DRAINAGE (WSD)
IMRAN ILAHUDE
225070209111028
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perawatan pada pasien dengan tindakan water seal
drainage (WSD)
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui standar operasional prosedur dalam perawatan pada
pasien dengan tindakan pemasangan water seal drainage (WSD)
2. Untuk mengetahui langkah-langkah perawatan pasien agar mengurangi
kejadian komplikasi pada pasien dengan tindakan pemasangan water
seal drainage (WSD)
1.3. Manfaat
Laporan pendahuluan ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
menjadi referensi atau pedoman dalam melakukan tindakan perawatan pada
pasien dengan Tindakan pemasangan water seal drainage (WSD)
BAB II
PERAWATAN WSD
1. Pengertian
Water Sealed Drainage adalah suatu prosedur untuk mengeluarkan cairan atau
udara dari dalam rongga pleura. Water sealed Drainage adalah sistem drainase
yang kedap air (water sealed). Water seal drainage (WSD) adalah suatu
tindakan medis yang dilakukan untuk mengeluarkan udara atau cairan dari
dalam rongga pleura. Sistem drainage yang baik akan mencegah cairan dan
udara kembali ke dalam rongga pleura dan mengembalikan tekanan negatif
intrapleura untuk memfalitasi pengembangan paru (George dan
Papagiannopoulos, 2015). Jadi WSD merupakan pipa khusus yang
dimasukkan ke rongga pleura dengan perantaraan trokar atau klem penjepit
bedah. George, Robert S., Papagiannopoulos, Kostas., (2015). Journal of
Thoracic Disease, suppp 1 : 55-64, UK
2. Tujuan
Tujuan dari WSD antara lain mengeluarkan cairan dan udara secepat mungkin,
mencegah drainase udara dan cairan kembali ke rongga pleura, dan
mengembalikan tekanan negatif pada rongga pleura agar paru dapat
mengembang kembali. Water Sealed Drainage memiliki desain yang
menempatkan tabung WSD berada di bawah dada untuk drainase secara
gravitasi. Selang WSD diletakkan di bawah air untuk mengembalikan tekanan
udara paru, sehingga paru dapat mengembang kembali
3. Indikasi
Indikasi pemasangan WSD :
a. Pneumothorax
b. Hemothorax
c. Hemopneumothorax
d. Efusi pleura
e. Cylothorax
f. Penetrating chest trauma
g. Pleural Empyema
(Durai, Hoque and Davies, 2010)
4. Letak
a. Bagian apex paru (apical)
Anterolateral interkosta ke 1-2
Fungsi: untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura.
b. Bagian basal
Postero lateral interkosta ke 8-9
Fungsi: untuk mengeluarkan cairan (darah, pus) dari rongga pleura.
(Santosa, 2019)
5. Jenis Water Sealed Drainage
a. Sistem Botol
Pada sistem satu botol, cairan atau udara masuk melalui saluran
pengumpul, yang berakhir di dalam air steril (penyegel). Udara keluar dari
air menuju ventilasi udara; cairan tetap di dalam botol. Sistem satu botol
bergantung pada gravitasi dan tekanan ekspirasi positif untuk drainase.
b. Sistem dua botol
Pada sistem dua botol menggunakan botol satu untuk menerima cairan
atau udara dari pasiendan botol dua untuk membuat segel air. Udara atau
cairan dari rongga pleura diterima oleh botol satu. Udara dari botol satu
disalurkan ke botol dua, udara keluar dari air, menuju ventilasi udara.
Cairan dari rongga pleura tetap di dalam botol satu. Sistem ini
menggunakan gravitasi dan tekanan ekspirasi positif untuk drainase.
c. Sistem tiga botol
Pada sistem tiga botol mempunyai sebuah botol pengumpul (botol 1),
sebuah botol water seal (botol 2), dan sebuah botol kontrol pengisapan
(botol 3). Fungsi botol 1 dan 2 sama dengan sistem dua botol kecuali
bahwa botol 2 disambungkan ke botol 3. Botol 3 mempunyai sebuah
selang kontrol manometer dibawah permukaan air steril. Ke dalaman
selang dibawah permukaan air ini menentukan besarnya pengisapan pada
rongga pleura. Botol kontrol pengisapan mempunyai saluan lain yang
digunakan untuk pengisapan. Sistem ini menggunakan tekanan ekspirasi
positif, gravitas, dan pengisapan untuk drainase.
(Santosa, 2019)
6. Perawatan WSD
Perawatam WSD adalah tindakan merawat, membersikan dan mengganti
balutan luka pada area intubasi selang WSD dan mengganti botol WSD
dengan yang baru
a. Botol drainase
1) Harus diletakkan lebih rendah dari posisi insersi chest tube
Rasionalnya : Dengan posisi botol WSD yang lebih rendah
memungkinkan gaya gravitasi menarik udara/cairan dari rongga
pleura dan tidak mengijinkan udara/cairan tersebut kembali ke
dalam rongga pleura.
2) Harus tetap tegak
Rasionalnya : Untuk mempermudah dalam mencatat dan
mengobservasi jumlah cairan pleura yang diproduksi.
3) Cairan untuk water seal harus diatas “zero level”
Rasionalnya : Untuk menghindari tekanan/kembalinya cairan ke
dalam rongga pleura.
4) Sebaiknya diganti dengan botol baru apabila isinya hampir penuh
Rasionalnya : Untuk menghindari gagalnya paru mengembang
(Pasien dapat meninggal) dan paru-paru bisa mengalami kolaps
karena pertukan gas/tekanan di dalam botol tidak normal, terisi
cairan yang penuh.
b. Perawatan setelah prosedur pemasangan WSD, antara lain :
1) Posisikan klien head up 30°
Rasional : Posisi yang ideal adalah “semi fowler”, untuk
meningkatkan evakuasi udara dan cairan serta mengurangi sesak
pada pasien.
2) Observasi tanda-tanda vital: pernafasan, nadi, setiap 15 menit pada
1 jam pertama, dan selanjutnya dapat dilakukan setiap 4 jam.
Rasional : Mengetahui tanda-tanda vital pasien juga untuk
mendeteksi tanda-tanda syok
3) Observasi tanda-tanda kesulitan bernafas.
Rasional : Dengan mengetahui tanda-tanda kesulitan bernafas, kita
dapat meminimalisir keparahan pada keadaan pasien berguna
menilai derajat distres pernapasan atau kronisnya proses penyakit
4) Monitor pendarahan atau empisema subkutan pada luka operasi
Rasional : Dengan memonitor pendarahan atau empisema subkutan
pada luka operasi dapat mengetahui status pendarahan atau
emfisema pada luka operasi, untuk meminimalisir nyeri
5) Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu.
Rasional : Pemberian tanda pada batas cairan berguna mengukur
output cairan setiap hari
6) Ganti botol WSD apabila penuh, catat jumlah cairan yang dibuang.
Rasional : Untuk menghindari gagalnya paru mengembang (Pasien
dapat meninggal) dan paru-paru bisa mengalami kolaps karena
pertukan gas/tekanan di dalam botol tidak normal, bila terisi cairan
yang penuh.
7) Lakukan pemijatan pada selang untuk melancarkan aliran cairan.
Rasional : Melakukan pemijatan pada selang untuk melancarkan
aliran dan mencegah terjadinya pembekuan darah dalam selang
8) Anjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan bimbing cara
batuk yang efektif.
Rasional : Meningkatkan drainase dan eliminasi sekret agar lebih
mudah dikeluarkan
9) Perhatikan undulasi pada selang WSD.
Rasional : Mengetahui ada tidaknya undulasi, undulasi pada selang
cairan mengikuti irama pernafasan: Inspirasi akan meningkat,
ekpirasi menurun
10) Apabila undulasi tidak ada, ini mempunyai makna yang penting
karena beberapa kondisi dapat terjadi antara lain selang tersumbat
atau terlipat, paru-paru telah mengembang.
Rasional : Jika tidak terdapat undulasi dapat segera dilakukan
observasi ulang, sehingga dapat dilakukan tindakan sesuai
kebutuhan pasien
11) Balutan (dressing) chest tube hendaknya diganti setiap hari untuk
mengobservasi tanda-tanda infeksi, surgical emphysema,
memastikan chest tube tetap pada posisi yang tepat.
Rasional : Mengganti balutan untuk mengobservasi tanda-tanda
infeksi, surgical emphysema, memastikan chest tube tetap pada
posisi yang tepat
c. Mengganti balutan chest tube
1) Persiapan pasien
˗ Periksa identitas pasien
˗ Jelaskan prosedur
˗ Jaga privasi pasien
2) Persiapan alat
˗ Sarung tangan bersih
˗ Sarung tangan steril
˗ Kapas steril
˗ Kassa steril
˗ NaCl 0,9%
˗ Plester
˗ Gunting
˗ Bak instrument
˗ Pinset anatomis (2 buah)
˗ Kom steril
˗ Bengkok
3) Prosedur
˗ Cuci tangan
Rasional : Mencegah infeksi nosokomial
˗ Pakai sarung tangan bersih
Rasional : memakai sarug tangan/handscoon merupakan salah satu
cara untuk memutus mata rantai infeksi (transmisi organism)
˗ Persiapkan dan dekatkan alat
Rasional : Memepersiapkan alat dan mendekatkan alat
memudahkan perawat pada saat melakukan tindakan dan efisiensi
waktu
˗ Lepas balutan pada lokasi insersi chest tube. Kaji kondisi luka.
Rasional : Mengetahui kondisi luka pada area terpasangnya WSD
˗ Ganti dengan sarung tangan steril
Rasional : Menggunakan kapas steril merupakan salah satu
pencegahan terpaparnya pasien dari pajanan agen infeksius
(transmisi organism)
˗ Bersihkan area insersi chest tube dengan kapas steril dan larutan
NaCl 0,9%
Rasional : Menggunakan kapas steril merupakan salah satu
pencegahan terpaparnya pasien dari pajanan agen infeksius
(transmisi organism)
˗ Keringkan dengan kassa
Rasional : Mengurangi kelembapan pada sisi luka, yang akhirnya
menjadi tempat bertumbuhnya mikroorganisme
˗ Balut dengan kassa dan plester
Rasional : Meningkatkan absorpsi tepat pada drainase, menjamin
penutupan yang tepat dan absorpsi optimal, dan memberi sokongan
pada luka dan menjamin penutupan lengkap dengan pemaparan
minimal pada mikroorganisme.
˗ Lepas sarung tangan
Rasional : Mengurangi transmisi mikroorganisme
˗ Rapikan alat
Rasional : Mengurangi transmisi mikroorganisme
˗ Dokumentasi tanggal dan waktu,jumlah dan tipe drainase dalam
botol WSD lama, dan respon pasien
Rasional : Dokumentasi yang akurat dan tepat waktu memberi tahu
personel adanya perubahan pada kondisi luka dan status pasien.
d. Mengganti botol WSD
Persiapan pasien
˗ Periksa identitas pasien
˗ Jelaskan prosedur
˗ Jaga privasi pasien
Persiapan alat:
˗ Sarung tangan bersih
˗ Botol WSD
˗ Aquades
˗ Klem
Prosedur:
˗ Pakai sarung tangan
Rasional : Mencegah infeksi nosokomial
˗ Siapkan set yang baru yaitu botol WSD yang diisi aquades
Rasional :
˗ Klem selang WSD
Rasional : Klem selang WSD sementara berguna untuk
menghentikan aliran pada selang dan juga mengdindari jatuhnya
cairan ke lantai
˗ Ganti botol WSD, lepaskan klem
Rasional : Lepaskan klem pada selang WSD sehingga aliran pada
selang kembali normal
˗ Lepas sarung tangan
Rasional : Mengurangi transmisi mikroorganisme
˗ Rapikan alat
Rasional : Mengurangi transmisi mikroorganisme
˗ Dokumentasi
Rasional : Dokumentasi yang akurat dan tepat waktu memberi tahu
personel adanya perubahan pada kondisi dan status pasien.
BAB III
A. Kesimpulan
Water Seal Drainage ( WSD ) merupakan modalitas tearpi untuk
mengeluarkan udara atau ciran abnormal dari rongga pleura, dengan
melalui chest tube yang terhubung ke botol WSD. Insersi chest tube
memungkinkan udara/cairan mengalir keluar rongga pleura sehingga paru-
paru dapat mengembang secara optimal.
Tujuan pemasangan WSD antara lain:
1) Mengeluarkan cairan/darah, udara dari rongga pleura dan rongga
thorax
2) Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura
3) Mengembangkan Kembali paru yang kolaps
4) Mencegah udara masuk Kembali ke rongga pleura yang dapat
menyebabkan pneumothorax
B. Saran
Bagi tenaga medis khususnya perawat diharapkan dapat melakukan
tindakan perawatan WSD dengan tepat sesuai SOP yang meliputi
perawatan setelah prosedur pemasangan WSD, mengganti balutan chest
tube, dan mengganti botol WSD.
DAFTAR PUSTAKA
Ningtias, D. R., Wahyudi, B., & Firdaus, I. (2020). Rancang Bangun Water Seal
Drainage (WSD) Khusus Thorax. Jurnal Teori Dan Aplikasi Fisika, 8(2),
169–174. https://doi.org/10.23960/jtaf.v8i2.2563
Ningtias, D. R., Wahyudi, B., & Firdaus, I. (2020). Rancang Bangun Water Seal
Drainage (WSD) Khusus Thorax. Jurnal Teori Dan Aplikasi Fisika, 8(2),
169–174. https://doi.org/10.23960/jtaf.v8i2.2563