Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PROSEDUR WATER SEAL DRAINAGE (WSD)

Tugas ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dosen Esri Rusminingsih, S.Kep.,Ns.,M.Kep
disusun oleh
Dwi Purwaningsih (1602100)
Dwi Yuliana (1602101)
Dyah Puji Paangesti (1602102)
Erli Firliana Sari (1602103)

PRODI D III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES )
MUHAMMADIYAH KLATEN
2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini digunakan sebagai tugas dalam mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu diantaranya:
1. Esri Rusminingsih,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pengampu mata
kuliah Keperawatan Dasar.
2. Kedua orang tua dan saudara-saudara kami tercinta yang telah
memberikan dukungan dalam menyusun makalah ini.
3. Rekan-rekan mahasiswa STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN yang
telah membantu selama penyusunan makalah ini.
4. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu penulis untuk menyelesaikan makah ini.

Maksud dari penulisan makalah ini berkaitan dengan Prosedur Water Seal
Drainage (WSD)

Penulis menyadari bahwa makalah ini juga tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah yang selanjutnya.

Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat kepada kita.

Klaten, Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mekanisme pernapasan normal bekerja dengan prinsip tekanan negative.
Tekanan di dalam rongga paru lebih rendah dari pada tekanan pada atmosfer,
yang akan mendorong udara masuk ke dalam paru selama inspirasi. Ketika
rongga dada terbuka, untuk beberapa alasan, akan menyebabkan paru
kehilangan tekanan negative yang berakibat pada kolapsnya paru.
Pengumpulan udara, cairan atau substansi lain di dalam rongga paru dapat
mengganggu fungsi kardiopulmonal dan bahkan menyebabkan paru kolaps.
Substansi patologik yang terkumpul dalam rongga pleura dapat berupa fibrin,
bekuan darah, cairan(cairan serous, darah, pus) dan gas. Tindakan pembedahan
pada dada hampir selalu menyebabkan pneumotoraks. Udara dan cairan yang
terkumpul dalam rongga intrapleura dapat membatasi ekspansi paru dan
mengurangi pertukaran gas. Setelah tindakan operasi, perlu mengevakuasi dan
mempertahankan tekanan negative dalam ruangan pleura. Dengan demikian
selama dan segera setelah pembedahan toraks, kateter dada diletakkan secara
strategis pada ruangan pleura, dijahit pada kulit dan dihubungkan dengan alat
drainase untuk mengeluarkan sisa udara atau cairan dari ruangan pleura
maupun mediastinum.
WSD (Water Seal Drainage) atau yang disebut juga dengan “Chest-Tube”
(pipa dada) adalah suatu usaha untuk memasukkan kateter ke dalam rongga
pleura dengan maksud untuk mengeluarkan cairan yang terdapat di dalam
rongga pleura, seperti misalnya pus pada empisema atau untuk mengeluarkan
udara yang terdapat di dalam rongga pleura, misalnya pneumotoraks.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan dari WSD ?
2. Bagaimana tujuan dari pemasangan WSD ?
3. Bagaimana indikasi dan kontraindikasi pemasangan WSD ?
4. Bagaimana penjelasan jenis sistem WSD ?
5. Bagaimana penatalaksanaan WSD ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan dari WSD.
2. Untuk mengetahui tujuan dari WSD.
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi pemasangan WSD.
4. Untuk mengetahui jenis sistem WSD.
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan WSD.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Water Seal Drainage (WSD)
Water Seal Drainage adalah pemasangan kateter pada rongga toraks untuk
mengeluarkan cairan atau udara dari kavum pleura (Tabrani, 2013). Pada
prisipnya cairan dengan viskositas yang tinggi, seperti darah atau eksudat yang
mengental dan nanah, tidak mungkin dapat dikeluarkan dengan tindakan
pungsi. Pengeluaran cairan dengan vikositas yang tinggi ini darii vakum pada
keadaan ventil pneumotoraks, dimana untuk mencegah terjadinya sesak napas
berat yang disebabkan karena meningginya tekanan intratoraks, diperlukan
pemasangan WSD.
WSD merupakan pipa khusus yang dimasukkan ke rongga pleura dengan
perantaraan trokar atau klem penjepit bedah. Penyulit pemasangan WSD
adalah perdarahan dan infeksi atau super infeksi. Oleh karena itu pada
pemasangan WSD harus diperhatikan anatomi pembuluh darah interkostalis
dan harus diperhatikan sterilitas.
B. Tujuan Water Seal Drainage (WSD)
1. Memungkinkan cairan ( darah, pus, efusi pleura ) keluar dari rongga
pleura.
2. Memungkinkan udara keluar dari rongga pleura.
3. Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura ( reflux drainage) yang
dapatmenyebabkan pneumotoraks.
4. Mempertahankan agar paru tetap mengembang dengan jalan
mempertahankantekanan negatif pada intra pleura.
C. Indikasi dan Kontraindikasi Water Seal Drainage (WSD)
1. Indikasi
a. Pneumothoraks
Pneumothoraks adalah suatu penumpukan dada diantara pleura
viseralis dan parietalis yang menyebabkan rongga pleura sebenarnya,
bukan rongga pleura potensial. ( Ward, dkk. 2006 ). Pneumothoraks
adalah kumpulan udara atau gas lain di rongga pleura yang
menyebabkan paru kolaps. ( Kozier & Erb. 2003 )
b. Hemothoraks
Hemothoraks adalah akumulasi darah dan cairan di rongga pleura,
biasanya akibat trauma atau pembedahan.( Kozier & Erb. 2003 ).
c. Efusi pleura.
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya penumpukan
cairan dalam rongga pleura ( Irman Somantri, 2008 ).
d. Empiema
Empiema adalah keadaan terkumpulnya pus di dalam rongga
pleura. Pus dapat mengisi satu lokasi pleura atau mengisi seluruh
rongga pleura. ( Muttaqin. 2008 )
2. Kontraindikasi
a. Infeksi pada tempat pemasangan.
b. Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol.
D. Jenis Sistem Water Seal Drainage (WSD)
1. Single Bottle Water Seal System
Sistem satu botol digunakan pada kasus pneumothoraks sederhana sehingga
hanya membutuhkan gaya gravitasi saja untuk mengeluarkan isi pleura.
Secara fungsional, drainase tergantung pada gaya gravitasi dan mekanisme
pernafasan, oleh karena itu botol harus diletakkan lebih rendah. Ketika
jumlah cairan di dalam botol meningkat, udara dan cairan akan menjadi
lebih sulit keluar dari rongga dada, dengan demikian memerlukan suction
untuk mengeluarkannya. Water seal dan penampung drainage digabung
pada satu botol dengan menggunakan katup udara. Katup udara digunakan
untuk mencegah penambahan tekanan dalam botol yang dapat menghambat
pengeluaran cairan atau udara dari rongga pleura. Karena hanya
menggunakan satu botol yang perlu diingat adalah penambahan isi cairan
botol dapat mengurangi daya hisap botol sehingga cairan atau udara pada
rongga intrapleura tidak dapat dikeluarkan.
a. Keuntungan
 Penyusunan sederhana.
 Memudahkan untuk mobilisasi pasien
b. Kerugian
 Saat melakukan drainage, perlu kekuatan yang lebih besar dari
ekspansi dada untuk mengeluarkan cairan / udara.
 Untuk terjadinya aliran kebotol, tekanan pleura harus lebih tinggi
dari tekanan dalam botol.
 Kesulitan untuk mendrainage udara dan cairan secara bersamaan.
2. Two Bottle System
System ini terdiri dari botol water-seal ditambah botol penampung
cairan. Drainase sama dengan system satu botol, kecuali ketika cairan pleura
terkumpul, underwater seal system tidak terpengaruh oleh volume drainase.
Sistem dua botol menggunakan dua botol yang masing-masing berfungsi
sebagai water seal dan penampung. Botol pertama adalah penampung
drainage yang berhubungan langsung dengan klien dan botol kedua
berfungsi sebagai water seal yang dapat mencegan peningkatan tekanan
dalam penampung sehingga drainage dada dapat dikeluarkan secara optimal.
Dengan sistem ini jumlah drainage dapat diukur secara tepat.
a. Keuntungan
 Mampu mempertahankan water seal pada tingkat yang konstan.
 Memungkinkan observasi dan tingkat pengukuran jumlah drainage
yang keluar dengan baik.
 Udara maupun cairan dapat terdrainage secara bersama-sama
b. Kerugian
 Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari
tekanan botol.
 Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara sehingga dapat
terjadi kebocoran udara.

3. Three Bottle System


Pada system ini ada penambahan botol ketiga yaitu untuk mengontrol
jumlah cairan suction yang digunakan. Sistem tiga botol menggunakan 3
botol yang masing-masing berfungsi sebagai penampung, "water seal" dan
pengatur; yang mengatur tekanan penghisap. Jika drainage yang ingin,
dikeluarkan cukup banyak biasanya digunakan mesin penghisap (suction)
dengan tekanan sebesar 20 cmH20 untuk mempermudah pengeluaran.
Karena dengan mesin penghisap dapat diatur tekanan yang dibutuhkan
untuk mengeluarkan isi pleura. Botol pertama berfungsi sebagai tempat
penampungan keluaran dari paru-paru dan tidak mempengaruhi botol "water
seal". Udara dapat keluar dari rongga intrapelura akibat tekanan dalam bbtol
pertama yang merupakan sumber-vacuum. Botol kedua berfungsi sebagai
"water seal" yang mencegah udara memasuki rongga pleura. Botol ketiga
merupakan pengatur hisapan. Botol tersebut merupakan botol tertutup yang
mempunyai katup atmosferik atau tabung manometer yang berfungsi untuk
mengatur dan mongendalikan mesin penghisap yang digunakan.
a. Keuntungan
 Sistem paling aman untuk mengatur penghisapan.
b. Kerugian
 Perakitan lebih kompleks sehingga lebih mudah terjadi kesalahan
pada pada perakitan dan pemeliharaan.
 Sulit untuk digunakan jika pasien ingin melakukan mobilisasi
E. Penatalaksanaan Water Seal Drainage (WSD)
1.MemberiPosisi
Posisiyangidealadalah“semifowler”.Untukmeningkatkanevakuasiudaradan
cairan,posisipasiendiubahsetiapduajam.Pasiendiperlihatkanbagaimanamenyokong
dindingdadadekatsisipemasanganselangdada.Didoronguntukbatuk,napasdalam,da
nambulasi.Pemberinobatnyerisebelumlatihanakanmenurunkannyeridanmeningkat
kanekspansiparu-paru.
2.MempertahankanKepatenanSistem
Komplikasipalingseriusdariselangdadaadalahtensionpenumotoraks.Bilatid
akdiatasiakanmengancamkehidupan.Tensionpneumotoraksterjdibilaudaramasukke
ruangpleuraselamainspirasi,tetapitidakdapatkeluarselamaeskpirasi.Prosesiniterjadi
bilaadaobstruksipadaseangsistemdrainasedada.Semakinbanyakudaraterjebakdalam
ruangpleura,tekananmeningkatsampaiparu-
parukolaps,danjaringanlunakdalamdadatertekan.
3.MemantauDrainase
Perhatikanwarna,konsistensi,danjumlahdrainase.Gunakanpulpenuntukmen
andaitingkatsistemdrainasepadaakhirtugasjaga.Waspadatehadapperubahantiba-
tibajumlahdrainase.Peningkatantiba-
tibamenunjukkanpendarahanatauadanyapembukaankembaliobstruksiselang.Penur
unantiba-
tibamenunjukkanobstruksiselangataukegagalanselangdadaatausistemdrainase.

Anda mungkin juga menyukai