Anda di halaman 1dari 6

Tugas Individu

Standar Operasional Prosedur Perawtan Wsd


Mata Kuliah Praktikum Keperawatan Dewasa Sistem Kardiovaskuler

Respiratorasi Dan Hematologi

Disusun Oleh :

Heni Sekar Arum


(2217016)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN BISNIS DAN TEHNOLOGI
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
2022/2023
SOP Perawatan WSD ( Water Seal Drainage )

A. PENGERTIAN
WSD merupakan suatu tindakan drainase intrapleural yang digunakan setelah prosedur intrathorakal.
Satu atau lebih kateter dada dipasang dalam rongga pleura dan difiksasi ke dinding dada yang kemudian
disambung ke sistem drainase (suction). Bertujuan untuk mengeluarkan gas, cairan darah, atau cairan
asing yang yang bersifat solid dari rongga dada pleura atau rongga thoraks dan ruang mediastinum.

B. TUJUAN PERAWATAN WSD :

1. Mengganti balutan dada dan selang WSD.

2. Memonitor kepatenan dan fungsi sistem WSD.

3. Mengganti botol WSD.

4. Mencegah infeksi di bagian masuknya slang.

C. DALAM PERAWATAN YANG HARUS DIPERHATIKAN :

1) Penetapan slang.
Slang diatur se-nyaman mungkin, sehingga slang yang dimasukkan tidak terganggu dengan

bergeraknya pasien, sehingga rasa sakit di bagian masuknya slang dapat dikurangi.

2) Pergantian posisi badan.


Usahakan agar pasien dapat merasa enak dengan memasang bantal kecil dibelakang, atau memberi
tahanan pada slang, melakukan pernapasan perut, merubah posisi tubuh sambil

mengangkat badan, atau menaruh bantal di bawah lengan atas yang cedera.

3) Mendorong berkembangnya paru-paru.

 Dengan WSD/Bullow drainage diharapkan paru mengembang.

 Latihan napas dalam.

 Latihan batuk yang efisien : batuk dengan posisi duduk, jangan batuk waktu slang diklem.

 Kontrol dengan pemeriksaan fisik dan radiologi.

 Perhatikan keadaan dan banyaknya cairan suction.


Perdarahan dalam 24 jam setelah operasi umumnya 500 - 800 cc. Jika perdarahan dalam 1 jam melebihi
3 cc/kg/jam, harus dilakukan torakotomi. Jika banyaknya hisapan bertambah/berkurang, perhatikan
juga secara bersamaan keadaan pernapasan. Suctio
1. Observasi setiap 15 - 20 menit selama 1 - 2 jam setelah operasi dan setiap 1 - 2 jam selama 24
jam setelah operasi.

2. Observasi banyaknya cairan, keadaan cairan, keluhan pasien, warna muka, keadaan pernapasan,
denyut nadi, tekanan darah.

a. Perlu sering dicek, apakah tekanan negative tetap sesuai petunjuk jika suction kurang baik, coba
merubah posisi pasien dari terlentang, ke 1/2 terlentang atau 1/2 duduk ke posisi miring bagian
operasi di bawah atau di cari penyababnya misal : slang tersumbat oleh gangguan darah, slang
bengkok atau alat rusak, atau lubang slang tertutup oleh karena perlekatanan di dinding paru- paru.

3. Perawatan “slang” dan botol WSD/ Bullow drainage.


a.Cairan dalam botol WSD diganti setiap hari , diukur berapa cairan yang keluar kalau ada dicatat.

b. Setiap hendak mengganti botol dicatat pertambahan cairan dan adanya gelembung udara yang

keluar dari bullow drainage.

c.Penggantian botol harus “tertutup” untuk mencegah udara masuk yaitu meng”klem” slang pada

dua tempat dengan kocher.

d. Setiap penggantian botol/slang harus memperhatikan sterilitas botol dan slang harus tetap steril.

e. Penggantian harus juga memperhatikan keselamatan kerja diri-sendiri, dengan memakai sarung
tangan. Cegah bahaya yang menggangu tekanan negatip dalam rongga dada, misal : slang terlepas,
botol terjatuh karena kesalahan dll WSD (Water Seal Drainage)

D. PERSIAPAN ALAT :
1. Satu buah meja dengan satu set bedah minor

2. Botol WSD berisi larutan bethadin yang telah diencerkan dengan NaCl 0,9% dan ujung selang terendam
sepanjang dua cm.

3. Kasa steril dalam tromol

4. Korentang

5. Plester dan gunting

6. Nierbekken/kantong balutan kotor

7. Alkohol 70%

8. Bethadin 10%

9. Handscoon steril
F. PELAKSANAAN PERAWATAN WSD

1. Perawat mencuci tangan, kemudian memasang handscoon

2. Membuka set bedah minor steril

3. Membuka balutan dengan menggunakan pinset secara hati-hati,

dalam nierbekken balutan kotor dimasukkan ke

4. Mendisinfeksi luka dan selang dengan bethadin 10% kemudian dengan alkohol 70%

5. Menutup luka dengan kasa steril yang sudah dipotong tengahnya kemudian diplester

6. Selang WSD diklem

7. Melepaskan sambungan antara selang WSD dengan selang botol

8. Ujung selang WSD dibersihkan dengan alkohol 70%, kemudian selang WSD dihubungkan

dengan selang penyambung botol WSD yang baru

9. Klem selang WSD dibuka

10. Anjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan bimbing pasien cara batuk efektif

11. Latih dan anjurkan pasien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan latihan gerak pada

persendian bahu daerah pemasangan WSD

12. Merapikan pakaian pasien dan lingkungannya, kemudian membantu pasien dalam posisi yang

paling nyaman

13. Membersihkan alat-alat dan botol WSD yang kotor, kemudian di sterilisasi kembali

14. Membuka handscoon dan mencuci tangan

15. Menulis prosedur yang telah dilakukan pada catatan perawatan

16. Evaluasi Pelaksanaan Perawatan WSD

 Evaluasi keadaan umum :

1. Observasi keluhan pasien

2. Observasi gejala sianosis

3. Observasi tanda perdarahan dan rasa tertekan pada dada

4. Observasi apakah ada krepitasi pada kulit sekitar selang WSD

5. Observasi tanda-tanda vital.


 Evaluasi ekspansi paru meliputi :

1. Melakukan anamnesa

2. Melakukan Inspeksi paru setelah selesai melakukan perawatan WSD

3. Melakukan Palpasi paru setelah selesai melakukan perawatan WSD

4. Melakukan Perkusi paru setelah selesai melakukan perawatan WSD

5. Melakukan Auskultasi paru setelah selesai melakukan perawatan WSD

6. Foto thoraks setelah dilakukan pemasangan selang WSD dan sebelum selang WSD di lepas.

 Evaluasi WSD meliputi :

1. Observasi undulasi pada selang WSD

2. Observasi fungsi suction countinous

3. Observasi apakah selang WSD tersumbat atau terlipat

4. Catat jumlah cairan yang keluar dari botol WSD

5. Pertahankan ujung selang dalam botol WSD agar selalu berada 2 cm di bawah air

6. Pertahankan agar botol WSD selalu lebih rendah dari tubuh

7. Ganti botol WSD setiap hari atau bila sudah penuh

Anda mungkin juga menyukai