Anda di halaman 1dari 17

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR (S O P)

PEMASANGAN INFUS
PRAKTIK
KEPERAWATAN
MANDIRI

Pengertian Pemasangan infus adalah salah satu cara atau bagian dari pengobatan untuk
memasukkan obat atau vitamin ke dalam tubuh pasien.

Terapi intravena adalah memasukkan jarum atau kanula ke dalam vena


(pembuluh balik) untuk dilewati cairan infus / pengobatan, dengan tujuan
agar sejumlah cairan atau obat dapat masuk ke dalam tubuh melalui vena
dalam jangka waktu tertentu

Tujuan Tujuan utama terapi intravena adalah mempertahankan atau mengganti


cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak dan
kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral, mengoreksi dan
mencegah gangguan cairan dan elektrolit, memperbaiki keseimbangan
asam basa, memberikan tranfusi darah, menyediakan medium untuk
pemberian obat intravena, dan membantu pemberian nutrisi parenteral.

Petugas Perawat

Persiapan perawat Perawat memberitahu tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

Prosedur 1. Pembukaan
2. Perkenalkan diri
3. Memberitahu tujan dan prosedur yang akan disampaikan
4. Penyampaian materi
5. Diskusi
6. Penutup
7. Dokumentasi

Indikasi 1. Kondisi emergency (misalnya ketika tindakan RJP), yg memungkinkan


untuk pemberian obat secara langsung ke dalam pembuluh darah Intra
Vena
2. Untuk dapat memberikan respon yg cepat terhadap pemberian obat
(seperti furosemid, digoxin)
3. Pasien yg mendapat terapi obat dalam jumlah dosis besar secara terus-
menerus melalui pembuluh darah Intra vena
4. Pasien yg membutuhkan pencegahan gangguan cairan & elektrolit
5. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi
kepentingan dgn injeksi intramuskuler.
6. Pasien yg mendapatkan tranfusi darah
7. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (contohnya
pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus
intravena untuk persiapan seandainya berlangsung syok, juga untuk
memudahkan pemberian obat)
8. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yg tidak stabil, contohnya syok
(meneror nyawa) & risiko dehidrasi (kekurangan cairan), sebelum
pembuluh darah kolaps (tak teraba), maka tak mampu dipasang
pemasangan infus.

Kontra Indikasi 1. Terdapat inflamasi (bengkak, nyeri, demam), flebitis, sklerosis vena,
luka bakar dan infeksi di area yang hendak di pasang infus.
2. Pemasangan infus di daaerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal,
terutama pada pasien-pasien yang mempunyai penyakit ginjal karena
lokasi ini dapat digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V
shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah).
3. Obat-obatan yg berpotensi iritan pada pembuluh vena kecil yg aliran
darahnya lambat (contohnya pembuluh vena di tungkai & kaki).

Alat dan Bahan 1. Standar infus


2. Cairan infus sesuai kebutuhan
3. IV Catheter / Wings Needle/ Abocath sesuai kebutuhan
4. Perlak
5. Tourniquet
6. Plester
7. Guntung
8. Bengkok
9. Sarung tangan bersih
10. Kassa steril
11. Kapal alkohol / Alkohol swab
12. Betadine

Cara Kerja 1. Cuci tangan


2. Dekatkan alat
3. Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan sensasi yang akan dirasakan
selama pemasangan infus
4. Atur posisi pasien / berbaring
5. Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan dengan selang infus
dan gantungkan pada standar infus
6. Menentukan area vena yang akan ditusuk
7. Pasang alas
8. Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas vena yang akan ditusuk
9. Pakai sarung tangan
10. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5-10 cm
11. Tusukan IV catheter ke vena dengan jarum menghadap ke jantung
12. Pastikan jarum IV masuk ke vena
13. Sambungkan jarum IV dengan selang infus
14. Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi
15. Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian plester
16. Atur tetesan infus sesuai program medis
17. Lepas sarung tangan
18. Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi : nama pelaksana, tanggal
dan jam pelaksanaan
19. Bereskan alat
20. Cuci tangan
21. Observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada dokumentasi
keperawatan
Referensi Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Perry & Potter. 2010. Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR (S O P)

PEMASANGAN KATETER
PRAKTIK
KEPERAWATAN
MANDIRI

Pengertian Suatu tindakan keperawatn dengan cara memasukkan kateter kedalam


kandung kemih melalui uretra

Tujuan 1. Diagnostic
2. Eksplorasi uretra apakah terdapat seanosis atau lesi
3. Mengetahui residual urine setelah miksi
4. Memasukan kontras kedalam buli – buli
5. Mendapatkan specimen urine steril
6. Therapeutic : memenuhi kebutuhan eliminasi urin
7. Kateterisasi menetap ( indwelling catherezation )
8. Kateterisasi semntara ( intermitter catherization )

Petugas Perawat

Persiapan perawat Perawat memberitahu tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

Prosedur 1. Pembukaan
2. Perkenalkan diri
3. Memberitahu tujan dan prosedur yang akan disampaikan
4. Penyampaian materi
5. Diskusi
6. Penutup
7. Dokumentasi

Indikasi Tindakan keperawatan dengan cara memasukan kateter kedalam kandung


kemih melalui uretra
Kontra Indikasi Adanya fraktur genetalia
Alat dan Bahan 1. Handshoen steril
2. Handschoen on steril
3. Kateter steril sesuai ukuran dan jenis
4. Urobag
5. Doek lubang steril
6. Jelly
7. Lidokain 1% dicampur jelly ( perbandingan 1 :1 ) masukkan dalam
spuit ( tanpa jarum )
8. Larutan antiseptic + kassa steril
9. Perlak dan pengalas
10. Pinset anatomis
11. Bengkok
12. Spuit10 cc berisi aquades
13. Urinal bag
14. Plester / hypavik
15. Gunting
16. Sampiran

Cara Kerja PASIEN PRIA


1. Memperkenalkan diri
2. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan
3. Siapkan alat disamping klien
4. Siapkan ruangan dan pasang sampiran
5. Cuci tangan
6. Atur posisi psien dengan terlentang abduksi
7. Pasang pengalas
8. Pasang selimut, daerah genetalia terbuka
9. Pasan handscoon on steril
10. Letakkan bengkok diantara kedua paha
11. Cukur rambut pubis
12. Lepas sarung tangan dan ganti dengan sarung tangan steril
13. Pasang doek lubang steril
14. Pegang penis dengan tangan kiri lalu preputium ditarik ke pangkalnya
dan bersihkan dengan kassa dan antiseptic dengan tangan kanan
15. Beri jelly pada ujung kateter ( 12,5 – 17,5 cm). Pemasangan indwelling
pada pria : jellydan lidokain denga perbandingan 1 : 1 masukkan
kedalan uretra dengan spuit tanpa jaru
16. Ujung uretra ditekan dengan ujung jari kurang lebih 3-5 menit sambil di
masase
17. Masukkan kateter pelan – pelan, batang penis diarahkan tegak lurus
deng bidang horisontal sambil anjurkan untuk menarik napas.
Perhatikan ekspresi klien
18. Jika tertahan jangan dipaksa
19. Setelah kateter masuk isi balon dengan caran aquades bila untuk
indwelling, fiksasi ujung kateter di paha pasien. Pasang urobag
disamping tempat tidur
20. Lihat respon klien dan rapikan alat
21. Cuci tangan
22. Dokumentasikan tindakan

PASIEN WANITA
1. Memperkenakan diri
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Siapkan alat di samping klien
4. Siapkan ruangan dan pasang sampiran
5. Cuci tangan
6. Atur posisi pasien dengan telentang abduksi
7. Berdiri disebelah kanan tempat tidur klien
8. Pasang pengalas
9. Pasang selimut, daerah genetalia terbuka
10. Pasang handschoon on steril
11. Letakkan bengkok diantara kedua paha
12. Cukur rambut pubis
13. Lepas sarung tangan dang anti dengan sarung tangan steril
14. Pasang doek
15. Bersikan vulva dengan kasa, buka labia mayoer, dengan ibu jari dan
telunjuk tangan kiri, bersihkan bagian dalam
16. Beri jelly pada ujung kateter ( 2,5 – 5 cm) lalu masukkan pelan – pelan
ujung kateter pada meatus uretra sambil pasien dianjurkan menarik
napas. Perhaikan respon klien
17. Setelah kateter masuk isi balon dengan cairan aquades 10 cc
18. Fiksasi
19. Sambung dengan urobag
20. Rapikan alat
21. Buka handchoon dan cuci tangan
22. Dokumentasikan tindakan

Referensi Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Perry & Potter. 2010. Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR (S O P)

INJEKSI INTRAMUSKULAR
PRAKTIK
KEPERAWATAN
MANDIRI

Pengertian Pemberian obat atau cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam
otot (muskulus)

Tujuan Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter pada klien yang yang
diberikan obat dengan cara intramuscular

Petugas Perawat

Persiapan perawat Perawat memberitahu tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

Prosedur 1. Pembukaan
2. Perkenalkan diri
3. Memberitahu tujan dan prosedur yang akan disampaikan
4. Penyampaian materi
5. Diskusi
6. Penutup
7. Dokumentasi

Alat dan Bahan 1. Sarung tangan 1 pasang


2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Jarum steril 1 (21-23G & panjang 1 – 1,5 inci untuk dewasa; 25-27 G &
panjang 1 inci buat anak-anak)
4. Bak spuit 1
5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
6. Perlak & pengalas
7. Obat sesuai program terapi
8. Bengkok 1
9. Buku injeksi/daftar obat

Cara Kerja 1. Mengatur posisi pada klien, sesuai tempat penyuntikan


2. Memasang perlak & alasnya
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
4. Memakai sarung tangan
5. Menentukan lokasi penyuntikan dengan benar (palpasi lokasi injeksi
terhadap adanya edema, massa, nyeri tekan. Hindari lokasi jaringan
parut, memar, abrasi atau infeksi).
6. Membersihkan kulit dengan menggunakan kapas alkohol (melingkar
dari arah dalam keluar diameter ±5cm)
7. Menggunakan ibu jari & telunjuk untuk mereganggkan kulit
8. Memasukkan spuit dengan sudut 90º, jarum masuk 2/3
9. Melakukan aspirasi & pastikan darah tidak masuk spuit
10. Memasukkan obat dengan cara perlahan (kecepatan 0,1 cc/detik)
11. Mencabut jarum dari lokasi penusukan
12. Menekan daerah tusukan dengan kapas yang telah desinfektan
13. Membuang spuit ke dalam bengkok

Referensi Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Perry & Potter. 2010. Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR (S O P)

INJEKSI INTRAVENA
PRAKTIK
KEPERAWATAN
MANDIRI

Pengertian Pemberian obat intravena merupakan pemberian obat dengan cara


memasukkan obat kedalam pembuluh darah vena menggunakan spuit

Tujuan Pemberian obat dengan cara intravena bertujuan untuk :


1. Mendapat reaksi yg lebih cepat, sehingga sering digunakan pada
pasien yg sedaang gawat darurat .
2. Memasukkan obat dalam volume yg lebih besar
3. Menghindari kerusakan jaringan .

Petugas Perawat

Persiapan perawat Perawat memberitahu tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

Prosedur 1. Pembukaan
2. Perkenalkan diri
3. Memberitahu tujan dan prosedur yang akan disampaikan
4. Penyampaian materi
5. Diskusi
6. Penutup
7. Dokumentasi

Alat dan Bahan 1. Sarung tangan sekali gunakan


2. Buku catatan pemberian obat
3. Kapas alkohol
4. Obat yg tepat
5. Spuit 2-5ml dengan ukuran 21-25, panjang jarum 1,2 inci
6. Bak spuit
7. Baki obat
8. Plester
9. Bengkok
10. Kasa steril
11. Pembendung vena (torniket)
12. Perlak pengalas
13. Kasa steril
14. Betadin
Cara Kerja 1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yg akan dilakukan
3. Bebaskan daerah yg disuntik dengan cara membebaskan daerah yg akan
dilakukan penyuntikan dari pakaian & apabila tertutup buka atau ke
ataskan.
4. Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yg akan
diberikan. Seandainya obat berada dalam bentuk sediaan bubuk,
sehingga larutkan dengan pelarut (aquades steril).
5. Pasang sebuah perlak/pengalas dibawah vena yg akan dilakukan
penyuntikan.
6. Setelah Itu tempatkan obat yg telah diambil pada bak injeksi.
7. Desinfeksi dengan kapas alkohol.
8. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung/torniquet pada bagian
atas daerah yg dapat dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan
tangan/minta bantuan atau membendung di atas vena yg dapat
dilakukan penyuntikan.
9. Ambil spuit yg berisi obat.
10. Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas dgn
memasukkan ke pembuluh darah dengan sudut penyuntikan 15º – 30º
11. melakukan aspirasi apabila sudah ada darah lepaskan karet pembendung
& langsung semprotkan obat hingga habis.
12. Sesudah selesai ambil spuit dengan menarik & lakukan penekanan pada
daerah penusukkan dengan kapas alkohol, & spuit yg sudah dipakai
letakkan ke dalam bengkok.

Referensi Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Perry & Potter. 2010. Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR (S O P)

INJEKSI SUB CUTAN


PRAKTIK
KEPERAWATAN
MANDIRI

Pengertian Suatu tindakan keperawatn dengan cara memasukkan kateter kedalam


kandung kemih melalui uretra

Tujuan 9. Diagnostic
10. Eksplorasi uretra apakah terdapat seanosis atau lesi
11. Mengetahui residual urine setelah miksi
12. Memasukan kontras kedalam buli – buli
13. Mendapatkan specimen urine steril
14. Therapeutic : memenuhi kebutuhan eliminasi urin
15. Kateterisasi menetap ( indwelling catherezation )
16. Kateterisasi semntara ( intermitter catherization )

Petugas Perawat

Persiapan perawat Perawat memberitahu tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

Prosedur 8. Pembukaan
9. Perkenalkan diri
10. Memberitahu tujan dan prosedur yang akan disampaikan
11. Penyampaian materi
12. Diskusi
13. Penutup
14. Dokumentasi

Indikasi Tindakan keperawatan dengan cara memasukan kateter kedalam kandung


kemih melalui uretra
Kontra Indikasi Adanya fraktur genetalia
Alat dan Bahan 17. Handshoen steril
18. Handschoen on steril
19. Kateter steril sesuai ukuran dan jenis
20. Urobag
21. Doek lubang steril
22. Jelly
23. Lidokain 1% dicampur jelly ( perbandingan 1 :1 ) masukkan dalam
spuit ( tanpa jarum )
24. Larutan antiseptic + kassa steril
25. Perlak dan pengalas
26. Pinset anatomis
27. Bengkok
28. Spuit10 cc berisi aquades
29. Urinal bag
30. Plester / hypavik
31. Gunting
32. Sampiran

Cara Kerja PASIEN PRIA


23. Memperkenalkan diri
24. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan
25. Siapkan alat disamping klien
26. Siapkan ruangan dan pasang sampiran
27. Cuci tangan
28. Atur posisi psien dengan terlentang abduksi
29. Pasang pengalas
30. Pasang selimut, daerah genetalia terbuka
31. Pasan handscoon on steril
32. Letakkan bengkok diantara kedua paha
33. Cukur rambut pubis
34. Lepas sarung tangan dan ganti dengan sarung tangan steril
35. Pasang doek lubang steril
36. Pegang penis dengan tangan kiri lalu preputium ditarik ke pangkalnya
dan bersihkan dengan kassa dan antiseptic dengan tangan kanan
37. Beri jelly pada ujung kateter ( 12,5 – 17,5 cm). Pemasangan indwelling
pada pria : jellydan lidokain denga perbandingan 1 : 1 masukkan
kedalan uretra dengan spuit tanpa jaru
38. Ujung uretra ditekan dengan ujung jari kurang lebih 3-5 menit sambil di
masase
39. Masukkan kateter pelan – pelan, batang penis diarahkan tegak lurus
deng bidang horisontal sambil anjurkan untuk menarik napas.
Perhatikan ekspresi klien
40. Jika tertahan jangan dipaksa
41. Setelah kateter masuk isi balon dengan caran aquades bila untuk
indwelling, fiksasi ujung kateter di paha pasien. Pasang urobag
disamping tempat tidur
42. Lihat respon klien dan rapikan alat
43. Cuci tangan
44. Dokumentasikan tindakan

PASIEN WANITA
23. Memperkenakan diri
24. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
25. Siapkan alat di samping klien
26. Siapkan ruangan dan pasang sampiran
27. Cuci tangan
28. Atur posisi pasien dengan telentang abduksi
29. Berdiri disebelah kanan tempat tidur klien
30. Pasang pengalas
31. Pasang selimut, daerah genetalia terbuka
32. Pasang handschoon on steril
33. Letakkan bengkok diantara kedua paha
34. Cukur rambut pubis
35. Lepas sarung tangan dang anti dengan sarung tangan steril
36. Pasang doek
37. Bersikan vulva dengan kasa, buka labia mayoer, dengan ibu jari dan
telunjuk tangan kiri, bersihkan bagian dalam
38. Beri jelly pada ujung kateter ( 2,5 – 5 cm) lalu masukkan pelan – pelan
ujung kateter pada meatus uretra sambil pasien dianjurkan menarik
napas. Perhaikan respon klien
39. Setelah kateter masuk isi balon dengan cairan aquades 10 cc
40. Fiksasi
41. Sambung dengan urobag
42. Rapikan alat
43. Buka handchoon dan cuci tangan
44. Dokumentasikan tindakan

Referensi Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Perry & Potter. 2010. Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR (S O P)

INJEKSI INTRA CUTAN


PRAKTIK
KEPERAWATAN
MANDIRI

Pengertian Suatu tindakan keperawatn dengan cara memasukkan kateter kedalam


kandung kemih melalui uretra

Tujuan 17. Diagnostic


18. Eksplorasi uretra apakah terdapat seanosis atau lesi
19. Mengetahui residual urine setelah miksi
20. Memasukan kontras kedalam buli – buli
21. Mendapatkan specimen urine steril
22. Therapeutic : memenuhi kebutuhan eliminasi urin
23. Kateterisasi menetap ( indwelling catherezation )
24. Kateterisasi semntara ( intermitter catherization )

Petugas Perawat

Persiapan perawat Perawat memberitahu tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

Prosedur 15. Pembukaan


16. Perkenalkan diri
17. Memberitahu tujan dan prosedur yang akan disampaikan
18. Penyampaian materi
19. Diskusi
20. Penutup
21. Dokumentasi

Indikasi Tindakan keperawatan dengan cara memasukan kateter kedalam kandung


kemih melalui uretra
Kontra Indikasi Adanya fraktur genetalia
Alat dan Bahan 33. Handshoen steril
34. Handschoen on steril
35. Kateter steril sesuai ukuran dan jenis
36. Urobag
37. Doek lubang steril
38. Jelly
39. Lidokain 1% dicampur jelly ( perbandingan 1 :1 ) masukkan dalam
spuit ( tanpa jarum )
40. Larutan antiseptic + kassa steril
41. Perlak dan pengalas
42. Pinset anatomis
43. Bengkok
44. Spuit10 cc berisi aquades
45. Urinal bag
46. Plester / hypavik
47. Gunting
48. Sampiran

Cara Kerja PASIEN PRIA


45. Memperkenalkan diri
46. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan
47. Siapkan alat disamping klien
48. Siapkan ruangan dan pasang sampiran
49. Cuci tangan
50. Atur posisi psien dengan terlentang abduksi
51. Pasang pengalas
52. Pasang selimut, daerah genetalia terbuka
53. Pasan handscoon on steril
54. Letakkan bengkok diantara kedua paha
55. Cukur rambut pubis
56. Lepas sarung tangan dan ganti dengan sarung tangan steril
57. Pasang doek lubang steril
58. Pegang penis dengan tangan kiri lalu preputium ditarik ke pangkalnya
dan bersihkan dengan kassa dan antiseptic dengan tangan kanan
59. Beri jelly pada ujung kateter ( 12,5 – 17,5 cm). Pemasangan indwelling
pada pria : jellydan lidokain denga perbandingan 1 : 1 masukkan
kedalan uretra dengan spuit tanpa jaru
60. Ujung uretra ditekan dengan ujung jari kurang lebih 3-5 menit sambil di
masase
61. Masukkan kateter pelan – pelan, batang penis diarahkan tegak lurus
deng bidang horisontal sambil anjurkan untuk menarik napas.
Perhatikan ekspresi klien
62. Jika tertahan jangan dipaksa
63. Setelah kateter masuk isi balon dengan caran aquades bila untuk
indwelling, fiksasi ujung kateter di paha pasien. Pasang urobag
disamping tempat tidur
64. Lihat respon klien dan rapikan alat
65. Cuci tangan
66. Dokumentasikan tindakan

PASIEN WANITA
45. Memperkenakan diri
46. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
47. Siapkan alat di samping klien
48. Siapkan ruangan dan pasang sampiran
49. Cuci tangan
50. Atur posisi pasien dengan telentang abduksi
51. Berdiri disebelah kanan tempat tidur klien
52. Pasang pengalas
53. Pasang selimut, daerah genetalia terbuka
54. Pasang handschoon on steril
55. Letakkan bengkok diantara kedua paha
56. Cukur rambut pubis
57. Lepas sarung tangan dang anti dengan sarung tangan steril
58. Pasang doek
59. Bersikan vulva dengan kasa, buka labia mayoer, dengan ibu jari dan
telunjuk tangan kiri, bersihkan bagian dalam
60. Beri jelly pada ujung kateter ( 2,5 – 5 cm) lalu masukkan pelan – pelan
ujung kateter pada meatus uretra sambil pasien dianjurkan menarik
napas. Perhaikan respon klien
61. Setelah kateter masuk isi balon dengan cairan aquades 10 cc
62. Fiksasi
63. Sambung dengan urobag
64. Rapikan alat
65. Buka handchoon dan cuci tangan
66. Dokumentasikan tindakan

Referensi Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Perry & Potter. 2010. Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai