Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN


SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN

Jalan Syekh Nawawi Al-Bantani No.12, Banjar Agung, Cipocok Jaya, Serang 42122
Telepon/faksimile : 0254-7917796, Surat elektronik : poltekkesbanten@gmail.com

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tindakan Perawatan Trakeostomi

Trakeostomi adalah prosedur pembedahan dengan memasang


slang melalui sebuah lubang ke dalam trakea untuk mengatasi
obstruksi jalan nafas bagian atas atau mempertahankan jalan nafas
dengan cara menghisap lendir, atau untuk penggunaan ventilasi

Pengertian mekanik yang kontinu. Trakeostomi dapat digunakan sementara yaitu


jangka pendek untuk masalah akut, atau jangka panjamg biasanya
permanen dan slang dapat dilepas (Marelli,2008:228)
Trakeostomi adalah prosedur dimana dibuat lubang ke dalam
trakea. Ketika selang indweling dimasukkan ke dalam trakea, maka
istilah trakeostomi digunakan (Smeltzer dan Bare,2013:653).
a. Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan yang selanjutnya
mengurangi kekuatan yang diperlukan untuk memindahkan
udara sehingga mengakibatkan peningkatan regangan total dan
ventilasi alveolus yang lebih efektif. Asal lubang trakeostomi
cukup besar (paling sedikit pipa 7)

Tujuan b. Proteksi terhadap aspirasi


1. memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang
sangat penting pada pasien dengan gangguan pernafasan
2. memungkinkan jalan masuk langsung ke trakea untuk
pembersihan
3. memungkinkan pemberian obat – obatan dan humidifikasi
ke traktus respiratorius
4. mengurangi kekuatan batuk sehingga mencegah pemindahan
secret ke perifer oleh tekanan negative intra toraks yang
tinggi pada fase inspirasi batuk yang normal.

Menurut novialdi dan surya (2009). Indikasi dasar trakeostomi secara


garis besar adalah :

a. Pintas (bypass) Obstruksi jalan nafas atas


b. Membantu respirasi untuk periode yang lama
c. Membantu bersihan sekret dari saluran nafas bawah
d. Proteksi traktus trakeobronkhial pada pasien dengan resiko
aspirasi
e. Trakeostomi elektif, misalnya pada operasi bedah kepala leher
sehingga memudahkan akses dan fasilitas ventilasi.
f. Untuk elektif, misalnya pada operasi bedah kepala leher
g. Untuk mengurangi kemungkinan timbulnya stenosis subglotis.
Indikasi

Indikasi trakeostomi di ICU menurut Charles (2010) antara lain:

a. Mencegah obstruksi jalan nafas atas karena tumor, pembedahan,


trauma, benda asing, atau infeksi
b. Untuk mencegah kerusakan laring di jalan nafas karena intubasi
endotrakeal yang berkepanjangan
c. Untuk memudahkan akses ke jalan nafas untuk melakukan
pengisapan dan pengangkatan sekresi
d. Untuk menjaga jalan napas yang stabil pada pasien yang
membutuhkan dukungan ventilasi mekanis atau oksigenasi
Prolonged

Kontraindikasi Tidak ada kontra indikasi terutama pada kasus darurat

Menurut Smeltzer & Bare (2013:654) komplikasi yang terjadi dalam


Komplikasi penatalaksanaan selang trakeostomi dibagi atas:

a. Komplikasi dini
1. Perdarahan
2. Pneumothoraks
3. Embolisme udara
4. Aspirasi
5. emfisema subkutan atau mediastenum
6. kerusakan saraf laring kambuhan atau penetrasi sinding
trakea posterior
b. Komplikasi jangka panjang
1. Obstruksi jalan nafas akibat akumulasi sekresi
2. Infeksi
3. Ruptur arteri inominata
4. Disfagia
5. Fistula trakeoesofagus
6. Dilatasi trakea atau iskemia trakea
7. Nekrosis

a. Mesin Suction
b. Kateter Suction(Kateter Penghisap)
c. Handuk
d. Kapas lidi
e. Kassa steril
f. Air matang hangat
g. Kom berisi cairan

Alat & Bahan h. Salep antibiotik


i. Cairan Nacl/water injection
j. Pinset anatomis
k. Tali pengikat trakeostomi
l. Bengkok
m. Sarung tangan steril
n. Sarung tangan bersih
o. Bak instrumen ukuran sedang
p. Kom sedang

Prosedur
Persiapan Klien:
a. Lakukan tindakan dengan 5 S
b. Lakukan pengenalan diri
c. Lakukan dentifikasi pasien
d. Beri penjelasan tentang tujuan dan tindakan yang akan
dilakukan
e. Jelaskan Prosedur pelaksanaan
f. Minta persetujuan dari pasien dan keluarga (Inform Concent)

Persiapan Lingkungan:
a. Jaga privasi klien ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman

Prosedur:
a. Dekatkan alat
b. Posisikan semi fowler, lalu letakan pengalas diatas dada pasien
c. Cuci tangan
d. Memakai sarung tangan bersih
e. Lepas anak kanul trakeostomi, lalu rendam dalam larutan
Nacl,dan longgarkan tali pengikat trakeo-kanul
f. Hisap Lendir dari dalam trakeostomi. Jika sekret sangat kental,
sebelumnya berikan nebulizer terlebih dahulu
g. Hentikan prosedur saat pasien berespon batuk atau mengeluh
sesak,berikan oksigen bila perlu
h. Anjurkan pasien untuk bernafas dalam beberapa kali diantara
penghisapan lendir, dan selanjutnya sekali nafas dalam setelah
6x suction
i. Berikan oksigen selama 5 menit
j. Bersihkan bagian luar kanul trakeostomi dengan menggunakan
kassa yang dibasahi Nacl
k. Buka kassa trakeostomi, lepas tali pengikat trakeostomi dan
kassa disekitar kanul trakeostomi.
l. Tahan trakeo-kanul dengan tangan kiri agar tidak keluar saat
pasien batuk dan tutup lubang dengan kassa kering
m. Ganti sarung tangan yang kotor dengan sarung tangan steril
n. Bersihkan sekitar luka trakeostomi dengan kassa yang dibasahi
Nacl
o. Keringkan area luka trakeostomi dengan kassa kering
p. Ambil kassa,lipat tipis memanjang lalu lilitkan disekitar kanul
trakeostomi
q. Selanjutnya ambil tali pengikat trakeo-kanul yang baru, pasang
pada kanul trakeostomi. Tali jangan diikat terlalu
kencang,berikan jarak 2 jari dari leher
r. Bersihkan bagian dalam anak kanul dengan menggunakan kapas
lidi. Jika sekret menempel hingga kering dan sulit
dibersihkan,rendam sebentar dalam air hangat,lalu bersihkan
kembali
s. Bilas anak kanul menggunakan air matang yang hangat, lalu
keringkan dengan kassa steril termasuk bagian dalamnya.
t. Pasang anak kanul kedalam trakeo kanul
u. Perhatikan respon pasien,jika mengeluh sesak berikan oksigen
melalui trakeostomi
v. Evaluasi Respon pasien
w. Rapihkan pasien dan lingkungan
x. Rapihkan alat
y. Lepas handscoon dan cuci tangan
z. Akhiri interaksi dengan salam

Evaluasi:
a. Dokumentasi
b. Evaluasi hasil tindakan
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd
=9&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjJ3JCo6KnnAhXSdn0KHZJ5Cn
YQFjAIegQIAhAB&url=http%3A%2F%2Frepository.unimus.ac.id%2
Referensi F2052%2F13%2FBAB%2520II.pdf&usg=AOvVaw3ANSkZ-
zmFic9jGu0e9MvN

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd
=10&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj5t8zq76nnAhWVbysKHWGzB
XkQFjAJegQIBRAB&url=http%3A%2F%2Fbedah.usu.ac.id%2Fimag
es%2FModul%2FModul_KL%2F11-
TRAKEOSTOMI.pdf&usg=AOvVaw2V1Bit13ceOk6YYuXlYLvd

1. Dwi Puji Pangesti


Disusun Oleh 2. Eva Ervianawati Hardianita
3. Fujiati

Anda mungkin juga menyukai