Tugas ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar
disusun oleh
DIII KEPERAWATAN
2016 / 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini digunakan sebagai tugas dalam mata kuliah
Keperawatan Dasar.
1. Suyami M.Kep., Ns., Sp Kep Anak selaku dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Dasar.
2. Kedua orang tua dan saudara-saudara kami tercinta yang telah
memberikan dukungan dalam menyusun makalah ini.
3. Rekan-rekan mahasiswa STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN yang
telah membantu selama penyusunan makalah ini.
4. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu penulis untuk menyelesaikan makah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
B. Diagnosis keperawatan.....................................................................................19
C. Perencanaan Keperawatan................................................................................19
BAB III........................................................................................................................33
KESIMPULAN...........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................34
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita memerlukan nutrient untuk mempertahankan fungsi tubuh dan untuk
tumbuh. Kita memerlukan air dan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral.Setiap sel dalam tubuh memerlukan energy. Individu harus mendapat
kalori yang cukup, dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan protein untuk
menyuplai energy .Tubuh juga memerlukan asam amino yang ditemukan di
dalam protein untuk membangun dan mempertahankan struktur sel dan jaringan
yang lebih besar. Akhirnya, tubuh memerluakn vitamin dan mineral untuk
metabolism dan untuk mengatur banyak proses tubuh.
Untuk mendapatkan gizi yang tepat bagi tubuh, individu perlu mengkonsumsi
cukup makanan dan berbagai makanan. Makanan dapat dibagi ke dalam
kelompok Setiap kelompok mengandung beberapa zat gizi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas didapatkan rumusan masalah sebagai
berikut.
1
3. Bagaimana perencanaan keperawatan pada pasien gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas didapatkan tujuan sebagai berikut.
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Pengkajian Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
1. Pengukuran Fisik dan Antropometrik
Antropometri adalah suatu sistem pengukuran ukuran dan susunan tubuh
dan bagian khusus tubuh. Pengukuran antropometrik yang membantu dalam
mengidentifikasi masalah nutrisi termasuk perbandingan ketinggian untuk
lingkar pergelangan tangan, lingkar lengan bagian tengah atas (mid-upper arm
circumference, MAC), lipatan kulit tricep (triceps skinfold, TSF), dan lingkar
otot lengan bagian tengah atas (mid-upper arm muscle circumference,
MAMC).
3
diambil dari ketiga catatan. Area anatomi lain untuk pengukuran lipatan kulit
termasuk bisep, skapula, dan otot abdominal.
Lingkar Otot Lengan bagian tengah atas (MAMC) adalah perkiraan dari
massa otot skelet. Hal ini dihitung dari pengukuran antropometrik MAC dan
TSF. Rumusnya adalah MAMC = MAC (TSF x 3,14).
Nilai untuk MAC , TSF, dan MAMC dibandingkan dengan standar dan
dihitung sebagai suatu persentase standar. Perubahan pada nilai seorang
individu yang melebihi waktu lebih penting daripada pengukuran yang
diisolasi.
2. Observasi Klinis
Observasi Klinis dapat menjadi aspek terpenting diantara pengkajian
nutrisi. Seperti pada bentuk pengkajian keperawatan lain, perawat
mengobservasi klien tanda-tanda perubahan nutrisi. Karena nutrisi yang tidak
tepat mempengaruhi semua sistem tubuh, petunjuk malnutrisi dapat
4
diobservasi selama pengkajian fisik. Ketika pengkajian fisik sistem tubuh
yang umum selesai, perawat dapat memeriksa kembali area yan g
berhubungan untuk mengevaluasi status nutrisi klien. Tanda-tanda klinis status
nutrisi (tabel 41-9) memberikan pedoman untuk observasi selama pengkajian
fisik.
Tabel Tanda Klinis Status Nutrisi
5
tidak mampu
berjalan
dengan baik
6
normal; tidak ada organ atau konstipasi atau
massa yang teraba. diare;pembesaran
hati atau limpa
7
lembab dengan warna baik ik,
pucat,berpigmen,
penampilan iritasi,
lebam;petechiae;
kehilangan lemak
pada subkutan
Sekitar hidung
dan mulut
8
(stomatitis).
9
posisi
10
kelenjar
3. Riwayat Diet
11
mengenai makanan yang dikonsumsi,persiapan makanan, dan kebiasaan
makan (Moore, Courtney, Mary, 1997).
a. Riwayat diet
12
Ketidakmampuan fisik
13
a. Albumin (N:4-5,5 mg/100 ml)
b. Transferin (N:170-25 mg/100 ml)
c. Hb (N:12 mg%)
Waktu resporis untuk perubahan dalam protein-protein ini sebagai hasil
jarak pemberian makan dari jam hingga ke minggu. Kebanyakan protein
plasma memiliki waktu > 7 hari dan tidak akan merefleksikan perubahan
kurang dari seminggu. Tes-tes lain digunakan untuk menentukan status nutrisi
termasuk ukuran imunitas, seperti penundaan sensitivitas kutaneus, dan
ukuran metabolisme protein, seperti studi 24 jam nitrogen urea urine dan
keseimbangan nitrogen.
Antropometri
14
Klinis
Biokimia
Biofisik
15
b. Penilaian secara tidak langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi 3 yaitu:
survey konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi (Supariasa,
2001). Adapun uraian dari ketiga hal tersebut yaitu :
Statistik vital
Ekologi
16
6. Penyakit yang berhubungan dengan Gangguan Pemenuhan Nutrisi
Gastroen
Pernapasan
Neurologi
Darah
Urologi
Endokrinologi
17
Yang merupakan gangguan pemenuhan nutrisi yang termasuk
gangguan otopedik dan jaringan penyambung yaitu bedah rekonstruksi
wajah.
Gangguan imunolofis
Kardiovaskuler
B. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi
adalah
18
Kelebihan asupan.
Perubahan gaya hidup.
C. Perencanaan Keperawatan
1. Tujuan :
2. Rencana Keperawatan :
19
d. Menurunkan stress psikologis.
a. Atur posisi seperti duduk tegak 60-90 derajat pada kursi atau di tepi
tempat tidur.
20
e. Anjurkan untuk membersihkan mulut, hindari makanan yang pedas
atau asam, makanan berserat (sayuran mentah), dan rendam makanan
kering agar lunak.
a. Tujuan
Piring
Sendok
Garpu
Gelas
Serbet
Mangkok cuci tangan
Pengalas
21
2. Jenis diet
a. Prosedur kerja
Cuci tangan.
Pasang pengalas.
Cuci tangan.
a. Tujuan
22
Pipa penduga dalam tempatnya
Corong
Spuit 20 cc
Pengalas
Bengkok
Plester, gunting
Makanan dalam bentuk cair
Air matang
Obat
Stetoskop
Klem
Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
Vaselin
c. Prosedur kerja
Cuci tangan
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Atur posisi pasien dengan posisi semifowler
Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
Letakkan bengkok di dekat pasien.
Tentukan letak pipa penduga degan cara mengukur panjang pipa
dari epigastrium sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telinga
dan beri tanda batasnya.
Berikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa
tersebut lalu masukan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil
pasien dianjurkan untuk menelannya.
23
Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke
lambung dengan cara:
Masukan ujung selang yang diklem kedalam baskom yang berisi
air (klem dibuka) perhatikan bila ada gelembung maka pipa
masuk ke paru, dan jika tidak ada gelembung maka pipa masuk
ke lambung. Setelah itu diklem atau dilipat kembali.
Masukan udara dengan spuit kedalam lambung melalui pipa
tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung
terdengar bunyi , berarti pipa tersebut sudah masuk, setelah itu
keluarkan udara yang ada di dalam sebanyak jumlah yang
dimasukkan.
Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan
cara pasang corong atau spuit pada pangkal pipa.
Masukkan air matang sekitar 15 cc pada awal dengan cara
dituangkan lewat pinggirnya.
Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia , setelah itu bila
ada masukan obat dan beri minum lalu pipa penduga diklem.
Catat hasil atau respons pasien selama pemberian makanan.
Cuci tangan
4. Pemberian nutrisi melalui parenteral
Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi
berupa cairan infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena,
baik secara sentral(untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer (untuk
nutrisi parenteral parsial). Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan
pada pasien yang tidak bisa makan melalui oral atau pipa nasogastrik dengan
tujuan untuk menunjang nutrisi enteral yang hanya memenuhi sebagian
kebutuhan nutrisi harian.
a. Metode pemberian
24
Nutrisi parenteral parsial
a. Lingkungan
Klien menerima perawatan pada lingkungan yang beragam, seperti
rumah mereka, fasilitas perawatan yang luas, tatanan berdasarkan
komunitas, dan Rumah Sakit.Apapun keadaan lingkungan, perawat
bertanggung jawab menyediakan lingkungan yang kondusif untuk makan.
b. Ahli gizi
25
Perawat berbagi tanggung jawab dengan ahli gizi untuk mengevaluasi
asupan makanan. Ahli gizi adalah yang ahli dalam terapi diet, dan perawat
menghubungkan modifikasi diet untuk kondisi keseluruhan klien dan
menjelaskan bagaimana diet memberi kontribusi secara asuhan
keperawatan
c. Diet Teraupetik dan Suplemen Diet
Diet teratur kurang lebih terdiri dari 2500 kkal dan mengandung porsi
beragam kelompok makanan yang tepat. Komponen-komponen diet yang
dimodifikasi termasuk isi nutrien yang spesifik, jumlah kilokalori, tekstur
makanan,atau bumbu makanan. Terapi diet apapun hanya akan baik jika
keinginan klien untuk mengikutinya.
6. Terapi Diet dalam Manajemen Penyakit
Bagian ini adalah rangkuman manajemen diet dari beragam penyakit :
26
d. Perawatan Divertikulitis adalah diet residu yang moderat atau rendah
hingga infeksi surut. Setelah itu, diet berserat tinggi dianjurkan secara
umum untuk divertikulosis kronik.
e. Penyakit Kardiovaskular, terapi diet pada infark miokardial akut
termasuk pengurangan awal dalam kilokalori, makanan dengan tekstur
lembut, dan kandungan lemak dan natrium yang memenuhi pedoman
American Heart Association. Terapi nutrisi untuk hipertensi termasuk
pengurangan kilokalori untuk meningkatkan pengurangan berat badan
yang sesuai, penurunan asupan natrium, dan makanan yang kaya
kalium jika diuretik yang membuang kalium digunakan dalam
pengobatan.
f. Diabetes, Pada kasus Diabetes Mellitus I dan II, diet menjadi
individual menurut usia, bentuk, berat badan dan tingkat aktivitas
klien. Makanan untuk perencanaan diet diklasifikasikan dalam enam
kelompok pergantian. Setiap jenis kurang lebih memiliki nilai nutrisi
yang sama seperti makanan lain pada kelompok yang sama. Makan
direncanakan sekitar jumlah pengantian makanan yang seimbang, dan
makanan dapat ditukar dalam kelompok.
g. Penyakit Ginjal, Program diet glomerulonefritis akut tergantung gejala
klien yang dirancang untuk memaksimalkan asupan nutrisi. Cairan,
garam, dan protein tidak dibatasi kecuali terdapat indikasi gejala-gejala
seperti edema, uremia, atau oliguria.
h. Perawatan Gagal Ginjal akut biasanya terdiri dari pembatasan cairan
kurang lebih 400 ml/hari. Jika saluran gastrointestinal dapat berfungsi,
maka tersedia produk pemberian makan melalui selang enteral yang
dirancang khusus. Perawatan gagal ginjal kronis khasnya terdiri dari
diet yang memberikan 80 g protein/ hari dan membatasi jumlah
kalium, fosfat, natrium, kalsium dan cairan.
i. Perawatan Diet Untuk Batu Ginjal tergantung pada tipe batu.
27
j. Kanker dan Perawatan Kanker. Sel maligna melawan sel normal untuk
nutrien, yang meningkatkan kebutuhan metabolik klien.klien yang
kanker, berciri khas mengeluh anoreksia dan distorsi rasa, dan
kebanyakan perawatan kanker menyebabkan masalah nutrisi. Terapi
radiasi dapat menyebabkan anoreksia, stomatitis, diare hebat, striktur
usus dan nyeri. Perawatan radiasi kepala dann leher dapat
menyebabkan gangguan rasa dan bau, penurunana saliva dan disfagia.
k. Human Immunodefiency Virus (HIV). HIV menginfeksi klien dengan
ciri khas yaitu mengalami perusakan tubuh dan kehilangan berat badan
yang hebat. Manajemen nutrisi pada AIDS berfokus pada
memaksimalkan kilokalori dan nutrien. Intoleransi lemak yang
berhubungan dengan malabsorpsi merupakan masalah khusus bagi
klien AIDS. Suplemen oral yang terdiri dari trigeliserida medium lebih
ditoleransi daripada safflower atau produk kacang kedelai.
l. Efek Psikososial Diet Khusus, makanan memiliki arti simbolis bagi
klien dan berhubungan dekat dengan gaya hidup, kebiasaan, latar
belakang kebudayaan, dan aspek-aspek lain dari individu. Perubahan
pada diet biasa dapat mempengaruhi kesenangan makan klien.
Sarankan klien untuk: melanjutkan makanan pada waktu makan yang
biasa dan dengan anggota keluarga, membuat ragam pada tekstur dan
temperatur makanan untuk memberikan variasi, menggunakan herbal
dan bumbu secara kreatif untuk menambah rasa, dan memasukkan
makanan dalam diet untuk mencegah rasa lelah.
7. Makan Sendiri
Klien cacat yang terganggu asupan makanan secara mandiri harus
diperbolehkan melakukan sebisa mungkin untuk diri mereka sendiri. Alat
makan khusus harus disediakan jika klien ingin melakukan secara mandiri.
Beberapa klien cacat menjadi lelah atas usaha makan sendiri. Klien yang
berhenti makan mungkin masih lapar dan perlu bantuan untuk
28
menyelesaikan makanan. Hasil dari makan sendiri harus dievalusi
berdasarkan asupan makanan dan bukan kebersihannya. Keberhasilan harus
diakui dan dikomentari. Makan sedikit yang sering menjadi hal yang terbaik
untuk mencapai kecukupan nutrisi. Perawat yang menemukan cara untuk
membantu klien cacat untuk makan lebih mandiri harus membagi informasi
ini dengan menggabungkan ke dalam asuhan rencana keperawatan.
Klien yang keluar dari rumah sakit dengan diresepkan diet seringkali
klien yang mengalami defisit nutrisi atau masalah khusus seperti obesitas
membutuhkan bantuan dalam perencanaan menu dan kepatuhan dengan
terapi diet yang diekomendasi. Peranan konseling perawat termasuk keluarga
dan informasi tentang sumber-sumber tersebut.
29
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalahkebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari
adanaya kemampuan dalam
30
31
BAB III
KESIMPULAN
Untuk mendapatkan gizi yang tepat bagi tubuh, individu perlu mengkonsumsi
cukup makanan dan berbagai makanan. Makanan dapat dibagi ke dalam kelompok
Setiap kelompok mengandung beberapa zat gizi. Individu sakit memerluakan lebih
banyak makanan daripada orang sehat, dalam upaya penyenbuhan dan pemulihan
.sebagai contoh, pasien yang menjalani pembedahan membutuhkan diet yang
mengandung banyak vitamin C dan protein karena ini dapat membantu
penyembuhan.
32
DAFTAR PUSTAKA
Tarwoto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.
Mubarak, W.I & Nurul C. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC.
33