Anda di halaman 1dari 3

LO 2

Istilah tumor menunjukkan suatu pembesaran atau pembengkakan akibat pertumbuhan berlebihan
patologi jaringan (Mosby, 2004). Bila ditinjau dari ilmu patologi maka istilah tumor identik dengan
neoplasma, yaitu merupakan kumpulan sel abnormal yang tumbuh terus-menerus, tidak
terkoordinasi dengan jaringan sekitar dan tidak berguna bagi tubuh.

Pada umumnya, perilaku biologis tumor jinak dapat dibedakan dengan tumor ganas, yaitu
pertumbuhan yang lambat bisa sampai bertahun-tahun, dapat digerakkan dari dasarnya, berkapsul,
tidak bermetastasis, tumbuh ekspansif tidak infiltratif, tidak/jarang memengaruhi keadaan umum
penderita. Suatu tumor jinak dapat mengakibatkan efek yang cukup berbahaya pada inangnya,
seperti terjadinya efek penekanan (pressure effect) pada organ vital, obstruksi, ulserasi, perdarahan,
produksi hormon abnormal, dan dapat terjadi transformasi keganasan. Tumor rongga mulut jinak
yang besar akan menyebabkan deformitas wajah berat sehingga tindakan koreksi dengan operasi
akan menyebabkan terjadinya defek anatomis, fisiologis, serta psikologis berat pada penderita yang
akan menurunkan kualitas hidup penderita.

Beragam klasifikasi tumor dikemukakan para ahli, tetapi pada umumnya tumor jinak rongga mulut
dapat dibedakan berdasarkan jenis jaringan menjadi tumor jinak jaringan lunak dan tumor jinak
jaringan keras serta berdasarkan asal jaringan menjadi tumor epitelial, tumor mesenkimal, dan
kombinasi antara epitelial dan mesenkimal (Archer, 1975; Batsakis, 1981; Shafer et al., 1983; Regezi
et al., 2003; Sapp et al., 2004; Cawson dan Odell, 2008).

Tumor jinak jaringan lunak rongga mulut dapat dibedakan berdasarkan jaringan asalnya, yaitu tumor
jinak yang berasal dari jaringan epitel (papiloma dari epitel permukaan skuamosa, adenoma dari
epitel kelenjar), dari jaringan mesenkim (fibroma, lipoma, miksoma, kondroma, osteoma, mioma,
angioma, neurofibroma, neurilemoma), dan tumor kelenjar ludah (adenoma/monomorfik adenoma,
oncocytoma, tumor Warthin, pleomorfik adenoma).

Tumor jinak jaringan keras rongga mulut dapat dibagi menjadi tumor jaringan keras odontogenik
dan nonodontogenik. Tumor jinak jaringan keras odontogenik merupakan tumor yang berasal dari
jaringan pembentuk gigi akibat gangguan pola normal odontogenesis. Tumor ini dapat dibagi
menjadi tumor epitelial (ameloblastoma, adenoameloblastoma, melanoameloblastoma), tumor
mesenkimal (sementoma, cementifying fibroma, odontogenik miksoma, odontogenik fibroma,
dentinoma) dan tumor campuran epitelial dan mesenkimal (ameloblastik fibroma, ameloblastik fibro
odontoma, ameloblastik odontoma, odontoma). Tumor jinak jaringan keras nonodontogenik dapat
dibagi menjadi giant cell granuloma tipe sentral, giant cell tumor, miksoma sentral, kondroma,
osteoma, tori, hemangioma sentral dan central fibro osseous lessions.

Menurut Archer (1975), tumor jinak rongga mulut secara klinis paling sering ditemukan pada regio
sebagai berikut:

1. Lesi berasal dari jaringan gusi atau membran mukoperiosteal prosesus alveolaris maksila atau
mandibula, yaitu hiperplasia, fibroma, granuloma piogenikum, fibromatosis, tumor akibat
kehamilan, papiloma, giant cell granuloma, hemangioma, hiperplasia akibat pemakaian obat seperti
Dilantin, giant cell peripheral tumor, dan neuroma.

2. Lesi tulang kortikal maksila atau mandibula, yaitu eksostosis, torus palatinus dan mandibularis,
kondroma, osteokondroma, osteoma, dan hiperostosis difus.

3. Hiperplasia pada mukosa labial atau bukal dan lingual yang terjadi akibat trauma/iritasi kronis
akibat gigi palsu yang longgar, yaitu hipertrofi jaringan mukoperiosteal fibrous (gusi alveolar) pada
maksila dan mandibula yang tak bergigi, reparatif giant cell granuloma, dan giant cell periferal
tumor.

4. Lesi di dalam tulang konselous maksila atau mandibula, yaitu fibro osteoma, ossifying fibroma,
osteoid osteoma, central giant cell tumor, central giant cell granuloma, ameloblastoma, miksoma,
dan odontoma.

5. Tumor di bawah mukosa pipi, yaitu fibroma, neurofibroma, lipoma, hemangioma, pleomorfik
adenoma, epulis fissuratum (focal epithelial hyperplasia).

6. Lesi palatum, yaitu fibroma, fibromatosis, miksofibroma, rabdomioma, pleomorfik adenoma,


plasmacytoma.

7. Lesi lidah, yaitu papiloma, hemangioma, rabdomioma, leiomioma, limfangioma.

8. Lesi dasar mulut, yaitu pleomorfik adenoma, miksofibroma, kista dermoid.

LO 4 

Tumor Ganas Kelenjar Saliva


 
  I. Karsinoma Mukoepidermoid 
 
Karsinoma mukoepidermoid melibatkan kelenjar ludah mayor, yaitu kelenjar ludah parotis. Sebagian
kecil dapat timbul dari kelenjar ludah minor, dan yang paling sering melibatkankelenjar ludah minor
di palatum. Tumor ini sering terjadi pada orang dewasa dan
berdasarkan jenis kelamin penderita wanita mempunyai resiko lebih tinggi daripada laki-laki.
Tumortumbuhnya lambat dan berasal dari sel epithelium duktus. Tumor ini berpotensi
bermetastasis. 5 - 10% melibatkan kelenjar ludah mayor dan paling sering adalah kelenjar ludah
parotis.

Secara mikroskopis karsinoma epidermoid dibedakan menjadi low grade, intermediategrade dan
high grade. Gambaran mikroskopis menunjukan campuran sel skuamous, sel kelenjar penghasil
mucus, dan sel epitel tipe intermediate. Ketiga sel - sel ini berasal dari sel duktus
yang berpotensi mengalami metaplasia. Tipe low grade merupakan masa yang kenyal dan yangmeng
andung solid proliferasi sel tumor, pembentukan struktur seperti duktus, dan adanya cysticspace
yang terdiri dari sel epidermoid (sel skuamous) dan sel intermediate, sel -sel sekresi kelenjar mukus.
Tipe intermediate ditandai dengan masa tumor yang lebih solid sebagian besarepidermoid dan sel
intermediate dengan sedikit memproduksi kelenjar mucus. Tipe poorlydifferential ditandai dengan
populasi sel - sel pleomorfik dan tidak terlihat sel - sel berdiferensiai.
 
Perawatan karsinoma epidermoid adalah eksisi seluruh jaringan tumor. Prognosis baik well
differentiated/ low grade, tetapi dapat bermetastasis, dan 90% kasus well differentiateddapat
bertahan hidup sampai 5 tahun, tetapi jika poorly differentiated/high grade, prognosis menjadi
buruk, dan kemampuan bertahan hidup 5 tahun menjadi rendah (sekitar 20 - 40%).
 
  II. Karsinoma Adenoid Kistik 
 
Adenoid kistik carcinoma dahulu dikenal dengan istilah cylindroma, merupakan tumorganas yang
berasal dari kelenjar ludah yang tumbuhnya lambat, cenderung lokal invasive, dankambuh setelah
operasi. Sepertiga angka kejadian terjadi pada kelenjar ludah mayor. Tumor initidak hanya timbul
pada kelenjar ludah atau rongga mulut, tetapi dapat pula timbul pada kelenjarlakrimalis, bagian
bawah dari saluran pernafasan, nasopharinx, rongga hidung, dan sinus paranasalis. Umumnya
melibatkan penderita antara usia 40 dan 60 tahun.
 
Secara histopatologi anatomis adenoid kistik carcinoma mempunyai gambaran/ pola yang bervariasi.
Sel - sel tumor berukuran kecil, mempunyai sitoplasma yang jelas, dan tumbuh dalamsuatu masa
yang padat atau berupa kelompok kecil, kelompok sel yang beruntai atau membentuksuatu kolum -
kolum. Didalam kelompoknya sel - sel tumor saling berhubungan membentuk suaturongga kistik
menghasilkan suatu kelompok tumor yang solid, tubulus, atau cribriform. Sel - sel tumor
menghasilkan membran basalis yang homogen sehingga menunjukan suatu gambaranyang sangat
spesifik menyerupai bentuk silindris.
 
Perawatan tumor ini sulit diterapi secara sempurna, meskipun adenoid kistik karsinoma tidak
menunjukan metastasis dalam beberapa tahun setelah eksisi, tetapi dalam jangka waktu yang
panjang menunjukan prognosis yang buruk.

  III. Karsinoma Sel Asini


 
Karsinoma sel asini merupakan tumor ganas kelenjar ludah parotis yang jarang terjadi, angka
kejadiannya sekitar 10% dari total seluruh tumor - tumor kelenjar ludah. Tumor
ini berkapsul, merupakan suatu proliferasi sel - sel yang membentuk masa bulat, dengan diameter
kurang dari 3 cm.
 
Terjadi pada sekitar 3 % dari tumor parotis. Tumor ini menyerang lebih banyak wanita dibanding
pria. Puncak insidens antara usia dekade 5 dan 6. Terdapat metastasis ke nodus servikal pada 15%
kasus. Tanda patologik khas adalah adanya amiloid. Asal mula sel inidipikirkan dari komponen serosa
asinar dan sel duktus intercalated (Amirlak, 2009). Terapikarsinoma sel asini meliputi bedah eksisi
lengkap. Terapi radiasi pascaoperasi mungkin dapatmembantu pada kasus yang meragukan setelah
operasi.
 
  IV. Adenokarsinoma
 
Merupakan keganasan parotis kedua paling sering pada anak - anak. Tumor ini
terdapat pada 4 % dari seluruh tumor parotis dan 20 % dari tumor saliva minor. Sebagian besar pasie
n tanpa gejala (80%), 40 % dari tumor ditemukan terfiksasi pada jaringan diatas atau dibawahnya,30
% pasien berkembang metastasis ke nodus servikal, 20 % menderita paralisis nervus fasialis, dan 15
% merasa sakit pada wajahnya. Tumor ini berasal dari tubulus terminal dan intercalated  atau
strained  sel duktus.
Jenis jenis yang lain adalah jenis keganasan yang tidak berdiferensiasi yang secara keseluruhanmemp
unyai angka harapan hidup yang buruk. Kanker sel asini dan karsinoma adenokistik padaawalnya
hampir mempunyai perjalanan penyakit yang jinak, dengan harapan hidup yang lama, hanya
menunjukkan kekambuhan terakhir pada daerah yang pertama kali timbul atau distal dari daerah
tersebut atau metastasis paru. Terapi tetap reseksi adekuat, total, dan atau regional.
 

Anda mungkin juga menyukai