Anda di halaman 1dari 50

WSD

( WATER SEAL DRAINASE )

OLEH: TUJO
PERAWAT PELAKSANA INTENSIFE CARE UNIT
RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
DEFINISI :
Suatu sistem yg digunakan untuk
mengeluarkan & menampung cairan / udara
dari rongga thoraks
( terutama rongga pleura ) sehingga
menghindari agar paru – paru tidak
collaps.
ANATOMI FISIOLOGI RONGGA
THORAK
Tujuan :
• Mencegah udara luar masuk ke rongga
pleura .
• Mengeluarkan cairan, darah & udara
dari rongga pleura / mediatinum
• Mempertahankan tekanan negatif di
rongga pleura dan mencegah collap paru
• Mencegah refluk drainase kembali ke
dalam rongga dada
Fisiologi Paru
Tekanan di dalam rongga pleura selalu negatif ( kurang
dari tekanan atmosfer )
– End of expiration : top : -10 cmH2O, bottom : -2,5
cmH2O
– End of Inspiration : top : - 4 cmH2O, bottom : +3
cmH2O
– Ketika tekanan mengalami perubahan akibat dari
adanya udara dan cairan maka paru akan terjadi
collap.
– Diperlukan pemasangan chest tube untuk
mengembalikan pengembangan paru dan mengeluarkan
sejumlah cairan
Indikasi Pemasangan WSD

1. Pneumothorax ( udara dalam rongga


thorak
2. Pleural effusion ( cairan dlm rongga
thorak )
3. Empyema ( pus / pyothorax )
4. Hemotoraks (darah dlm rongga thorak)
Mekanisme kerja WSD

Pengeluarkan cairan atau udara


dari rongga pleura
– Tekanan positif pada saat
ekspirasi
– Gravitasi
– Penghisap (suction)
Tempat Pemasangan Chest
Tube
CHEST TUBE INSERTION
JENIS - JENIS SISTIM
DRAINSE
1. Sistem satu botol
 Botol berfungsi sebagai penampung dan
water seal
 Darah / cairan maupun udara akan
bercampur dengan cairan steril pada
water seal dan udara akan keluar melalui
ventilasi udara.
 Prinsip kerja berdasarkan sistem gravitasi
 Merupakan aliran secara pasif
WSD 1 btl

• Digunakan pd simple
pneumothorak
• Mempunyai 2 lubang
yaitu ventilasi dan slang
ke pasien
• Rendam ujung slang ± 2
cm ( tekanan atmospir
sama dg di paru
Sistim 2 Botol
2. Sistem Dua Botol
 Botol pertama sebagai penampung cairan &
udara
 Botol kedua sebagai water seal Udara
bergerak kebotol kedua melalui pipa
penghubung selanjutnya keluar melalui
ventilasi udara
 Prinsip kerja berdasarkan gravitasi dan
tek. Negatif pada drainase
 Keuntungannya perhitungan cairan drainase
menjadi lebih akurat
WSD 2 BOTOL
Sistim 3 Botol

3. Sistim Tiga Botol


 Botol pertama sebagai penampung
drainase
 Botol kedua sebagai water seal
 Botol ketiga sebagai kontrol suction
 Keuntungan adalah penghitungan lebih
akurat
 Kerugian : tidak praktis, sulit ambulatori
Tempat Pemasangan WSD
1. Apikal
 Letak selang pada interkostal III mid
klavikula
 Dimasukkan secara anterolateral
 Fungsi untuk mengeluarkan udara dari
rongga pleura
Tempat Pemasangan WSD
2. Pasal
 Letak selang pada interkostal V – VI
atau interkostal VIII – IX mid aksiller
 Fungsi : untuk mengeluarkan cairan
dari rongga pleura
Prosedur pemasangan WSD

1. Pengkajian ;
• Membaca instruksi dokter
• Mencek informed concern dan surat
persetuuan tindakan
• Mengkaji status pasien dan tanda –
tanda vital dan status pernafasan
2. Perencanaan :
Persiapan alat : 9. Pisau no 11.
1. Disposable chest 10.Laken steril
drainage unit
11.Set instrument WSD
2. Sarung tangan
12. Cairan desinfectant
3. Sumber Suction
4. Slang penyambung 13. spuit 5 cc
5. Plester 14. lidocain
6. Normal saline 15. Kassa steril
7. 50ml syringe
8. Benang silk no 1.
Intervensi
• Berikan penjelasan ttg prosedur
• Auskultasi bunyi pernafasan
• Atur posisi pasien dg nyaman
• Bantu pasien untuk mengatasi kecemasan
• Cuci tangan & jas steril, sarung tangan steril
• Cuci daerah pemasangan dg cairan antiseptik
• Pasang duk steril
• Injeksi anestesi lokal
• Incisi kulit dan jaringan sub kutan
• Lebarkan area incisi dg pean bengkok
• Masukan chest tube sesuai ukuran yg
diperlukan
• Pasang jahitan drain tube ( silk no 1)
• Isi WSD dg cairan normal saline
• Hubungkan chest tube ke WSD
• Sambungkan dg regulator low suction
• Lakukan perawatan luka dg kassa steril
Lokasi pemasangan chest tube
1

Lokasi axila
anterior IV 3
Anestesi lokal
4

Incisi kulit

5
Lebarkan

Masukan chest tube


7

Piksasi dg jahitan
8

Tutup dg kasa steril 9


3.Hasil yg diharapkan

• Tanda – tanda vital tetap terjaga


• Bunyi nafas pada kedua paru normal
• Expansi dada simetris
• Pasien merasa aman dan nyaman
• Sistem WSD berfungsi baik
• Pasien kooperatif dg penggunaan alat yg
dipasang
Intervensi pasca pemasangan
1. Lakukan foto thorak setelah pemasangan
2. Kaji tanda – tanda adanya komplikasi
(sesak napas, hemoptisis).
3. Posisi WSD dalam keadaan berdiri dan
berada, dibawah level dada.
4. Siapkan perlengkapan emergency dekat
dg pasien
5. Assure that extra drainage collection
system is readily available on the unit
6. Reposisi patient setiap 2 jam
7. Lakukan perawatan luka
8. Never clamp a chest tube, except
momentarily, when:
A. changing the chest tube system
B. assessing for location of air leak
C. assessing patient's tolerance of
chest tube removal
Catat jumlah cairan yg keluar

• Tiap ¼ jam pada 2 jam pertama


• Tiap 1 jam untuk 4 jam kedua
• Tiap 2 jam untuk 4 jam selanjutnya
• Bila darah keluar > 200 cc dalam 1-2 jam
pertama perlu dipertimbangkan adanya
perdarahan.
Hal – hal yg perlu diperhatikan selama
pengurutan pipa :

1. Tekanan yg dihasilakn lebih tinggi dari suction


2. Tekanan berhubungan langsung dg panjang pipa
Management WSD

• Berikan tanda pada level cairan setiap jam / hari


• Pastikan slang tidak tertekuk dg pergerakan pasien
• Anjurkan pasien melakukan reposisi / menggerakan
tangan
• Lakukan milking jika diperlukan
• Observasi adanya undulasi
• Observasi adanya perubahan pola nafas pasien
• Berikan analgetik jika diperlukan saat akan melepas
chest tube
• Anjurkan pasien nafas dalam tahan sambil
lepaskan chest tube
• Rawat luka bekas incisi
• Panjang slang penghubung +100 cm
• Jika pasien bergerak atau dipindahkan,
pertahankan posisi sistem drainase berada
dibawah level dada pasien.
• Usahakan jangan melakukan striping 
menghasilkan tek. > negatif ( > - 100 cm H2O
Samb.

• Jangan melakukan klemp pada tubung bila tidak


ada indikasi yang jelas
• Kedalaman tubing pada Water seal harus
dipertahankan 2 cm H2O
• Sistem Water Seal harus kedap udara dan
pertahankan ventilasi udara tetap terbuka
• Bila tubing diklemp observasi tanda tension
pneumothorax
• Lakukan teknik aseptik dan antiseptik saat
merawat luka
• Anjurkan pasien untuk tarik napas dalam
secara periodik untuk membantu
pengembangan paru
• Perhatikan botol tidak roboh, bila hal ini
terjadi, perbaiki posisi botol dan anjurkan
untuk tarik napas dalam, diikuti dengan
ekspiras paksa beberapa kali dengan diakhiri
batuk
Samb.
• Observasi gelembung udara pada botol water
seal dan fluktuasi pada slang water seal atau
slang dada, bila gelembung udara meningkat
kemungkinan bocor disekitar sambungan slang
atau tempat pemasangan
• Pantau keadaan klinis pasien, Tanda Vital,
pengembangan dada  simetris / tdk
• Jangan pernah meletakkan botol WSD sejajar
atau lebih tinggi dari dada pasien karena akan
menyebabkan darah dalam botol/ slang masuk
kembali ke rongga dada
Perlu diperhatikan !

• If chest tube’s products blood :


– < 3 cc/kgBW/hr  observation
– 3 – 5 cc/kgBW/hr  beware, observation
– > 5 cc/kgBW/hr  Operation / Exploration
Chest Tube Removal

Kriteria pencabutan chest tube :


• Perdarahan < 10 ml / jam atau selama 6
jam sebelum dicabut
• Status pernafasan stabil
• Koagulasi normal
• Perdarahan < 200 cc / 24 jam ( serosa )
Removal chest tube
Prosedur

• Kaji adanya kebocoran udara dari drain


• Berikan penjelasan mengenai prosedur
• Berikan analgetik jika diperlukan
• stop regulator suction
• Bersihkan area darian tube
• Lepaskan jahitan drain
• Anjurkan pasien nafas dalam dan tahan
• Tarik drain perlahan
• Ikat jahitan luka
• Rawat luka dan tutup dg kassa
• Foto rontgen
• Observasi adanya ggn pernafasan, perdarahan
dsb
• Catat waktu dan tgl, type chest tube, status
pasien, hasil ro foto, dan intruksi dokter
Jenis WSD
WSD
Posisi yg WSD
Komplikasi

1.Tension Pneumothorax
2. Shock Haemorrhagic
3. Absence of drainage to fluctuation or
continuous bubbling in the water seal chamber
with continues respiratory distress
4. Infeksi
5. Emphysema Subcutan.

Anda mungkin juga menyukai