Anda di halaman 1dari 22

MELAKSANAKAN PERSIAPAN

PASIEN UNTUK TINDAKAN


KEPERAWATAN DENGAN
GANGGUAN PERNAFASAN

Kelompok 2 :
 ANGGUN SAFITRI
 DIAN TRI LESTARI
 LINTANG AULIA
 MAYA SUSIANA CANDRAWATI
 NOVIA ARUM SEKARTAJI
 PONI MARLINA
 RABIYATUL ADAWIYAH
 REVA SELVINA MEILINDA
 YOHANA NOVIA T
WSD ( WATER SEAL DRAINAGE)
Pengertian Water Seal Drainage

Water Seal Drainage merupakan tindakan invasive


yang dilakukan untuk mengeluarkan udara dan cairan
(darah dan pus) dari cavum pleura (rongga pleura) dengan
menggunakan pipa penghubung atau selang dada untuk
mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut.
TUJUAN PERAWATAN WSD

 Mengganti balutan dada dan selang WSD


 Memonitor kepatenan dan fungsi system WSD
 Mengganti botol WSD
PERSIAPAN ALAT

 Satu buah meja dengan satu set bedah minor

 Botol WSD berisi  larutan bethadin yang telah

diencerkan dengan NaCl 0,9% dan  ujung selang

terendam sepanjang dua cm.

 Kasa steril dalam tromol

 Korentang

 Plester dan gunting


 Nierbekken/kantong balutan kotor

 Alkohol 70%

 Bethadin 10%

 Handscoon steril
PELAKSANAAN PERAWATAN WSD

1. Perawat mencuci tangan, kemudian memasang handscoon

2. Membuka set bedah minor steril

3. Membuka balutan dengan menggunakan pinset secara hati-


hati,    balutan kotor dimasukkan ke dalam nierbekken

4. Mendisinfeksi luka dan selang dengan bethadin 10% kemudian


dengan alkohol 70%
Menutup luka dengan kasa steril yang sudah dipotong
tengahnya   kemudian diplester
6. Melepaskan sambungan antara selang WSD dengan selang botol
Ujung selang WSD dibersihkan dengan alkohol 70%, kemudian selang
WSD dihubungkan dengan selang penyambung botol WSD yang baru

7. Klem selang WSD dibuka

8. Anjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan bimbing pasien cara
batuk efektif
Latih dan anjurkan pasien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan
latihan gerak pada persendian bahu daerah pemasangan WSD

9. Merapikan pakaian pasien dan lingkungannya, kemudian membantu


pasien dalam posisi yang paling nyaman
10. Membersihkan alat-alat dan botol WSD yang kotor, kemudian di
sterilisasi kembali
Membuka handscoon dan mencuci tangan
11. Menulis prosedur yang telah dilakukan pada catatan perawatan.
Respons yang diharapakan

1. Membuang udara, cairan atau darah dari ruang


pleural berhasil dilakukan sejalan dengan
pemulihan tekanan negative.

2. Bunyi napas yang terauskultasi dan klien secara


subjektif mulai “merasa lebih baik”.

3. Hasil pemeriksaan AGD terakhir lebih normal.


DOKUMENTASI WSD

1. mencatat hasil pengkajian dan observasi pada klien dan


system drainage klien.
2. mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan prosedur.
3. mencatat respon klien sebelum, selama dan sesudah
pelaksanaan prosedur.
4. mencatat masalah dan intervensi yang dilakukan
TRAKEOSTOMI
PENGERTIAN TRAKEOSTOMI

Trakeostomi adalah suatu prosedur meliputi


pembuatan lubang permanen atau sementara melalui
tindakan bedah ke dalam trakea pada cincin trakea
kedua, ketiga, atau keempat dan pemasangan selang
indwelling untuk memungkinkan ventilasi dan
pembuangan sekresi.
Tracheostomy care merupakan tindakan
dengan membersihkan kanul tracheostomy untuk
menjaga kepatenan jalan napas (Hidayati, dkk,
2014).
Perawatan Trakeostomi:

Pembersihan secret atau biasa disebut trakeobronkial toilet,


Perawatan luka pada trakeostomi
Perawatan anak kanul
Humidifikasi untuk menjaga kelembapan

Tujuan Perawatan Trakeostomi:


Untuk mencegah sumbatan pipa trakeostomi (Pluging)
Untuk mencegah infeksi
Meningkatkan fungsi pernafasan (ventilasi dan oksigenasi)
Bronkial toilet yang efektif
Prosedur Trakeobronkial Toilet

 Jelaskan prosedur pada klien & keluarga sebelum memulai dan


berikan ketenangan selama pengisapan.
 Siapkan alat – alat yang diperlukan
 Cuci tangan
 Hidupkan mesin suction (portable atau wall dengan tekanan
sesuai kebutuhan)
 Buka kit kateter pengisap
 Isi kom dengan normal salin
 Ventilasi klien dengan bagian resusitasi manual dan aliran
oksigen yang tinggi.
 Kenakan sarung tangan pada kedua tangan ( steril )
 Ambil kateter pengisap dengan tangan non dominan dan hubungkan ke
pengisap
 Masukkan selang kateter sampai pada karina tanpa memberikan isapan,
untuk menstimulasi reflek batuk
 Beri isapan sambil menarik kateter, memutar kateter dengan perlahan
360 derajat tanpa menyentuh lapisan mucus saluran napas (lakukan
pengisapan maksimal 10-15 detik karena pasien dapat hipoksia)
 Reoksigenasikan dan inflasikan paru pasien selama beberapa kali nafas
 Ulangi 4 langkah sebelumnya sampai jalan nafas bersih.
 Bilas kateter dg normal salin antara tindakan pengisapan
 Hisap kavitas orofaring setelah menyelesaikan pengisapan trakea
 Bilas selang pengisap
 Buang kateter, sarung tangan ke dalam tempat pembuangan kotor.
Prosedur Perawatan Luka Trakeostomi

a.Tujuan : Untuk mencegah infeksi


b.Persipan Alat dan Bahan
1. Pinset anatomis dan cirurgis
2. Sarung tangan
3. Kasa minimal 3
4. Kom/mangkuk kecil
5. NaCL 0.9%
6. Gunting perban
7. Antibiotik
8. Bengkok
9. Perlak
10.Tali trakeostomy
Persiapan Pasien Prosedur Kerja

1. Mencuci tangan dengan


1. Pasien diberi tahu menggunakan sabun atau larutan
tentang tindakan anti septik
yang akan 2. Pemasangan perlak
dilaksanakan
3. Pasang sarung tangan
2. Mengatur posisi
4. Angkat kasa dari luka
yang nyaman
5. Kaji kondisi luka
6. Bersihkan luka dengan NaCL 0,9 %
dari pusat luka kearah luar
7. Keringkan luka dengan kasa steril
yang lembut
8. Berikan obat sesuai indikasi
9. Tutup luka dengan kasa steril dan
paten (hindari luka dari serabut-
serabut kasa)
Perawatan Anak Kanul

1. Anak canula dibersihkan / disikat dengan sikat canula


atau direndam dengan hydrogen peroxide/ presept
2. Bilas dengan cairan bebas kuman / Nacl
3. Keringkan sisa cairan yang ada dalam anak canula dengan
cara menggoncang – goncangkan
4. Lekatkan kembali anak canula kedalam tubing dengan
mantap
Humidifikasi untuk menjaga kelembapan

1. Masukan cairan
2. Kelembaban ruangan/ kamar
3. Artificial nose/ merubah hangat dan
kelembaban
4. Trach. Ring/cincin trach.
5. Trach. Mask
6. Saline
DOKUMENTASI TRAKEOSTOMI

1. mencatat hasil pengkajian dan observasi pada klien


dan trakeostomi klien.
2. mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan prosedur.
3. mencatat respon klien sebelum, selama dan sesudah
pelaksanaan prosedur.
4. mencatat masalah dan intervensi yang dilakukan

Anda mungkin juga menyukai