Anda di halaman 1dari 8

ANALISA TINDAKAN PERAWATAN WSD

Nama klien : Tn. E

Umur : 62 Tahun

Diagnosa medis : Efusi Pleura

1. Diagnosa keperawatan : Gangguan Rasa Nyaman


Data subjektif :
 Klien mengatakan lukanya nyeri dan mengeluarkan cairan
 Klien mengatakan sudah 3 hari klien belum diganti balutan
Data objektif : Klien tampak meringis
2. Dasar pemikiran
WSD merupakan suatu tindakan drainase interpleural yang digunakan setelah
prosedur intrathorokal. Satu atau lebih kateter dada dipasang dalam rongga
pleura dan difiksasi ke dinding dada yang kemudian di sambung ke system
drainase (suction). Bertujuan untuk mengeluarkan gas, cairan darah, atau
cairan yang asing yang bersifat solid dari rongga dada pleura atau rongga
thoraks dan ruang mediastinum.
3. Tindakan keperawatan : Perawatan WSD
4. Prinsip Tindakan
Perawatan WSD merupakan tindakan keperawatan dengan prinsip bersih dan
steril.
5. SOP Perawatan WSD

Langkah Tindakan
Pengertian WSD merupakan suatu tindakan drainase interpleural
yang digunakan setelah prosedur intrathorokal. Satu
atau lebih kateter dada dipasang dalam rongga pleura
dan difiksasi ke dinding dada yang kemudian di
sambung ke system drainase (suction) (Robby, 2013).
Tujuan 1. Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga

pleura dan rongga thorak

2. Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura

3. Mengembangkan kembali paru yang kolpas

4. Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga

dada

5. Mengembalikan fungsi paru (Robby, 2013).


Indikasi 1. Pneumothoraks

2. Hemothoraks

3. Efusi pleura

4. Emfisema
Persiapan Alat 1. Satu buah meja dengan satu set bedah minor

2. Botol WSD berisi larutan bethadin yang telah

diencerkan dengan NaCl 0.9% dan ujung selang

terendam sepanjang 2cm

3. Korentang

4. Plester dan gunting

5. Bengkok / kantong balutan kotor

6. Alcohol 70%

7. Betadhin

8. Kassa steril

9. Handscoon steril
Prosedur Kerja 1. Tahap Prainteraksi

 Membaca buku status pasien

 Melihat rencana tindakan yang akan dilakukan

 Mencuci tangan

 Memakai masker

 Mendekatkan alat-alat ke dekat pasien

2. Tahap Orientasi

 Memberikan salam dan menyapa nama pasien

 Menjelaskan tujuan, manfaat serta prosedur

tindakan yang akan dilakukan

 Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien

3. Tahap Kerja

 Menjaga privasi pasien

Rasional : Klien merasa aman

 Mengatur posisi pasien

Rasional : Memposisikan pasien senyaman

mungkin

 Memasang perlak dibawah area yang akan

didressing

Rasional : Menghindari agar tempat tidur tidak

kotor
 Mendekatkan bengkok

Rasional : Memudahkan perawat dalam

membuang seperti kasa habis pakai

 Memasang handscon steril.

Rasional : Mengurangi penyebaran

mikroorganisme

 Membuka set bedah minor

Rasional : Mempermudah melakukan tindakan

 Mengambil 2 pinset cirurgis, membuka plester

yang sebelumnya sudah dibasahi dengan alkohol

secara hati-hati, membuka kasa, masukan

kedalam bengkok, letakkan pinset pada tempat

yang sudah ditentukan.

Rasional : 2 pinset curigis untuk membuka luka

bedah, membuka plester untuk membersihkan

luka serta observasi area sekitar luka apakah

terdapat tanda – tanda infeksi, kasa dibuka untuk

mengganti dengan kasa yang baru untuk

mencegah timbulnya infeksi dan buang kasa yang

sudah dipakai ke bengkok, mengembalikan pinset

ke tempat semula supaya memudahkan ketika


akan dipakai lagi

 Mengobservasi adanya tanda-tanda infeksi pada

luka disekitar selang WSD dan kondisi benang

hecting.

Rasional : Melihat apakah terdapat tanda-tanda

infeksi

 Mengambil 2 pinset anatomis, mengambil kassa

yang sudah dibasahi dengan NaCl 0,9%, peras,

jepit setengahnya, bersihkan luka secara hati-hati

dengan cara sirkuler dari arah dalam keluar,

buang kasa pentul yang kotor kedalam bengkok.

Mengambil kassa lagi, peras, jepit setengahnya,

bersihkan selang WSD sepanjang ± 3 cm.

Rasional : Melakukan perawatan luka untuk

menjaga luka supaya terjaga kesterilannya

menggunakan NaCl dan tidak menimbulkan

infeksi

 Mengambil kassa steril yang sudah dipotong

tengahnya, menutup luka secara menyilang,

kemudian plester dengan cara horizontal

kemudian fiksasi selang WSD kedinding dada.


Rasional : Menutup luka dengan cara menyilang

supaya luka tertutup semua dengan rapat dan

tidak mudah terlepas

 Mengklem selang WSD di atas sambungan.

Rasional : Mencegah udara masuk

 Melepaskan sambungan antara selang WSD

dengan selang pada botol, ujung selang WSD

dibersihkan dengan alkohol 70%, kemudian

selang WSD dihubungkan kembali dengan selang

penyambung botol WSD yang baru.

Rasional : Menjaga kebersihan selang tersebut

supaya tidak menyebabkan infeksi masalah baru

 Membuka klem. Menganjurkan klien untuk batuk

atau bernapas dalam untuk melihat undulasi

positif atau negatif dan apa yang keluar dari ujung

selang didalam botol WSD.

Rasional : Mengetahui undulasi positif atau

negatif ketika batuk / bernafas

 Melepas handscoon

Rasional : Mencegah tangan perawat agar tidak

terkontaminasi cairan tubuh pasien.


4. Tahap Terminasi

 Membereskan alat

 Merapikan pasien

 Melihat respon pasien

 Berpamitan dan kontrak waktu dengan pasien

 Mencuci tangan

 Mencatat kegiatan dalam lembar dokumentasi.


5. Bahaya dan pencegahan
Bahaya :
 Selang WSD terbuka/terlepas
 Resiko infeksi
Pencegahannya : Lebih berhati-hati saat melakukan perawatan WSD, harus
memerhatikan dan menerapkan prinsip sesuai dengan prosedur.
6. Hasil yang didapat dan maknanya :
S : Klien mengatakan nyeri agak berkurang
O : Tidak ada tanda-tanda infeksi
A : Lanjutkan intervensi
P : Berikan posisi nyaman pada klien
7. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
1) Monitoring keadaan umun dan tanda-tanda vital
2) Berikan posisi nyaman
3) Berikan teknik relaksasi bila nyeri belum berkurang
4) Kolaborasi pemberian obat
8. Evaluasi diri
Tindakan keperawatan ini dilakukan secara mandiri.

REFERENSI
Eka, Robby. 2013. Teknik Perawatan Water Seal Drainage (WSD). Fakultas
Kedokteran. Universitas Airlangga: Surabaya.

Nurachmah, Elly. 2000. Buku Saku Prosedur Keperawatan medical Bedah. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai