Anda di halaman 1dari 8

TRAKEOSTOMI

A. Pengertian
Suatu tindakan dengan membuka dinding depan/anterior trakea untuk
mempertahankan jalan napas agar udara masuk ke paru-paru dan
memintas jalan napas bagian atas.

Gambar 1. Trakeostomi

B. Tujuan

1. Mengurangi jumlah ruang hampa dalam traktus trakheobronkial


70 sampai 100 ml. Penurunan ruang hampa dapat berubah ubah
dari 10% sampai 50% tergantung pada ruang hampa fisiologik tiap
individu.
2. Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan yang selanjutnya
mengurangi kekuatan yang diperlukan untuk memindahkan udara
sehingga mengakibatkan peningkatan regangan total dan ventilasi
alveolus yang lebih efektif. Asal lubang trakheostomi cukup besar
(paling sedikit pipa 7).
3. Proteksi terhadap aspirasi.
4. Memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang sangat
penting pada pasien dengan gangguan pernafasan.
5. Memungkinkan jalan masuk langsung ke trachea untuk
pembersihan.
6. Memungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke jalan
napas.
7. Mengurangi kekuatan batuk sehingga mencegah pemindahan
secret ke perifer oleh tekanan negatif intra toraks yang tinggi pada
fase inspirasi batuk yang normal.

C. Indikasi

Indikasi trakeostomi termasuk sumbatan mekanis pada jalan nafas


dan gangguan non obstruksi yang mengubah ventilasi. Gejala-gejala
yang mengindikasikan adanya obstruksi pada jalan nafas;
1. Timbulnya dispneu dan stridor eskpirasi yang khas pada obstruksi
setinggi atau di bawah rima glotis terjadinya retraksi pada insisura
suprasternal dan supraklavikular.
2. Pasien tampak pucat atau sianotik
3. Disfagia
4. Pada anak-anak akan tampak gelisah

Tindakan trakeostomi akan menurunkan jumlah udara residu


anatomis paru hingga 50 persennya. Sebagai hasilnya, pasien
hanya memerlukan sedikit tenaga yang dibutuhkan untuk bernafas
dan meningkatkan ventilasi alveolar. Tetapi hal ini juga sangat
tergantung pada ukuran dan jenis pipa trakeostomi.
Gangguan yang mengindikasikan perlunya trakeostomi;
1. Terjadinya obstruksi jalan nafas atas
2. Sekret pada bronkus yang tidak dapat dikeluarkan secara fisiologis,
misalnya pada pasien dalam keadaan koma.
3. Untuk memasang alat bantu pernafasan (respirator).
4. Apabila terdapat benda asing di subglotis.
5. Penyakit inflamasi yang menyumbat jalan nafas (misal angina
ludwig), epiglotitis dan lesi vaskuler, neoplastik atau traumatik yang
timbul melalui mekanisme serupa
6. Mengurangi ruang rugi (dead air space) di saluran nafas atas
seperti rongga mulut, sekitar lidah dan faring. Hal ini sangat
berguna pada pasien dengan kerusakan paru, yang kapasitas
vitalnya berkurang.

Indikasi lain yaitu:


1. Cedera parah pada wajah dan leher
2. Setelah pembedahan wajah dan leher
3. Hilangnya refleks laring dan ketidakmampuan untuk menelan
sehingga mengakibatkan resiko tinggi terjadinya aspirasi
D. Komplikasi

1. Perdarahan
2. Pneumothoraks terutama pada anak-anak
3. Aspirasi
4. Henti jantung sebagai rangsangan hipoksia terhadap respirasi

E. Prosedur Perawatan Pasca Trakeostomi

Segera setelah trakeostomi dilakukan:


1. Awasi tanda vital
2. Rontgen dada segera dilakukan dan 48 jam kemudian untuk
melihat komplikasi lambat yang mungkin ada.
3. Udara hangat yang lembab harus disediakan selama 48 sampai 72
jam
4. Aspirasi teratur harus dilakukan dalam beberapa hari segera
setelah operasi
5. Antibiotik untuk menurunkan risiko timbulnya infeksi
6. Mengajari pihak keluarga dan penderita sendiri cara merawat pipa
trakeostomi

F. Prosedur Perawatan Trakeostomi


1. Tujuan Perawatan Trakeostomi
a. Menjaga kebersihan jalan nafas.
b. Mencegah infeksi.
c. Mencegah kerusakan integritas kulit sekitar trakheostomi

2. Persiapan Alat
a. Tali pengikat trakheostomi.
b. 2 kom/mangkuk steril, cairan NaCl, hydrogen peroksida
(H2O2), spuit 10 cc.
c. Stetoskop.
d. Suction set.
e. Set ganti balut steril.
f. 1 pasang handscoen bersih dan 2 pasang handscoen steril.
g. Kapas apus (swab), alkohol 70%.
h. Nierbeken / bengkok, plester, dan gunting.
i. Sikat pembersih.
j. Handuk, perlak, dan kantung plastik.
k. Tromol kasa, kaca mata pelindung, masker,
gaun/skort (kalau perlu).
3. Persiapan Pasien :
a. Menjelaskan prosedur dan tujuannya serta partisipasi klien
yang dibutuhkan.
b. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman bagi klien dan
perawat (supine atau semifowler).
c. Membentangkan handuk didada klien.
d. Perlu perawat lain sebagai asisten dalam melaksanakan
prosedur.
e. Menjaga kebutuhan privacy klien

4. Prosedur Kerja :
a. Mendekatkan alat pada tempat yang mudah dijangkau.
b. Menutup sampiran (kalau perlu).
c. Mencuci tangan dan memakai handscoen bersih.
d. Membentangkan handuk di dada klien.
e. Membuka set peralatan dan bungkus alat-alat yang
dibutuhkan untuk pembersihan trakheostomi.
1) Meletakkan perlak paling bawah dan atur peralatan
suction.
2) Mengatur mangkuk steril kedua dekat tetapi diluar lalu
lintas mangkuk pertama, jangan menyentuh bagian
dalam mangkuk.
3) Menuangkan sekitar 50 ml hidrogen peroksida.
4) Membuka sikat steril dan letakkan disebelah mangkuk
yang berisi hidrogen peroksida.
5) Membuka bungkusan kasa, tuangkan hidrogen
peroksida diatas kasa pertama, dan normal saline pada
kasa kedua, sedangkan kasa ketiga tetap dibiarkan
kering.
6) Membuka swab berujung kapas. Tuangkan hidrogen
peroksida pada satu paket swab, dan normal saline
apda paket swab lainnya.
7) Jika trakheostomi menggunakan kanule dalam sekali
pakai (disposible). Buka bungkusnya, sehingga dapat
dengan mudah diambil. Pertahan sterilitas kanule dalam.
8) Menentukan panjang tali pengikattrakheostomi yang
diperlukan dengan menggandakan lingkar leher dam
menambah 5 cm dan gunting tali pada panjang tersebut.
f. Melakukan prosedur penghisapan. Pastikan telah
menggunakan skort, kaca mata pelindung, dan handscoen
steril.
g. Melepaskan handscoen yang sudah basah dan kenakan
handscoen steril yang baru. Pertahankan agar tangan
dominan tetap steril sepanjang prosedur dilakukan.
h. Membersihkan kanule dalam.
i. Mengganti kanule dalam sekali pakai (disposible inner-
canula) :
1) Membuka dan dengan hati-hati lepaskan kanule dalam
dengan menggunakan tangan yang tidak dominan.
2) Melakukan penghisapan dengan teknik steril (jika
diperlukan).
3) Mengeluarkan kanule dalam baru steril dari bungkusnya
dan siramkan sejumlah normal saline steril pada kanule
baru tersebut. Biar4kan normal saline menetes dari
kanule dalam.
4) Memasang kanule dalam dengan hati-hati dan cermatm
dan kunci kembali agar tetap pada tempatnya.
5) Menghubungan kembali klien dengan sumber oksigen.
6) Membersihakn kanule dalam tak disposible :
7) Melepaskan kanule dalam menggunakan tangan tidak
dominan, dan masukkan kanule tersebut kedalam
mangkuk berisi hidrogen peroksida.
8) Membersihkan kanule dalam dengan sikat (tangan
dominan memegang sikat dan tangan yang tidak
dominan memegang kanule.
9) Memegang kanula diatas mangkuk yang berisi hidrogen
peroksida dan tuangkan normal saline pada kanule
sampai semua bagian kanule terbilas dengan baik.
Biarkan normal saline menetes dari kanule dalam.
10)Memasang kembali kanule dalam dan kunci.
11)Hubungkan kembali klien ke sumber oksigen.
j. Membersihkan bagian luar/sekitar kanule dan kulit
sekitarnya dengan menggunakan hidrogen peroksida, lalu
bilas dengan NaCl dan keringkan dengan kasa.

k. Mengganti tali pengikat trakheostomi :


1) Membiarkan tali yang lama tetap pada tempatnya
sementara memasang tali yang baru.
2) Menyisipkan tali yang baru pada salah satu
sisi faceplate. Melingkarkan kedua ujung bebasnya
mengelilingi bagian belakang leher klien ke sisi
lainnya faceplate dan ikat dengan kuat tetapi idak ketat.
Gunting talitrakheostomi yang lama.
3) Memasang kasa pada mengelilingi kanule luar dibawah
tali pengikat dan faceplate. Periksa kembali untuk
memastikan bahwa tali pengikat tidak terlalu ketat tetapi
pipa trakheostomi tertahan dengan aman pada
tempatnya.
l. Mengempiskan dan mengembangkan balon(cuff) pipa
trakheostomi :
1) Memakai handscoen steril.
2) Jika terdapat klem pada pada pipa cuff lepaskan klemnya
dan sambungkan dengan spuit.
3) Meminta klien menghirup nafas dalam bersamaan dengan
secara perlahan mengaspirasi udara pada cuff (biasanya 5
cc). Mengamati adanya kesulitan bernafas.
m. Mengatur kembali posisi klien, memasang pengaman tempat
tidur, dan atur kembali ketinggian tempat tidur.
n. Merapihkan peralatan.
o. Melepaskan handscoen dan mencuci tangan.

5. Evaluasi :
a. Mengevaluasi respon serta toleransi klien sebelum, selama,
dan sesudah prosedur.
b. Mengkaji status respirasi klien dan mengobservasi tanda-tanda
vital pasca prosedur.

Gambar 2 : Tabung Trakeostomi tanpa balon


Gambar 3 : Tabung Trakeostomi dengan Balon
Gambar 4 : Perawatan Trakeostomi

Anda mungkin juga menyukai