Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

PERAWATAN WATER SEAL DRAINAGE (WSD)

Dosen Pembimbing :

Disusun Oleh :
Siti Alyah Yanasiroh (G0A021102)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
PENGERTIAN
Perawatan WSD adalah suatu upaya perawatan yang meliputi perawatan luka WSD dan
perawatan WSD. WSD merupakan suatu tindakan drainase intrapleura yang digunakan
setelah prosedur intrathorakal. Satu atau lebih kateter dada di pasang dalam rongga pleura
dan di fiksasi ke dinding dadayang kemudian disambung ke sistem drainase (suction).
Bertujuan untuk mengeluarkan gas, cairan darah, atau cairan asing yang bersifat solid dari
rongga dada pleuraatau rongga thoraks dan runag mediatinum.

Tempat pemasangan WSD dapat menunjukan jenis drainase yang diharapkan :


a. Selang dada terpasang di bagian apeks da anterior paru, untuk mengeluarkan udara
dinagian atas paru
b. Selang WSD terpasang dibagian bawah dan posterior, untuk mengeluarkan cairan
c. Selang WSD di tempatkan di mediastinal, bagian bawah sternum, untuk
mengeluarkan darah/cairan dan mencegah akumulasi/penumpukan disekita jantung
Jenis WSD ada 4 yaitu :
a. Sistem 1 botol : botol berfungsi sebagai water seal, pipa dalam botol terendam 2 cm
dibawah permukaan air
b. Sistem 2 botol tanpa suction control : botol 1 sebagai penampung cairan drain, botol 2
sebagai water seal dengan pipa terendam 2 cm dibawah permukaan air
c. Sisitem 2 botol dengan suction control : pipa udara terendam sedalam 10 – 20 cm air
d. Sistem 3 botol : botol 1 sebagai penampung, botol 2 sebagai water seal, dan botol 3
dihubungkan dengan suction control. Ukuran air dalam botol sama dengan diatas.
Disposible water seal system sama dengan sistem 3 botol
Tempat pemasangan WSD
1. Bagian Apeks paru (apikal)
Anterolateral intercosta ke 1 – 2 untuk mengeluarkan udara

2. posterolateral intercosta ke 8 – 9 untuk mengeluarkan caira (darah, pus)


TUJUAN
a. Mengganti balutan dada
b. Memonitor kepatenan dan fungsi sistem WSD
c. Mengganti botol WSD
INDIKASI
Dilakukan pada kondisi – kondisi seperti trauma, penyakit atau tindakan bedah yang dapat
mengganggusisitem tekanan negatif yang tertutup di paru – paru, yaitu :
a. Bedah jantung
b. Thoracotomy
c. Pnemuthoraks ( pengumpulan udara atau gas dalam rongga pleura yang erada antara
paru – paru dan thoraks)
d. Hemothoraks (adanya darah yang masuk ke area pleura)
e. Bedah paru
f. Reseksi segmental misalnya pada tumor, TB paru lobectomy
KONTRAINDIKASI

ALAT & BAHAN


1. Nampan
2. Perlak
3. Handscoon
4. Handscrub
5. Bak instrumen streril ( pinset anatomis, sirugis, kasa steril, gunting, kom)
6. Kom steril
7. Cairan NaCl/aqua untuk membersihkan luka
8. Lisi kapas steril
9. Set perawatan luka (pinset serugis, pinset anatomis 2 buah)
10. Kassa steril
11. Alkohol swab
12. Sarung tangan steril
13. Plester putih / hepafix
14. Plaster coklat
15. Gunting plester
16. Perlak pengalas
17. Disinfektan luka
18. Botol WSD
19. Bengkok
20. Klem 2 buah
PROSEDUR PELAKSANAAN
Fase Prainteraksi
- Siap pasien
- Siap alat
- Siap diri
Fase Orientasi
- Memberi salam terapeutik, memperkenalkan diri
- Validasi pasien
- mengkaji suara respirasi klien (suara nafas pada kedua lapang paru, pola nafas dan
saturasi oksigen)
- Mengkaji keluhan pasien
- Mengkaji kepatenan sistem drainase
- Menjelaskan tujuan dan prosedur
- Kontrak waktu
- Menanyakan kesediaan dan kesiapan pasien
Fase kerja
- Mencuci tangan dengan handscrub
- Menggunakan handscon bersih
- Memasang sampiran
- Membuka pakaian bagian atas klien
- Mengatur posisi klien :
a. Memberika posisi semi fowler
b. Menyokong dinding dada dekat pemasangan selang WSD
- Pasang perlak di bawah balutan
a. Laukan monitoring pada bagian balutan dan selang
b. Amati produk drainase(warna dan jumlah)
c. Melihat pengembangan ekspansi paru pasien dengan melihat adanya umbulasi
atau gelembung pada cairan wsd
d. Melakukan pengecekan undulasi dengan melihat naik turunnya cairan pada saat
pasien melakukan ekspirasi maupun inspirasi
e. Monitor gelembung atau buble pada botol wsd dengan cara meminta pasien batuk
( jika ekspansi paru belum optimal akan muncul gelembung udara)
- Mengobservasi luka punksi dan kulit sekitarnya :

f. Membuka dan melepaskan balutan dengan hati – hati, masukan kedalam kantong
yang tersedia
g. Mengamati kondisi luka apakah ada tanda – tanda infeksi
h. Melakukan palpasi sekitar luka dan selang adanya bengkak dan krepitasi
i. Memakai sarung tangan steril
j. Membuka bak instrumenet dan mengambil pinset
k. Ambil kasa sesuai kebutuhan (ambil 7 kassa, 3 untuk membersihkan, 2 untuk
mengeringkan, 2 untuk menutup)
l. Basahi kasa dengan NaCl
m. Kemudian peras dengan menggunakan pinset
n. Bersihkan area sekitar insersi selang(dari dalam keluar) di lakukan satu kali
usapan lakukan 2 kali
o. Bersihkan area selang
p. Apabila terdapat kemerahan disekitar insersi selang maka bisa dioleskan salep
q. Tutup area insersi selang menggunakan kassa, jumlah kassa menyesuaikan kondisi
pasien
r. Kassa di potong tengahnnya supaya ada area di sekitar selang
s. Kemudian fiksasi dengan hepafix
- Mengganti botol WSD dengan botol baru
a. Lakukan klem pada selang yang terhubung dengan dada pasien
b. Buka sambungan selang
c. Bersihkakn area sekitar sambungan dengan alcohol swab
d. Kemudian ganti botol wsd
e. Dan sambungkan selang botol wsd dengan selang yang terhubung dengan dada
pasien
f. Kemudian fiksasi menggunakan plester coklat
g. Kemmudian lepas klem
h. Selanjutnya pastikan selang yang baru berfungsi dengan baik yaitu dengan
mengecek undulasi dan cek gelembung
- Memonitor kepatenan sistem drainase :
a. Mengobservasi kepatenan fiksasi selang pada dada dan pada botol WSD
b. Memfiksasi selang dada pada alat tenun tempat tidur dengan klem
c. Mempertahankan level air pada water seal sesuai program
d. Memriksa adanya kebocoran udara dengan memonitor gelembung gelembung
udara dalam botol water seal
e. Memelihara ataua menjaga agar posisi selang dada/sistem drainase lebih rendah
darpada dada
f. Mengangkat selang dada sesering mungkinuntuk mendrainse cairam kedalam
boto; WSD
g. Memijat atau mengurut selang setiap 30 menit jika cairan adalah darah
h. Mengobservasi adanya benuan darah pada selang dada, bila ada segera atasi
i. Mengobservasi adanya fluktuasi/undulasi dalam water seal setiap kalli klien
bernafas. Normal 2 – 4 detik (5 – 10 cm)
j. Mengontrol lubang pipa udara apakah berfungsi dengan baik
k. Memastika bahwa dua buah klem selalu tersedia disamping tempat tidur klien
- Memantau cairan drainase :
a. Mengobservasi warna, konsistensi, dan jumlah cairan drain setiap jam sesudah
operasi (24 jam)/ bila jumlah cairan drain banyak. Beri tanda pada botol untuk
setiap shiftnya
b. Menganjurkan klien untuk batuk dan nafas dalam secara periodik
c. Menganjurkan kepada klien untuk memberitahukan segera bila ada kesulitan
bernafas
d. Mengkolaborasikan bila kondisi klien memburuk (sianosis, pernafasan cepat dan
sesak, empisema subcutan, nyeri dan perdarahan hebat)
FASE TERMINASI
- Merapika klien dan peralaran
- Melepas sarung tanga steril
- Mencuci tangan
- Mengevaluasi hasil tindakan dan menyampaikan hasil pada pasien
- Berpamitan pada pasien danmendoakan pasien
- Mencuci tangan
- Mendokumentasikan hasil tindakan

Anda mungkin juga menyukai