Anda di halaman 1dari 23

1.

1 PENGERTIAN
Melanoma adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen (melanosit) yang
terletak terutama di kulit, tetapi juga ditemukan dimata, telinga, saluran pencernaan,
leptomeninges, serta membrane mukosa oral dan kelamin. Melanoma hanya 4% dari
semua kanker kulit, namun hal itu menyebabkan jumlah terbesar kematian terkait
kanker kulit di seluruh dunia. Deteksi dini melanoma kulit adalah cara terbaik untuk
mengurangi kematian. (Arif Mutaqqin, 2012).
Melanoma maligna adalah tahi lalat atau bercak kecoklatan kulit yang ganas
dan merupakan kanker kulit yang paling berbahaya. Kanker ini berkaitan dengan
pajanan yang berlebihan terhadap radiasi ultra violet paling sering menyerang
individu berkulit terang dan berambut pirang atau merah. Penyakit ini ditandai
perubahan dalam warna, bentuk dan ukuran tahi lalat atau tahi lalat yang berdarah
atau gatal. Prognosis bergantung pada ketebalan breslow penetapan stadium yang
melibatkan penetuan status kelenjar limfe dengan biopsi kelenjar sentinel. Karsinoma
sel basal atau ulkus rodens merupakan kanker kulit yang paling sering penyakit ini
umum nya terkalit dengan pajanan terhadap sinar matahari yang berlansung bertahun-
tahun. Misalnya individu yang bekerja di luar (pekerja bangunan) atau mereka yang
berkulit terang dan tinggal di dekat khatulistiwa meskipun menyebabkan kerusakan
lokal yang luas namaun kanker ini tidak pernah bermetatastis. Karsinoma sel
skuamosa adalah sel kanker invasit yang jika di biarkan dapat bermetastatis. Terapi
kanker ini mungkin eksisi yang luas. (Eksklopedia keperawatan, 2009)

Klasifikasi secara klinis, melanoma maligna ada 4 macam tipe, yaitu:

1) Superficial Spreading Melanoma

Merupakan tipe melanoma yang sering terjadi di Amerika Serikat, yaitu


sekitar 70% dari kasus yang didiagnosa sebagai melanoma. Dapat terjadi pada
semua umur namun lebih sering pada usia 30-50 tahun, sering pada wanita
dibanding pria dan merupakan penyebab kematian akibat kanker tertinggi pada
dewasa muda.
Pada stadium awal, tipe ini bisa berupa bintik yang datar yang kemudian
pigmentasi dari lesi mungkin menjadi lebih gelap atau mungkin abu-abu,
batasnya tidak tegas, dan terdapat area inflamasi pada lesi. Area di sekitar lesi
dapat menjadi gatal. Kadang-kadang pigmentasi lesi berkurang sebagai reaksi
imun seseorang untuk menghancurkannya. Tipe ini berkembang sangat cepat.
Diameter pada umumnya lebih dari 6mm. Lokasi pada wanita di tungkai bawah,
sedangkan laki-laki di badan dan leher.
Gambaran histologis Superficial Spreading Melanoma, pada epidermis
didapatkan melanosit berbentuk epiteloid, dapat tersusun sendiri – sendiri atau
berkelompok, pada umumnya sel – sel tersebut tidak tampak pleomorfik. Pada
dermisterlihat sarang – sarang tumor yang padat dan dengan melanosit berbentuk
epiteloid yang besar serta berkromatin yang atipik, di dalam sel – sel tersebut
terdapat butir – butir kromatin, kadang – kadang dapat di temukan melanosit
berbentuk kumparan dan sel – sel radang.

2) Nodular Melanoma

Merupakan tipe melanoma yang paling agresif. Pertumbuhannya sangat


cepat dan berlangsung dalam waktu mingguan sampai bulanan. Sebanyak 15%-
30% kasus melanoma yang terdiagnosa sebagai melanoma merupakan nodular
melanoma. Dapat terjadi pada semua umur, namun lebih sering pada individu
berusia 60 tahun ke atas. Tempat predileksinya adalah tungkai dan tubuh.
Melanoma ini bermanifestasi sebagai papul coklat kemerahan atau biru hingga
kehitaman, atau nodul berbentuk kubah, atau setengah bola (dome shaped) atau
polopoid dan aksofitik yang dapat timbul dengan ulserasi dan berdarah dengan
trauma minor, timbul lesi satelit. Secara klinik bisa berbentuk amelanotik atau
tidak berpigmen. Fase perkembangannya tidak dapat dilihat dengan mudah, dan
sulit di identifikasi dengan deteksi ABCDE.
Gambaran histologis Nodular melanoma pada epidermis didapatkan
melanosit berbentuk epiteloid, dan kumparan atau campuran, dapat ditemukan
pada daerah dermo – epidermal. Gambaran dermis terlihat sel – sel melanoma
menginvasi ke lapisan retikuler dermis, pembuluh darah dan subcutis.

3) Lentigo Maligna Melanoma

Sebanyak 4-10 % kasus melanoma merupakan tipe Lentigo Maligna


melanoma. Terjadi pada kulit yang rusak akibat terpapar sinar matahari pada usia
pertengahan dan lebih tua, khususnya pada wajah, leher dan lengan. Melanoma
tipe ini pada tahap dini terdiagnosa sebagai bercak akibat umur atau terpapar
matahari. Karena mudah sekali terjadi salah diagnosa maka tipe ini dapat tidak
terdeteksi selama bertahun-tahun dan cukup berbahaya. Pertumbuhan tipe ini
sangat lambat yaitu sekitar 5-20 tahun.
Pada tahap in situ lesinya luas (>3cm) dan telah ada selama bertahun-
tahun. Karakteristik invasinya ke kulit berupa macula hiperpigmentasi coklat tua
sampai hitam atau timbul nodul yang biru kehitaman. Pada permukaan dijumpai
bercak-bercak warna gelap (warna biru) tersebar tidak teratur, dapat menjadi
nodul biru kehitaman invasive agak hiperkeratonik.
Pada epidermis di dapatkan Melanositik atipik sepanjang membrane
basalis, berbentuk pleomorfik dengan inti yang atipik. Sel – sel yang di jumpai
berbentuk kumparan. Sedangkan pada dermisnya terdapat Infiltrasi limfosit dan
makrofag yang mengandung melanin.

4) Acral Lentigineous Melanoma

Tipe ini paling sering menyerang kulit hitam dan Asia yaitu sebanyak 29-
72% dari kasus melanoma dan karena sering terlambat terdiagnosis maka
prognosisnya buruk. Sering disebut sebagai ”hidden melanoma” karena lesi ini
terdapat pada daerah yang sukar untuk dilihat atau sering diabaikan, yaitu
terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, tumit, ibu jari tangan, atau dibawah
kuku.
Melanoma subungual bisa terlihat sebagai diskolorasi difus dari kuku atau
pita longitudinal berpigmen di dasar kuku. Melanoma ini memiliki bentukan yang
sama dengan benign junctional melanotic nevus. Pigmen akan berkembang dari
arah proksimal menuju ke arah laterla kuku yang disebut sebagai tanda
Hutchinson, sebuah tanda yang khusus untuk melanoma akral. Pada permukaan
timbul papul, nodul, ulcerasi, kadang-kadang lesi tidak mengandung pigmen.

1.2 ETIOLOGI
a. Sinar Matahari
Sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar UVB. Lapisan ozon yang
berada di atas bumi yang dianggap sebagai penahan sinar UVB sampai ke bumi.
Meningkatnya pemakaian bahan-bahan kimia tertentu dapat menyebabkan lapisan
ozon tersebut pecah sehingga mengakibatkan pancaran sinar UVB langsung mengenai
bumi. Hal ini akan meningkatkan kejadian kanker kulit. Selain sinar matahari sinar
pengion yang dipakai untuk pengobatan (radiasi atau radioterapi) juga dapat
menimbulkan kanker kulit
b. Hereditas.
Genetic (ada sejak lahir) apabila orangtua mempunyai riwayat kanker kulit sehingga
resiko penurunan penyakit kepada anak lebih besar.
c. Umur.
Wanita tidak sama dengan laki-laki dengan frekuensi tertinggi ditemukan pada umur
30-60 tahun, jarang pada anak.
d. Iklim.
Perubahan iklim dan penipisan lapisan ozon dapat memungkinkan lebih banyak sinar
ultraviolet atau UV untuk mencapai permukaan bumi. Hal ini dapat menyebabkan
kanker kulit.
e. Ras Kulit.
Seseorang yang berkulit cerah dan kurang berpigmen mempunyai resiko tinggi
mendapat tumor melanoma maligna.

1.3 MANIFESTASI KLINIS


Gejala atau tanda yang patut di curigai sebagai tanda keganasan suatu lesi
adalah perubahan warna seperti lebih terang atau lebih gelap, gatal, perubahan bentuk
menjadi tidak teratur atau nevus bertambah luas serta bertambah tebal, pertumbuhan
horizontal dan vertikal, permukaan tidak rata, dan akhirnya pembentukan tukak.
Pendarahan menandakan proses sudah sangat lanjut.
1. Asymmetry : Jika kita melipat lesi menjadi dua, maka tiap-tiap bagian tidak
sesuai
2. Border : Batasnya tidak tegas atau kabur
3. Color : Ciri melanoma tidak memiliki satu warna yang solid melainkan campuran
yang terdiri dari coklat kekuningan, coklat dan hitam, juga bisa tampak merah,
biru atau putih.
4. Diameter : Meskipun melanoma biasanya lebih besar dari 6 mm, ketika dilakukan
pemeriksaan mereka bisa lebih kecil dari seharusnya . Sehingga harus
diperhatikan perubahan tahi lalat dibanding yang lainnya atau berubah menjadi
gatal atau berdarah ketika diameternya lebih kecil dari 6 mm.
5. Evolving : Setiap perubahan dalam ukuran, bentuk, warna, tingginya atau ciri-ciri
lain atau ada gejala baru seperti mudah berdarah, gatal dan berkrusta harus
dicurigai keganasan

1.4 PATOFISIOLOGI
Melanoma maligna dapat terjadi sebagai salah satu dari beberapa bentuk ini:
melanoma dengan penyebaran superficial, melanoma lentigo maligna, melanoma
nodular, dan melanoma akral-lentinginosa. Semua tipe ini memiliki cirri klinis, serta
histologik tertentu disamping perilau biologic yang berlainan. Sebagian besar
melanoma berasal dari melanosit epidermal kutaneus, tetapi sebagian lagi muncul
dalam bentuk nervus yang sudah ada sebelumnya pada kulit atau tumbuh pada traktus
uvea mata. Melanoma sering timbul secara bersamaan dengan kanker pada organ lain.
Prognosis penderita dengan melanoma maligna tidaklah seburuk yang
dipikirkan, kebanyakan penderita ini dapat hidup lebih dari 5 tahun dan banyak yang
dapat disembuhkan. Diagnosis dini dan pembedahan bertanggungjawab untuk
membuat statistic menjadi lebih baik. Beberapa factor menentukan keselamatan
penderita melanoma. Penderita melanoma yang menyebar superficial memiliki
prognosis yang paling baik, diikuti oleh melanoma lentigo; melanoma nodular
memiliki prognosis yang paling buruk. Lesi-lesi yang terletak pada kulit kepala
posterior, punggung, dan lengan bagian posterior memiliki prognosis yang paling
buruk.
Semakin sedikit pertumbuhan melanoma ke dalam kulit, maka semakin besar
peluang untuk menyembuhkannya. Jika melanoma telah tumbuh jauh ke dalam kulit,
akan lebih mungkin menyebar melalui pembuluh getah bening dan pembuluh darah
dan bisa menyebabkan kematian dalam beberapa bulan atau tahun. (Graham, R. 2005)
Perjalanan penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi oleh
kekuatan pertahanan oleh sistem kekebalan tubuh. (Suriadiredja, 2006). Beberapa
penderita yang keadaan kesehatannya baik, bisa bertahan hidup selama bertahun-
tahun meskipun melanomanya telah menyebar. (Suriadiredja, 2006)

1.5 PATHWAY
Terlampir
1.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Selain biopsi dari dugaan lesi, laboratori dan tes diagnostik digunakan
menentukan keadaan tumor apakah telah metastase. Karena malignan melanoma
dapat metastase pada beberapa organ atau jaringan dari tubuh, dilakukan macam-
macam tes.
a. Tes laboratorium
1) Tes fungsi liver untuk menentukan keadaan tumor yang telah metastasis pada
liver. Kombinasi dari elevasi LDH, alkaline phosphatase, dan SGOT
mempengaruhi liver.
2) Menghitung jumlah darah yang dilakukan untuk menentukan abnormalitas
hematologi.
3) Tes serum darah dilakukan untuk mengindentifikasi elektrolit mineral yang
abnormal).
b. Tes diagnostik dapat meliputi juga seperti ini:
1) Biopsi lesi adalah hanya metode definitif pada diagnosa malignan melanoma.
Eksisi biopsy adalah prosedur diagnostik dari pilihan karena dibawah ini lebih
komplit histologic evaluasi dan tingkat mikroskop. Biopsi tidak harus
dilakukan jika terduga melanoma, karena ketebalan dan dalamnya lesi tidak
dapat di kaji, membuat keputusan tentang prognosis dan pengobatan sangat
sulit.
2) CT–scan liver menentukan jika enzim hati abnormal dan menentukan luasnya
metastasis dari hati lebih akurat.
3) X-ray dada dilakukan jika klien sulit bernafas atau hemoptisis, dimana
rangsangan paru-paru menjadi metastasis.
4) Scan tulang  dilakukan untuk menentukan metastatik karena tidak dapat
menentukan nyeri tulang.
5) CT scan atau  MQI dari otak yaitu menentukan pengkajian dari metastasis jika
klien sakit kepala, seizure, atau defisit neurology.
6) Biopsi jaringan dari limpa tulang belakang atau lesi kulit lain dilakukan untuk
mengidentifikasi metastasis.
1.7 PENATALAKSAAN
a. Pembedahan
Eksisi dilakukan seluas 1 cm di luar tumor. Eksisi dengan menyertakan fasia profunda
tidak mempengaruhi prognosis, demikian juga di seksi getah bening regional pada
tumor yang belum menunjukkan tanda metastasis jauh.
b. Perfusi
Setelah eksisi melanoma di ekstremitas, dapat di lakukan perfusi untuk pembertian
sitostatik ajuvan. Perfusi merupakan tindakan bedah yang agak besar sebab
ekstremitas harus di kosongkan dari peredaran darah sehingga harus di kerjakan
dengan pompa pengatur suhu dan oksigenator (mesin jantung paru).
c. Imunologi
Melanoma memperlihatkan reaksi yang tidak di mengerti yang di duga berdasarkan
pengaruh imunologik. Penggunaan vaksin sebagai terapi seperti vaksin BCG kadang
menyebabkan regresi parsial untuk waktu terbatas tetapi tidak mempengaruhi
prignosis. Setelah pembedahan perlu ditekankan pentingnya pengawasan berkala
karena walaupun di temukan pada derajat satu, kemungkinan kambuh cukup besar

1.8 KONSEP KEPERAWATAN


1.8.1 PENGKAJIAN
a. Identitas diri klien
b. Status kesehatan
-    Status kesehatan saat ini : keluhan utama, alasan MRS, dan perjalanan sakit
saat ini, upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
-    Status kesehatan masa lalu : penyakit yang pernah dialami, pernah dirawat,
alergi , riwayat penyakit keluarga, dan diagnosa medis & therapy.
c. Pola Kebutuhan Dasar Manusia
d. Pemeriksaan fisik                     
Pengkajian terhadap pasien melanoma maligna dilakukan berdasarkan riwayat
pasien dan gejalanya. Pasien ditanya khususnya tentang gejala pruritus, nyeri
tekan dan rasa sakit yang bukanmerupakan ciri khas nevus yang benigna.
Kepada pasien juga ditanyakan mengenai perubahan yang terjadi pada nevus
yang sudah ada sebelumnya atau pertumbuhan lesi baru yuang berpigmen.
Orang-orang yang berisiko harus diperiksa dengan cermat.
Kaca pembesar dan pencahayaan yang baik diperlukan dalam melakukan
inspeksi kulit untuk menemukan iregularitas dan perubahan pada nevus.
Tanda-tanda yang menunjukkan perubahan malignan mencakup berikut ini :
1)      Warna yang bervariasi
a)      Warna yang dapat menunjukan keganasan pada lesi yang coklat
atau hitam adalah bayangan warna merah, putih dan biru; bayangan wana biru
dianggap lebih menkhawatirkan.
b)      Daerah-daerah putih dalam lesi yang berpigmen perlu di curigai.
c)      Sebagian melanoma maligna tidak memiliki warna yang
bervariasi tetapi sebaliknya mempunyai warna yang seragam (hitam kebiruan,
kelabu kebiruan, merah kebiruan).
2)      Tepi yang ireguler
a)      Indentasi atau lekukan yang menyudut pada bagian tepi nevus
harus dicatat.
3)      Permukaan yang ireguler
a)      Tonjolan permukaan yang tidak merata (topografi ireguler) dapat
teraba atau terlihat. Perubahan pada permukaan bisa licin hingga seperti sisik.
b)      Sebagian melanoma manoduler memiliki permukaan yang licin.

Lokasi melanoma yang sering adalah kulit pada bagian punggung, tungkai
(khususnya wanita), antara jari-jari kaki dan pada kaki, muka, kulit kepala,
jari-jari tangan serta bagian dorsal tangan. Pada orang yang berkulit gelap,
melanoma paling sering terdapat ditempat yang tidak begitu mengandung
pigmen seperti : telapak tangan, telapak kaki, daerah subungual dan memebran
mukosa.
Diameter nevus harus diukur karena umumnya melanoma berukuran
lebih dari 6 mm. Lesi satelit (lesi yang terletak didekat nevus) harus di catat.

1.8.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Nyeri berhubungan dengan pembentukan bula, papula, lesi dan perubahan
pigmen kulit ditandai dengan pasien mengeluh nyeri, pasien tampak meringis
dan memegang bagian yang sakit.
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pembentukan bula, papula, lesi
dan perubahan pigmen kulit ditandai dengan tak ada jaringan kulit yang hidup,
regenerasi (-).
c. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
demam, malaise, dan penurunan nafsu makan ditandai dengan penurunan BB,
makan tidak habis 1 porsi, turgor lemah dan wajah pucat.
d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, bau busuk, dan ansietas
ditandai dengan pasien terus menerus terjaga, tidak mampu menentukan
kebutuhan waktu tidur; letargi; tampak ada bayangan lengkaran gelap di bawah
mata; terus menerus menguap karena mengantuk.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan Pembentukan pus dan nekrosis jaringan
kulit

1.8.3 PERENCANAAN
a. Nyeri berhubungan dengan pembentukan bula, papula, lesi dan perubahan
pigmen kulit ditandai dengan pasien mengeluh nyeri, pasien tampak meringis
dan memegang bagian yang sakit.
Tujuan : Nyeri berkurang/ terkontrol.
Kriteria hasil : Pasien melaporkan nyeri hilang/ terkontrol 0-1 (0-10),
menunjukan ekspresi wajah/postur tubuh rileks, berpartisipasi dalam aktivitas
dan tidur/istirahat dengan tepat.

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri

Ubah posisi dengan sering dan Gerakan dan latihan menurunkan kekakuan
rentang gerak pasif dan aktif sesuai sendi dan kelelahan otot tetapi tipe latihan
indikasi. tergantung pada lokasi dan luas cedera.

Pertahankan suhu lingkungan Sumber panas eksternal perlu untuk


nyaman, berikan lampu penghangat, mencegah menggigil.
penutup tubuh hangat.

Kaji nyeri secara Nyeri hampir selalu ada pada beberapa


komprehensif(PQRST) , keluhan derajat beratnya keterlibatan jaringan/
nyeri, perhatikan lokasi/karakter dan kerusakan tetapi biasanya paling berat
intensitas (skala 0-10). selama pergantian balutan dan debridemen.
Perubahan lokasi/karakter/intensitas nyeri
dapat mengindikasikan terjadinya
komplikasi (contoh: iskemia tungkai) atau
perbaikan/kembalinya fungsi saraf sensasi.

Dorong ekspresi perasaan tentang Pernyataan memungkinkan pengungkapan


nyeri. emosi dan dapt meningkatkan mekanisme
koping.

Libatkan pasien dalam penentuan Meningkatkan rasa kontrol pasien dan


jadwal aktivitas, pengobatan, kekuatan mekanisme koping
pemberian obat.

Jelaskan prosedut/berikan informasi Dukungan empati dapat membantu


seiring dengan tepat, khususnya meghilangkan nyeri/meningkatkan
selama debridemen luka. relaksasi. Mengetahui apa yang
diharapkan/memberikan kesempatan pada
pasien untuk menyiapkan diri dan
meningkatkan rasa kontrol.

Berikan tindakan kenyamanan dasar Meningkatkan relaksasi; menurunkan


contoh pijatan pada area yang tak tegangan otot dan kelelahan umum.
sakit, perubahan posisi dengan
sering.

Dorong penggunaan teknik Memfokuskan kembali perhatian,


manajemen stres, contoh relaksasi meningkatkan relaksasi, dan meningkatkan
progresif, nafas dalam, bimbingan rasa kontrol, yang dapat menurunkan
imajinasi dan visualisasi. ketergantungan farmakologis.

Berikan aktivitas terapeutik tepat Membantu mengurangi konsentrasi nyeri


untuk usia/kondisi. yang dialami dan memfokuskan kembali
perhatian.

Tingkatkan periode tidur tanpa Kekurangan tidur dapat meningkatkan


gangguan. persepsi nyeri/kemampuan koping.

Kolaborasi
Berikan analgesik sesuai indikasi. Metode IV sering digunakan pada awal
untuk memaksimalkan efek obat. Masalah
pasien adiksi atau keraguan tentang derajat
nyeri yang dialami tidak basah selama fase
perawatan darurat/akut, tetapi narkotik
harus diturunkan sesegera mungkin, sesuai
adanya dan perubahan metode untuk
penghilangan nyeri.
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pembentukan bula, papula, lesi
dan perubahan pigmen kulit ditandai dengan tak ada jaringan kulit yang hidup,
regenerasi (-).
Tujuan : Kerusakan integritas kulit dapat ditangani.
Kriteria hasil : Menunjukan regenerasi jaringan.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Anjurkan menggunakan baju katun Menurunkan iritasi/jahitan dan tekanan
halus dan hindari baju ketat, dari baju. Membeiarkan insisi terbuka
tutup/beri bantalan pada daerah luka terhadap udara meningkatkan proses
sesuai indikasi, biarkan insisi penyembuhan dan menurunkan resiko
terbuka terhadap udara sebanyak infeksi.
mungkin.

Mandikan pasien dengan pancuran Mempertahnkan insisi bersih,


air hangat. Cuci insisi dengan meningkatkan sirkulasi atau
perlahan. Beritahu pasien untuk penyembuhan. Catatan:”memanjat” keluar
menghindari mandi dalam bak dari bak mandi memerlukan penggunaan
sampai diijinkan oleh dokter. lengan dengan otot pektoral, yang dapat
menimbulkan stres yang tak perlu pada
sternotomi.

Sokong insisi dengan strip steril Membantu mempertahankan penyatuan


(sesuai kebutuhan) bila jahitan tepi luka untuk meningkatkan
diangkat. penyembuhan.

Dorong peningkatan kaki bila duduk Meningkatkan sirkulasi, menurunkan


di kursi. edema untuk memperbaiki penyembuhan
luka.

Perhatikan atau laporkan pada Tanda atau gejala yang menandakan


dokter: insisi yang tidak sembuh: kegagalan penyembuhan terjadi komplikasi
pembukaan kembali insisi yang telah yang memerlukan evaluasi/intervensi
sembuh; adanya drainase (berdarah lanjut.
atau purulen); area lokal yang
bengkak dengan kemerahan, rasa
nyeri meningkat; dan rasa panas
pada sentuhan.

Tingkatan nutrisi dan masukan Membantu untuk mempertahankan volume


cairan adekuat. sirkulasi yang baik untuk perfusi jaringan
dan memenuhi kebutuhan energi seluler
untuk memudahkan proses regenerasi atau
penyembuhan jaringan.

Kolaborasi
Dapatkan spesimen dari drainase Bila infeksi terjadi, pengobatan lokal dan
luka sesuai indikasi. sistemik mungkin diperlukan, misal : terapi
peroksida/salin/sabun betadine, antibiotik.

c. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


demam, malaise, dan penurunan nafsu makan ditandai dengan penurunan BB,
makan tidak habis 1 porsi, turgor lemah dan wajah pucat.
Tujuan :  Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : Menunjukan pemasukan nutrisi adekuat untuk memenuhi
kebutuhan metabolik ditunjukan oleh BB stabil, makan habis 1, turgor baik, dan
wajah tidak pucat.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Pertahankan jumlah kalori Pedoman tepat untuk pemasukan kalori
ketat. Timbang BB tiap hari.. tepat. Sesuai penyembuhan luka.
Dievaluasi untuk mengitung bentuk diet
yang diberikan dan penilaian yang tepat
dimulai.

Awasi massa otot/lemak subkutan Mungkin berguna dalam memperkirakan


sesuai indikasi perbaikan tubuh/kehilangan dan
keefektifan terapi.

Berikan makan dan makanan kecil Membantu mencegah distensi


sedikit dan sering. gaster/ketidaknyamanandan meningkatkan
pemasukan.

Dorong pasien untuk memandang Kalori dan protein diperlukan untuk


diet sebagai pengobatan dan untuk mempertahankan BB, memenuhi
mebuat pilihan makanan/minuman kebutuhan metabolik, dan meningkatkan
tinggi kalori/protein. penyembuhan.

Dorong pasien untuk duduk saat Duduk dapat mencegah aspirasi dan
makan, dikunjungi orang lain. membantu pencernaan makanan yang baik.
Sosialisai meningkatkan relaksasi dan
dapat meningkatkan pemasukan.

Berikan kebersihan oral sebelum Mulut/palatum bersih meningkatkan rasa


makan. dan membantu nafsu makan yang baik.

Lakukan pemeriksaan glukosa strip Mengawasi terjadinya hiperglikemia


jari, klinitese/asetes sesuai indikasi. sehubungan dengan perubahan
hormonal/kebutuhan atau penggunaan
hiperalimentasi untuk memenuhi
kebutuhan kalori.

Kolaborasi
Rujuk ke ahli diet/tim dukungan Berguna dalam membuat kebutuhan nutrisi
nutrisi. individu (berdasarkan berat badan dan
cedera area permukaan tubuh) dan
mengidentifikasi nutrisi yang tepat.

Berikan diet tinggi kalori/protein Kalori (3000-5000 per hari), protein, dan
dengan tambahan vitamin. vitamin yang dibutuhkan untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan metabolik,
mempertahankan BB, dan mendorong
regenerasi jaringan. Catatan; rute oral
paling baik untuk mengembalikan fungsi
GIT.

Pasang/pertahankan makanan sedikit Memberikan makanan kontinue/tambahan


melalui selang enterik/tambahan bila bila pasien tidak mampu untuk
dibutuhkan. mengkonsumsi kebutuhan kalori toyal
harian secara oral.Catatan: selang makan
kontinue selama makan meningkatkan
pemasukan kalori tanpa penurunan nafsu
makan dan pemasukan oral selama sehat.

Berikan hiperalimentasi parentral Hiperalimentasi akan mempertahankan


sesuai indikasi pemasukan nutrisi atau memenuhi
kebutuhan metabolik pada adanya
komplikasi berat atau berlanjutnya cedera
esofageal atau gastrik yang tidak mungkin
makan per enteral.

Awasi pemeriksaan laboratorium, Indikator kebutuhan nutrisi dan


contoh: albumin serum, kreatinin, keadekuatan diet total terapi.
transferin, nitrogen urea urin.

Berikan insulin sesuai indikasi Peningkatan kadar glukosa serum dapat


terjadi sehubungan dengan respon strees
terhadap cedera, pemasukan tinggi kalori,
kelelahan pankreas.

d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, bau busuk, dan ansietas
ditandai dengan pasien terus menerus terjaga, tidak mampu menentukan
kebutuhan waktu tidur; letargi; tampak ada bayangan lengkaran gelap di bawah
mata; terus menerus menguap karena mengantuk.
Tujuaan : Kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi.
Kriteria hasil : Pasien mampu menciptakan pola tidur yang adekuat dengan
penurunan terhadap pikiran yang melayang-layang (melamun) dan kecemasan;
pasien tampak atau melaporkan dapt beristirahat dengan cukup.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Berikan kesempatan untuk Karena aktivitas fisik dan mental
beristirahat tidur sejenak, anjurkan mengakibatkan kelelahan yang dapat
latihan saat siang hari , turunkan meningkatkan kebingungan, aktivitas yang
aktivitas mental/fisik pada sore hari. terprogram tanpa stimulasi berlebihan yang
meningkatkan waktu tidur.

Evaluasi tingkat stress/orientasi Peningkatan kebingungan, disoreientasi


sesuai perkembangan hari demi hari. dan tingkah laku yang tidak kooperatif
(sindrom sundowner) dapat melanggar pola
tidur yang mencapai tidur pulas.
Lengkapi jadwal tidur dan ritual Penguatan bahwa saatnya tidur dan
secara teratur. Katakan kepada mempertahankan kestabilan
apsien bahwa saat ini adalah waktu lingkungan.Catatan: penundaan waktu
tidur. tidur mungkin diindikasikan untuk
memungkinkan pasien membuang
kelebihan energi dan memfasilitasi tidur.

Berikan makanan kecil sore hari, Meningkatkan relaksasi dengan perasaan


susu hangat, mandi dan masase mengantuk.
punggung.

Turunkan jumlah minum pada sore Menurunkan kebutuhan akan bangun untuk
hari. Lakukan berkemih sebelum pergi ke kamar mandi/berkemih selam
tidur. malam hari.

Putarkan musik yang lembut atau Menurunkan stimulasi sensori dengan


suara yang jernih. menghambat suara-suara lain dari
lingkungan sekitar yang akan menghambat
tidur nyenyak.

Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi: Mungkin efektif dalam menangani
    Antidepresi seperti: amitriptilin pseudomensia atau depresi, meningkatkan
(Elavil); doksepin (Senequan) dan kemampuan untuk tidur tetapi
trasolon (Desyrel). antikolinergik dapat memncetuskan
bingung dan memperburuk kognitif dan
efek samping tertentu (seperti hipotensi
ortostatik) yang mebatasi manfaat
maksimal.
    Koral hidrat; oksasepam (Serax);
triazolan (Halcion) Gunakan dengan hemat, hipnotik dosis
rendah mungkin efektif dalam mengatasi
insomnia atau sindrom sundowner.
Hindari penggunann dipenhidramin
(Benadryl) Bila digunakan untuk tidur, obat ini
sekarang dikontraindikasikan karena obat
ini mempengaruhi produksi asetilkolin
yang sudah dihambat dalam otak pasie
dalam DAT ini.

e. Resiko infeksi berhubungan dengan Pembentukan pus dan nekrosis jaringan


kulit
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
Kriteria Hasil : Mencapai penyembuhan luka tepat waktu bebas eksudat purulen
dan tidak demam.

INTERVENSI RASIONAL
 Mandiri

Implementasikan teknik isolasi yang Tergantung tipe/luasnya dan (misalnya:


tepat sesuai indikasi. pilihan pengobatan luka tertutup vs
terbuka); isolasi dapat direntang dari luka
sederhana/kulit sampai komplit/sebaliknya
untuk menurunkan resiko infeksi silang/
terpajan pada flora bakteri multiple.

Tekankan pentingnya teknik cuci Mencegah kontaminasi silang; menurunkan


tangan yang baik untuk semua resiko infeksi.
individu yang datang kontak dengan
pasien.

Gunakan skort, sarung tangan, Mencegah terpajan pada organisme


masker, dan teknik aseptic ketat infeksius.
selama perawatan luka langsung dan
berikan pakaian steril/baru juga
linen/pakaian.

Awasi/batasi pengunjung, bila perlu. Mencegah kontaminasi silang dari


Jelaskan prosedur isolasi terhadap pengunjung. Masalah resiko infeksi harus
pengunjung bila perlu. seimbang melawan kebutuhan pasien untuk
dukungan keluarga dan sosialisasi.

Bersihkan jaringan nekrotik/ yang Meningkatkan penyembuhan. Mencegah


lepas (termasuk pecahanya lepuh) autokontaminasi. Lepuh yang kecil
dengan guntung dan forcep. Jangan membantu melindungi kulit dan
ganggu lepuh yang utuh bila lebih meningkatkan kecepatan reepitelisasi.
kecil dari 2-3 cm, jangan pengaruhi
fungsi sendi dan jangan pajankan
luka yang terinfeksi.

Periksa luka tiap hari, Mengindetifikasi adanya penyembuhan


perhatikan/catat perubahan (granulasi jaringan).
penampilan, bau, atau kuantitas
drainase.
Awasi tanda vital untuk demam, Indikator sepsis memerlukan evaluasi cepat
peningkatan frekuensi/kedalaman dan intervensi. Catatan: perubahan sensori,
pernafasan sehubungan dengan kebiasaan defekasi, dan frekuensi
perubahan sensori, adanya diare, pernafasan biasanya berlanjut, demam dan
penurunan jumlah trombosit, perubahan hasil laboratorium.
hiperglikemia dan glikosuria.

Kolaborasi
Ambil kultur rutin dan sensitivitas Memungkinkan pengenalan dini dan
luka/drainase. pengubatan khusus infeksi luka.

Bantu biopsi eksisi bila infeksi Bakteri dapat terkolonisasi pada


dicurigai permukaan luka tanpa masuk ke jaringan di
bawahnya; namun luka biopsi dapat
diambil untuk diagnosa infeksi.

Foto luka pada awal dan dengan Memberi dasar dan catatan proses
interval periodik. penyembuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC

Doenges E Marilynn, 2000 .  Rencana Asuhan Keperawatan. EGC:Jakarta

Herdman, T. Heather. 2012. NANDA Definisi dan Klasifikasi 2012-2014

(terjemahan). Jakarta : EGC
Prof.dr. Adhi Djuanda, dr Mochtar Hamzah. dr Siti Aisah.2002.Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin.  Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Anonim. 2011. Diagnosis and Managemen of Melanoma Maligna. Availlable:


www. American Academy Of Family Phisicians.com. (diakses 12 Desember 2013).
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta; EGC.
Buditjahyono, Susanto. 2003. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 10. Jakarta :
EGC.
Djuanda, Prof. Dr. dr. Adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.5. Jakarta:
FKUI.
Emedcin. 2010. Malignant Melanoma. Availlable: www.emedcine. Susan M
Sweeter MD. (diakses 12 Desember 2013).
Doenges E, Marilynn, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk
Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
Graham, R. 2005. Lecture Notes on Dermatologi. Ed. 8. Jakarta: Erlangga.
Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.
John A. Parrish. 2011. Immunosuppression, Skin Cancer, and Ultraviolet A
Radiation. Availlable: http://content.nejm.org/cgi/cont. (diakses 12 Desember 2013).
NANDA. 2012. Diagnosis Keperawatan NANDA: Defnisi dan Klasifikasi 2012 –
2014. Jakarta: EGC.
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-
proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC.
Suriadireja, A. 2010. Mengenal Kanker Kulit Diagnosa,
A. Anatomi Kulit Manusia
Kulit adalah suatu pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari
pengaruh lingkungan, kulit juga merupakan alat tubuh terberat dan terluas ukurannya
yaitu 15% dari berat tubuh manusia, rata rata tebal kulit 1-2 mm, kulit terbagi atas 3
lapisan pokok yaitu, epidermis, dermis dan subkutan atau subkutis. Tikus putih (Rattus
novergicus) memiliki struktur kulit dan homeostatis yang serupa dengan manusia
(Wibisono, 2012).

1. Epidermis
Epidermis Terbagi atas beberapa lapisan yaitu :
a) Stratum basal Lapisan basal atau germinativum, disebut stratum basal karena
selselnya terletak dibagian basal. Stratum germinativum menggantikan sel-sel di
atasnya dan merupakan sel-sel induk.
b) Stratum spinosum Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat
mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8 lapisan.
c) Stratum granulosum Stratum ini terdiri dari sel–sel pipih seperti kumparan. Sel–sel
tersebut hanya terdapat 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit.
d) Stratum lusidum Langsung dibawah lapisan korneum, terdapat sel-sel gepeng tanpa
inti dengan protoplasma.
e) Stratum korneum Stratum korneum memiliki sel yang sudah mati, tidak mempunyai
inti sel dan mengandung zat keratin.
2. Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis dilapisi
oleh membran basalis dan disebelah bawah berbatasan dengan subkutis tetapi batas
ini tidak jelas hanya yang bisa dilihat sebagai tanda yaitu mulai terdapat sel lemak
pada bagian tersebut. Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu bagian atas, pars papilaris
(stratum papilar) dan bagian bawah pars retikularis (stratum retikularis).
3. Subkutis
Subkutis terdiri dari kumpulan sel lemak dan di antara gerombolan ini berjalan
serabut jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat dengan inti yang
terdesak kepinggir, sehingga membentuk seperti cincin. Lapisan lemak disebut
penikulus adiposus yang tebalnya tidak sama pada setiap tempat.
Fungsi penikulus adiposus adalah sebagai shock braker atau pegas bila
terdapat tekanan trauma mekanis pada kulit, isolator panas atau untuk
mempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh.
Dibawah subkutis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot. Vaskularisasi
kulit diatur oleh dua pleksus, yaitu pleksus yang terletak dibagian atas dermis
(pleksus superficial) dan yang terletak di subkutis (pleksus profunda). Pleksus yang
terdapat pada dermis bagian atas mengadakan anastomosis di papil dermis,
sedangkan pleksus yang di subkutis dan di pars retikular juga mengadakan
anastomosis, dibagian ini pembuluh darah berukuran lebih besar. Bergandengan
dengan pembuluh darah terdapat saluran getah bening (Djuanda, 2013).
4. Adneksa
Adneksa Kulit Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan
kuku.Kelenjar kulit terdapat di lapisan dermis, terdiri atas kelenjar keringat dan
kelenjar palit.Terdapat 2 macam kelenjar keringat, yaitu kelenjar ekrin yang
berukuran kecil, terletak dangkal pada bagian dermis dengan sekret yang encer, dan
kelenjar apokrin yang lebih besar, terletak lebih dalam dan sekretnya lebih kental
(Djuanda, 2013).

Anda mungkin juga menyukai