Anda di halaman 1dari 24

ANATOMI FISIOLOGI KULIT

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II

GUSTI
HILDA
SRI AYU NINGSIH

KELAS III B

AKADEMI KEPERAWATAN BATARI TOJA WATAMPONE

TAHUN PELAJARAN 2017/2018


Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt karena berkat rahmat dan
karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
manajemen keperawatan luka ini yang berjudul Anatomi Fisiologi Kulit .
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw. Yang mana beliau telah memberikan rahmatnya kepada
kita semua, karena berkat rahmat dan hidayahnya pula kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan sebaik baiknya.

Makalah ini membahas mengenai pengertian kulit, anatomi kulit,


fisologi kulit, faktor yang mempengaruhi karakteristik kulit, hal hal yang
mnyebabkan kerusakan kulit, dan macam macam lesi kulit.

Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini, masih banyak


kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, kepada Bapak Dosen yang
bersangkutan, kami mohon maaf apabila ada kata-kata yang keliru. Kritik dan
saran dari pembaca sangatlah dibutuhkan demi perbaikan dan kasempurnaan
makalah ini, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca.

Wassalamualaikum wr.wb.

Watampone, 05 Oktober 2017

Tim Penyusun

KELOMPOK II
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .....................................................................................i

Daftar isi ............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi kulit .............................................................................. 3


B. Anatomi kulit .............................................................................. 4
C. Fisiologi kulit................................................................. .............. 8
D. Faktor Yang Mempengaruhi Karakteristik Kulit ...................... 12
E. Kerusakan Kulit ........................................................................ 14
F. Lesi Kulit ................................................................................. 15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 16
B. Saran ......................................................................................... 17

Daftar pustaka .......................................................................... 18


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh
bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya.
Pemahaman tentang anatomi dan fisiologi kulit akan membantu
mempermudah perawatan kulit untuk mendapatkan kulit wajah yang segar,
lembab, halus, lentur dan bersih. Luas kulit pada manusia rata-rata + 2 meter
persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika
tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang.

Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam


gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui
sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara
terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati),
respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta
pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra
violet.

Kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang cukup besar dan


seperti jaringan tubuh lainnya, kulit juga bernafas (respirasi), menyerap
oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Kulit menyerap oksigen yang
diambil lebih banyak dari aliran darah, begitu pula dalam pengeluaran
karbondioksida. Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam kulit dan
pengeluaran karbondioksida dari kulit tergantung pada banyak faktor di
dalam maupun di luar kulit, seperti temperatur udara atau suhu, komposisi
gas di sekitar kulit, kelembaban udara, kecepatan aliran darah ke kulit,
tekanan gas di dalam darah kulit, penyakit-penyakit kulit, usia, keadaan
vitamin dan hormon di kulit, perubahan dalam metabolisme sel kulit dan
pemakaian bahan kimia pada kulit.
Sifat-sifat anatomis dan fisiologis kulit di berbagai daerah tubuh
berbeda. Sifat-sifat anatomis yang khas, berhubungan erat dengan tuntutan-
tuntutan faali yang berbeda di masing-masing daerah tubuh, seperti halnya
kulit di telapak tangan, telapak kaki, kelopak mata, ketiak dan bagian lainnya
merupakan pencerminan penyesuaiannya kepada fungsinya di masing-masing
tempat. Kulit di daerah-daerah tersebut berbeda ketebalannya, keeratan
hubungannya dengan lapisan bagian dalam, dan berbeda pula dalam jenis
serta banyaknya andeksa yang ada di dalam lapisan kulitnya. Pada permukaan
kulit terlihat adanya alur-alur atau garis-garis halus yang membentuk pola
yang berbeda di berbagai daerah tubuh serta bersifat khas bagi setiap orang,
seperti yang ada pada jari-jari tangan, telapak tangan dan telapak kaki atau
dikenal dengan pola sidik jari (dermatoglifi).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kulit?
2. Apa saja anatomi kulit ?
3. Apa saja fisiologi kulit ?
4. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi karakteristik kulit ?
5. Hal hal apa saja yang menyebabkan kerusakn kulit ?
6. Apa saja lesi kulit?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kulit .
2. Untuk mengetahui anatomi kulit.
3. Untuk mengetahui fisiologi kulit.
4. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi karakteristik kulit
5. Untuk mengetahui hal hal yang menyebaabkan kerusakan kulit.
6. Untuk mengetahui macam macam lesi kulit.
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFENISI KULIT
Kulit adalah sistem organ tubuh yang paling luas dan paling berat dari
tubuh, merupakan organ pembungkus seluruh permukaan tubuh. Kulit
membangun sebuah barrier yang memisahkan organ-organ internal dengan
lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam banyak fungsi tubuh yang
vital. Kulit berfungsi untuk jaringan internal dari trauma, bahaya radiasi sinar
ultra-violet, temperatur yang ekstrim, toksin dan bakteri.
Berat kulit secara keseluruhan sekitar 16 % berat tubuh (pada orang
dewasa sekitar 2,7-3,6 kg) dan luasnya sekitar 1,5 sampai 1,9 m2, tebal kulit
bervariasi yaitu antara 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan
jenis kelamin. Kulit tipis terdapat pada kelopak mata, penis, labio minora, dan
kulit bagian medial lengan atas. Kulit yang tebal terletak pada telapak tangan,
telapak kaki, punggung, bahu, dan bokong. Sel-sel mati pada permukaan kulit
secara konstan diangkat dan diganti oleh sel-sel baru kira-kira 3-6 minggu.

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang essensial dan vital
serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit sangat kompleks,
elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan
bergantung pada lokasi tubuh (Graham, 2005).
Kulit juga merupakan organ yang sangat rentan terhadap penyakit, karena
kulit terletak pada daerah yang paling luar dari tubuh manusia. Kulit bisa
terserang penyakit disebabkan adanya virus, bakteri, atau jamur yang hidup
dan berkoloni didalam lapisan
Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia.
Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total. Pada permukaan
luar kulit terdapat pori pori (rongga) yang menjadi tempat keluarnya
keringat. Kulit adalah organ yang memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah
sebagai pelindung tubuh dari berbagai hal yang dapat membahayakan,
sebagai alat indra peraba, sebagai salah satu organ yang berperan dalam
eksresi, pengatur suhu tubuh, dll. Secara umum kulit memiliki 2 lapisan yaitu
Epidermis (Kulit ari) dan Dermis (Kulit Jangat) serta terdapat lapisan lemak
bawah kulit (Hipodermis) yang juga sering dibahas. Beberapa sumber juga
mengatakan bahwa lapisan lemak bawah kulit juga termasuk ke dalam lapisan
kulit, tidak dipisahkan dalam pengelompokkan lapisan kulit tersebut.

B. ANATOMI KULIT
1. Lapisan-Lapisan Kulit
Secara mikroskopis, kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu :
a) Lapisan epidermis (lapisan luar yang merupakan lapisan
epitel yang berasal dari ektoderm).
b) Lapisan dermis atau korium (lapisan dalam yang merupakan
lapisan jaringan ikat yang berasal dari mesoderm).
c) Lapisan jaringan subkutis (lapisan dibawah dermis atau
hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak).
2. Bagian-Bagian Dari Lapisan-Lapisan Kulit
Masing-masing lapisan kulit terbagi-bagi menjadi lapisan-lapisan
lagi, yang diuraikan sebagai berikut :
a) Epidermis, terdiri dari 5 lapisan (dari lapisan atas sampai
yang terdalam) yaitu :
1) Stratum Corneum (lapisan tanduk)
2) Stratum Lucidum (lapisan jernih)
3) Stratum Granulosum (lapisan berbutir-butir)
4) Stratum Spinosum (lapisan Malpighi)
5) Stratum Basale (lapisan Basal)
b) Dermis
1) Lapisan papiler : merupakan lapisan tipis, yang
mengandung jaringan ikat jarang.
2) Lapisan retikuler : merupakan lapisan tebal, terdiri dari
jaringan ikat padat.
c) Hipodermis/ subkutis merupakan lapisan di bawah dermis
yang terdiri dari lapisan lemak.
3. Epidermis
Epidermis adalah lapisan kulit luar yang tipis dan
avaskuler/tidak ada pembuluh darah. Ketebalan epidermis hanya
sekitar 5% dari seluruh ketebalan kulit. Ketebalan dari lapisan
epidermis ini bervariasi tergantung dari tipe kulit. Dalam hal ini,
tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh.
Lapisan epidermis yang paling tebal terletak pada telapak dan kaki.
Lapisan epidermis ini terdiri dari epitel berlapis gepeng, bertanduk
(skuamosa), yang mengandung sel melanosit, langerhans dan
merkel.
Lapisan ini mengalami regenerasi setiap 4-6 minggu. Lapisan
epidermis terutam berfungsi sebagai pelindung (melindungi
masuknya bakteri dan toksin), organisasi sel, sintesis vitamin D dan
sitokin, sel pigmentasi (melanosit), pembelahan dan mobilisasi sel,
pengenalan alergen (sel langerhans) dan untuk keseimbangan cairan
secara berlebihan.
Lapisan epidermis terdiri dari lima lapisan (dari lapisan yang
paling atas sampai yang terdalam), yang masing-masing dijelaskan
sebagai berikut :
a. Stratum Corneum (lapisan tanduk)
Lapisan korneum ini :
1) Terdiri dari sel keratinosit yang elastis dan mengandung sel
hidup. Sel keratinosit bisa mengelupas dan berganti
2) Berbentuk seperti tanduk
3) Lapisannya rata/flat
4) Relatif tebal dan terdapat sel mati
5) Mudah abrasi dan diganti dengan sel baru
b. Stratum Lucidum (lapisan jernih)
Ciri-ciri lapisan lucidum ini, antara lain :
1) Berupa garis translusen
2) Terdapat pada kulit tebal telapak tangan dan kaki
3) Tidak tampak pada kulit tipis
4) Sel mengandung protein = eleidin
5) Mencegah ultraviolet dan sinar matahari
c. Stratum Granulosum (lapisan berbutir-butir)
Lapisan granulosum ini :
1) Ditandai dengan 3-5 lapis sel poligonal gepeng, intinya
ditengah dan sitoplasma terisi granula basofilik yang kasar
(yang dinamakan granula keratohialin dan mengandung
protein yang kaya histidin)
2) Memicu proses keratinisasi (sel mati)
3) Terdapat sel langerhans (pengenalan alergen)
d. Stratum Spinosum (lapisan malpighi)
Pada lapisan spinosum ini :
1) Sel berbentuk polihedral (multi muka)
2) Disebut prikle cell
3) Terdapat proses aktif sintesa protein
4) Tempat berlangsungnya pembelahan sel
5) Sel dibentuk untuk mengganti sel atasnya
6) Terdapat sel langerhans
7) Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril
8) Filament-filament tersebut dianggap memegang peranan
penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi
terhadap abrasi
9) Epidermis pada tempat yang terus-menerus mengalami
gesekan dan tekanan mempunyai lapisan spinosum dengan
lebih banyak tonofibril.
10) (lapisan spinosum dan lapisan basale disebut juga sebagai
lapisan malphigi).
e. Stratum Basale (lapisan basal)/ lapisan Germinativum
Lapisan basal ini :
1) Terdiri 1 lapis sel koluimnar/kuboid yang mengandung
melanosit
2) Terjadi proses pembelahan sel/mitosis yang hebat dan
bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secra
konstan
3) Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke
permukaan
4) Keratinisasi, maturasi dan migrasi pada sel kulit, dimulai pada
lapisan basale, yaitu lapisan kulit yang paling dalam.
5) Proses keratinisasi merupakan proses yang penting
6) Proses keratinisasi adalah :
1) Proses peremajaan sel-sel epidermis yang secara aktif dan
terus-menerus membelah diri dari lapisan basal menuju ke
lapisan diatasnya, akhirnya tersedak menjadi sel-sel yang
mati, kering dan pipih dalam stratum korneum &
membentuk keratin (zat tanduk)
2) Dikenal pula sebagai turn over time
3) Normal berlangsung 21 hari
4. Dermis
Dermis banyak pembuluh darah, folikel rambut, kelenjar sebasea
dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya
derivat epidermis di dalam dermis. Secara keseluruhan, lapisan
dermis berfungsi sebagai struktur penunjang, pemberi nutrisi, faktor
pertumbuhan dan perbaikan kulit (remodelling), keseimbangan
cairan melalui pengaturan aliran darah kulit, dan termoregulasi
melalui pengontrolan aliran darah kulit. Pada daerah ini bisa
menyebabkan kulit kehilangan elastisitasnya (kelemasannya) dan
akhirnya timbul keriput.
5. HIPODERMIS/SUBKUTIS
Lapisan subkutis/subkutan merupakan lapisan di bawah dermis yang
terdiri dari lapisan lemak dan jaringan ikat yang banyak terdapat
pembuluh darah dan saraf. Lapisan ini tersusun atas kelompok
jaringan adipose ( sel lemak) yang dipisahkan oleh sel fibrous septa.
Ketebalan lapisan ini bervariasi, dimana diketahui lapisan yang
paling tebal biasanya terdapat di abdomen dan lapisan yang paling
tipis terdapat pada kelopak mata dan penis. Jumlahnya dan
ukurannya pun berbeda-beda menurut daerah tubuh dan keadaan
nutrisi individu. Makan yang berlebih akan meningkatkan
penimbunan lemak di bawah jaringan kulit. Jadi, fungsi jaringan
subkutis/hipodermis, antara lain :
a. Jaringan subkutis melekat ke struktur dasar
b. Jaringan subkutis dan jumlah lemak yang tertimbun merupakan
faktor penting dalam pengaturan suhu tubuh
c. Sebagai isolasi panas (pelindung tubuh terhadap dingin) dan
cadangan kalori (tempat penyimpanan bahan bakar), dimana
biasanya terdapat pada bantalan jaringan yang lebih dalam.
d. Kontrol bentuk tubuh

C. FISIOLOGI KULIT
Kulit berfungsi penting antara lain untuk proteksi (pelindung tubuh),
absorbsi, ekskresi, persepsi (alat peraba & perasa), pengaturan suhu tubuh,
pembentukan pigmen, keratinisasi, pembentukan vitamin D dan berperan
dalam sistem imunitas. Agar kulit dapat berfungsi dengan baik, maka kulit
harus sehat dan terpelihara. Pemeliharaan kulit yang baik adalah kulit
dipelihara secara teratur, terus-menerus dan sesuai jenis kulit
Berikut ini adalah beberapa fungsi kulit :
1. Fungsi kulit sebagai proteksi/pelindung tubuh :
Kulit melindungi tubuh dari unsur-unsur luar, seperti :
a) Gangguan fisik dan mekanik dari bahan iritan, tekanan dan gesekan oleh
bantalan lemak subkutis sebagai shock absorber dan ketebalan lapisan
kulit serta jaringan penunjang.
b) Gangguan suhu panas oleh kelenjar keringat, atau dingin oleh kontraksi
otot.
c) Gangguan sinar ultraviolet atau radiasi yang akan diserap oleh sel
melanosit dilapisan basal.
d) Gangguan bibit penyakit virus, bakteri, jamur dan parasit yang akan
ditanggulangin oleh lemak permukaan kulit, hasil sekresi kelenjar
sebasea yang mempunyai pH 5,0-6,5.
e) Jika kulit pecah/retak/terganggu, kulit akan memberikan perlindungan
pertahanan (barrier protection) baik dari trauma mekanis, kimia maupun
organisme patogen.
f) Mempertahankan hidrasi pada jaringan di bawahnya.
g) Pergantian epidermis yang menetap menjaga patogen dari sisa-sisa di
kulit selama periode waktu yang lama.
2. Fungsi kulit sebagai absorbsi :
Penyerapan bersifat selektif. Daya serap = oleh ketebalan kulit, kelembaban
& vehikulum (bahan pembawa obat)
3. Fungsi kulit sebagai ekskresi :
a) Kulit mengekskresikan produk-produk sisa, seperti keringat dan sebum
b) Pada janin kulit mengekskresikan vernix (setara sebum pada orang
dewasa)
c) Produk-produk sisa tersebut seperti cairan yang mengandung sodium
klorida, urea, sulfat, fosfat yang diekskresikan oleh kelenjar keringat.
d) Sebum adalah substansi yang diekskresikan oleh kelenjar sebasea
melalui folikel rambut dan cabang-cabangnya pada permukaan kulit.
e) Sebum ini memberikan lapisan asam pada kulit.
f) Lapisan asam merupakan substansi anti bakteri alamiah yang menunda
pertumbuhan mikroorganisme.
g) Resistensi terhadap mikroorganisme patogen juga diberikan oleh flora kulit
normal melalui gangguan bakteri.
4. Fungsi kulit sebagai sensasi/persepsi/pengindera (alat peraba & perasa)
Sensasi kulit terjadi sebagai berikut :
a) Reseptor-reseptor saraf pada kulit (ujung-ujung saraf sensorik) sensitif
terhadap nyeri, sentuhan, temperatur dan tekanan.
b) Kombinasi dari empat tipe sensasi tersebut menghasilkan rasa geli
(seperti terbakar), gatal dan sakit.
5. Fungsi kulit sebagai pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
a) Thermoregulasi diberikan oleh kulit, yang bertindak sebagai barrier
antara lingkungan luar dan lingkungan dalam untuk mempertahankan
temperatur tubuh.
b) Terdapat dua mekanisme termoregulasi utama, yaitu sirkulasi dan
berkeringat :
1) Termoregulasi melalui sirkulasi :
a. Pembuluh darah dapat berdilatasi untuk menghilangkan panas atau
berkontstriksi untuk menahan panas pada organ-organ tubuh
dibawahnya.
b. Vasodilatasi meningkatkan aliran darah dan pelepasan panas pada saat
panas internal dan eksternal berlebihan.
2) Termoregulasi melalui keringat :
a. Kelenjar keringat mengatur temperatur dengan mengsekresikan
cairan, yang mengevaporasikan (menguapkan) dari permukaan kulit,
menyebabkan pendinginan kulit.
b. Pada saat temperatur luar dingin, vasokonstriksi dan menggigil
membantu tubuh dalam mempertahankan temperatur.
c. Pada keadaan normal, temperaturee kulit selalu lebih rendah dari
temperatur permukaan luka
6. Fungsi kulit sebagai pembentukan pigmen : Oleh melanosit
7. Fungsi kulit dalam proses keratinisasi : Peremajaan kulit sekaligus juga
melepas jasad renik yang menempel.
8. Fungsi kulit dalam pembentukan vitamin D
a) Kulit perlu untuk mensintesa vitamin D
b) Sintesa vitamin D terjadi pada kulit dengan adanya sinar matahari.
c) Sinar ultraviolet mengubah sterol (7- dehydrocholesterol) menajdi
cholecalciferol (vitamin D).
d) Vitamin D berpartisipasi dalam metabolisme kalsium dan fosfat.
e) Hal ini penting untuk pembentukan dan pertahanan struktur dan kekuatan
tulang.
9. Fungsi kulit berperan dalam sistem imunitas
a) Sistem imun kulit memberikan perlindungan terhadap penyebaran
mikroorganisme dan antigen.
b) Sel-sel kulit yang memberikan perlindungan imun adalah sel-sel
langerhans, sel yang menghasilkan antigen yang ditemukan di epidermis,
makrofags jaringan, yang menelan dan mencerna bakteri dan zat-zat lain,
mast cell yang mengandung histamine (dilepaskan pada reaksi inflamasi),
dan dendrosit. Baik makrofags maupun mast cell ditemukan pada dermis
(Auger, 1989; Benyon,1983).
10. Fungsi kulit sebagai ekspresi, emosi dan interaksi sosial
Peran kulit dalam interaksi sosial dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Kulit merupakan organ komunikasi non-verbal (tersenyum,
merengut/cemberut, mnencibir).
b) Wajah dan bibir tersenyum menandakan emosi gembira.
c) Saat sedih seringkali keluar air mata.
d) Saat takut, kulit akan tampak pucat karena kontraksi pembuluh darah
kapiler kulit dan sebagainya.
e) Kulit juga merupakan identifikasi (karakteristik wajah, pengkajian
internal dan eksternal terhadap kecantikan dan penerimaan).
f) Sensasi sentuhan juga dapat mengkomunikasikan perasaan rasa nyaman,
perhatian, persahabatan dan cinta.
g) Injuri terhadap kulit dapat mempengaruhi body image. Jaringan parut
(skar) dapat menyebabkan perubahan dalam pemilihan pakaian,
menghindari bertemu public dan penurunan harga diri.
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARAKTERISTIK KULIT
Beberapa faktor berikut ini yang mempengaruhi karakteristik kulit
seseorang, antara lain : usia, matahari, hidrasi, sabun, nutrisi, dan obat-
obatan.
1. USIA
Usia merupakan faktor penting yang mempengaruhi kulit
karakteristik kulit. Perbedaan penampilan dan tekstur kulit bayi baru lahir dan
pada orang lanjut usia dengan mudah dikenali. Pada saat lahir kulit dan kuku
bayi lebih tipis dari kulit dan kuku orang dewasa. Demikian pula, dengan
mulai terjadinya penuaan, maka secara bertahap kulit akan mengalami
peningkatan ketebalannya. Terdapat karakteristik karakteristik tertentu pada
kulit disetiap kelompok usia dan praktisi / petugas seharusnya mengetahui
karakteristik karakteristik normal ini dengan tujuan untuk mengidentifikasi
abnormalitas.
2. MATAHARI
a. Warna kulit terutama ditentukan oleh jumlah, tipe, ukuran/besarnya dan
distribusi
sel melanosit serta jumlah zat melanin yang dibentuknya.
b. Produksi melanin ini dipengaruhi oleh pajanan sinar matahari dan fungsi
utamanya adalah menangkal dampak negatif sinar ultraviolet.
c. Paparan terhadap sinar ultraviolet secara berlebihan dapat memberikan
efek yang berbahaya yang mempercepat penuaan kulit.
d. Paparan terhadap sinar ultraviolet secara berlebihan juga meningkatkan
resiko kanker kulit.
e. Paparan terhadap sinar ultraviolet dapat menyebabkan terbakar sinar
matahari (sunburn).
f. Terbakar sinar matahari sebagai merupakan akibat dari respon vasodilatasi
yang meningkatkan volume darah.
g. Apakah seseorang akan menjadi mudah terbakar matahari, ini tergantung
pada pigmentasi kulit.
3. HIDRASI
a. Hidrasi kulit yang adekuat normalnya diberikan oleh sekresi sebum dan
stratum korneum yang utuh dengan sel-sel keratinisasinya.
b. Beberapa faktor dapat mempengaruhi hidrasi kulit.
c. Diantaranya adalah kelembaban relatih. Pengangkatan sebum dan usia.
d. Masing-masing faktor ini meningkatkan kehilangan cairan dari kulit,
menimbulkan kulit kering dan bersisik.
e. Pemberian zat pelembab (emmolient) pada kulit menggantikan fungsi
barrier pada serum yang hilang atau penurunan kehilangan cairan karena
penguapan jika kelembaban relatif rendah.
4. SABUN
a. Mencuci atau mandi dengan sabun alkaline (basa) mengurangi ketebalan
jumlah lapisan sel pada stratum korneum.
b. Umumnya, sabun membuat emulsi lapisan lemak pada kulit dan
mengangkatnya bersamaan dengan bakteri resident dan transident.
c. Penggunaan sabun atau deterjen secara berlebihan dapat menganggu
kapasitas menarik air pada kulit dan bisa menganggu resistensi bakteri.
d. Penggunaan sabun basa (alkaline) meningkatan pH kulit, yang bisa
mengubah resistensi bakteri.
e. Waktu untuk pemulihan ke pH kulit normal (5,5) tergantung pada lamanya
paparan.
f. Zat-zat lain yang dapat menyebabkan delipidisasi atau dehidrasi kulit
adalah alkohol dan aseton.
g. Akhir-akhir ini, pembersih kulit yang keasaman (acidic) cenderung tidak
menimbulkan iritasi daripada pembersih kulit yang netral atau basa, dan
terdapat beberapa bukti yang menunjukkan bahwa pembersihan yang
kadar keasaman (acidic) menurunkan jumlah lesi jerawat pada wajah.
5. NUTRISI
a. Integritas kulit yang normal dapat dipertahankan oleh asupan makanan
yang adekuat yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin,
dan mineral.
b. Pada kondisi yang normal pada orang yang sehat, nutrisi supplement
tidak begitu diperlukan jika asupan makanan adekuat.
c. Jika kulit mengalami gangguan, maka diperlukan peningkatan asupan
makanan dari substansi-substansi seperti vitamin C untuk pembentukan
kolagen.
d. Asupan protein yang diubah menjadi asam amino penting untuk sintesa
protein.
e. Lemak yang dipecah menjadi asam lemak esensial, dapat digunakan oleh
sel-sel untuk membentuk dua lapisan lipid.
f. Karbohidrat dicerna untuk mensuplai energi guna metabolisme sel.
g. Untuk mempertahankan kulit yang sehat dan normal perlu adanya
vitamin C,D dan A ; vitamin B pyridoxine dan riboflavin ; unsur-unsur
mineral seperti zat besi (iron), Seng (zinc), dan tembaga (copper), serta
yang lainnya. (Bryant, RA, 2006).
6. OBAT-OBATAN
a. Berbagai macam obat-obatan mempengaruhi kulit.
b. Beberapa diantaranya yang telah diteliti adalah kortikosteroid,yang
diketahui mengganggu regensasi epidermis dan sintesa kolegan
(ehlich&hunt,1968;pollanck 1982)
c. Reaksi fotosensif dan fototoksin juga diketahui terjadi dari obat-obatan.
d. Beberapa kategori obat-obatan yang dapat mempengaruhi kulit adalah
antibacterial,antihipertensi,analgesic,antidepressank
trisiklik,antihistamin,diuretic,obat-obataan antipsikotik,
antineoplastik/kanker,obat hipoglikemia,tabir surya( suncreen) dan
kontrasepsi oral ( potts 1990 )
e. Flora kulit dapat di ubah penggunaan antibacterial,steroid oral,dan
hormone.
f. Jadi,apapun obat-abataan yang diberikan dan reaksi kulit yang
terjadi,obat-obataan harus diperiksa dengan teliti. (bryant,2006 )

E. KERUSAKAN KULIT

Kulit dapat menjadi rusak oleh apapun. Bahkan garukan yang dilakukan
karena rasa gatal juga dapat menyebabkan luka. Jenis luka yang paling umum
terjadi antara lain:

1. Gigitan serangga
Sebagian serangga membawa virus dan bakteri. Nyamuk membawa virus
demam berdarah dan kutu membawa bakteri yang menyebabkan infeksi
mematikan.
2. Gigitan hewan
Banyak hewan memiliki rabies, yang mematikan bagi manusia.
3. Gigitan manusia
100 persen gigitan manusia menimbulkan infeksi, sehingga harus diobati
sesegera mungkin.
4. Cedera
Cedera dapat menimbulkan luka ringan atau luka dalam yang memerlukan
tindakan pembedahan.
5. Luka bakar
Luka bakar dikelompokkan berdasarkan kedalamannya. Luka bakar tingkat
pertama hanya mengenai lapisan terluar kulit sementara tingkat kedua
mengenai lapisan di bawahnya. Luka bakar tingkat ketiga mengenai lapisan
terdalam kulit dan beberapa jaringan. Luka bakar dapat disebabkan oleh
benda panas dan dingin, listrik, reaksi kimia, radiasi, dan gesekan.
6. Luka
Saat kulit mendapat tekanan selama beberapa waktu, tekanan tersebut
menghalangi darah untuk mengaliri area tersebut. Hal ini menimbulkan luka
yang dapat diobati dengan mudah.
F. LESI KULIT

Lesi kulit dapat berupa primer, yang berarti bahwa terjadi pada kulit
normal yang mengalami perubahan dalam warna atau tekstur kulit; atau lesi
sekunder, merupakan lesi yang muncul setelah kulit mengalami lesi primer.
Lesi kulit primer contohnya kemerahan, tahi lalat, tanda lahir, dan gatal-gatal,
sementara sisik-sisik di atas kulit yang meradang, retakan pada kulit yang
kering, borok kulit, koreng, dan likenifikasi merupakan jenis lesi sekunder
pada kulit. kelainan kulit juga dapat dikategorikan berdasarkan ukuran,
penampilan, dan apakah itu bersifat kanker atau non-kanker.

Lesi umum pada kulit antara lain


a) Macula
Makula adalah kelainan kulit yang mengalami perubahan warna yang
tidak diserta penojolan kulit dan tidak ada lekukan pada kulit .makula
biasanya bergaris tengah kurang dari 1 cm,contoh :freckle
b) Bercak/patch
Bercak/patch suatu makula yang menunjukkan beberapa sisik atau
kerutan halus atau suatu lesi datar,rata kulit dengan warna yang berbeda
disekitarnya. Contoh : noda pada wajah (treckles, mola yang datar, petekie,
rubella, vitiligo, port wino stains, ekimosis.
c) Vesikula
Vesikula adalah benjolan/penonjolan kulit yang berupa lepuhan dimana
lepuhan tersebut berdiameter 0,5 cm dan berisi cairan bening.contoh : lepuh
pada cacar air.
d) Bulla
Bulla adalah penonjolan kulit berisi cairan yang terbendung oleh lapisan
epidermis dengan diameter lebih dari 0,5 cm,dan berbentuk
gelembung,contoh :pada lika bakar
e) Papula
Papula adalah massa padat yang menonjol diatas kulit berukuran sampai
0,5 cm dan berwarna merah dan tidak berisi sama sekali,contoh : tahi lalat
atau tanda lahir.
f) Plak
Lesi dengan diameter lebih dari 0,5 cm tetapi dengan kedalaman yang
marjinal,contoh psoriasis, keratosis aktinat.
g) Urtika(bentol)
Massa yang menonjol dengan kriteria,sering tidak teratur,ukuran dan
warna bervariasi disebabkan oleh gerakan cairan serosa kedalam dermis tidak
mengandung cairan bebas dalam rongga seperti misalnya pada vesike.contoh
:urtikaria (biduran), gigitan serangga.
h) Pustula
Pustula adalah penonjolan kulit/vesikel yang berisi pus karena
mikroorganisme, contoh :agne , impetigo, furunkel dan karbunkel.
i) Kista
Nodul yang mengandung cairan atau semisolid yang dapat diekspresikan
berupa massa semi padat atau berisi cairan yang berkapsul serta berada dalam
jaringan subkutan atau dermis,contoh : Kista sebasea, kista epidermoid.
j) Nodul
Lesi lebih besar dari 0,5 cm baik lebar dan kedalamannya,seringkali dalam
dan keras daripada papula,contoh : lipoma, karsinoma sel skuamosa, suntikan
yang tidak terserap dengan baik, dermatofibroma
k) Tumor
Massa yang menonjol , teraba dan padat. Meluas lebih dalam kedalam
epidermis dibandingkan papula. Nodul yang memiliki tepi yang
sirkumskripta. Tumor tidak selalu memiliki tepi yang tajam,contoh : lipoma
yang lebih besar, karsinoma.
l) Erosi
Lesi yang berbevntuk retakan dan berukuran lebih lebar dari retakan
tetapi terbatas pada epidermis.
m) Ulkus
Kehilangan epidermis,yang meluas kedalam dermis atau lebih dalam lagi
atau destruksi epidermis (dengan atau tanpa cedera dermal) yang
menampakkan dermis.
n) Fissure
Fissure adalah letak linier pada kulit epidermis yang meluas
kedermis,contoh kutu air
o) Skuama(flash)
Skuama adalah sisisk epidermis,misalnya pada ketombe atau kulit yang
mengering.
p) Krusta(kerak)
Krusta adalah adanya cairan eksudat pada suatu luka yang tertutup oleh
suatu kerak dimana eksudat dari lesi yang telah mengering pada kulit.
q) Parut(sikatriks)
Jaringan parut adalah daerah pada tubuh dimana kulit telah tergantikan
oleh jaringan fibrosa,misalnya jaringan parut bekas luka bakar
r) Keloid
Pertumbuhan jaringan parut yang berlebihan sehingga dapat
menimbulkan deformitas kontraktur atau parut bulbous yang
luas.pembentukan parut keloid terjadi pada sebagian kulit berpigmen dan
cenderung secara progresif menjadi semakin buruk.
s) Atrofi
Atrofi adalah pelisutan,pengecilan,emasiasi,berkurangnya ukuran dan
fungsi suatu jaringan pada kulit
t) Likenifikasi
Penebalan kulit yang dapat dilihat sebagaimana juga dapat diraba dan
yang memiliki tandatanda kulit yang mengerut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya
dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang essensial dan
vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit sangat
kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras,
dan bergantung pada lokasi tubuh. Kulit berfungsi penting antara lain untuk
proteksi (pelindung tubuh), absorbsi, ekskresi, persepsi (alat peraba &
perasa), pengaturan suhu tubuh, pembentukan pigmen, keratinisasi,
pembentukan vitamin D dan berperan dalam sistem imunitas. Agar kulit
dapat berfungsi dengan baik, maka kulit harus sehat dan terpelihara

Lapisan-Lapisan Kulit

Secara mikroskopis, kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu :

Lapisan epidermis (lapisan luar yang merupakan lapisan epitel yang


berasal dari ektoderm), Lapisan dermis atau korium (lapisan dalam yang
merupakan lapisan jaringan ikat yang berasal dari mesoderm), Lapisan
jaringan subkutis (lapisan dibawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari
lapisan lemak).

faktor yang mempengaruhi karakteristik kulit usia, matahari, hidrasi,


sabun, nutrisi, obat-obatan

kerusakan kulit Gigitan serangga, Gigitan hewan, Gigitan manusia ,


Cedera, Luka bakar, Luka.
Lesi kulit dapat berupa primer, yang berarti bahwa terjadi pada kulit
normal yang mengalami perubahan dalam warna atau tekstur kulit; atau lesi
sekunder, merupakan lesi yang muncul setelah kulit mengalami lesi primer.
Lesi kulit primer contohnya kemerahan, tahi lalat, tanda lahir, dan gatal-gatal,
sementara sisik-sisik di atas kulit yang meradang, retakan pada kulit yang
kering, borok kulit, koreng, dan likenifikasi merupakan jenis lesi sekunder
pada kulit. kelainan kulit juga dapat dikategorikan berdasarkan ukuran,
penampilan, dan apakah itu bersifat kanker atau non-kanker.

B. Saran

Penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,oleh karena itu
penulis membuka saran dan kritik dari pembaca untuk memperbaiki
penyusunan makalah berikutnya dan semoga makalah ini memiliki manfaat
bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Maryunani anik.2015. Perawatan luka modern. In media. Jakarta

Bauk, ikram. 2017. Woundcare CP. Darulbina husada. Watampone

Gitarja, widasari sri. 2015. Perawatan luka certified wound care clinician
associate. Yayasan wocare indonesia. Bogor-jawa barat.

https://www.google.co.id/amp/s/www.docdoc.com/id/info/condition/perawata
n-luka/amp#ampshare

http://cybermatika.stei.itb.ac.id/ojs/index.php/cybermatika/article/view/25/3

Anda mungkin juga menyukai