Anda di halaman 1dari 37

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-
sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan
mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas
beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan
jenis sel yang terkena, akan tetapi yang paling sering terdapat adalah
karsinomasel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma
maligna (MM). Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali
digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma. Penyebab sebenarnya
kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun faktor lingkungan dan sinar
UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan faktor utama penyebab
kanker kulit.Angka kejadian kanker kulit lebih banyak terdapat pada orang
dengan pola hidup yang tidak bersih dan sering terpajan sinar matahari.
Melanoma maligna ialah neoplasma maligna yang berasal dari sel
melanosit, melanoma termasuk kanker kulit yang sangat ganas, bisa terjadi
metastasis luas dalam waktu singkat melalui aliran limfe dan darah ke alat-
alat dalam selain di kulit dapat pula terjadi pada mukosa. Di Amerika Serikat
melanoma maligna merupakan tumor ganas nomor 6 atau 7 terbanyak.
Melanoma maligna dapat terjadi pada semua usia dan paling banyak pada
usia 35-55 tahun, insidensi pada pria sama dengan wanita,

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa definisi dari melanoma maligna ?
2. Apa klasifikasi dari melanoma maligna ?
3. Bagaimana epidemiologi dari melanoma maligna ?
4. Apa etiologi melanoma maligna ?
5. Bagaimana patofisiologi dan web of caution (WOC) melanoma maligna ?
6. Apa tanda dan gejala melanoma maligna ?

1
7. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari melanoma maligna ?
8. Bagaimana penatalaksanaan medis dari melanoma maligna ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan melanoma maligna ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi dari melanoma maligna.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari melanoma maligna.
3. Untuk mengetahui epidemiologi dari melanoma maligna.
4. Untuk mengetahui etiologi melanoma maligna.
5. Untuk mengetahui patofisiologi dan web of caution (WOC) melanoma
maligna.
6. Untuk mengetahui tanda dan gejala melanoma maligna.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari melanoma maligna.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dari melanoma maligna.
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan melanoma maligna.

2
BAB 2
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Melanoma Maligna berasal dari melanosit yang berada di epidermis.
Merupakan kanker kulit yang jarang dijumpai tetapi paling ganas dengan
angka kematian yang tertinggi, dapat merusak jaringan disekitarnya.
Melanoma adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen (melanosit) yang
terletak terutama di kulit, tetapi juga ditemukan dimata, telinga, saluran
pencernaan, leptomeninges, serta membrane mukosa oral dan kelamin.
Melanoma hanya 4% dari semua kanker kulit, namun hal itu menyebabkan
jumlah terbesar kematian terkait kanker kulit di seluruh dunia. Deteksi dini
melanoma kulit adalah cara terbaik untuk mengurangi kematian. (Arif
Mutaqqin, 2012).
Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya
melanosit (sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan
kadang-kadang sel subkutan) (Brunner and Suddarth, 2002). Melanoma
Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling ganas dan berasal
dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang luas
dalam waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar
regional, tetapi juga menyebar melalui aliran darah kealat-alat dalam serta
dapat menyebakan kematian (Marwali, 2000). Melanoma Maligna adalah
tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan gambaran berupa lesi
kehitam-hitaman pada kulit (Siregar, 2005).
Melanoma maligna adalah tahi lalat atau bercak kecoklatan kulit yang
ganas dan merupakan kanker kulit yang paling berbahaya. Kanker ini
berkaitan dengan pajanan yang berlebihan terhadap radiasi ultra violet paling
sering menyerang individu berkulit terang dan berambut pirang atau merah.
Penyakit ini ditandai perubahan dalam warna, bentuk dan ukuran tahi lalat
atau tahi lalat yang berdarah atau gatal. Prognosis bergantung pada ketebalan
breslow penetapan stadium yang melibatkan penetuan status kelenjar limfe

3
dengan biopsi kelenjar sentinel. (Eksklopedia keperawatan: 2009 hal 334 –
335).

B. Klasifikasi Melanoma Maligna


Melanoma maligna ada 4 macam tipe, yaitu:
1. Melanoma Superfisial
Merupakan tipe melanoma yang sering terjadi di Amerika Serikat,
yaitu sekitar 70% dari kasus yang didiagnosa sebagai melanoma. Dapat
terjadi pada semua umur namun lebih sering pada usia 30-50 tahun,
sering pada wanita dibanding pria dan merupakan penyebab kematian
akibat kanker tertinggi pada dewasa muda.
Pada stadium awal, tipe ini bisa berupa bintik yang datar yang
kemudian pigmentasi dari lesi mungkin menjadi lebih gelap atau
mungkin abu-abu, batasnya tidak tegas, dan terdapat area inflamasi pada
lesi. Area di sekitar lesi dapat menjadi gatal. Kadang-kadang pigmentasi
lesi berkurang sebagai reaksi imun seseorang untuk menghancurkannya.
Tipe ini berkembang sangat cepat. Diameter pada umumnya lebih dari
6mm. Lokasi pada wanita di tungkai bawah, sedangkan laki-laki di badan
dan leher.
Gambaran histologis Superficial Spreading Melanoma, pada
epidermis didapatkan melanosit berbentuk epiteloid, dapat tersusun
sendiri – sendiri atau berkelompok, pada umumnya sel – sel tersebut
tidak tampak pleomorfik. Pada dermisterlihat sarang – sarang tumor yang
padat dan dengan melanosit berbentuk epiteloid yang besar serta
berkromatin yang atipik, di dalam sel – sel tersebut terdapat butir – butir
kromatin, kadang – kadang dapat di temukan melanosit berbentuk
kumparan dan sel – sel radang.

4
2. Melanoma Nodular
Merupakan tipe melanoma yang paling agresif. Pertumbuhannya
sangat cepat dan berlangsung dalam waktu mingguan sampai bulanan.
Sebanyak 15%-30% kasus melanoma yang terdiagnosa sebagai
melanoma merupakan nodular melanoma. Dapat terjadi pada semua
umur, namun lebih sering pada individu berusia 40-50 tahun. Tempat
predileksinya adalah tungkai dan tubuh. Melanoma ini bermanifestasi
sebagai papul coklat kemerahan atau biru hingga kehitaman, atau nodul
berbentuk kubah, atau setengah bola (dome shaped) atau polopoid dan
aksofitik yang dapat timbul dengan ulserasi dan berdarah dengan trauma
minor, timbul lesi satelit. Secara klinik bisa berbentuk amelanotik atau
tidak berpigmen.
Gambaran histologis Nodular melanoma pada epidermis
didapatkan melanosit berbentuk epiteloid, dan kumparan atau campuran,
dapat ditemukan pada daerah dermo – epidermal. Gambaran dermis
terlihat sel – sel melanoma menginvasi ke lapisan retikuler dermis,
pembuluh darah dan subcutis.

5
3. Melanoma Maligna Lentigo
Sebanyak 4-10 % kasus melanoma merupakan tipe Lentigo
Maligna melanoma. Terjadi pada kulit yang rusak akibat terpapar sinar
matahari pada usia pertengahan dan lebih tua, khususnya pada wajah,
leher dan lengan. Melanoma tipe ini pada tahap dini terdiagnosa sebagai
bercak akibat umur atau terpapar matahari. Karena mudah sekali terjadi
salah diagnosa maka tipe ini dapat tidak terdeteksi selama bertahun-tahun
dan cukup berbahaya. Pertumbuhan tipe ini sangat lambat yaitu sekitar 5-
20 tahun.
Pada tahap in situ lesinya luas (>3cm) dan telah ada selama
bertahun-tahun. Karakteristik invasinya ke kulit berupa macula
hiperpigmentasi coklat tua sampai hitam atau timbul nodul yang biru
kehitaman. Pada permukaan dijumpai bercak-bercak warna gelap (warna
biru) tersebar tidak teratur, dapat menjadi nodul biru kehitaman invasive
agak hiperkeratonik.
Pada epidermis di dapatkan Melanositik atipik sepanjang
membrane basalis, berbentuk pleomorfik dengan inti yang atipik. Sel –
sel yang di jumpai berbentuk kumparan. Sedangkan pada dermisnya
terdapat Infiltrasi limfosit dan makrofag yang mengandung melanin.

4. Melanoma Lentiginosa Akral


Tipe ini paling sering menyerang kulit hitam dan Asia yaitu
sebanyak 29-72% dari kasus melanoma dan karena sering terlambat
terdiagnosis maka prognosisnya buruk. Sering disebut sebagai ”hidden

6
melanoma” karena lesi ini terdapat pada daerah yang sukar untuk dilihat
atau sering diabaikan, yaitu terdapat pada telapak tangan, telapak kaki,
tumit, ibu jari tangan, atau dibawah kuku.
Melanoma subungual bisa terlihat sebagai diskolorasi difus dari
kuku atau pita longitudinal berpigmen di dasar kuku. Melanoma ini
memiliki bentukan yang sama dengan benign junctional melanotic nevus.
Pigmen akan berkembang dari arah proksimal menuju ke arah laterla
kuku yang disebut sebagai tanda Hutchinson, sebuah tanda yang khusus
untuk melanoma akral. Pada permukaan timbul papul, nodul, ulcerasi,
kadang-kadang lesi tidak mengandung pigmen. Gambaran yang paling
khas paling baik di lihat pada daerah macula berpigmen. Tampak adanya
gambaran proliferasi melanosit atipikal sepanjang lapisan basal.

C. Epidemiologi
1. Terjadi pada kehidupan penduduk Amerika Serikat : 1 dari 60 orang.
2. Kanker yang paling sering terjadi pada wanita yang berusia 25 hingga 29
tahun.
3. Jarang terjadi pada anak-anak.
4. Insiden memuncak pada usia antara 50 dan 75 tahun, namun terjadi
peningkatan pada kelompok usia yang lebih muda. (Mansjoer, 2000).

7
D. Etiologi
Penyebabnya belum di ketahui secara pasti namun sinar ultraviolet
matahari sangat berperan dan diduga menjadi penyebab utama. Melanoma di
temukan hampir pada semua usia dan sering di temukan pada daerah tropik.
Umumnya seseorang yang berkulit putih atau cerah, bermata biru, berambut
merah atau pirangdan memiliki bercak-bercak kecoklatan pada kulitnya
sangat rentan untuk terkena melanoma maligna.
Faktor Resiko :
1. Pemajanan terhadap sinar matahari yang berlebihan.
2. Jenis kulit (rambut pirang atau merah, kuning langsat dan mata biru,
mudah terbakar sinar matahari, keturunan).
3. Faktor hormonal (kehamilan).
4. Riwayat keluarga.
5. Riwayat melanoma sebelumnya.
6. Pigmentasi tahi lalat atau nevus yang sudah ada sebelumnya
(Mansjoer, 2000).

E. Patofisiologi dan WOC


Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan
berpigmen pada kulit yang normal paling sering tumbuh pada kulit yang
terpapar sinar matahari, tetapi hampir separuh kasus tumbuh dari tahi lalat
yang berpigmen. Melanoma mudah menyebar kebagian tubuh yang jauh
(metastase), dimana akan terus tumbuh dan menghancurkan jaringan.
Semakin sedikit pertumbuhan melanoma ke dalam kulit, maka semakin besar
peluang untuk menyembuhkannya, jika melanoma telah tumbuh jauh ke
dalam kulit akan lebih mungkin menyebar melalui pembuluh getah bening
dan pembuluh darah dan bisa menyebabkan kematian dalam beberapa bulan
atau tahun.
Perjalanan penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi
oleh kekuatan pertahanan sistem kekebalan tubuh. Beberapa penderita yang
keadaan kesehatannya baik bisa bertahan hidup selama bertahun-tahun
meskipun melanomanya telah menyebar.

8
Tanda-tanda peringatan akan terbentuknya melanoma :
1. Bintik atau tahi lalat berpigmen (terutama yang berwarna hitam atau
biru tua) yang semakin membesar.
2. Perubahan warna pada tahi lalat, terutama pigmentasi merah, putih
dan biru di kulit sekelilingnya.
3. Perubahan pada kulit diatas bintik yang berpigmen, misalnya
perubahan konsistensi atau bentuk.
4. Tanda- tanda peradangan pada kulit di sekitar tahi lalat

Melanoma berasal dari melanosit yang timbul dari puncak saraf dan
bermigrasi ke epidermis, uvea, meninges, dan mukosa ectodermal.
Melanosit berada di kulit dan menghasilkan melanin pelindung yang
terkandung dalam lapisan basal epidermis di antara dermis dan
epidermis. Melanoma dapat berkembang di atau dekat lesi yang sudah
ada sebelumnya atau di kulit yang tampak sehat. Sebuah melanoma ganas
yang berkembang dalam kulit yang sehat dapat dikatakan timbul de novo,
tanpa bukti adanya lesi sebelumnya. Banyak dari melanoma yang
diinduksi oleh radiasi matahari risiko terbesar yang disebabkan paparan
sinar matahari yang dapat menyebabkan melanoma dikaitkan dengan
terbakar oleh sinar matahari secara akut, intens, dan berselang.

Risiko ini berbeda dibandingkan dengan kanker sel skuamosa dan


basal kulit, yang terkait dengan lama, paparan sinar matahari jangka
panjang. Melanoma juga dapat terjadi didaerah tidak terbakar kulit
termasuk telapak tangan, telapak kaki, dan perineum. Lesi tertentu
dianggap prekursor lesi melanom termasuk nevus diperoleh secara biasa
nevus displastik, nevus kongenital, dan nevus biru selular. Melanoma
memiliki 2 fase pertumbuhan, radial dan vertikal. Selama fase
pertumbuhan radial sel-sel ganas tumbuh dalam mode radial pada
epidermis dengan waktu berlangsung, sebagian besar melanoma ke fase
pertumbuhan vertikal,di mana sel-sel ganas menginvasi dermis dan
mengembangkan kemampuan untuk bermetastasis.

9
WOC
Sinar UV, Genetik

Terpapar terus menerus

Adanya pertumbuhan kulit baru yang kecil dan berpigmen

Muncul bintik atau tahi lalat yang berpigmen

Melanoma

Bermetastatis dan menghancurkan jaringan

Berkembang pada lesi kulit atau kulit yang tidak sehat sehingga timbul plak kehitaman

Radial Vertikal

Sel-sel ganas tumbuh dan menembus dermis Sel ganas menginvasi dan menembus dermis

Tumbuh pada epidermis


Bermetastatis

Merusak epidermis

Timbul gejala gatal dan rasa sakit


Nyeri

Sel-sel epidermis berdiferensiasi dan perdarahan

Khawatir

Kerusakan Integritas Kulit Ansietas

10
F. Manifestasi Klinis
Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan
berpigmen pada kulit yang normal. Paling sering tumbuh pada kulit yang
terpapar sinar matahari, tetapi hampir separuh kasus tumbuh dari tahi lalat
yang berpigmen. Melanoma mudah menyebar ke bagian tubuh yang jauh
(metastase), dimana akan terus tumbuh dan menghancurkan jaringan.
(Graham, R. 2005).
Semakin sedikit pertumbuhan melanoma ke dalam kulit, maka semakin
besar peluang untuk menyembuhkannya. Jika melanoma telah tumbuh jauh
ke dalam kulit, akan lebih mungkin menyebar melalui pembuluh getah bening
dan pembuluh darah dan bisa menyebabkan kematian dalam beberapa bulan
atau tahun. (Graham, R. 2005) .
Perjalanan penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi oleh
kekuatan pertahanan oleh sistem kekebalan tubuh. (Suriadiredja, 2006).
Beberapa penderita yang keadaan kesehatannya baik, bisa bertahan hidup
selama bertahun-tahun meskipun melanomanya telah menyebar.
(Suriadiredja, 2006)
Tanda-tanda terbentuknya melanoma:
1. Bintik atau tahi lalat berpigmen (terutama yang berwarna hitam atau biru
tua) yang semakin membesar.
2. Perubahan warna pada tahi lalat, terutama pigmentasi merah, putih dan
biru di kulit sekelilingnya.
3. Perubahan pada kulit diatas bintik yang berpigmen, misalnya perubahan
konsistensi atau bentuk.
4. Tanda-tanda peradangan pada kulit di sekitar tahi lalat. (Graham, R. 2005)

Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas
adalah bila pada tahi lalat tersebut ditemukan tanda “ABCD” melanoma
maligna yaitu :
A : Asimetrik, bentuknya tak beraturan.
B : Border atau pinggirannya juga tidak rata.

11
C : Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa
kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentudi temukan berwarna
putih, merah dan biru.
D : Diameternya lebih besar dari 6 mm. (Marwali, 2000).

Bentuk dini sangat sulit dibedakan dengan tumor lainnya. Karena


melanoma maligna merupakan penyakit yang fatal bila telah metastasis jauh,
maka kemampuan untuk mengenali keganasan dini perlu diperdalam.
Lokalisasi dilaporkan terbanyak di ekstremitas bawah, kemudian didaerah
badan, kepala atau leher, ektremitas atas, kuku. Kunci penyembuhan
melanoma maligna adalah penemuan dini, sehingga diagnosis melanoma
harus ditingkatkan bila penderita melaporkan adanya lesi berpigmen baru
atau adanya tahi lalat yang berubah, seperti berpigmen, yaitu
1. Perubahan dalam warna.
2. Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat).
3. Timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar, atau rasa sakit).
4. Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar.
5. Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi
berpigmen.

12
G. Pemeriksaan Diagnostik
Selain biopsi dari dugaan lesi, laboratori dan tes diagnostik digunakan
menentukan keadaan tumor apakah telah metastase. Karena malignan
melanoma dapat metastase pada beberapa organ atau jaringan dari tubuh,
dilakukan macam-macam tes.
1. Tes laboratorium
a. Tes fungsi liver untuk menentukan keadaan tumor yang telah
metastasis pada liver. Kombinasi dari elevasi LDH, alkaline
phosphatase, dan SGOT mempengaruhi liver.
b. Menghitung jumlah darah yang dilakukan untuk menentukan
abnormalitas hematologi.
c. Tes serum darah dilakukan untuk mengindentifikasi elektrolit
mineral yang abnormal).
2. Tes diagnostik dapat meliputi juga seperti ini:
a. Biopsi lesi adalah hanya metode definitif pada diagnosa malignan
melanoma. Biopsi tidak harus dilakukan jika terduga melanoma,
karena ketebalan dan dalamnya lesi tidak dapat di kaji, membuat
keputusan tentang prognosis dan pengobatan sangat sulit.
b. CT–scan liver menentukan jika enzim hati abnormal dan
menentukan luasnya metastasis dari hati lebih akurat.
c. X-ray dada dilakukan jika klien sulit bernafas atau hemoptisis,
dimana rangsangan paru-paru menjadi metastasis.
d. Scan tulang dilakukan untuk menentukan metastatik karena tidak
dapat menentukan nyeri tulang.
e. CT scan atau MQI dari otak yaitu menentukan pengkajian dari
metastasis jika klien sakit kepala, seizure, atau defisit neurology.
f. Biopsi jaringan dari limpa tulang belakang atau lesi kulit lain
dilakukan untuk mengidentifikasi metastasis.

13
H. Penatalaksanaan Medis
1. Pembedahan
Eksisi dilakukan seluas 1 cm di luar tumor. Eksisi dengan
menyertakan fasia profunda tidak mempengaruhi prognosis, demikian
juga di seksi getah bening regional pada tumor yang belum menunjukkan
tanda metastasis jauh.

2. Perfusi
Setelah eksisi melanoma di ekstremitas, dapat di lakukan perfusi
untuk pembertian sitostatik ajuvan. Perfusi merupakan tindakan bedah
yang agak besar sebab ekstremitas harus di kosongkan dari peredaran
darah sehingga harus di kerjakan dengan pompa pengatur suhu dan
oksigenator ( mesin jantung paru).

3. Imunologi
Melanoma memperlihatkan reaksi yang tidak di mengerti yang di
duga berdasarkan pengaruh imunologik. Penggunaan vaksin sebagai
terapi seperti vaksin bcg kadang menyebabkan regresi parsial untuk
waktu terbatas tetapi tidak mempengaruhi prignosis. Setelah pembedahan
perlu ditekankan pentingnya pengawasan berkala karena walaupun di
temukan pada derajat satu, kemungkinan kambuh cukup besar.

I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas istirahat. Tanda: perasaan klien gelisah akan keadaan
kulitnya
b. Integritas ego. Gejala: ansietas, emosi, kesal. Tanda: menolak
perhatian terhadap sekitarnya, Depresi karena memikirkan akan
proses penyembuhan
c. Neurosensori. Gejala: dapat meningkatkan emosional seperti rasa
tidak nyaman ,dan gatal. Tanda: perubahan diri, orientasi dan
prilaku.

14
d. Nyeri. Gejala : klien mengeluh nyeri pada kulit. Tanda: adanya lesi
pada kulit, kemerahan dan edema
e. Interaksi social. Gejala: hubungan dengan orang lain kurang terbina

Pengkajian terhadap pasien melanoma maligna dilakukan


berdasarkan riwayat pasien dan gejalanya. Pasien ditanya khusus
mengenai gejala pruritus, nyeri tekan, dan rasa sakit yang bukan
merupakan cirri khas nevus yang benigna. Pasien juga ditanyakan
mengenai perubahan pada nevus yang sudah ada sebelumnya atau
pertumbuhan lesi baru yang berpigmen. Orang-orang yang beresiko harus
diperiksa dengan cermat.
Melanoma dengan penyebaran superficial terjadi pada setiap
bagian tubuh dan merupakan bentuk melanoma yang paling sering
ditemukan.biasanya jenis melanoma ini mengenai orang usia pertengahan
dan paling sering terjadi pada batang tubuh, serta ekstremitas bawah.
Lesi cenderung siruler dengan bagian luar yang tidak teratur . tepi lesi
bisa datar atau menonjol dapat diraba.
Melanoma noduler, yaitu bentuk melanoma paling sering kedua
merupakan nodul yang berbentuk sferis dan menyerupai blueberry
dengan permukaan yang relative licin, serta berwarna biru-hitam yang
seragam. Melanoma ini dapat berbentuk kubah dengan permukaan yang
licin, bayangan berwarna lain seperti merah, kelabu, atau ungu juga bisa
terdapat. Terkadangn melanoma tampak sebagai plak yang bentuknya
regular. Pasien mungkin menjelaskan hal ini sebagai bula berisi darah
yang tidak menghilang.
Smeltzer (2002) memberikan panduan tentang teknik dalam
melakukan inspeksi kulit untuk menemukan iregularitas dan perubahan
pada nevus. Tanda-tanda yang menunjukkan perubahan malignan
mencakup berikut ini:
a. Warna yang bervariasi

15
a) Warna yang terdapat menunjukkan keganasan pada lesi yang
coklat atau hitam adalah bayangan warna merah, putih dan biru.
Bayangan warna biru dianggap bisa mengkhawatirkan.
b) Daerah-daerah putih dalam lesi yang berpigmen perlu dicurigai.
c) Sebagian melanoma maligna tidak memiliki warna yang
bervariasi, tapi sebaliknya mempunyai warna yang seragam
(hitam kebiruan, kelabu kebiruan, merah kebiruan)
b. Tepi yang ireguler. Indentasi atau lekukan yang menyudut pada
bagian tepi nevus harus dicatat.
c. Permukaan yang ireguler
a) Tonjolan permukaan yang tidak merata (topografi ireguler)
dapat teraba atau terlihat. Perubahan pada permukaan bisa licin
hingga seperti sisik.
b) Sebagian melanoma noduler memiliki permukaan yang licin.
c) Lokasi melanoma yang sering adalah kulit pada bagian
punggung, tungkai (khususnya wanita), antara jari-jari kaki,
muka, kulit kepala, jari-jari tangan serta bagian dorsal tangan.

Pada orang yang berkulit gelap, melanoma paling sering terdapat di


tempat yang tidak begitu mengandung pigmen seperti telapak tangan,
telapak kaki, daerah subungual dan membrane mukosa. Diameter nevus
harus diukur karena umumnya melanoma berukuran lebih dari 6 mm.
Lesi satelit (lesi yang terletak di dekat nevus) harus dicatat.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan lesi pada kulit.
b. Kerusakan integritasi kulit berhubungan dengan radiasi sinar UV.
c. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan

3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan lesi pada kulit
Tujuan : Nyeri hilang atau terkontrol.
Intervensi :

16
a) Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi lokasi,
durasi atau tingkat keparahan nyeri. Rasional : Meringankan
atau mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang
dapat diterima oleh pasien.
b) Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri dan
berapa lama akan berlangsung. Rasional : Meringankan atau
mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat
diterima oleh pasien.
c) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologis. Rasional :
Meringankan atau mengurangi nyeri sampai pada tingkat
kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien.
d) Sesuaikan frekuensi dosis sesuai indikasi melalui pengkajian
nyeri dan efek samping. Rasional : Menggunakan agens-agens
farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri.

b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan radiasi sinar UV.


Tujuan : Integritas kulit klien terkontrol atau hilang .
Intervensi :
a) Kaji lokasi, luas dan kedalaman dan kaji ada atau tidaknya
tanda-tanda infeksi luka setempat. Rasional : Mencegah
komplikasi luka dan meningkatkan penyembuhan luka.
b) Lakukan perawatan luka atau perawatan kulit secara rutin
seperti pertahankan jaringan sekitar terbebas dari drainase dan
kelembaban yang berlebihan dan lindungi pasien dari
kontaminasi fese atau urine. Rasional : Mencegah komplikasi
luka dan meningkatkan penyembuhan luka.
c) Konsultasikan kepada ahli gizi tentang makanan tinggi protein,
mineral, kalsium dan vitamin. Rasional : Mencegah komplikasi
luka dan meningkatkan penyembuhan luka.
d) Gunakan unit TENS untuk peningkatan proses penyembuhan
luka, jika perlu. Rasional : Mencegah komplikasi luka dan
meningkatkan penyembuhan luka.

17
c. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan.
Tujuan : Ansietas hilang atau terkontrol.
Intervensi :
a) Informasikan tentang gejala ansietas. Rasional : Mempersiapkan
pasien menghadapi kemungkinan krisis perkembangan dan atau
situasional.
b) Instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi.
Rasional : Meminimalkan kekhawatiran, ketakutan, prasangka
atau perasaan tidak tenang.
c) Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang mencetuskan
ansietas. Rasional : Meminimalkan kekhawatiran, ketakutan,
prasangka atau perasaan tidak tenang.
d) Berikan obat untuk menurunkan ansietas jika perlu. Rasional :
Meminimalkan kekhawatiran, ketakutan, prasangka atau
perasaan tidak tenang.

18
BAB 3
APLIKASI TEORI

Kasus
Ny.A berumur 55 tahun datang ke Rumah Sakit bersama suaminya Tn. B
dengan keluhan utama nyeri pada telapak kaki kanan dan keluar darah dari
bercak hitam seperti tahi lalat yang mulanya kecil dan akhirnya semakin lama
semakin membesar. Awalnya berupa tahi lalat kecil yang timbul sejak ± 5
bulan yang lalu. Pasien mengeluh gatal dan nyeri dan akhirnya pasien berobat
ke dokter umum terdekat, tetapi gatal dan nyeri tak kunjung hilang . Ny. A
mengatakan khawatir karena nyeri tak kunjung hilang. Pasien mempunyai
riwayat sering tidak memakai alas kaki ke sawah karena pekerjaan pasien
adalah petani.
Saat pemeriksaan fisik, pasien dalam keadaan composmentris, tampak
sedikit kesakitan, dengan tanda tanda vital TD : 120/60 mmhg, Nadi :
88x/menit, RR : 20x/menit, Suhu :36,5 ºC. Status Generalis Kepala Mata
THT : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak tampak
deformitas, Thoraks : tidak teraba perbesaran KGB dan tiroid, trakea di
tengah.
Pada telapak kaki kanan terdapat luka dengan diameter 6 mm berwarna
putih dengan batas kehitaman dan berbatas tidak tegas, berbentuk asimetris
dengan permukaan tidak rata, konsistensi lunak, dikelilingi dengan daerah
berwarna kehitaman disertai ulkus yang mengeluarkan cairan dan darah
dengan dasar jaringan bawah kulit.

1. Pengkajian
a. Anamnesa
No.Reg : 2530
Ruang : Mawar
Tanggal MRS : 02-12-2014
Tanggal pengkajian: 02-12-2014 Jam : 08.00 WIB
Diagnosa medis : Melanoma Maligna

19
IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. A
Umur : 55 tahun
Alamat : Suku minang.
Pendidikan : SMP
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Petani
Alamat : Surabaya
Penanggung Jawab : Tn. B

a) RIWAYAT KEPERAWATAN
Riwayat Sebelum Sakit :
Riwayat berat yang pernah di derita : Tidak pernah menderita
penyakit serius.
Obat-obat yang biasa dikonsumsi : Obat-obat yang beli di
warung.
Kebiasaan berobat :Bila sakit dibawa ke
puskesmas.
Alergi : Tidak ada alergi.
Kebiasaan merokok/alcohol : Tidak pernah.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Keluhan utama : Klien mengatakan nyeri pada
telapak kaki kanan.
Riwayat Keluhan Utama : Nyeri pada telapak kaki kanan
dan keluar darah dari bercak
hitam seperti tahi lalat yang
mulanya kecil dan akhirnya
semakin lama semakin
membesar dan pecah. Awalnya
berupa tahi lalat kecil yang

20
timbul sejak ± 1 tahun yang
lalu. Pasien mengeluh gatal dan
nyeri dan akhirnya pasien
berobat ke dokter umum
terdekat, tetapi gatal dan nyeri
tak kunjung hilang.
Upaya yang telah dilakukan : Pasien berobat ke dokter
umum terdekat, tetapi gatal dan
nyeri tak kunjung hilang.
Terapi/operasi yang dilakukan : Belum pernah melakukan
operasi apapun.
Riwayat penyakit keluarga : Klien mengatakan bahwa tidak
ada keluarga yang mempunyai
penyakit yang sama.
Riwayat Kesehatan Lingkungan : Ny. A mengatakan lingkungan
disekitar rumahnya bersih dan
terdapat selokan dengan air
yang lancar.
Riwayat Kesehatan Lainnya : Ny. A mengatakan tidak
mempunyai alergi baik
makanan, obat maupun udara.
Alat bantu yang dipakai : Tidak ada alat bantu yang
digunakan.

b) OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan umum : Ny. A agak sedikit cemas dan
composmentris.
Tanda-tanda vital : Suhu= 36,5oC, Nadi=
88x/menit, TD=120/60, RR=
20x/menit.

21
Body Systems :
- Pernafasan (B1: Breathing)
Hidung : Hidung simetris, tidak ada
pernafasan cuping hidung.
Trakea : Tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid.
Suara nafas tambahan : Tidak ada wheezing, ronchi,
rales dan crackles.
Bentuk dada : Simetris, suara nafas sonor
dan tidak ada kelainan dada.

- Cardiovaskuler (B2: Bleeding)


Suara jantung :Normal,tidak ada kelainan
cardiovaskuler.
Edema : Tidak ada oedema.

- Persyarafan (B3 : Brain)


Composmentris.
Kepala dan wajah :
Mata : Konjungtiva tidak anemis.
Leher : Tidak ada pembesaran
tyroid.
Persepsi sensori :
Pendengaran :Kiri dan kanan tidak ada
kelainan (normal).
Penciuman : Tidak ada kelainan
(normal).
Pengecapan : Tidak ada kelainan, bisa
merasakan semua rasa
manis, asin dan pahit.
Penglihatan : Kiri dan kanan tidak ada
kelainan (normal).

22
Perabaan : Tidak ada kelainan.

- Perkemihan-Eliminasi Urin (B4: Bladder)


Produksi urine : 600 ml.
Frekuensi : 4x/hari.
Warna : Normal.

- Pencernaan-Eliminasi Alvi (B5: Bowel)


Mulut dan tenggorokan : Mukosa bibir kering.
BAB : 1x/1 hari dengan
konsistensi normal.

- Tulang-Otot-Integumen (B6: Bone)


Kemampuan pergerakan sendi : Agak terganggu karena
telapak kaki kanan nyeri.
Extremitas : Kelainan di telapak kaki
kanan
Kulit : Warna kulit kepucatan,
turgor cukup, akral hangat.

- Sistem Endokrin
Terapi hormone : Tidak ada terapi
hormone.
Riwayat perkembangan fisik :Kekeringan kulit,
kelemahan

- Sistem Reproduksi
Perempuan : Bentuk kelamin normal,
payudara simetris.

23
c) POLA AKTIVITAS ( Di Rumah dan RS )
- Makan :
Rumah Rumah Sakit
Frekuensi 3x 3x
Rendah lemak dan
Jenis menu Semua makanan
serat
Porsi 1 porsi habis ½ porsi
Yang disukai Semua disukai Disukai
Yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Pantangan
pantangan pantangan
Alergi Tidak ada alergi Tidak ada alergi
Lain-lain - -

- Minum :
Rumah Rumah Sakit
Frekuensi 10x 5x
Jenis minuman Air putih biasa, es Air putih biasa
Jumlah (Lt/gelas) 1 liter ½ liter
Yang disukai Semua disukai Disukai
Yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Pantangan
pantangan pantangan
Alergi Tidak ada alergi Tidak ada alergi
Lain-lain - -

- Kebersihan diri :
Rumah Rumah Sakit
Mandi 2x -
Keramas Setiap hari -
Sikat gigi 2x setiap mandi -
Memotong kuku 1 minggu sekali -
Ganti pakaian Sehari 2x -
Lain-lain - -

- Istirahat dan Aktivitas :


Istirahat Tidur
Rumah Rumah Sakit
Lama : - Lama : 2 jam
Tidur Siang
Jam : - Jam : 13.00-15.00
Tidur Malam Lama : 6 jam Lama : 8 jam

24
Jam: 22.00-04.00 Jam : 21.00-05.00
Sering terbangun
Gangguan tidur - karena nyeri pada
telapak kaki kanan.

Aktivitas
Rumah Rumah Sakit
Lama : 8 jam Lama : -
Aktivitas sehari-hari
Jam : 06.00-14.00 Jam : -
Pasien hanya
Jenis aktivitas Petani
berbaring tidur
Tingkat Semua aktivitas
Di bantu
ketergantungan dilakukan sendiri

d) PSIKOSOSIAL SPIRITUAL
Sosial/Interaksi :
- Hubungan dengan klien : Tidak kenal.
- Dukungan keluarga : Aktif.
- Dukungan kelompok/masyarakat : Aktif.
- Reaksi saat interaksi : Kooperatif.
- Konflik yang terjadi terhadap : Tidak ada.
Spritual :
- Konsep tentang penguasaan kehidupan : Allah SWT.
- Sumber kekuatan saat sakit : Allah SWT.
- Ritual agama yang diharapkan saat ini : Baca kitab suci.
- Sarana ritual agama : Lewat ibadah.
- Upaya kesehatan yang bertentangan agama : Tidak ada.
- Keyakinan bahwa Tuhan akan menolong : Ya.
- Keyakinan penyakit dapat disembuhkan : Ya.
- Persepsi terhadap penyebab penyakit :
Cobaan/peringatan

e) PEMERIKSAAN PENUNJANG

25
Status Generalis Kepala Mata THT : Simetris, konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak tampak deformitas, Thoraks
: tidak teraba perbesaran KGB dan tiroid, trakea di tengah.

f) TERAPI
Tidak ada.

Analisa data
No Symtomp Etiologi Problem
1 DS: Lesi Kulit Nyeri
1.     Klien mengatakan nyeri
pada telapak kaki kanan
dan keluar darah dari
bercak hitam seperti tahi
lalat

DO:
Klien berubah ubah posisi
untuk menghindari nyeri,

26
merintih.
2 DS: -
DO: Kerusakan pada
permukaan kulit
Radiasi Sinar Kerusakan
(epidermis).
UV integritas kulit

3 DS :
Klien mengtakan khawatir
nyerinya tak kunjung
hilang.
Status
Ansietas
DO: Kesehatan
Klien terlihat gugup,
peningkatan keringat dan
wajah tegang.

2. Prioritas Diagnosa
a. Nyeri berhubungan dengan lesi pada kulit.
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan radiasi sinar UV.
c. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan.

3. Intervensi
No. NOC (Tujuan) NIC (Rencana Rasional
Dx Keperawatan)
1 Setelah dilakukan 1. Ajarkan penggunaan 1. Meringankan atau
tindakan teknik non farmakologis. mengurangi nyeri
keperawatan selama sampai pada tingkat
2x24 jam, nyeri kenyamanan yang

27
klien hilang atau dapat diterima oleh
terkontrol. pasien.
Kriteria Hasil : 2. Meringankan atau
Menunjukkan 2. Berikan informasi mengurangi nyeri
tingkat nyeri tentang nyeri seperti sampai pada tingkat
dengan indicator penyebab nyeri dan berapa kenyamanan yang
sebagai berikut lama akan berlangsung. dapat diterima oleh
(Sebutkan 1-5 : pasien.
Sangat berat, berat,
sedang, ringan atau 3. Lakukan pengkajian 3. Meringankan atau

tidak ada) : nyeri yang komprehensif mengurangi nyeri

- Ekspresi nyeri meliputi lokasi, durasi sampai pada tingkat

pada wajah (Tidak atau tingkat keparahan kenyamanan yang

ada). nyeri. dapat diterima oleh

-Gelisah (Tidak pasien.

ada). 4. Sesuaikan frekuensi 4.Menggunakan


-Durasi nyeri dosis sesuai indikasi agens-agens
(Ringan). melalui pengkajian nyeri farmakologi untuk
-Merintih (Tidak dan efek samping. mengurangi atau
ada) menghilangkan
nyeri.

2 Setelah dilakukan 1. Lakukan perawatan 1. Mencegah


tidakan luka atau perawatan kulit komplikasi luka dan
keperawatan selama secara rutin seperti meningkatkan
2x24 jam, integritas pertahankan jaringan penyembuhan luka.
kulit klien kembali sekitar terbebas dari
normal atau drainase dan kelembaban
terkontrol. yang berlebihan dan

28
Kriteria Hasil : lindungi pasien dari
Menunjukkan kontaminasi fese atau
integritas jaringan urine.
kulit dan membrane
mukosa dengan 2. Kaji lokasi, luas dan 2. Mencegah
indicator (sebutkan kedalaman dan kaji ada komplikasi luka dan
1-5: gangguan atau tidaknya tanda-tanda meningkatkan
ekstrem, berat, infeksi luka setempat. penyembuhan luka.
sedang, ringan atau
tidak ada 3. Konsultasikan kepada 3. Mencegah
gangguan): ahli gizi tentang makanan komplikasi luka dan
-Suhu, elastisitas, tinggi protein, mineral, meningkatkan
sensasi (Tidak ada kalsium dan vitamin. penyembuhan luka.
gangguan)
-Keutuhan kulit 4. Gunakan unit TENS 4. Mencegah
(Tidak ada untuk peningkatan proses komplikasi luka dan
gangguan). penyembuhan luka, jika meningkatkan
perlu. penyembuhan luka.

3 Setelah dilakukan 1. Instruksikan pasien 1. Meminimalkan


tindakan tentang penggunaan kekhawatiran,
keperawatan selama teknik relaksasi. ketakutan,
1x24 jam, ansietas prasangka atau
klien hilang atau perasaan tidak
tekontrol. tenang.
Kriteria hasil :
Pasien 2. Informasikan tentang
2. Mempersiapkan
menunjukkan gejala ansietas.
pasien menghadapi
Pengendalian diri
kemungkinan krisis
terhadap ansietas
perkembangan dan
dengan indicator
atau situasional.

29
sebagai berikut
(Sebutkan 1-5 3. Bantu pasien untuk 3.Meminimalkan
:tidak pernah, mengidentifikasi situasi kekhawatiran,
jarang, kadang- yang mencetuskan ketakutan,
kadang, sering, ansietas. prasangka atau
selalu) : perasaan tidak
-Menggunakan tenang.
teknik relaksasi
4. Meminimalkan
untuk meredakan
kekhawatiran,
ansietas (Selalu) 4. Berikan obat untuk
ketakutan,
menurunkan ansietas jika
prasangka atau
perlu.
perasaan tidak
tenang

4. Implementasi

Nama
Evaluasi
No. Tanggal dan dan
Pelaksanaan Tindakan/respon
Dx Jam Paraf
Klien
Petugas
1 3 Desember 1. Mengajarkan 1. Klien sudah
2014 penggunaan teknik non tidak tampak
Pukul 08.00 farmakologis. merintih kesakitan
dan kooperatif.

2. Memberikan informasi 2. Klien


tentang nyeri seperti kooperatif.

30
penyebab nyeri dan
berapa lama akan
berlangsung.

3. Melakukan pengkajian 3. Klien kooperatif


nyeri yang komprehensif dan berkata nyeri
meliputi lokasi, durasi berada di skala 1.
atau tingkat keparahan
nyeri.

4. Menyesuaikan 4. Nyeri klien


frekuensi dosis sesuai terkontrol.
indikasi melalui
pengkajian nyeri dan efek
samping.

2 3 Desember 1. Melakukan perawatan 1. Masih ada


2014 luka atau perawatan kulit sedikit kemerahan
Pukul 09.00 secara rutin seperti pada luka.
Mempertahankan jaringan
sekitar terbebas dari
drainase dan kelembaban
yang berlebihan dan
melindungi pasien dari
kontaminasi fese atau
urine.

2. Mengkaji lokasi, luas 2. Luka klien


dan kedalaman dan dalam keadaan
Mengkaji ada atau terkontrol dan

31
tidaknya tanda-tanda steril.
infeksi luka setempat.

3. Mengkonsultasikan 3. Klien
kepada ahli gizi tentang kooperatif.
makanan tinggi protein,
mineral, kalsium dan
vitamin.

4. Menggunakan unit 4, Klien


TENS untuk peningkatan kooperatif.
proses penyembuhan luka,
jika perlu.

3 3 Desember 1. Mengintruksikan pasien 1. Wajah tegang


2014 tentang penggunaan klien berkurang.
Pukul 10.00 teknik relaksasi.

2. Menginformasikan 2. Klien
tentang gejala ansietas. kooperatif.

3. Membantu pasien 3. Klien


untuk mengidentifikasi kooperatif.
situasi yang mencetuskan
klien.

4. Memberikan obat untuk 4. Klien tampak


menurunkan ansietas jika tenang.
perlu.

32
5. Evaluasi
No. Nama &
Tanggal Catatan Perkembangan
Dx paraf
1 4 Desember 2014 S: Ny.A mengatakan nyeri berada
di skala 1 dan lama nyeri sudah
berkurang.

O:
- Ekspresi nyeri pada wajah (Tidak
ada)
-Gelisah (Tidak ada)
-Durasi nyeri (Ringan)
-Merintih (Tidak ada)
A: Masalah Teratasi

P:Pasien diberikan HE

2 4 Desember 2014 S: Ny. A mengatakan kemerahan


pada lukanya berkurang.

O: - Suhu kulit (Tidak ada


gangguan).

- Elastisitas (Tidak ada gangguan).

-Sensasi (Tidak ada gangguan).

-Keutuhan kulit (Tidak ada


gangguan).

A:Masalah Teratasi

P: Pasien di beri HE
3 4 Desember 2014 S: Ny. A mengatakan
kekhawatirannya berkurang.

33
O:

-Pasien selalu menggunakan teknik


relaksasi ketika sedang ansietas.

- Klien sudah tidak terlihat gugup,


peningkatan keringat berkurang
dan wajah sudah tampak tenang.

A:Masalah Teratasi.

P:Pasien diberikan HE

BAB 4
PEMBAHASAN

Ny. A umur 55 tahun dengan keluhan utama nyeri pada daerah telapak
kaki kanannya dan keluar darah dari bercak hitam seperti tahi lalat yang
mulanya kecil dan akhirnya semakin lama semakin membesar dan pecah.
Awalnya berupa tahi lalat kecil yang timbul sejak ± 1 tahun yang lalu. Pasien
mengeluh gatal dan nyeri dan akhirnya pasien berobat ke dokter umum
terdekat, tetapi gatal dan nyeri tak kunjung hilang . Klien mengatakan
bingung karena nyeri tak kunjung hilang. Dan klien juga mengaku
mempunyai riwayat sering tidak memakai alas kaki ke sawah karena
pekerjaan pasien adalah petani.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan, maka dapat ditegakkan diagnosa
keperawatan yang pertama untuk klien adalah nyeri akut berhubungan dengan
lesi pada kulit ditandai dengan adanya luka pada telapak kaki kanannya.

34
Diagnosa kedua untuk klien adalah kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan radiasi sinar UV yang ditandai dengan luka berukuran ± 3 x 1 cm
berwarna putih dengan batas kehitaman dan berbatas tidak tegas, berbentuk
asimetris dengan permukaan tidak rata, konsistensi lunak, dikelilingi dengan
daerah berwarna kehitaman disertai ulkus yang mengeluarkan cairan dan
darah dengan dasar jaringan bawah kulit.
Diagnosa untuk yang ketiga klien adalah Ansietas yang berhubungan
dengan status kesehatan terhadap penyakitnya yang ditandai dengan pasien
merasa khawatir karena nyerinya tak kunjung hilang.
Dengan intervensi yang tepat, klien bisa segera mendapatkan pengobatan
untuk menyembuhkan penyakitnya. Misalnya untuk menghilangkan nyeri
dengan pemberian obat analgesic dengan dosis yang tepat dan teratur. Dan
untuk memperbaiki integritas kulit dengan cara perawatan kulit yang tepat
dan benar agar tidak terjadi iritasi. Dengan adanya intervensi kecemasan
maka kecemasan pasien bisa diatasi dengan baik agar pasien lebih tenang.

BAB 5
PENUTUP

A. Kesimpulan
Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya
melanosit (sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan
kadang-kadang sel subkutan) (Brunner and Suddarth, 2002). Melanoma
Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling ganas dan berasal
dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang luas
dalam waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar
regional, tetapi juga menyebar melalui aliran darah kealat-alat dalam serta
dapat menyebakan kematian (Marwali, 2000).
Penyebabnya belum di ketahui secara pasti namun sinar ultraviolet
matahari sangat berperan dan diduga menjadi penyebab utama. Melanoma di
temukan hampir pada semua usia dan sering di temukan pada daerah tropik.

35
Umumnya seseorang yang berkulit putih atau cerah, bermata biru, berambut
merah atau pirangdan memiliki bercak-bercak kecoklatan pada kulitnya
sangat rentan untuk terkena melanoma maligna.

B. Saran
Dari hasil pembahasan diatas, maka disarankan agar para perawat dapat
melakukan asuhan keperawatan melanoma maligna dengan baik dan utuk
para pembaca disarankan agar tidak telalu sering terkena sinar UV karena
membahayakan untuk kulit.

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. 2013. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen.


Jakarta : Salemba Medika.

Suzzane C. Smeltzer, Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol.1.


Jakarta : EGC.

Soepaman, Sarwono Waspadji. 2001. Ilmu Penyakit dalam Jilid II Edisi 3. Jakarta
: Balai Penerbit FKUI.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia : Jakarta.

Corwin, J Elizabeth. 2000. “buku saku patofisiologi”. EGC : Jakarta

Harahap Marwali ,Prof Dr . 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipocrates.

Judith, Wilson. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.

36
37

Anda mungkin juga menyukai