DOSEN PEMBIMBING
OLEH
VIVIA HASANAH
193110198
Kelas : 2B
D3 KEPERAWATAN PADANG
2019/2020
A. RESUME TRACHEOSTOMI
Trakeostomi Merupakan prosedur yang dilakukan pada situasi gawat darurat atau pada
penderita penyakit yang parah,dimana ada prosedur sebuah selang akan dimasukan kedalam
batang tenggorokan agar jalan udara tetap terbuka dan memungkinkan pasien tetap
bernapas.Pada keadaan normal,atag tenggorokan dan paru-paru sendiri akan memprodukdi
lendir,dan lendir ini dapat di keluarkan dengan cara batuk.Namun pada pasien tidak sadar
seperti pasien stroke,kemempuan batuk secara baik telah menurun.
Sehingga lendir yang berada di batang teggorokan dapat menumpuk pada paru-paru
dan menimbulkan infeksi atau menghambat jalan napas.Oleh kaena itu dibutuhkan jalan napas
baru untuk mengeluarkan lendir.Pada pasien tidak sadar biasanya terpasag 2 selang,selang
pertama dipasang dari hidung hingga lambung untuk jlur makan.Selang kedua diasangdari
mulut hingga batang tenggorokan sampai paru-paru untuk jalan napas.Selang yang diasang dari
mulut samapai paru-paru hanaya dapat bertahan selama 7 hari karna kalau alat ini dipaan terus
menerus melewati mulut dan batang tenggirokan lama-lama bisa merusak pita suara dan
batang tenggorokan.
Oleh karena itu kita memerlukan akses baru dengan selang yang lebih pendek . untuk
dapat memasang selang trakeostomi diperlukan proses operasi kecil oleh dokter spesialis THT .
Dokter spesialis THT akan meminta persetujuan dari keluarga untuk melakukan prosedur
trakeostomi dengan cara penyayatan kecil di depan leher dengan bantuan anestesi lokal dan
bila pasien kesakitan bisa diberikan sedasi. Dari lubang kecil ini langsung dimasukkan selang
menuju batang tenggorokan. Dari selang inilah pasien bernapas dan dapat dilakukan
penyedotan lendir secara rutin.
2. Etiologi
Etiologi masalah pada jalan napas adalah sumbatan. Sedangkan sumbatan parsial dibedakan
menjadi tiga bagian yaitu:
a. Sumbatan Karena Cairan
b. Sumbatan Karena Pangkal Lidah
c. Sumbatan Anatomis Sumbatan anatomis
3. Fungsi Trakeostomi
a. Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan yang selanjutnya mengurangi kekuatan
yang diperlukan untuk memindahkan udara sehingga mengakibatkan peningkatan
regangan total dan ventilasi alveolus yang lebih efektif
b. Proteksi terhadap aspirasi
c. Memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang sangat penting pada pasien
dengan gangguan pernafasan
d. Memungkinkan jalan masuk langsung ke trachea untuk pembersihan
e. Memungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke traktus respiratorius
f. Mengurangi kekuatan batuk sehingga mencegah pemindahan secret ke perifer oleh
tekanan negative intra toraks yang tinggi pada fase inspirasi batuk yang norma
5. Perawatan Trakeostomi
1. Melakukan pengisapan selang trakeostomi
2. Membersihkan selang trakea
3. Membersihkan stroma
1. Melakukan pengisapan selang trakeostomi
Tujuan: untuk membersihkan sekret atau mukus sehingga pasien dapat bernapas lebi
baik dang mengurangi resiko infeksi.
A. Siapkan peralatan yang dibutuhkan
a) Mesin penghisap
b) Selang penghisap
c) Sarung tangan lateks
d) Larutan garam fisiologik (NaCl 0,9 %)
e) Mangkuk berisi air kran
B. Cucilah tangan secara menyeluruh
C. Siapkan dan lakukan pengujiann pada selang penghisap
a) Nyalakan mesin penghisap
b) Uji dengan menutupkan ibu jari pada lubang angin yang terdapat di ujung
selang penghisap yang dapat disentuh
D. Siapkan pasien, pastikan kepala sedikit ditinggikan
E. Ambil larutan NaCl, masukkan ke dalam selang penghisap
F. Masukkan selang penghisap ke dalam selang trakea dengan lembut sampai psien
mulinterbatuk hingg batuk tersebut berhenti dan tidak berlanjut. Selang penghisap
dimasukkn kira-kir 10-12 cm agar tidak terlalu dalam.
G. Tutup lubang angin, sebaiknya tidak lebih lama dari 10 detik sambil menarik selang
penghisap dengan gerakan pelan dan memutar hingga keluar dari selang trakeostomi
H. Periksa warna, bau, dan kekentln lendir untuk berjaga bilamana terdapat infeksi
(lendir hijau atau bau tidak sedap)
I. Berilah kesempatan pasien menarik napas dalam di antara tahap penghisapan, sebab
saat mesin penghisap bekerja sangat sedikit udara yang dapat masuk ke paru-paru
pasien. Pasien sebaiknya diberikan oksiegen setiap ali usai tahap penghisapan
J. Sesudah pelepasan selang penghisap, sedot air keran melalui selang tersebut untuk
membuang semu lendir kental.
K. Ulangi proses selama diperlukan hingga saluran napas bersih dari lendir.
L. Setelah penghisapan, aliran oksigen dikembalikan.
3. Membersihkan stoma
A. Periksalah stoma untuk mengetahui ada tidaknya gangguan atau tanda-tanda infeksi,
seperti:
a) Kemerahan
b) Bengkak
c) Rasa sakit
d) Produksi nanah yang berbau tidak sedap.
B. Ganti kassa di sekeliling stoma minimal 2 kali sehari. Kassa sendiri membantu
mengisolasi kulit dan menyerap lendir yang mungkin bocor di sekitar stoma. Jika
kassa basah harus diganti secepatnya.
C. Gantilah pita / tali yamg menahan selang trakea jika tampak kotor / basah. Mintalah 1
orang penolong untuk menahan pelat leher, sedangkan orang lainnya mengganti tali.
6. Dekanulasi
Dekanulasi adalah suatu tindakan untuk melepas selang trakeostomi dari stoma sehingga
lubang trakea dapat menutup dan pasien dapat bernapas spontan. Berikut adalah tindakan latihan
untuk mempersiapkan dekanulasi:
Jika pasien tidak mampu melewati latihan ini, padahal persyaratan awal sudah terpenuhi,
maka disarankan kontrol ke dokter THT untuk dinilai penyebab kegagalan latihan buka /
tutup atau menilai kemungkinan untuk mengganti trakeostomi dengan ukuran yang lebih
kecil. Nantinya kembali dilatih buka/tutup trakeostomi. Selang trakeostomi dapat bertahan
hingga 1 – 3 bulan.
B. Resume Perawatan WSD
Drainase thoraks merupakan metode yang penting untuk mencegah dan megobati kolaps
dari paru-paru. Keadaan ini dapat timbul karena obstruksi bronchial akibat sekresi karena
tekanan oleh udara, cairan, darah dan pus. Kendati terdapat berbagai metode yang diperlukan
untuk kedua sebab, kedua tipe tersebut dapat terjadi bersama, misalnya pneumothoraks yang
menyebabkan kolaps parsial dari paru-paru akibat kompresi (pasif ) yang dapat diikuti oleh
drainase bronchial yang adekuat.
Sekresi yang meningkat tidak dapat diabsorbsi sehingga menyebabkan terjadinya kolaps
paru-paru. Kavum pleura kemudian harus diaspirasi atau didrainase. Jika diperlukan adanya
drainase, maka digunakan WSD (Water Seal Drainage). Seal mencegah masuknya udara melalui
susunan drainase dan memungkinkan paru-paru mengembang. Udara, darah, atau eksudat
lainnya akan didrainase.
Tujuan dari perawatan WSD adalah untuk mencegah terjadinya infeksi serta memonitor
ada tidaknya infeksi pada area sekitar insersi selang. Selain itu perawatan WSD juga dilakukan
untuk mencegah terjadinya kolaps paru dengan nanti kita akan menggantikan botol WSD apabila
sudah penuh serta juga untuk memonitor apakah sudah ada reekspansi paru karena kita sudah
mengeluarkan udara atau cairan dari rongga pleura karena kasus-kasus tersebut.
1. Indikasi
a. Pneumothoraks
Pneumothoraks adalah suatu penumpukan dada diantara pleura viseralis dan
parietalis yang menyebabkan rongga pleura sebenrnya, bukan rongga pleura.
b. Hemothorak
Hemothoraks adalah akumulasi darah dan cairan di rongga pleura, biasanya akibat
trauma atau pembedahan ( Kozier, 2003 )
c. Thorakotomi
a) Lobektomi
b) Pneumoktomi
d. Efusi Pleura
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya penumpukan cairan dalam
rongga pleura ( Soemantri, 2008 ).
e. Emfiema
Emfiema adalah keadaan terkumpulnya pus di dalam rongga pleura. Pus dapat
mengisi satu lokasi pleura atau mengisi seluruh rongga pleura ( Muttaqin, 2008).
2. Kontraindikasi Pemasangan
a. Infeksi pada tempat pemasangan
b. Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol
3. Komplikasi
a. Komplikasi primer
a) Perdarahan
b) Edema paru
c) Tension pneumothoraks
d) Atrial aritmia
b. Komplikasi sekunder
a) Infeksi
b) Emfiema
c. Komplikasi lainnya
a) Laserasi yang mencederai organ
b) Perdarahan
c) Emfisema subkutis
d) Tube terlepas
e) Tube tersumbat
6. Prosedur
Fase pra interaksi 1. Baca catatan keperawatan atau cacatan medis(Baca identitas
pasien, kondisi pasien, pertatikan catatan keperawatan shift
sebelumnya mengenai tanda iritasi/infeksi, tinggi undulasi,
ada tidaknya gelembung, warna dan jumlah produk drainase)
2. Seebutkan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
3. Cuci tangan sebelum menyiapkan alat
4. Persiapan alat:Sepasang sarung tangan bersih, sepasang
sarung tangan seril, perlak dan alasnya, bengkok, larutan
NaCl, botol WSD yang baru, bak instrumen berisi pinset
anatomis, pinset chirugis, kasa steril, kom kecil, gunting,
klem), kasa steril, plester putih dan coklat, guntig plester.
5. Cuci tangan sebelum ke pasian
Fase orientasi 1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
2. Identifikasi pasien dengan bertanya nama dan umur pasien
atau nama dan alamat pasien, serta cek gelang identitas pasien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
kepada pasien atau kelurga
(samapaikan pada pasien tujuan dari perawatan WSD yang
akan dilakukan pada pasien yaitu untuk mencegah terjadinya
infeksi dan memonitor pengembangan paru. Prosedurnya
nanti akan dilakukan pergantian larutan di area selang dan
pergantian botol WSD)
4. Lakukan tindakan pengurangan nyeri (non farmakologis)
pada saat tindakan (samapaikan pada pasien apabila pada saat
tindakan nanti pasien merasa nyeri atau tidak nyaman,pasien
bisa tarik napas dan hembuskan untuk mengurangi rasa nyeri)
5. Kontrak waktu
6. Beri kesempatan pada pasien untuk bertnya
7. Dekatkan alat didekat pasien
8. Jaga privasi pasien (tuutp tirai),keamanan (pasang atau lepas
side rail),dan kenyamanan pasien (posisi dan lingkungan)