PENDAHULUAN
dibutuhkan berupa umur dan jenis kelamin pasien serta lokasi terjadinya
1
penyakit yang berguna untuk membantu menegakkan diagnosis dan
terapi.4
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
terdiri dari sel skuamosa neoplastik, sel penghasil mukus dan sel epitel
Masson dan Berger pada tahun 1924. Sejak saat itu, karsinoma ini lebih
liur mayor dan minor, dan urutan ke-3 terbanyak pada kelenjar liur
Low grade atau high grade tumor. Namun, beberapa ahli patologi
3
Lesi ini lebih seperti tumor jinak tapi mampu merusak jaringan lokal
ciri khas tumor ini. Secara histopatologi terdapat empat jenis sel yang
dan sel jernih. Tumor ini telah dibagi atas jenis low grade dan high grade.
Pada tumor low grade ini biasanya tidak melibatkan saraf fasialis,
namun sebaliknya pada varian tumor high grade saraf fasialis ini
sering terlibat. Tumor ini merupakan 35% dari seluruh jenis tumor pada
kelenjar liur, 67% diantaranya terdapat pada kelenjar parotis dan 33%
pada kelenjar liur minor. Meskipun tumor ini dapat terjadi pada remaja,
B. Epidemiologi
4
diketahui ketika sudah di stadium lanjut hingga tingkat kematian tinggi.
Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012 adalahsekitar 10% per 100.000
rongga mulut dan orofaring di seluruh dunia pada tahun 2008 sekitar
Surveillance Epidemiologi dan Data Hasil Akhir sekitar 60%. Dua pertiga
tahun. 7
adalah 15% per 100.000 ribu penduduk per tahun (pada pria) dengan
angka kematian sebanyak 13% per 100.000 ribu penduduk per tahun (pada
pria).7
5
C. Etiologi
Saat ini usia muda sudah banyak yang terkena karsinoma yang
disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, minuman
diasapkan, polusi udara atau paparan radiasi, dan infeksi Virus Epstein
Barr (VEB), Human Papilloma Virus (HPV), serta faktor genetika. Mereka
D. Metastase
semua kanker kepala dan leher pada 1998-1999. Sebagian besar timbul
6
bermetastasis pada 46% pasien. Tempat yang paling umum untuk
metastasis adalah paru-paru (80%), tulang (15%), dan hati dan situs
lainnya (5%). Metastasis ke otak sangat jarang dengan data yang terbatas
(5-10%), dan saluran pencernaan (4- 6%). Sawar darah otak tetap menjadi
hambatan yang berat untuk masuknya sel kanker juga sebagian besar agen
E. Klasifikasi
tumor.10
gambaran klinik dari tumor yaitu klinis jinak, potensial ganas atau ganas.
7
Classification of Tumours telah membuat klasifikasi yang berdasarkan
A. Tumorepitelial
- kelainanlimfoepitelialjinak
- sialosis
- onkositosis
1. Adenoma (jinak)
b. adenoma monomorfik :
8
adenoma tubuler, adenoma clear cell dan
2. Tumor "potensialganas"
a. tumormukoepidermoid
b. tumorselasinik
3. Karsinoma (ganas)
b. adeno karsinoma
c. karsinoma epidermoid
(undifferentiated)
dengan jenis patologi dan sifat klinik dari tumor (biologic behavior) maka
pada tumor ganas parotis dapat dibagi dalam 2 group berdasarkan derajat
keganasannya, yaitu : 10
kistik (silindroma).
9
2. keganasan derajat tinggi misalnya :karsinoma muko
G. Diagnosis
daerah luka insisi kulit atau bahkan penyebaran tumor. Biopsi prabedah
10
jinak sehingga tidak perlu biopsi, bahkan tindakan ini dapat mempertinggi
ganas yang inoperabel, misalnya pada tumor besar yang telah mengadakan
jarum halus, disebut sebagai fine needle aspiration biopsy (FNAB). Ini
merupakan sarana diagnostik yang relatif mudah, cepat dan murah. Salah
ini dapat segera ditentukan apakah tumor tersebut jinak atau ganas,
sehingga dapat diputuskan saat itu juga macam pembedahan yang harus
dikerjakan. 10
11
mendekati 100%, dengan ketepatan diagnosis (sensitivitas) sebesar 80-
90%.13
H. Tatalaksana
pada tidak hanya stadium tumor, tetapi juga derajat tumor. Derajat, seperti
mungkin cukup dilakukan eksisi bedah primer dengan hasil yang baik.
Jika lesi primer terbatas pada parotis dengan saraf fasialis yang utuh, bisa
saat ini belum ada protokol tetap untuk penatalaksanaannya. Salah satu
kelangsungan hidup>95% untuk lesi low grade. Lesi high grade memiliki
12
sifat yang lebih mirip dengan karsinoma sel skuamosa yang
dilakukan hanya eksisi bedah saja. Sampai saat ini, kemoterapi belum
terapi radiasi saat ini menjadi satu-satunya terapi adjuvan pilihan untuk
bedah eksisi primer dengan diseksi leher bila kelenjar getah bening terlibat
40% pasien tumor high grade melibatkan kelenjar getah bening regional,
leher. 15
I. Prognosis
Angka kekambuhan loko regional pada kasus tumor high grade terjadi
13
pada 43,5 % kasus pada waktu 3 tahun bebas penyakit. Sedangkan angka
14
BAB III
KESIMPULAN
memilki tingkat sensitifitas dan spesifikasi yang tinggi pada lesi jinak
kelenjar submandibular dan rantai limfatik jugular bagian atas. Lesi palatal
15
loko regional. Karsinoma mukoepidermoid high grade adalah tumor
16
DAFTAR PUSTAKA
4. Shah PJ. Patel SG. Salivary gland. Dalam: Head and Neck Surgery
Oncology. Edisi ke-3, Newyork: Mosby; 2003.hlm.439-52.
8. Venteicher AS, Walcott BP, Sheth SA, Snuderl M, Patel AP, Curry WT, et
al. Clinical features of brain metastasis from salivary gland tumors.
Journal of Clinical Neuroscience. 2013 Nov;20(11):1533–7.
10. Eisele DW and Johns ME, 1993. Salivary gland neoplasms. Head and
Neck Surgery-Otolaryngology. Bailey BJ, ed, Lippincott Co.,
Philladelphia : 1125 – 1147.
17
12. Ozawa H, Tomita T, Sakamoto K, Tagawa T, Fujii R, Kanzaki S, et al.
Mucoepidermoid carcinoma of the head and neck: clinical analysis of 43
patients. Jpn J Clin Oncol. 2008;38(6):414-8.
14. Jeong HS, Chung MK, Son YI, Choi JY, Kim HJ, Ko YH, et al. Role of
18F-FDG PET/CT in management of high-grade salivary gland
malignancies. J Nucl Med. 2007;48(8):1237-44.
15. McHugh CH, Roberts DB, El-Naggar AK, Hanna EY, Garden AS, Kies
MS, et al. Prognostic factors in mucoepidermoid carcinoma of the salivary
glands. Cancer. 2012;118(16):3928-36.
18