HIPERTENSI
Nim : 19020045
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
1.1 Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling
tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi
sesuai usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik usia. Joint
National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of
High Blood Pressure yang ke-7 telah mempublikasikan revisi panduan nilai
tekanan darah sistolik dan diastolik yang optimal dan hipertensif. Pada
umumnya, tekanan yang dianggap optimal adalah kurang dari 120 mmHg untuk
tekanan sistolik dan 80 mmHg untuk tekanan diastolik, sementara tekanan yang
dianggap hipertensif adalah lebih dari 140 mmHg untuk sistolik dan lebih dari 90
mmHg untuk diastolik (Corwin, 2009).
Hipertensi adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja, baik muda
maupun tua.Hipertensi juga sering disebut sebagai silent killer karena termasuk
penyakit yang mematikan. Bahkan, Hipertensi tidak dapat secara langsung
membunuh penderitanya, melainkan hipertensi memicu terjadinya penyakit lain
yang tergolong kelas berat dan mematikan serta dapat meningkatkan resiko
serangan jantung, gagal jantung, stroke dan gagal ginjal (Pudiastuti, 2013).
Hipertensi juga merupakan salah satu penyakit degeneratif, umumnya
tekanan darah bertambah secara perlahan dengan seiring bertambahnya umur
(Triyanto, 2014).
1.2 Etiologi
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu :
1. Hipertensi Primer/esensial
Hipertensi esensial merupakan hipertensi yang memiliki beberapa
kemungkinan penyebabnya.Beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh
darah dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Hipertensi primer
terjadi karena kondisi masyarakat yang memiliki asupan garam cukup tinggi,
lebih dari 6,8 gram setiap hari, serta karena faktor genetik. (terdapat pada
kurang lebih 90% dari seluruh kejadian hipertensi)
Hipertensi primer adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan
darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan factor
lingkungan. Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan
mengakibatkan kelebihan berat badan atau obesitas, merupakan pencetus
awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Egitu pula seseorang yang
berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena
penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga
pun bias mengalami tekanan darah tinggi.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang disebabkan karena
gangguan pembuluh darah atau organ tubuh tertentu, seperti ginjal, kelenjar
adrenalin, dan aorta.Penyebab hipertensi sekunder sekitar 5-10% berasal dari
penyakit ginjal, dan sekitar 1-2% karena kelainan hormonal atau pemakaian
obat tertentu (misalnya pil KB). Penyebab lain yang jarang adalah
feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan
hormon epinerin (adrenalin) atau norepinerin (noradrenalin).
Hipertensi sekunder adalah suatu kondisi dimana terjadinya peingkatan
tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami atau menderita
penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, kerusakan sistem
hormon tubuh.
1.3 Klasifikasi
Tekanan darah manusia dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok,
sebagai berikut :
1. Tekanan darah rendah (hipotensi)
2. Tekanan darah normal (normotensi)
3. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Sementara itu menurut Sutanto (2010) klasifikasi Tekanan darah manusia
adalah sebagai berikut:
1.5 Pathway
Norepineprine dilepaskan
Respon GI tract
HIPERTENSI meningkat
Nausea, vomit
Perubahan vaskuler retina
Mual
Gangguan penglihatan
Kurang kalori
Resiko cedera
Ketidakseimbangan nutrisi :
kurang dari kebutuhan
metabolik
1.9 Penatalaksanaan
a. Non Farmakologis
Penatalaksanaan non farmakologis merupakan pengobatan tanpa obat-
obatan yang diterapkan pada hipertensi. Dengan cara ini, perubahan tekanan
darah diupayakan melalui pencegahan dengan menjalani perilaku hidup sehat,
seperti:
1. Menurunkan berat badan sampai batas ideal
2. Mengubah pola makan dan makan makanan seimbang
3. Mengurangi pemakaian garam
4. Mengurangi / tidak minum –minuman beralkohol
5. Olahraga yang tidak terlalu berat Berhenti merokok
b. Farmakologis
Jenis – jenis obat anti hipertensi yaitu :
1. Diuretic
Kerja utama :
a. Penurunan volume darah, aliran darah, ginjal dan curah jantung.
b. Menghambat reabsorbsi natrium dan air dalam ginjal.
c. Bekerja mengeluarkan cairan tubuh sehingga volume cairan ditubuh
d. Berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi ringan
2. Inhibitor Adrenergik
Kerja utama :
a. Memperlambat denyut
b. Menurunkan tekanan darah dengan menurunkan curah jantung
c. Menghasilkan kecepatan jantung yang lebih lambat
d. Menghasilkan tekanan darah yang lebih rendah dan menurunkan
tekanan darah saat berdiri juga saat telentang.
3. Vasodilator
Kerja utama : Menurunkan tekanan perifer namun secara berlawanan
meningkatkan curah jantung dan menurunkan tekanan sistolik dan
diastolik.
4. Penghambat Enzim Pengubah Angiotensin
Kerja utama :
a. Menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II
b. Menurunkan tahanan perifer total
5. Antagonis Kalsium
Kerja utama :
a. Menghambat pemasukan ion kalsium ke dalam sel
b. Menurunkan afterload jantung
c. Memperlambat kecepatan hantaran impuls jantung
d. Menurunkan kerja jantung dan konsumsi energi, meningkatkan
pengiriman oksigen ke jantung.
c. Keperawatan
1. Membatasi aktivitas pasien
2. Menganjurkan makanan rendah garam
3. Mengurasi stress
4. Distraksi dan relaksasi
1.10Komplikasi
Hipertensi yang tidak ditanggulangi dalam jangka panjang akan
menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ yang mendapat
suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ-
organ tubuh, sebagai berikut :
a. Jantung
Hipertensi dapat menyebab terjadinya gagal jantung dan penyakit jantung
koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot
jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang disebut
dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak lagi mampu memompa sehingga
banyaknya cairang yang tetahan diparu maupun jaringan tubuh lain yang
dapat menyebabkan sesak nafas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal
jantung.
b. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan resiko stroke, apabila tidak
diobati resiko terkena stroke 7 kali lebih besar.
c. Ginjal
Hipertensi juga menyebabkan kerusakan ginjal, hipertensi dapat
menyebabkan kerusakan system penyaringan didalam ginjal akibat lambat
laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh
yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.
d. Mata
Hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi dan dapat
menimbulkan kebutaan
Keterangan :
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada