Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PERAWATAN LUKA WSD (WATER SEAL DRAINAGE)

Disusun oleh :
Desi Choiriyani
NIM. 132013143059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )
PERAWATAN LUKA WSD

Pengertian Merupakan selang dada yang di insersi untuk mengeluarkan udara dan
cairan dari ruang pleura, mencegah udara atau cairan supaya tidak masuk
ruang pleura, dan membentuk kembali tekanan yang normal pada
intrapleura dan intrapulmonal
Tujuan 1. Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga
thorax.
2. Mengembalikan tekanan negatif pada rongga pleura.
3. Mengembangkan kembali paru yang kolaps.
4. Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura ( refluks drainage )
yang dapat menyebabkan pneumothoraks.
5. Mengalirkan udara atau cairan dari rongga pleura untuk
mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut.
Indikasi 1. Pneumothoraks
2. Hemothoraks
3. Thorakotomi
4. Efusi Pleura
5. Emfiema
Kontraindikasi 1. Infeksi pada tempat pemasangan.
2. Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol.
Alat dan Bahan 1. Trolly dressing
2. Botol WSD berisi larutan bethadin yang telah diencerkan dengan NaCl
0,9% dan ujung selang terendam sepanjang 2 cm.
3. Kasa steril dalam tromol.
4. Pinset
5. Korentang
6. Plester
7. Gunting
8. Alkohol 70%
9. NaCl 0,9%
10. Handscoon steril
11. Bengkok
Prosedur Pengkajian :
1. Mengkaji kembaali program/instruksi medic
2. Mengkaji status respirasi pasien (suara nafas pada kedua lapang paru,
pola nafas, dan saturasi oksigen)
3. Mengkaji keluhan pasien
4. Mengkaji kepatenan sistem drainage
5. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan WSD

Perencanaan :
1. Persiapan alat
2. Persiapan pasien : klarifikasi identitas pasien, lihat catatan status pasien
3. Mempersiapkan pengaturan posisi pasien
4. Menjaga kebutuhan privacy pasien

Implementasi :
Fase orientasi :
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Klarifikasi identitas pasien, memanggil nama pasien
4. Menjelaskan tujuan
5. Menjelaskan langkah dan prosedur
6. Menanyakan kesiapan pasien
Fase kerja :
1. Mencuci tangan
2. Memakai handscoon bersih
3. Memasang perlak
4. Membuka pakaian bagian atas pasien
5. Mengatur posisi pasien
1) Memberi posisi semifowler/duduk
2) Menyokong dinding dada dekat pemasangan selang WSD
3) Menganjurkan pasien untuk nafas dalam dan batuk efektif
6. Mengobservasi luka punksi dan kulit sekitarnya :
1) Membuka dan melepaskan balutan dengan sangat hati-hati,
masukkan kedalam bengkok yang tersedia
2) Mengamati kondisi luka, apakah ada tanda-tanda infeksi
3) Melakukan palpasi sekitar luka dan selang adanya bengkak dan
krepitasi
4) Membuka set angkat jahitan, memakai sarung tangan steril dan
melakukan perawatan luka secara steril
5) Jaga drain supaya tidak tertarik / tercabut dan slang / penyambung
tak terlepas, sehingga udara tidak masuk kedalam rongga thorak
6) Rawat luka dengan NaCL 0,9 % lalu keringkan
7) Menutup sekitar drain dengan kasa steril yang sudah digunting
tengahnya kemudian diplester
8) Memasang slang penyambung yang sudah disediakan pada pipa
botol WSD yang baru, kemudian ujung slang ditutup kasa steril
9) Drain yang dipasang diklem dengan kocher
10) Melepaskan sambungan slang botol dari drain
11) Ujung drain dibersihkan dengan alcohol 70 % kemudian drain
dihubungkan dengan slang menyambung botol WSD yang baru
12) Melepaskan kocher dari drain
7. Mengobservasi :
1) Apakah paru-paru tidak mengembang;
2) Apakah ada penyumbatan pada slang kerena ada darah atau kotoran
lain;
3) Keluhan pasien dan tanda-tanda vital, gejala cyanosis, tanda-tanda
pendarahan dan dada terasa tertekan;
4) Apakah ada krepitasi pada kulit sekitar drain;
5) Melatih pasien untuk bernafas dalam dan batuk;
6) Menganjurkan pasien untuk sesering mungkin menarik nafas
dalam;
7) Sebelum drain dicabut, pasien dianjurkan menerik nafas dalam,
drian segera dicabut. Luka bekas drain ditutup dengan kasa steril
yang sudah diolesi vaselin steril, kemudian diplester.itu artinya no
water seal dan dapat menyebabkan paru kolaps, Bila > 2cmH2o
maka memerlukan tekanan yang lebih tinggi dari paru untuk
mengeluarkan cairan atau udara, Apabila tidak ada fluktuasi yang
mengikuti respirasi dapat disebabkan karena tertekuk, ada bekuan
darah atau perubsahan chest tube
8) Pantau fluktuasi gelembung udara pada water eal , bila < 2cm H2o
8. Merapikan pakaian pasien dan lingkungannya, kemudian membantu
pasien dalam posisi yang menyenangkan
9. Membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya
10. Perawat mencuci tangan
11. Menulis prosedur yang telah dilakukan pada catatan keperawatan
Evaluasi 1. Mengevaluasi respon serta toleransi klien sebelum, selama, dan
sesudah prosedur
2. Mengevaluasi adanya efek samping dari prosedur, yang meliputi
sianosis, pernafasan cepat dan sesak, nyeri dan perdarahan hebat
3. Mengevaluasi bunyi nafas dan mengobservasi ekspansi paru
4. Mengevaluasi kemampuan pasien untuk melakukan nafas dalam.
Dokumentasi 1. Dokumentasikan respon serta toleransi klien sebelum, selama, dan
sesudah prosedur
2. Dokumentasikan adanya efek samping dari prosedur, yang meliputi:
sianosis, pernafasan cepat dan sesak, nyeri dan perdarahan hebat
3. Dokumentasikan pernafasan pasien untuk melihat adanya tanda distress
pernafasan dan adanya nyeri dada
4. Dokmentasikan bunyi nafas dan mengobservasi ekspansi paru
5. Dokumentasikan kemampuan pasien untuk melakukan nafas dalam
Sumber Buku kompetensi II. 2006. Pembelajaran Praktik Klinik Keperawatan
(maternitas, medical bedah, & anak), tidak dipublikasikan.
Surabaya : STIKES Hang Tuah
Potter & Perry. 1997. Fundamentals of Nursing 3Th ed. The Art and Science
of Nursing Care. Philadelphia-New York : Lippincott

Anda mungkin juga menyukai