang lebih ringan, lebih mudah, dan mampu menyimpul lebih kuat.

Gambar 01. Menunjukan


reaksi histologis jenis
benang dapat diserap
(absorbable) yakni jenis PGA
Gambar 02. Menunjukan reaksi histologis jenis benang tidak dapat diserap (nonabsorbable) yakni jenis
silk

c) Berdasarkan bahan pembuatannya

1)Bahan Alami

Terbuat dari collagen yang berasal dari lapisan sub. Mukosa usus domba dan serabut collagen
tendon flexor sapi. Contohnya antara lain Surgical catgut plain, Surgical catgut chromic, Surgical
silk, virgin silk, dan surgical cotton.

2)Bahan Sintetis (buatan)

Terbuat dari sintetik polimer sehingga mudah diserap oleh tubuh


secara hidrolisis dan waktu penyerapan oleh tubuh mudah
diprediksi. Contohnya antara lain benang operasi jenis
Polyglactin, Polylactin, Poliglikolik, Polyglecaprone,
Polydioxanone, Polypropamide, Polypropylene, dan Polyester.

Ukuran Benang Jahit

Benang jahit tersedia dalam berbagai ukuran tergantung tensile


strengthnya. Standar untuk mengidentifikasi tensile strength
yang bervariasi ditentukan dari jumlah angka nol (0).Makin kecil
diameter benang, maka makin banyak angka nol yang dimiliki
benang. Ukuran dimulai dari 0 dan berlanjut dengan 00, 000, 4-
0, dan 10-0. Contohnya, benang jahit operasi jenis nylon ukuran
4-0 memiliki diameter yang lebih besar dari benang jahit nylon
ukuran 6-0 dan memiliki tensile strength yang lebih besar
pula.Benang jahit operasi yang lebih tebal biasanya tepat
digunakan untuk penjahitan pada lapisan mukosa yang lebih dalam dan untuk mengikat
pembuluh darah.Sedangkan benang yang lebih tipis biasa digunakan untuk menutup jaringan
yang tipis seperti konjungtiva dan insisi yang dilakukan pada wajah. Ukuran benang jahit yang
biasa digunakan dalam bidang kedokteran gigi adalah 3-0 dan 4-0.
Syarat ideal Benang Jahit

Perkembangan bahan benang jahit untuk penjahitan luka terus berkembang. Umumnya bahan
benang jahit harus memenuhi syarat-syarat ideal seperti dibawah ini.

a. Harus memiliki tensile strength yang tinggi untuk menahan luka dengan baik hingga proses
penyembuhan selesai.b. Tidak menyebabkan alergi atau menyebabkan inflamasi pada jaringan.

c. Memiliki daya simpul yang baik.

d. Harus memiliki daya kapilaritas yang minimum sehingga bahan material jahitan tidak
menyerap banyak cairan jaringan yang sedang meradang di sekitar luka dan menyebabkan
infeksi.

e. Mudah disterilisasi.

f. Murah.

Prinsip Pemilihan Benang untuk Penjaitan Luka

Pemilihan bahan untuk penjahitan luka harus didasari dengan pengetahuan tentangkarakteristik
penyembuhan jaringan, ketebalan jaringan yang akan dijahit, aspek fisik dan biologis yang
dimiliki oleh bahan, dan kondisi luka yang akan dijahit.

a. Tingkat Penyembuhan Jaringan

Ketika luka sudah mencapai strength maksimal, maka penjahitan tidak lagi dibutuhkan. Untuk
jaringan yang biasanya mengalami penyembuhan yang lambat, seperti misalnya kulit, wajah,
dan tendon, harusnya dijahit dengan benang tipe non-absorbable. Sedangkan untuk jaringan
yang tingkat penyembuhannya cukup cepat, seperti pada otot, ataupun periosteum, dapat
dijahit dengan benang jenis absorbable.

b. Kontaminasi Jaringan

Dalam hal ini, benang tipe monofilament absorbable maupun monofilament non-absorbable
dapat digunakan untuk meminimalisir kontaminasi akibat adanya benda asing sehingga
mencegah terjadinya infeksi.

c. Estetika
Ketika estetis merupakan hal yang penting, maka penggunaan benang yang dianjurkan adalah
benang jenis monofilament yang memiliki diameter yang kecil, seperti misalnya polyamide atau
polypropylene. Hindari penjahitan luka dengan teknik subcuticular dengan menggunakan
benang vicryl atau prolene.

d. Pasien Kanker

Hipoproteinemia dan kemoterapi dapat mengganggu penyembuhan luka. Dalam hal ini,
dianjurkan untuk menggunakan benang sintetik non-absorbable. Jika pasien akan di radiasi
setelah intervensi bedah, maka penggunaan monofilament polypropylene harus dihindari dan
diganti dengan benang polyester.

e. Status Nutrisi

Pada pasien kurang nutrisi dan hipoproteinemia, penggunaan benang jenis non-absorbable
adalah pilihan terbaik. Sebaiknya hindari penggunaan benang absorbable karena dapat
menyebabkan wound dehiscence.

f. Ukuran Benang

Dalam melakukan tindakan penjahitan, ukuran benang harus dipilih dengan

tepat dan biasanya tergantung pada tensile strength jaringan. Benang yang memiliki diameter
yang lebih kecil memiliki tensile strength yang lebih baik daripada benang dengan ukuran
diameter yang besar.

Anda mungkin juga menyukai