Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

Tugas ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar

Dosen Suyami M.Kep., Ns., Sp Kep Anak

disusun oleh

Azhari Ariibah Ibtihal (1602092)

Dyah Puji Pangesti (1602102)

Kusuma Arum Maharani (1602113)

Sri Wahyuni (1602123)

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

DIII KEPERAWATAN

2016 / 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini digunakan sebagai tugas dalam mata kuliah
Keperawatan Dasar.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan


pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu diantaranya:

1. Suyami M.Kep., Ns., Sp Kep Anak selaku dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Dasar.
2. Kedua orang tua dan saudara-saudara kami tercinta yang telah
memberikan dukungan dalam menyusun makalah ini.
3. Rekan-rekan mahasiswa STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN yang
telah membantu selama penyusunan makalah ini.
4. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu penulis untuk menyelesaikan makah ini.

Maksud dari penulisan makalah ini berkaitan dengan asuhan keperawatan


pemenuhan kebutuhan nutrisi. Penulis menyadari bahwa makalah ini juga tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah yang
selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat kepada kita.

Klaten, Maret 2017

Penulis

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................1

C. Tujuan.................................................................................................................2

BAB II...........................................................................................................................3

PEMBAHASAN............................................................................................................3

A. Pengkajian Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi........................................................3

B. Diagnosis keperawatan.....................................................................................19

C. Perencanaan Keperawatan................................................................................19

D. Pelaksanaan ( Tindakan) Keperawatan.............................................................22

BAB III........................................................................................................................33

KESIMPULAN...........................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................34

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita memerlukan nutrient untuk mempertahankan fungsi tubuh dan untuk
tumbuh. Kita memerlukan air dan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral.Setiap sel dalam tubuh memerlukan energy. Individu harus mendapat
kalori yang cukup, dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan protein untuk
menyuplai energy .Tubuh juga memerlukan asam amino yang ditemukan di
dalam protein untuk membangun dan mempertahankan struktur sel dan jaringan
yang lebih besar. Akhirnya, tubuh memerluakn vitamin dan mineral untuk
metabolism dan untuk mengatur banyak proses tubuh.

Untuk mendapatkan gizi yang tepat bagi tubuh, individu perlu mengkonsumsi
cukup makanan dan berbagai makanan. Makanan dapat dibagi ke dalam
kelompok Setiap kelompok mengandung beberapa zat gizi.

Individu sakit memerluakan lebih banyak makanan daripada orang sehat,


dalam upaya penyenbuhan dan pemulihan .sebagai contoh, pasien yang
menjalani pembedahan membutuhkan diet yang mengandung banyak vitamin C
dan protein karena ini dapat membantu penyembuhan.Diet adekuat juga penting.
Namun, banyak penyakit membuat seseorang sulit untuk makan, atau membuat
seseorang sulit untuk mencerna makanan. Berdasarkan latar belakang maka
penulis tertarik menyusun makalah asuhan keperawatan kebutuhan pemenuhan
nutrisi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas didapatkan rumusan masalah sebagai
berikut.

1. Bagaimana pengkajian pemenuhan kebutuhan nutrisi?

2. Bagaimana diagnosa keperawatan pada pasien gangguan pemenuhan


kebutuhan nutrisi?

1
3. Bagaimana perencanaan keperawatan pada pasien gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi?

4. Bagaimana implementasi keperawatan pada pasien gangguan pemenuhan


kebutuhan nutrisi?

5. Bagaimana evaluasi keperawatan pada pasien gangguan pemenuhan


kebutuhan nutrisi?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas didapatkan tujuan sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengkajian pemenuhan kebutuhan nutrisi


2. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada pasien gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. Untuk mengetahui perencanaan keperawatan pada pasien gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi
4. Untuk mangetahui implementasi keperawatan pada pasien gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi
5. Untuk mangetahui evaluasi keperawatan pada pasien gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi

BAB II

PEMBAHASAN

2
A. Pengkajian Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
1. Pengukuran Fisik dan Antropometrik
Antropometri adalah suatu sistem pengukuran ukuran dan susunan tubuh
dan bagian khusus tubuh. Pengukuran antropometrik yang membantu dalam
mengidentifikasi masalah nutrisi termasuk perbandingan ketinggian untuk
lingkar pergelangan tangan, lingkar lengan bagian tengah atas (mid-upper arm
circumference, MAC), lipatan kulit tricep (triceps skinfold, TSF), dan lingkar
otot lengan bagian tengah atas (mid-upper arm muscle circumference,
MAMC).

Lingkar pergelangan tangan digunakan untuk memperkirakan kerangka


tubuh klien. Ukuran pita digunakan untuk mengukur porsi terkecil dari distal
tangan sampai prosesus stiloid. Perawat menghitung ukuran kerangka dengan
membagi lingkar pergelangan tangan dengan tinggi klien (tinggi [cm]: lingkar
pergelangan tangan [cm]). Hasilnya dihitung nilai r. Nilai kerangka tubuh
untuk wanita adalah > 11,0 (kecil), 10,1 hingga 11,0 (sedang), dan > 10,1
(besar). Ukuran kerangka untuk pria adalah > 10,4 (kecil), 9,6 hingga 10,4
(sedang), > 9,6 (besar) (Williams, 1993).

MAC memperkirakan massa otot skelet. Lengan non-dominan klien


direlaksasikan, dan lingkarnya diukur pada titik tengah lengan, antara ujung
dari prosesus akromial skapula dan prosesus olekranon ulna. Pengukuran
lengan nondominan mencegah rekaman kedua yang salah untuk peningkatan
massa otot dari aktivitas hidup atau pekerjaan sehari-hari.

Pengukuran lipatan kulit digunakan untuk memperkirakan isi lemak dari


jaringan subkutan. TSF adalah pengukuran yang paling umum. Dengan ibu
jari dan jari tengah, lipatan panjang dari kulit dan lemak yang dipegang kira-
kira 1 cm dari titik tengan MAC. Jepitan dari jangka lengkungan lipatan kulit
standar ditempatkan pada sisi lain dari lipatan lemak. Pengukuran rata-rata

3
diambil dari ketiga catatan. Area anatomi lain untuk pengukuran lipatan kulit
termasuk bisep, skapula, dan otot abdominal.

Lingkar Otot Lengan bagian tengah atas (MAMC) adalah perkiraan dari
massa otot skelet. Hal ini dihitung dari pengukuran antropometrik MAC dan
TSF. Rumusnya adalah MAMC = MAC (TSF x 3,14).

Nilai untuk MAC , TSF, dan MAMC dibandingkan dengan standar dan
dihitung sebagai suatu persentase standar. Perubahan pada nilai seorang
individu yang melebihi waktu lebih penting daripada pengukuran yang
diisolasi.

Tabel Ukuran lingkar lengan atas untuk remaja dan dewasa

Lingkar Lengan Atas (LLA)

Usia 100% (standar) 85% 80%

Laki-laki perempuan laki-laki perempuan laki-laki perempuan

15-16 25,0 24,5 21,0 20,5 20,0 19,5

16 26,0 24,5 22,0 21,0 20,5 19,5

17 27,0 25,0 23,0 21,5 21,5 20,0

Dewasa 29,5 28,5 25,0 23,5 23,5 23,0

2. Observasi Klinis
Observasi Klinis dapat menjadi aspek terpenting diantara pengkajian
nutrisi. Seperti pada bentuk pengkajian keperawatan lain, perawat
mengobservasi klien tanda-tanda perubahan nutrisi. Karena nutrisi yang tidak
tepat mempengaruhi semua sistem tubuh, petunjuk malnutrisi dapat

4
diobservasi selama pengkajian fisik. Ketika pengkajian fisik sistem tubuh
yang umum selesai, perawat dapat memeriksa kembali area yan g
berhubungan untuk mengevaluasi status nutrisi klien. Tanda-tanda klinis status
nutrisi (tabel 41-9) memberikan pedoman untuk observasi selama pengkajian
fisik.
Tabel Tanda Klinis Status Nutrisi

Bagian Tubuh Tanda-Tanda untuk Nutrisi Tanda-Tanda


yang Baik untuk Nutrisi
yang Buruk

Penampilan umum Sadar;responsif ,gesit,energik Lesu, apatis,


kakeksia,tampak
lelah

Berat badan Berat badan normal untuk penampilan


tinggi badan, usia, bentuk obesitas atau
tubuh. kurus (perhatian
khusus untuk
yang kurus)

Postur Postur tegak; lengan dan Bahu kendur;dada


Tungkai lurus cekung; punggung
bungkuk.

Otot Otot berkembang baik, kuat; Penampilan


Tonus bagus;beberapa lemak lemah, tonus
Di bawah kulit buruk, tonus tidak
berkembang;
nyeri;edema
penampilan
terbuang,

5
tidak mampu
berjalan
dengan baik

Kontrol sistem saraf Rentang perhatianbaik;


kurang iritabilitas atau
kelelahan, refleks normal;
kestabilan psikologis tangan dan kaki
teras terbakar dan
kesemutan
(prestesia),
kehilangan posisi
dan rasa
vibratorik,
kelemahan dan
nyeri otot (dapat
menyebabkan
ketidakmampuan
berjalan),
penurunan atau
kehilangan refleks
lutut dan tumit,
tidak adanya ras
vibtratorik

Fungsi gastrointestinal nafsu makan dan pencernaan anoreksia;tidak


baik;eliminasi teratur dapat mencerna;

6
normal; tidak ada organ atau konstipasi atau
massa yang teraba. diare;pembesaran
hati atau limpa

Fungsi kardiovaskuler laju denyut dan irama laju denyut


jantung yang normal;tidak jantung ;
ada murmur: tekanan darah cepat (diatas100
normal untuk usianya kali/ menit),
pembesaran
jantung ; irama
tidak normal;
tekanan darah
meningkat

Vitalitas umum ketahanan; mudah lelah;


bertenaga,kebiasaan Tidur kurang energi;
baik; penampilan kuat mudah tertidur,
penampilan capek
dan apatis

Rambut bersinar, penampilan rambut


berkilat; kuat;helai rambut berserabut,
tidak mudah dicabut, kulit kusam,kusut,kerin
kepala sehat. g, Tipis ,dan
kasar, penampilan
depigmentasi
helai mudah
terlepas

Kulit (umum) kulit halus dan sedikit kasar,kering.bersis

7
lembab dengan warna baik ik,
pucat,berpigmen,
penampilan iritasi,
lebam;petechiae;
kehilangan lemak
pada subkutan

Wajah dan leher warna merata;halus, merah penampilan


muda,penampilan sehat, berminyak,
Tidak ada bengkak diskolorasi
bersisik, bengkak;
,
Kulit gelap di pipi
Dan di bawah
mata; Tidak halus
atau Kasar pada
kulit

Sekitar hidung
dan mulut

Bibir halus;warna baik;penampilan penampilan


penampilan kering, Lembab (tidak pecah atau kering,
bengkak) bersisik,bengkak;
kemerahan atau
bengkak(keilosis);
lesi angular,
pada
sudut mulut;
fisura
atau skar
(stomatitis)

8
(stomatitis).

Mulut, membran membran mukosa di dalam membran mukosa


mukosa rongga mulut berwarna mulut yang
membran mukosa di merah muda sampai lembut, bengkak.
dalam kemerahan
membran mukosa

Gusi warna merah muda baik; gusi bengkak dan


penampilan sehat dan merah; mudah berdarah;
tidak bengka atau berdarah margin kemerahan
inflamasi;gusi
tertarik
kebelakang

Lidah warna merah muda atau penampilan


Kemerahan gelap baik, tidak bengkak,skarlet
Bengkak;halus;terdapat dan kasar;warna
papila Pada permukaan;tidak magenta,seperti
ada lesi daging(glositis);
papilla hiperemia
dan hipertropi;
dan papil atropi

Gigi gigi tidak berlubang dan karies tidak terisi;


nyeri; penampilan terang dan gigi tidak ada;
lurus; tidak penuh;dagu permukaan
dicukur dengan tidak ada terpakai;
diskolorasi. buruk(fluorosis),p
enampilan salah

9
posisi

Mata mata terang;jernih; membran mata


penampilan bersinar;tidak pucat
ada luka disudut membran (konjungtiva
;bulu mata;lembab dan sehat puicat), membran
dengn warna merah muda; kemerahan
pembuluh darah terlihat atau (injeksi
tidak ada benjolan pada konjungtiva),
jaringan kelelahan di bawah kering, tanda-
mata. tanda infeksi, atau
sklera, tidak ada
lingkaran bintik
bitot, kemera han,
dan fisura pada
sudut kelopak
mata(angular
palpebritis)
;kekeringan
membran mata
(konjungtival
serosis),
penampilan
buram dari
kornea(korneal
serosis), kornea
lunak(keratomalas
ia).

Leher (kelenjar) tidak ada pembesaran pembesaran tiroid

10
kelenjar

Kuku penampilan keras,merah bentuk kuku


muda seperti sendok
(koilonishia);mud
ah patah

Kaki, tungkai tidak nyeri;lemah;atau edema;nyeri betis;


Bengkak;warna baik kesemutan;lemah.

Kerangka tidak ada malformasi kaki


bengkok;lutut
menyatu;deformit
as pada dada
diafragma;skapula
& rusuk menonjol

3. Riwayat Diet

Untuk mengetahui riwayat diet seseorang,kita bisa melakukan wawancara


mengenai status gizi, kesehatan, sosial-ekonomi, dan budaya orang tersebut,
yang berpengaruh terhadap status nutrisinya. Riwayat diet biasanya mencakup
informasi yang serupa dengan yang diingat selama 24 jam serta kuesioner
frekuensi makan dan daftar informasi lain sebagaimana terlihat pada
kuesioner di bawah. Pengkajian riwayat diet dilakukan dengan mengkaji
jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi pasien selama 24 jam yang
meliputi karbohidrat, protein, lemak, sayur, buah-buahan, air, dan mineral.
Agar informasi yang diperoleh tepat dan akura, perawat harus menggunakan
bahasa yang mudah dipahami serta pertanyaan yang mudah dimengerti.
Pengkajian asupan dan pola makan meliputi pengkajian dan informasi

11
mengenai makanan yang dikonsumsi,persiapan makanan, dan kebiasaan
makan (Moore, Courtney, Mary, 1997).

Analisis diet klien dapat dilakukan dengan menggunakan kelompok


makanan harian (daily food groups) dan table komposisi makanan (food
composition table). Pengkajian asupan makanan dan pola makan meliputi
pengkajian dan informasi mengenai makanan yang biasa dikonsumsi,
persiapan makan, dan kebiasaan makan. Pola makan dan kebiasaan makan
dipengaruhi oleh budaya, latar belakang etnis,status social-ekonomi, dan
aspek psikologi.

Berikut adalah faktor risiko yang menyebabkan gangguan nutrisi

a. Riwayat diet

Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan

Asupan makanan tidak adekuat

Diet yang salah atau ketat

Kurangnya persediaan bahan makanan selama 10 hari atau lebih

Pemberian nutrisi melalui intravena (total parenteral nutrisi) selama


10 hari atau lebih

Tidak adekuatnya dana untuk penyediaan bahan makanan

Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan

Tidak adekuatnya fasilitas penyimpanan bahan makanan

12
Ketidakmampuan fisik

Lansia yang tinggal dan makan sendiri

b. Riwayat penyakit (medis)


Adanya riwayat berat badan berlebih atau kurang
Penurunan berat badan dan tinggi badan
Mengalami penyakit tertentu
Riwayat pembedahan padaa system gastrointestinal
Anoreksia
Mual dan muntah
Diare
Alkoholisme
Gangguan yang mengenai organ tertentu (kanker,hati,ginjal,tiroid dan
paratiroid, serta penyakit adrenal)
Disabilitas mental
Kehamilan remaja
Terapi radiasi
c. Riwayat pemakaian obat-obatan: aspirin, antibiotic, antasida, anti-
depresan, agens anti-hipersensitivitas, agens anti-inflamasi, agens anti-
digitalis, laktasif, diuretic, natrium klorida, dan vitamin atau preparat
nutrient.

4. Tes Laboratorium dan Biokimia

Tidak satupun tes laboratorium atau biokimia adalah diagnostic untuk


malnutrisi. Tes-tes dipengaruhi oleh banyak factor seperti keseimbangan
cairan, fungsi hati, fungsi ginjal, dan adanya penyakit. Tes laboratorium
biasanya digunakan untuk mempelajari status nutrisi yaitu :

13
a. Albumin (N:4-5,5 mg/100 ml)
b. Transferin (N:170-25 mg/100 ml)
c. Hb (N:12 mg%)
Waktu resporis untuk perubahan dalam protein-protein ini sebagai hasil
jarak pemberian makan dari jam hingga ke minggu. Kebanyakan protein
plasma memiliki waktu > 7 hari dan tidak akan merefleksikan perubahan
kurang dari seminggu. Tes-tes lain digunakan untuk menentukan status nutrisi
termasuk ukuran imunitas, seperti penundaan sensitivitas kutaneus, dan
ukuran metabolisme protein, seperti studi 24 jam nitrogen urea urine dan
keseimbangan nitrogen.

5. Penilaian Kecukupan Nutrisi


a. Penilaian secara langsung

Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian


yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Adapun penilaian dari
masing-masing adalah sebagai berikut (Supariasa, dkk, 2001):

Antropometri

Secara umum bermakna ukuran tubuh manusia. Antropometri gizi


berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan


protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola
pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan
jumlah air dalam tubuh.

14
Klinis

Metode ini, didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi


yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal tersebut dapat
dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa
oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh
seperti kelenjar tiroid.

Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat


(rapid clinical survey).Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara
cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu gizi atau
lebih, untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan
melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (simptom)
atau riwayat penyakit.

Biokimia

Adalah suatu pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris


yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh
yang digunakan antara lain: urine, tinja, darah, beberapa jaringan tubuh
lain seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan
bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah
lagi.

Biofisik

Penentuan gizi secara biofisik adalah suatu metode penentuan


status gizi dengan melihat kemampuan fungsi, khususnya jaringan, dan
melihat perubahan struktur jaringan. Umumnya digunakan dalam
situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemic.Cara yang
digunakan adalah tes adaptasi gelap.

15
b. Penilaian secara tidak langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi 3 yaitu:
survey konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi (Supariasa,
2001). Adapun uraian dari ketiga hal tersebut yaitu :

Survey konsumsi makanan

Adalah suatu metode penentuan status gizi secara tidak langsung


dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
Penggunaan metode ini memberikan gambaran tentang konsumsi
berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu,
mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.

Statistik vital

Adalah dengan cara menganalisis data beberapa statistik kesehatan


seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan
kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan
dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari
indicator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.

Ekologi

Berdasarkan ungkapan dari Bengoa dikatakan bahwa malnutrisi


merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor
fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia
sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi.
Penggunaan metode ini untuk mengetahui penyebab malnutrisi di
suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakuka program intervensi
gizi.

16
6. Penyakit yang berhubungan dengan Gangguan Pemenuhan Nutrisi

Gastroen

Yang merupakan gangguan pemenuhan nutrisi yang termasuk


gangguan gastroen yaitu kelainan makan (Anoreksia nervosa dan
bulimia), kegemukan, gastrektomi subtotal/reseksi gaster, penyakit
inflamasi usus, diversi fekal, bedah intestinal tanpa disversi,
peritonitis, kolesistitis dengan kolesistiasis, hepatitis, sirosis hepatis,
pankreatitis

Pernapasan

Yang merupakan gangguan pemenuhan nutrisi yang termasuk


gangguan pernapasan yaitu penyakit par obstruktif menahun (PPOM),
penumonia, bedah leher radikal (perawatan pasca operasi),
tuberculosis paru.

Neurologi

Yang merupakan gangguan pemenuhan nutrisi yang termasuk


gangguan neurologi yaitu trauma kranioserebral, polineuritis akut,
alzeimer.

Darah

Yang merupakan gangguan pemenuhan nutrisi yang termasuk


gangguan darah yaitu anemia.

Urologi

Yang merupakan gangguan pemenuhan nutrisi yang termasuk


gangguan urologi yaitu gagal ginjal akut, dialisis ginjal.

Endokrinologi

Yang merupakan gangguan pemenuhan nutrisi yang termasuk


gangguan endokrinologi yaitu penyakit addison, hipertiroiditis,
DM/Diabetik ketoasidosis (DKA).

Gangguan Otopedik dan Jaringan Penyambung

17
Yang merupakan gangguan pemenuhan nutrisi yang termasuk
gangguan otopedik dan jaringan penyambung yaitu bedah rekonstruksi
wajah.

Gangguan imunolofis

Yang merupakan gangguan pemenuhan nutrisi yang termasuk


gangguan imunolofis yaitu HIV positif, AIDS

Kardiovaskuler

Yang merupakan gangguan pemenuhan nutrisi yang termasuk


gangguan kardiovaskuler yaitu hipertensi.

B. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi
adalah

1. Kekurangan nutrisi berhubungan dengan


Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara
berkelanjutan akibat penyakit infeksi , luka bakar, ataupun kanker.al
Disfagia akibat kelumpuhan serebral
Penurunan absorpsi nutrisi akibat intoleransi laktosa.
Penurunan nafsu makan
Sekresi berlebihan , baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun
pengeluaran lainnya.
Ketidakcukupan absorpsi akibat efek samping obat atau lainnya
Kesulitan mengunyah
2. Kelebihan nutrisi berhubungan dengan
Perubahan pola kenyang akibat efek obat atau radiasi.
Penurunan fungsi pengecap atau penciuman.
Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi.
Penurunan kebutuhan metabolisme.

18
Kelebihan asupan.
Perubahan gaya hidup.

C. Perencanaan Keperawatan
1. Tujuan :

a. Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang.


b. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi.
c. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral.

2. Rencana Keperawatan :

a. Monitor faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan


nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisinya.
b. Kurang faktor yang mempengaruhi perubahan nutrisi.
c. Ajakan untuk merencanakan makanan.
d. Kaji tanda vital dan bising usus.
e. Monitor glukosa, elektrolit, albumin, dan hemoglobin.
f. Berikan pendidikan tentang cara diet , kebutuhan kalori, atau tindakan
lainnya.
3. Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi secara umum dapat
dilakukan dengan cara :

a. Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan


penurunan nafsu makan.

b. Memberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit tetapi sering


dengan memerhatikan jumlah kalori tanpa kontraindikasi.

c. Menata ruangan senyaman mungkin.

19
d. Menurunkan stress psikologis.

e. Menjaga kebersihan mulut.

f. Menyajikan makanan mudah di cerna.

g. Hindari makanan yang mengandung gas.

4. Tindakan pada gangguan obstruksi mekanis secara umum dapat dilakukan


dengan cara :

a. Lakukan kebersihan mulut segera dengan kumur-kumur menggunakan


minuman bikarbonat rendah kalori atau atau larutan hidrogen
peroksida dan air sebagai pembersih mulut.

b. Ajarkan teknik mempertahankan nafsu makan dengan mengubah


variasi dan kepadatan seperti jus atau sop kental.

c. Gunakan suplemen tinggi kalori atau protein.

5. Tindakan pada gangguan kesulitan makan secara umum dapat dilakukan


dengan cara :

a. Atur posisi seperti duduk tegak 60-90 derajat pada kursi atau di tepi
tempat tidur.

b. Pertahankan posisi selama 10-15 menit.

c. Fleksikan kepala ke depan pada garis tengah tubuh 45 derajat untuk


mempertahankan kepatenan esofagus.

d. Mulai dari jumlah yang kecil.

20
e. Anjurkan untuk membersihkan mulut, hindari makanan yang pedas
atau asam, makanan berserat (sayuran mentah), dan rendam makanan
kering agar lunak.

6. Tindakan pada gangguan kelebihan nutrisi secara umum dapat dilakukan


dengan cara :

a. Hindari makanan yang mengandung lemak.

b. Berikan motivasi untuk menurunkan berat badan.

c. Lakukan program olahraga.

D. Pelaksanaan ( Tindakan) Keperawatan


1. Pemberian nutrisi melalui oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara
sendiri dengan cara membantu memberikan makanan /nutrisi melalui oral.

a. Tujuan

Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan


pada pasien.

b. Alat dan Bahan

Piring
Sendok
Garpu
Gelas
Serbet
Mangkok cuci tangan
Pengalas

21
2. Jenis diet
a. Prosedur kerja

Cuci tangan.

Jelaskan prosedur yang dilakukan.

Atur posisi pasien.

Pasang pengalas.

Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan.

Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan


secara sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan.

Setelah selesai, bersihkan mulut pasien dan anjurkan untuk duduk


sebentar.

Catat hasil atau respons pemenuhan terhadap makan.

Cuci tangan.

3. Pemberian nutrisi melalui NGT (Naso Gastric Tube)


Pemberian nutrisi melalui NGT merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi
secara oral atau tidak mampu menelan dengan cara memberi makan melalui
pipa lambung atau pipa penduga.

a. Tujuan

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

b. Alat dan Bahan

22
Pipa penduga dalam tempatnya

Corong

Spuit 20 cc

Pengalas
Bengkok
Plester, gunting
Makanan dalam bentuk cair
Air matang
Obat
Stetoskop
Klem
Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
Vaselin
c. Prosedur kerja

Cuci tangan
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Atur posisi pasien dengan posisi semifowler
Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
Letakkan bengkok di dekat pasien.
Tentukan letak pipa penduga degan cara mengukur panjang pipa
dari epigastrium sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telinga
dan beri tanda batasnya.
Berikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa
tersebut lalu masukan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil
pasien dianjurkan untuk menelannya.

23
Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke
lambung dengan cara:
Masukan ujung selang yang diklem kedalam baskom yang berisi
air (klem dibuka) perhatikan bila ada gelembung maka pipa
masuk ke paru, dan jika tidak ada gelembung maka pipa masuk
ke lambung. Setelah itu diklem atau dilipat kembali.
Masukan udara dengan spuit kedalam lambung melalui pipa
tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung
terdengar bunyi , berarti pipa tersebut sudah masuk, setelah itu
keluarkan udara yang ada di dalam sebanyak jumlah yang
dimasukkan.
Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan
cara pasang corong atau spuit pada pangkal pipa.
Masukkan air matang sekitar 15 cc pada awal dengan cara
dituangkan lewat pinggirnya.
Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia , setelah itu bila
ada masukan obat dan beri minum lalu pipa penduga diklem.
Catat hasil atau respons pasien selama pemberian makanan.
Cuci tangan
4. Pemberian nutrisi melalui parenteral
Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi
berupa cairan infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena,
baik secara sentral(untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer (untuk
nutrisi parenteral parsial). Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan
pada pasien yang tidak bisa makan melalui oral atau pipa nasogastrik dengan
tujuan untuk menunjang nutrisi enteral yang hanya memenuhi sebagian
kebutuhan nutrisi harian.

a. Metode pemberian

24
Nutrisi parenteral parsial

Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yang digunakan


untuk memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien karena
pasien masih dapat menggunakan saluran pencernaan. Cairan yang
biasanya digunakan dalam bentuk dextrose atau cairan asam amino.

Nutrisi parenteral total

Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan


nutrsi sepenuhnya melalui cairan infus karena keadaan saluran
pencernaan pasien tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat
digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti
Triofusin E 1000, Cairan yang mengandung asam amino seperti Pan
Amin G , dan cairan yang mengandung lemak seperti intralipid. Jalur
pemberian nutrisi parenteraldapat melalui vena sentral untuk jangka
waktu lama dan melalui vena perifer.(Hidayat, AAA& Uliyah, M,
2005)

5. Menstimulasi nafsu makan


Perawat dapat membantu menstimulasi nafsu makan klien dengan
adaptasi lingkungan, konsultasi dengan ahli gizi, ketentuan diet khusus dan
pilihan makanan, pemberian obat yang menstimulasi nafsu makan, dan
konseling klien dan keluarga.

a. Lingkungan
Klien menerima perawatan pada lingkungan yang beragam, seperti
rumah mereka, fasilitas perawatan yang luas, tatanan berdasarkan
komunitas, dan Rumah Sakit.Apapun keadaan lingkungan, perawat
bertanggung jawab menyediakan lingkungan yang kondusif untuk makan.
b. Ahli gizi

25
Perawat berbagi tanggung jawab dengan ahli gizi untuk mengevaluasi
asupan makanan. Ahli gizi adalah yang ahli dalam terapi diet, dan perawat
menghubungkan modifikasi diet untuk kondisi keseluruhan klien dan
menjelaskan bagaimana diet memberi kontribusi secara asuhan
keperawatan
c. Diet Teraupetik dan Suplemen Diet
Diet teratur kurang lebih terdiri dari 2500 kkal dan mengandung porsi
beragam kelompok makanan yang tepat. Komponen-komponen diet yang
dimodifikasi termasuk isi nutrien yang spesifik, jumlah kilokalori, tekstur
makanan,atau bumbu makanan. Terapi diet apapun hanya akan baik jika
keinginan klien untuk mengikutinya.
6. Terapi Diet dalam Manajemen Penyakit
Bagian ini adalah rangkuman manajemen diet dari beragam penyakit :

a. Penyakit Gastrointestinal. Tukak peptik dikontrol dengan makanan dan


pengobatan teratur seperti simetidin, klien juga didorong untuk
menghindari makanan yang meningkatkan keasaman perut seperti
kafein , kopi tanpa kafein, asupan susu yang sering, sari asam jeruk,
lada pedas, bumbu cabe.
b. Perawatan Penyakit radang usus akut termasuk diet elemental
(formula dengan nutrien pada formula paling sederhana yang siap
untuk absorbsi) atau nutrisi parenteral ketika diare dan kehilangan
berat badan adalah lazim. Sindroma iritabilitas usus dikelola dengan
meningkatkan serat, mengurangi lemak, menghindari makan besar, dan
menghindari makanan yang mengandung laktosa atau sorbitol untuk
individu yang rentan.
c. Perawatan Sindrom malabsorbsi seperti penyakit seliak, termasuk diet
bebas gluten. Gluten terdapat pada terigu, gandum, semacam gandum.

26
d. Perawatan Divertikulitis adalah diet residu yang moderat atau rendah
hingga infeksi surut. Setelah itu, diet berserat tinggi dianjurkan secara
umum untuk divertikulosis kronik.
e. Penyakit Kardiovaskular, terapi diet pada infark miokardial akut
termasuk pengurangan awal dalam kilokalori, makanan dengan tekstur
lembut, dan kandungan lemak dan natrium yang memenuhi pedoman
American Heart Association. Terapi nutrisi untuk hipertensi termasuk
pengurangan kilokalori untuk meningkatkan pengurangan berat badan
yang sesuai, penurunan asupan natrium, dan makanan yang kaya
kalium jika diuretik yang membuang kalium digunakan dalam
pengobatan.
f. Diabetes, Pada kasus Diabetes Mellitus I dan II, diet menjadi
individual menurut usia, bentuk, berat badan dan tingkat aktivitas
klien. Makanan untuk perencanaan diet diklasifikasikan dalam enam
kelompok pergantian. Setiap jenis kurang lebih memiliki nilai nutrisi
yang sama seperti makanan lain pada kelompok yang sama. Makan
direncanakan sekitar jumlah pengantian makanan yang seimbang, dan
makanan dapat ditukar dalam kelompok.
g. Penyakit Ginjal, Program diet glomerulonefritis akut tergantung gejala
klien yang dirancang untuk memaksimalkan asupan nutrisi. Cairan,
garam, dan protein tidak dibatasi kecuali terdapat indikasi gejala-gejala
seperti edema, uremia, atau oliguria.
h. Perawatan Gagal Ginjal akut biasanya terdiri dari pembatasan cairan
kurang lebih 400 ml/hari. Jika saluran gastrointestinal dapat berfungsi,
maka tersedia produk pemberian makan melalui selang enteral yang
dirancang khusus. Perawatan gagal ginjal kronis khasnya terdiri dari
diet yang memberikan 80 g protein/ hari dan membatasi jumlah
kalium, fosfat, natrium, kalsium dan cairan.
i. Perawatan Diet Untuk Batu Ginjal tergantung pada tipe batu.
27
j. Kanker dan Perawatan Kanker. Sel maligna melawan sel normal untuk
nutrien, yang meningkatkan kebutuhan metabolik klien.klien yang
kanker, berciri khas mengeluh anoreksia dan distorsi rasa, dan
kebanyakan perawatan kanker menyebabkan masalah nutrisi. Terapi
radiasi dapat menyebabkan anoreksia, stomatitis, diare hebat, striktur
usus dan nyeri. Perawatan radiasi kepala dann leher dapat
menyebabkan gangguan rasa dan bau, penurunana saliva dan disfagia.
k. Human Immunodefiency Virus (HIV). HIV menginfeksi klien dengan
ciri khas yaitu mengalami perusakan tubuh dan kehilangan berat badan
yang hebat. Manajemen nutrisi pada AIDS berfokus pada
memaksimalkan kilokalori dan nutrien. Intoleransi lemak yang
berhubungan dengan malabsorpsi merupakan masalah khusus bagi
klien AIDS. Suplemen oral yang terdiri dari trigeliserida medium lebih
ditoleransi daripada safflower atau produk kacang kedelai.
l. Efek Psikososial Diet Khusus, makanan memiliki arti simbolis bagi
klien dan berhubungan dekat dengan gaya hidup, kebiasaan, latar
belakang kebudayaan, dan aspek-aspek lain dari individu. Perubahan
pada diet biasa dapat mempengaruhi kesenangan makan klien.
Sarankan klien untuk: melanjutkan makanan pada waktu makan yang
biasa dan dengan anggota keluarga, membuat ragam pada tekstur dan
temperatur makanan untuk memberikan variasi, menggunakan herbal
dan bumbu secara kreatif untuk menambah rasa, dan memasukkan
makanan dalam diet untuk mencegah rasa lelah.
7. Makan Sendiri
Klien cacat yang terganggu asupan makanan secara mandiri harus
diperbolehkan melakukan sebisa mungkin untuk diri mereka sendiri. Alat
makan khusus harus disediakan jika klien ingin melakukan secara mandiri.
Beberapa klien cacat menjadi lelah atas usaha makan sendiri. Klien yang
berhenti makan mungkin masih lapar dan perlu bantuan untuk
28
menyelesaikan makanan. Hasil dari makan sendiri harus dievalusi
berdasarkan asupan makanan dan bukan kebersihannya. Keberhasilan harus
diakui dan dikomentari. Makan sedikit yang sering menjadi hal yang terbaik
untuk mencapai kecukupan nutrisi. Perawat yang menemukan cara untuk
membantu klien cacat untuk makan lebih mandiri harus membagi informasi
ini dengan menggabungkan ke dalam asuhan rencana keperawatan.

8. Konseling Klien dan Keluarga

Klien yang keluar dari rumah sakit dengan diresepkan diet seringkali
klien yang mengalami defisit nutrisi atau masalah khusus seperti obesitas
membutuhkan bantuan dalam perencanaan menu dan kepatuhan dengan
terapi diet yang diekomendasi. Peranan konseling perawat termasuk keluarga
dan informasi tentang sumber-sumber tersebut.

Perencanaan makan harus memperhitungkan anggaran keluarga dan


perbedaan pilihan anggota keluarga. Makanan yang spesifik dipilih
berdasarkan resep diet atau standar pedoman diet seperti kelompok dasar
makanan. Untuk keluarga dengan anggaran yang terbatas, dapat
menggunakan pengganti. Metode persiapan juga dimodifikasi apabila
diperlukan untuk meminimalkan substansi tertentu.

Perencanaan lanjut untuk menu seminggu membantu meningkatkan


nutrisi yang baik atau kepatuhan pada diet spesifik dan membantu anggota
keluarga menghindari impuls makan dari makanan yang kurang nutrisinya.

Perencanaan lanjut yang hati-hati membantu keluarga tetap dengan


anggaran yang dialokasikan kaena pembelian makanan yang direncanakan
secara umum lebih ekonomis.

29
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalahkebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari
adanaya kemampuan dalam

a. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya


kemampan dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila
terjadi kurang dari kebutuhan.

b. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjjukkan dengan


tidak adanya tanda kekurangan atau kelebihan berat badan.

c. Memepertahankan nutrisi melalui oral atau perenteral


ditunjukkan dengan adanya proses pencernaan makanan yang adekuat.

30
31
BAB III

KESIMPULAN

Untuk mendapatkan gizi yang tepat bagi tubuh, individu perlu mengkonsumsi
cukup makanan dan berbagai makanan. Makanan dapat dibagi ke dalam kelompok
Setiap kelompok mengandung beberapa zat gizi. Individu sakit memerluakan lebih
banyak makanan daripada orang sehat, dalam upaya penyenbuhan dan pemulihan
.sebagai contoh, pasien yang menjalani pembedahan membutuhkan diet yang
mengandung banyak vitamin C dan protein karena ini dapat membantu
penyembuhan.

Pengkajian keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan


nutrisi yaitu pengukuran fisik dan antropometrik, observasi klinis, riwayat diet tes
laboratorium dan biokimia. Penilaian kecukupan nutrisi yaitu dengan pengukuran
secara langsung dan pengukuran secara tidak langsung. Diagnosis keperawatan dari
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yaitu kekurangan nutrisidan kelebihan
nutrisi. Perencanaan keperawatan dari gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yaitu
pemberian nutrisi melalui oral, pemberian nutrisi melalui NGT (Naso Gastric Tube),
pemberian nutrisi melalui parenteral, menstimulasi nafsu makan, terapi diet dalam
manajemen penyakit, makan sendiri, konseling klien dan keluarga.Evaluasi daru
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah apakah sudah terpenuhinya kebutuhan
nutrisi, apakah terdapat peningkatan nafsu makan, apakah sudah ada kemampuan
mempertahankan nutrisi.

32
DAFTAR PUSTAKA
Tarwoto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.

Mubarak, W.I & Nurul C. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC.

33

Anda mungkin juga menyukai