Anda di halaman 1dari 4

PERAWATAN TRAKHEOSTOMI

Oleh; Ns. Supriadi, S.Kep

PENGERTIAN:
Trakheostomi merupakan tindakan membuat lubang pada dinding depan/ anterior trakhea untuk
bernapas; sebagai jalan napas sementara atau permanen untuk mempertahankan jalan napas agar
udara dapat masuk kedalam paru-paru dan memintas jalan napas bagian atas.

Perawatan trakheostomi penting untuk membesihkan sekret sehingga tidak menyumbat jalan napas
dan tidak terjadi asfiksia. Sekret di trakhea dan kanul harus sering dihisap keluar dan kanul dalam
dicuci sekurang-kurangnya 2 kali sehari. Bila kanul harus dipasang dalam jangka waktu lama, maka
kanul luar harus dibersihkan 2 minggu sekali.

INDIKASI TRAKHEOSTOMI:
1. Terjadi obstruksi jalan napas atas
2. Secret pada bronkus yang tidak dapat dikeluarkan secara fisiologis, misalnya pada pasien dalam
keadaan koma
3. Untuk memasang alat bantu pernapasan (ventilator)
4. Terdapat benda asing di subglotis yang tidak dapat dikeluarkan
5. Penyakit inflamasi yang menyumbat jalan napas
6. Cedera parah pada wajah dan leher
7. Hilangnya reflex laring dan ketidakmampuan untuk menelan sehingga berisiko tinggi mengalami
aspirasi

TUJUAN TINDAKAN:
Tujuan pemasangan trakheostomi:
 Menjaga kepatenan jalan napas
 Memberikan bantuan pernapasan yang kontinue
 Memfasilitasi pembersihan jalan napas

Tujuan perawatan trakheostomi:


 Mempertahankan kepatenan jalan napas klien
 Menjaga kelembaban mukosa saluran napas
 Mempertahankan tube trakheostomi tetap pada posisinya
 Mencegah infeksi (oral, kulit stoma dan paru-paru)

Secara umum perawatan trakheostomi meliputi:


1. Kelembaban
 Epitel bersilia melapisi bronkus dan trakea, bisa rusak bila ditutupi lendir
 Uap hangat atau dingin dengan mengalirkan udara yang telah dilembabkan ke dalam kanul
2. Penghisapan Lendir
 Meskipun kelembaban cukup, sekret tetap dapat terbentuk
 Refleks batuk berkurang, lakukan suction yang steril
 Beberapa hari pertama penghisapan harus sering
 Mengencerkan sekret dengan meneteskan garam fisiologis 1-5 cc ke dalam kanul
 Waktu kateter dimasukkan, penghisapan dimatikan. Kateter suction masuk dahulu, baru
penghisapan dihidupkan agar O2 dalam paru tidak banyak terhisap
3. Infeksi
 Mudah terjadi karena lubang operasi yang terbuka dan resiko aspirasi
 Cuci tangan atau menggunakan handscoen steril saat melakukan perawatan
4. Kebersihan
 Metal: bila kanul dalam lebih panjang, dapat dikeluarkan dan dibersihkan. Kanul luar tetap
untuk menjaga aliran udara
5. Pengempisan Cuff
 Pemasangan cuff yang terlalu kencang dapat merusak mucosa/ dinding trakhea
 Cuff harus dikempiskan setiap 1 jam sekali selama 1 menit
6. Makanan
 Klien tidak mampu makan, sehingga perlu dipasang NGT
7. Berbicara
 Klien tidak mampu berbicara, sehingga perlu disediakan media untuk berkomunikasi (pensil
dan kertas)
KOMPLIKASI PEMASANGAN TRAKHEOSTOMY:
1. Apnea akibat penumpukan CO2 dalam alveoli paru. Segera lakukan napas buatan
2. Perdarahan akibat erosi dinding trakhea depan
3. Emfisema, terjadi bila jahitan kulit terlalu kuat sehingga udara keluar melalui sekeliling kanul
yang masuk ke dalam jaringan
4. Nekrosis, terjadi akibat tekanan karena cuff terlalu kuat
5. Stridor, terjadi karena letal kanul berpindah pada jeringan lunak atau tertutup oleh sekret. Letak
dan kebersihan kanul harus dijaga.

PERALATAN:
 Meja tempat tidur
 Alat penghisap trakheostomi (kateter suction)
 Kotak peralatan trakheostomi steril: tube trakheostomi
 Kasa gulung/ tali pengikat trakheostomi
 Kasa steril ukuran 4x4 cm, sebanyak 3 kemasan besar
 Hydrogen peroksida (H2O2)
 Normal salin
 Salep antibiotik bila diperlukan
 Lidi kapas/ cotton bud steril secukupnya
 Kom/ basin steril 2 buah
 Sikat kecil yang steril 1 buah
 Handscoen steril 2 pasang
 Pinset anatomi 2 buah
 Spekulum
 Gunting steril
 Tempat sampah
 Gunting plester
 Plester
 Perlak dan Handuk kecil bersih
 Mesin suction
 Waskom berisi air hangat
FORMAT PENILAIAN
PROSEDUR PERAWATAN TRAKHEOSTOMI

Nama :
NIM :
Kelas :

NO TINDAKAN TGL: TGL:


M TM M TM
1 Mengecek program terapi medik
2 Mengucapkan salam terapeutik
3 Melakukan evaluasi/ validasi
4 Melakukan kontrak (waktu, tempat, dan topic)
5 Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah tindakan
6 Mencuci tangan
7 Mempersiapkan alat, mendekatkan ke tempat tidur klien
8 Mengatur posisi klien: terlentang atau semifowler dengan
ekstensi pada leher
9 Mengauskultasi suara nafas klien untuk mengetahui
kebutuhan suction
10 Meletakkan handuk di atas dada klien
11 Memasang sarung tangan steril
12 Melakukan penghisapan lendir melalui trakheostomi
sebelum kanula dilepas
13 Memberi oksigen via trakeostomi
14 Melepaskan balutan kotor
15 Melepaskan sarung tangan dan memasukkan dalam
bengkok
16 Membuka set trakeostomi steril. Membuka kemasan
kassa secara aseptik dan tuangkan NaCl 0,9% pada satu
kemasan, H2O2 pada kemasan lainnya. Biarkan kemasan
ketiga dalam keadaan kering.
17 Membuka kemasan lidi kapas/ cutton bud steril dan
letakkan dalam basin dan tuangkan ± 2 ml hidrogen
peroksida kedalamnya, dan NaCl 0,9% pada lidi kapas
lainnya.
18 Membuka kemasan sikat kecil steril dan letakkan dalam
bengkok/ kom steril secara aseptik
19 Mengukur panjang tali pengikat trakeostomi yang
diperlukan dengan menggandakan lingkar leher dan
menambah 5 cm
20 Memakai sarung tangan steril
21 Membasahi lidi kapas dengan H2O2 dan membersihkan
kulit sekitar stoma. Ulangi beberapa kali sampai kulit
bersih.
22 Membilas kulit dan mukus disekitar stoma dengan kasa/
lidi kapas yang dibasahi dengan NaCl 0,9%
23 Mengeringkan kulit sekitar stoma dengan menggunakan
kassa steril yang kering
24 Melepaskan sumber O2, kemudian membuka kanula
dalam dengan tangan nondominan dengan cara memutar
900 melawan arah jarum jam.
25 Memasukkan kanula dalam ke dalam basin berisi air
hangat atau cairan H2O2.
26 Untuk mencegah desaturasi oksigen pada klien, dengan
cepat ambil kanula dalam dan gunakan sikat steril untuk
membersihkan sekret pada kanula dalam (dan kanula
luar) dari bagian samping kebagian dalam kanula. Jika
mukus pada bagian dalam kanula sulit dibersihkan, maka
rendam kanula dalam air hangat atau cairan H 2O2 selama
3 menit, lalu bersihkan.
27 Melakukan suction kanula luar untuk membersihkan dari
sekret/ mucus
Memegang kanula dalam diatas basin dan cuci dengan
normal salin. Gunakan tangan nondominan untuk
menuangkan normal salin. Inspeksi kebersihan kanula.
Jika masih ada sisa-sisa kotoran, ulangi prosedur diatas.
28 Memasang kembali kanula dalam dan kencangkan
dengan mekanisme ‘kunci’ searah jarum jam.
29 Memasang kembali sumber oksigen
30 Membersihkan sekitar stoma dan luar permukaan kanula
serta dibagian bawah ‘face plate/flange’ dengan kasa
steril atau lidi kapas yang dibasahi NaCl. Jika sekret sulit
dibersihkan, gunakan campuran H2O2 dan NaCl= 1:1.
31 Membersihkan dengan cara sekali usap dengan arah
memutar dari sisi stoma kearah luar. Keringkan kulit dan
‘flange’ dengan kasa kering
32 Membuka dan lebarkan kasa 4x4 , lipat dua dan bentuk
huruf V. tempatkan kasa dibagian bawah ‘face
plate/flange’ (jangan menggunting kasa), dan pastikan
kanula tersokong dengan aman
33 Mengganti tali pengikat:
a. Minta bantuan asisten (dengan menggunakan
handscoen steril) menahan tube trakheostomi
selama mengganti tali pengikat. Jika tidak ada
asisten, jangan memotong tali yang lama sampai
ikatan yang baru/ bersih terbentuk dengan aman
b. Angkat/ lepaskan tali yang kotor dari pasien.
Tali dapat dipotong atau dilepaskan ikatannya.
c. Masukkan tali yang bersih kedalam lubang ‘
flace plate’ dari sisi bawah dan kemudian
masukkan ujung tali lainnya pada lubang
‘faceplate’ disebelahnya.
d. Minta klien untuk memfleksikan lehernya dan
anjurkan asisten untuk untuk menempatkan 1
atau 2 jari dibawah tali saat mengikatkan tali
disamping leher klien
e. Ikat ujung tali dengan aman dengan 2 kali ikatan
dengan hanya menyisakan ruang untuk 1 jari
34 Menempatkan kasa 4x4 di bawah ikatan yang bersih dan
alat pemutar.
35 Melepaskan sarung tangan dan buang pada wadah yang
telah disediakan bersama tali trakheostomi yang telah
kotor.
36 Mengembalikan klien pada posisi yang nyaman dan kaji
status pernapasan klien
37 Merapikan alat
38 Mencuci tangan
39 Mengevaluasi respon klien
40 Merencanakan tindak lanjut
41 Melakukan kontrak yang akan datang (waktu, tempat,
dan topik)
42 Melakukan dokumentasi tindakan dan hasil

Keterangan: Unaaha, 2019


M : Melakukan Pembimbing
TM : Tidak Melakukan

Ns. Supriadi, S.Kep

Anda mungkin juga menyukai