“HUBUNGAN TERAPEUTIK”
Oleh :
Anggun Septiani
185070207111007
MALANG 2019
BAB I
PENDAHULUAN
ISI
A. Bersifat Dinamis
Dalam hubungan terapeutik, proses interaksi yang terjadi harus bersifat aktif
dan dua arah. Perawat dan klien harus sama-sama akif guna membangun
hubungan terapeutik yang optimal dan efektif.
Batasan waktu yang jelas juga menjadi salah satu pembeda antara hubungan
terapeutik dengan hubungan lainnya. Batasan waktu diperlukan untuk
meperjelas rencana-rencana yang akan dilakukan selama hubungan
terapeutik. Dengan adanya batasan waktu, hubungan antara perawat dan
klien menjadi terstruktur dan terjadwal sesuai dengan rencana asuhan yang
telah ditetapkan.
A. Kesadaran Diri
Perawat harus memiliki kesadaran diri terhadapa kekuranga maupun
kelebihan yang dimiliki olehnya. Kesadaran diri sangat penting agar
perawat dapat menyadari dan mengetahui kemampuan yang dimilikinya
yang dapat digunakan untuk membina hubungan terapeutik yang optimal
dengan klein.
B. Klarifikasi Nilai
Klarifikasi nilai berarti perawat harus mampu mengidentifikasi nilai-nilai
yang ada dalam dirinya sehingga diharapkan dapat melakukan hubungan
terapeutik yang konsisten dengan klien.
C. Eksplorasi Perasaan
Perawat harus memliki kemampuan dalam mengeksplorasi perasaan baik
perasaannya sendiri maupun perasaan klien. Perawat tidak boleh terlalu jauh
dalam mencampuraduka perasaan dengan tindakan yang dilakukan kepada
klien.
D. Model Peran
Dalam melakukan hubungan terapeutik dengan klien, perawat harus mampu
bermain peran agar dapat menyampaikan pesan-pesan atau melakukan
tindakan kepada klien dengan maksimal. Perawat harus mampu
memberikan kenyamanan kepada klien sehingga dapat tercipta hubungan
saling percaya.
E. Altruistik
Merupakan perasaan puas ketika seseorang mampu menolong orang lain.
Altruism ini sangat penting dalam setting hubungan terapeutik dimana
perawat harus senantiasa merasa puas ketika ia dapat menolong pasiennya.
F. Tanggung Jawab
Dalam hubungan terapeuik terdapat tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena
adanya tujuan tersebutlah tanggung jawab sangat penting untuk dimiliki
oleh perawat. Tanggung jawab dapat membangun hubungan terapeutik yang
baik. Hak ini berarti segala macam pesan yang akan disampaikan menjadi
sebuah tanggung jawab tersendiri, baik pesan yang disampaikan perawat
kepada pasien ataupun sebaliknya.
A. Pra Interaksi
B. Orientasi / Perkenalan
Fase ini dimulai ketika perawat pertama kali bertemu dengan klien. Pada
fase ini, perawat memperkenalkan diri kepada klien dan merupakan langkah
awal dalam membina hubungan saling percaya. Tugas utama perawat pada
fase ini adalah memberikan situasi lingkungan yang nyaman, menunjukan
penerimaan, serta membantu klien untuk dapat mengekspresikan pikiran
dan perasaannya. Kegiatan yang dilakukan oleh perawat pada tahap ini yaitu
Fase ini merupakan inti dari suatu hubungan terapeutik, dimana perawat
bersama klien mulai mengatasi permasalahan yang dimiliki oelah klien.
Pada tahap ini, rencana asuhan yang telah ditetapkan mulai dilaksanakan
oleh perawat dan klien. Kegiatan yang dilakukan oleh perawat pada tahap
ini yaitu :
D. Terminasi
Fase ini merupakan fase akhir dari hubungan terapeutik. Fase terminasi
merupakan fase yang sulit dan pentng karena hubungan saling percaya telah
terbina dan berada pada tahap yang optimal. Perawat dank lien akan merasa
kehilangan pada tahap ini. Terminasi dapat terjadi pada saat perawat
mengakhiri tugas pada unit tertentu, atau pada saat klien pulang atau keluar
rumah sakit. Kegiatan yang dilakukan oleh perawat pada fase ini yaitu :
A. Perilaku Verbal
Merupakan komunikasi yang dilaksanakan secara lisan, yang dapat
dilakukan secara langsung dengan percakapan tatap muka, ataupun secara
tidak langsung melalui telepon dan yang lainnya. Hal yang perlu dilakukan
dalam penggunaan perilaku verbal diantaranya yaitu penggunaan makna
denotatif dan konotatif, perbendaharaan kata, kecepata penyampaian kata,
intonasi, kejelasan dan ringkasan, serta waktu dan keadaan.
B. Perilaku Nonverbal
Merupakan komunikasi secara tidak langsung yang terjadi dengan
menggunakan mimik atau bahasa tubuh, pantonim, ataupun bahasa isyarat.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada perilaku nonverbal diantaranya yaitu
gerak tubuh, ekspresi wajah, pandangan, postur, jarak tubuh dan kedekatan,
serta sentuhan.
C. Analisis Masalah
Untuk dapat memberikan komunikasi yang memfasilitasi, perawat harus
memiliki kemampuan dalam menganalisa masalah. Perawat harus
mengetahui masalah apa yang sebenarnya terjadi pada klien sehingga dapat
memberikan asuhan keprawatan yang tepat dan optimal. Kemampuan
berfikir kritis sangat diperlukan guna menganalisa masalah klien.
D. Teknik Terapeutik
Dalam melakukan komunikasi fasilitatif diperlukan adanya teknik-teknik
agar komunikasi dapat berjalan dengan optimal. Teknik-teknik tersebut
diantaranya yaitu mendengarkan aktif., mengklarifikasi, mengulang ucapan
klien, menawarkan informasi dan bantuan, serta teknik-teknik yang lainyya.
Ikhlas
Hormat
Empati
Konkret
A. Resisten
B. Transferens
Merupakan respon yang tidak disadari klien terhadap perawat terkait dengan
kehidupan masa lalunya. Transferens juga merupakan kumpulan reaksi
yang timbul sebagai upaya untuk mengurangi kecemasan dan ketidakpuasan
klien terhadap perawat. Reaksi yang dapat dilakukan oleh klien diantaranya
yaitu bermusuhan, menghindar, membantah, marah, dan juga membenci
perawat. Upaya yang dapat dilakukan perawat untuk mengatasi ini
diantaranya yaitu berusaha menjadi pendengan aktif, melakukan klarifikasi
dan refleksi, serta mengkaji perilaku dan pengetahuan yang diperlukan.
C. Kontratransferens
D. Pelanggaran Batas
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran