Anda di halaman 1dari 5

Pediatric Nursing 1

“Child Injury and Prevention”

Oleh :
Anggun Septiani
185070207111007

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2019
1. Jelaskan penyebab injury tertinggi pada anak?

Berdasarkan data dari World Helath Organization (WHO) tahun 2008,


diatribusi dari penyebab injury pada anak dalam rentang usia 0-17 tahun menunjukan
bahwa terdapat 9 klasifikasi penyebab utama injury pada anak. Penyebab-penyebab
tersebut diantaranya yaitu sebagai berikut :

a. Cedera lalu lintas jalan (22,3%)


b. Tenggelam (16,8)
c. Terbakar (9,1%)
d. Air terjun (4,2%)
e. Keracunan (3,9%)
f. Pembunuhan (5,8%)
g. Cedera diri (4,4%)
h. Perang (2,3%)
i. Penyebab tidak disengaja lainnya (31,1%)

Penyebab injury terbanyak ditunjukan pada penyebab tidak disengaja lainnya


dengan presentase sebanyak 31,1 %. Penyebab tidak disengaja lainnya tersebut
diantaranya meliputi dibekap, sesak napas, tersedak, binatang dan gigitan berbisa, serta
hipotermia dan hipertermia sebagai penyebab alamiah. Penyebab lain-lain tersebut
terbukti jika diakumulasikan dapat menjadi penyebab terbanyak injury pada anak.
Disamping akumulasi dari penyabab injury lain-lain, terdapat satu penyebab
injury pada anak yang menjadi peringkat nomor satu. Penyebab tersebut yaitu cedera lalu
lintas di jalan. Data WHO menunjukan bahwa sebanyak 720 anak di seluruh dunia
meninggal karena kecelakaan lalu lintas jalan setiap harinya. Secara global, cedera lalu
lintas jalan adalah penyebab utama kematian pada anak dengan rentang usia 10-19 tahun.
Di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, sebagian besar korban
kecelakaan lalu lintas adalah ialah para pejalan kaki, penumpang di kendaraan umum
atau pada kendaraan roda dua. Sedangkan di negara-negara berpenghasilan tinggi,
sebagian besar korban kematian akibat kecelakaan lalu lintas adalah para pengendara
pemula. Cidera non-fatal yang paling umum diderita oleh anak-anak adalah cedera kepala
dan anggota gerak yang patah. Cedera akibat kecelakaan lalu lintas jalan ini merupakan
penyebab utama terjadinya kecacatan pada anak-anak.

Mekanisme cedera akibat kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi diantaranya
yaitu karena kendaraan terguling, atau karena penumpang dan pengendara terjatuh. Jenis
cedera yang sering terjadi akibat kecelakaan lau lintas diantaranya yaitu fraktur klavikula,
sternum, dan tulang iga. Melihat tingginya angka cedera akibat kecelakaan lalu lintas,
sangat penting untuk mengedukasi mengenai berkendara yang aman. Sebagai contohnya,
pemakaian helm sangat penting bagi pengendara maupun penumpang karena dapat
membantu mencegah cedera kepala yang menyebabkan 75% kematian. Cedera sering
terjadi pada anak-anak, biasanya berawal dari rasa keingintahuan anak untuk menelusuri
sesuatu dan bereksperimen yang tidak seimbang dengan kemampuan dalam memahami
sesuatu atau bereaksi terhadap bahaya. Karena anak-anak adalah yang paling rentan
terhadap kecelakaan lalu lintas, perlu dilakukan aksi yang signifikan untuk meningkatkan
keamanan berlalu lintas guna memastikan keselamatan anak-anak.
2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi injury pada anak
Cedera pada anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu
usia, jenis kelamin, lingkungan, dan tingkat sosial ekonomi (Kliegman, 2007).
Kemampuan anak untuk mengolah dan menyatukan informasi seperti menyatukan apa
yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar masih terbatas. Banyak anak tidak
memahami konsep tentang sesuatu yang bahaya dan tidak bahaya. Kurangnya
pemahaman ini menyebabkan anak kurang dapat mengantisipasi dan mengatasi
kondisi bahaya yang muncul sehingga berakibat fatal untuk keselamatannya.

Penyebab terjadinya cedera pada anak diantaranya yaitu kurangnya


pengawasan orang tua. Kuschiatawati dan Magetsari (2007) menyatakan bahwa jenis
cedera yang lebih sering dialami pada anak laki-laki yaitu luka robek, patah tulang dan
terkilir. Sedangkan jenis cedera yang biasanya dialami oleh anak perempuan yaitu
cedera akibat tergigit dan kemasukan benda asing. Jenis kelamin merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan terjadinya cedera pada anak-anak, dan anak laki-laki lebih
sering mengalami cedera karena adanya perbedaan perilaku dan kebebasan yang lebih
banyak dimiliki anak laki-laki, sehingga paparan terhadap risiko menjadi lebih besar.
Selain itu, anak perempuan memiliki kemampuan motoric yang lebih halus dari pada
laki-laki.

Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, lingkungan rumah tempat


tinggal anak yang tidak aman merupakan faktor yang paling berperan dalam kejadian
cedera pada anak-anak. Hasil penelitian di Negara Yordania, yang menunjukkan
bahwa anak-anak yang hidup di rumah yang tidak aman menyebabkan terjadinya
cedera pada anak. Di Negara Yordania banyak dijumpai cedera terjadi pada anak-anak
pada waktu diasuh oleh saudara kandungnya. Sedangkan di Negara Namibia
menemukan bahwa 33% cedera terjadi pada saat anak-anak tanpa pengawasan orang
tua. Selain itu, faktor sosial ekonomi juga turut berpengaruh terhadap penyebab injury
pada anak. Anak-anak dengan sosial-ekonomi rendah mengalami cedera lebih sering
(43,32%) bila dibandingkan dengan anak-anak yang mempunyai ekonomi menengah-
atas (41,48%). Pernyataan tersebut juga sesuai dengan beberapa penelitian yang
menyebutkan bahwa keluarga dengan sosial-ekonomi rendah lebih rentan tarhadap
tingginya tingkat stres psikososial yang seringkali menyertai cedera pada anak-anak.
3. Jelaskan upaya preventive untuk menurukan kejadian injury burn
pada anak?
Burn atau terbakar merupakan salah satu penyebab cedera pada anak dengan
jumlah kejadian 11 kali lebih tinggi di Indonesia dan negara berpenghasilan rendah
serta menengah daripada di negara-negara berpenghasilan tinggi. Data menunjukan
bahwa bayi memiliki resiko kematian tertinggi akibat luka bakar. Luka bakar adalah
satu-satunya jenis cedera yang lebih sering terjadi pada anak perempuan daripada anak
laki-laki yang terutama terjadi di masa remaja Hampir 75% dari luka bakar non-fatal
berasal dari cairan panas, panas air keran atau uap. Menghirup asap dari api kebakaran
dapat menimbulkan kematian. 260 anak-anak meninggal karena terbakar terkait
kebakaran setiap hari. Selain itu, banyak anak yang cacat seumur hidup karena
terbakar. Upaya preventif yang dapat dilakukan untuk menurunkan kejadian injury
burn pada anak diantaramya yaitu sebagai berikut :

a. Menetapkan dan menegakan hukum dalam penggunaan alarm asap


b. Mengembangkan dan mengimplementasikan standar untuk anak-anak
tahan korek api
c. Menetapkan dan menegakkan hukum pada penggunaan suhu keran air
panas, dan mendidik masyarakat dan penggunaannya
d. Melakukan perawatan pasien di tempat khusu pusat luka bakar

Anda mungkin juga menyukai